Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di jaman yang modern seperti sekarang ini memungkinkan untuk hidup


serba instan dan kompleks serta pola makan ynag kurang sehat , hal tersebut dapat
memacu timbulnya berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia. Berbagai
penyakit muncul di jaman sekarang, mulai dari resiko ringan sampai dengan resiko
tinggi yang berupa kematian.

Selain masalah diatas, masalah lain yang banyak timbul yaitu ketergantungan
manusia pada benda duniawi yang berlebihan, misalnya saat manusia hidup
berkecupan dan mewah harus hidup miskin karena bangkrut. Dari masalah tersebut
sebagian orang tidak memiliki kesiapa dalam menghadapi tersebut sehingga hal
tersebut dapat membuat orang stres, frustasi , gangguan jiwa atau bahkan
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Selain hal itu mulai dari masalah anak yang memiliki pandangan anak bodoh
dan anak pintar dapat mengganggu kesehatan mental anak. Meskipun pada dasarnya
tidak ada anak pintar dan anak bodoh tetapi yang membedakan ketekunan dan
kerajinan mereka.

Pada era sekarang, banyak orang yang menunda-nunda sholat atau bahkan
meninggalkan sholat dengan alasan tidak ada waktu, malas, sibuk kerja tanpa adanya
alas an syar’i. Tetapi mereka tidak pernah lupa akan kebutuhan sehari-harinya.
Jarangnya sholat dapat membuat lemahnya komunikasi dengan Sang Pencipta.
Komunikasi dengan Sang Pencipta merupakan hal penting bagi manusia mengingat
manusia sebagai makhluk bertuhan.

Berbagai masalah diatas dapat kita tanggulangi dengan sholat. Sholat


merupakan rukun perbuatan paling penting diantara diantara rukun islam yang lain
sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. Hukum
melaksanakan shalat wajib ‘aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf, baligh, dan
‘aqil. Sholat merupakan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Sholat dilaksanakan sebanyak 5 waktu dalam sehari.

1
Kita melaksanakan ibadah sholat selain sebagai kewajiban tetapi juga
mengambil banyak manfaat ,baik bagi kesehatan, mental dan kecerdasan, lemahnya
komunikasi dengan Sang Pencipta. Sehingga dari sholat, hal di atas dapat di
minimalisasi dan dapat menjadikan manusia sebagai makhluk bertuhan yang yang
taat serta sehat jasmani maupun rohaninya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah shalat dapat dijadikan pengobatan dan menjaga kesehatan ?

2. Apakah hubungan shalat dengan fisik ?

3. Apakah hubungan shalat dengan mental dan kecerdasan?

4. Bagaimana sholat dapat dijadikan komunikasi spiritual dengan Sang Pencipta?

5. Mengapa sholat dilaksanakan 5 kali dalam sehari ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui manfaat shalat untuk pengobatan dan kesehatan.

2. Mengetahui hubungan shalat dengan fisik.

3. Mengetahui manfaat shalat terhadap kesehatan mental dan kecerdasan.

4. Memahami sholat sebagai komunikasi spiritual dengan sang Pencipta.

5. Memahami pentingnya sholat 5 waktu dalam sehari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Shalat

Sholat adalah segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ikhram dan yang diakhiri dengan salam, dan wajiblah mengerjakan itu pada waktu-
waktu tertentu. Shalat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari kehidupan
seorang muslim. Jadi shalat merupakan perbuatan yang terus menerus dilakukan
seorang muslim selama hidupnya.[1]

Sholat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam
serta menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh syar’i. Karena sholat itu
adalah merupakan pokok (yang utama) dari agama Islam. Sebagaimana sabda Nabi
Saw. yang artinya sebagai berikut :

“sholat itu adalah tiang daripada agama, maka barang siapa yang mendirikannya,
maka berarti ia telah mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkannya,
berarti ia telah mrbohkan agama”.

B. Kedudukan sholat

Islam adalah sumber ajarannya Al-Qur’an dan Sunnah, sangat memperhatikan


tentang perihal ibadah sholat. Didalam islam, sholat itu adalah merupakan suatu
perintah yang harus di utamakan, dan merupakan suatu kewajiban yang harus
ditunaikan, serta diancam dengan azab yang pedih bagi yang meninggalkannya. Ia
adalah induk dari agama islam, kunci dari pada surga, suatu amalan yang baik, dan
merupakan amal perbuatan orang mukmin yang pertama kali akan di hisab pada
hari perhitungan (kiamat) nanti.

Rasulullah sendiri telah menjadikan sholat itu sebagai ciri utama atau tolak ukur di
dalam menetapkan orang itu memiliki keimanan atau tidak, dan sebagimana tanda
pembeda antara orang muslim dan orang kafir. Sebagimana sabdanya yang telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim dan Ash-Habus Sunan yang artinya
sebagai berikut :

3
“perjanjian (yang mengikat) antara kami dan mereka adalah sholat, maka barang
siapa yang meninggalkannya berarti ia telah kufur”.

Pada suatu saat, Rasulullah Saw telah menuturkan tentang sholat, lalu beliau
bersabda yang artinya sebagai berikut :

“barang siapa memeliharanya, ia akan mendapat sinar bukti yang kokoh dan
kesuksesan pada hari kiamat (nanti); tapi barang siapa tidak memeliharanya, ia
tidak akan mendapat sinar, tidak mempunyai bukti yang kokoh dan tidak
mempunyai kesuksesan. Dan ia pada hari kiamat nanti, akan bersama Qarun,
Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf. (H.R. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Para Ulama’ membersihkan tangannya tentang maksud dari hadis Nabi Saw diatas,
yaitu: barang siapa yang meninggalkan sholat karena disibukkan oleh urusan harta
kekayaannya, maka mereka akn bersama dengan Fir’aun; barang siapa
meninggalkannya karena disibukkan oleh urusan kepemimpinan dan
kementriannya, karena disibukkan urusan perdagangannya, maka mereka akan
bersama Ubay bin Alaf.

Demikianlah kedudukan sholat di dalam Islam, dan lebih dari itu ia adalah ibadah
yang pertama kali diwajibkan oleh kaum muslimin. Dan ia adalah ibadah paling
dominan atau paling penting di dalam Islam, sehingga di dalam menerimanya
Rasulullah Saw sendiri harus menghadap kehadirat Allah Swt, yaitu lewat Isra’ dan
Mi’raj. Kalau semua perintah ibadah (selain sholat) cukup dikeluarkan di bumi, tapi
lain halnya dengan sholat! Semua itu tidak lain adalah sangat pentingnya kedudukan
sholat dalam Islam[2].

C. Hubungan Shalat dengan Kesehatan Mental

Shalat merupakan suatu aktivitas jiwa yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi
transpersonal. Shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang
dilakukan seorang manusia untuk menemui Tuhan Semesta Alam. Shalat dapat
menjernihkan jiwa dan mengangkat orang yang menunaikannya untuk mencapai
taraf kesadaran yang lebih tinggi dan pengalaman puncak spiritualitas. Shalat
memiliki kemampuan untuk mengurangi kecemasan karena ia merupakan meditasi
tertinggi dalam islam. Gerakan shalat merupakan sebuah proses relaksasi. Bacaan-

4
bacaan dalam shalat bisa memunculkan auto sugesti yang membuat kita selalu
berpandangan progesif terhadap permasalahan yang dihadapi. Ketika shalat, ruhani
bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan
panca indra melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya.

Kesehatan mental (Mental Hygiene) adalah terhindarnya individu dari gejala-gejala


gangguan jiwa dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
kebahagiaan serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.

Cara dan sikap dalam menghadapi segala permasalahan sangat ditentukan oleh
kesehatan mental. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah
kesehatan mental. Kesehatan mental lah yang menentukan apakah orang akan
mempunyai kegairahan untuk hidup atau tidak. Orang yang sehat mentalnya tidak
akan mudah merasa putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi
semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang.

Seseorang dikatakan terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan


emosi, depresi, dan prilaku abnormal. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap
pasien-pasien yang bermasalah kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa
kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup
seseorang. Di antara gangguan jiwa yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah
rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, inferior, pemarah, ragu dsb.

Kepribadian seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya, dan


pembentukan bukan merupakan pekerjaan yang mudah, shalat merupakan kegiatan
harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan atau kegiatan amalan tahunan (salat
idhul fitri dan idul adha) dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian, yaitu
manusia yang bercirikan : disiplin,taat waktu,bekerja keras,mencintai
kebersihan,senantiasa berkata yang baik.[3]

1. Shalat merupakan Terapi Mental Paling Ampuh

Saat seseorang shalat terjadilah proses penentraman jiwa dan relaksasi tubuh dalam
menghadap Sang Pencipta secara berulang-ulang. Shalat menjadi sebuah momen
dimana seseorang dapat meredakan emosi dan melunakkan kegelisahan di antara

5
rutinitas sehari-hari yang ia jalankan. Dari sini, akan terpancar ketentraman jiwa
dan ketenangan fisik yang diperlihatkan oleh shalat.

2. Shalat adalah salah satu teknik terbaru dalam Terapi Perilaku yang dipraktikan
oleh para psikiater

Psikiater yang menggunakan shalat sebagai media terapi, akan melatih dan
membiasakan pasien untuk mengubah posisi saat marah. Misalnya, kalau pasien
sedang marah sambil berdiri maka disarankan untuk duduk. Jika pasien duduk
dalam keadaan marah, maka disarankan untuk berbaring terlentang lalu membuang
ketegangan saraf sampai kemarahannya hilang. Dalam dunia kedokteran, hal ini
disebut "pembentukan perilaku".

3. Shalat memiliki beberapa faktor penyembuhan seperti berikut:

a. Pembentukan komunitas masyarakat yang hidup dalam lingkungan kasih sayang.

Orang yang sholat jiwanya akan merasa tentram dan aman sehingga timbul rasa
saling mengasihi sesama umatNya.

b. Pembentukan sikap lembut dan rendah hati kepada orang lain.

Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang shalat tidak ada perbedaan perasaan
lebih tinggi dari pada seseorang yang lainnya, meskipun ia seorang pejabat
sekalipun. Karena dihadapan Tuhan, semua makhluk tidak ada yang lebih besar
atau kecil jabatannya dalam shalat.

c. Mengkikis habis faktor-faktor kedengkian tertahap orang lain.

Pada intinya, seseorang yang paham dengan manfaat shalat ia akan senantiasa
memiliki anti-dengki terhadap sesamanya, karena didalam shalat terkandung
kelembutan yang bisa membuat hati pelaksananya tenang.

d. Pemupusan rasa asing yang banyak dikeluhkan para penderita penyakit jiwa.

Dalam shalat, seseorang yang jiwanya sakit, akan melihat banyaknya harapan
karena buah dari kesabarannya melaksanakan shalat. Dengan muatan faktor yang
begitu hebat, maka shalat tidak diragukan lagi sebagai obat mujarab yang
menyembuhkan Penyakit di dalam hati. Itulah alasan Allah menyuruh manusia
untuk melakukan shalat yang tidak lain adalah untuk kebaikan manusia sendiri.[4]

6
D. Sholat Adalah Obat

Pernahkah anda mengamati bahwa saat selesai melaksanakan shalat tubuh anda
terasa lebih segar dan bugar? Apakah karena air wushu yang kita gunakan? Atau
karena tata gerakan shalat yang sedemikian ibarat gerakan senam aerobik? Jika
memang demikian pemikiran kita, lalu mengapa kadang seusai mandi kita justru
merasa lelah, bahkan mengantuk? Atau seusai senam aerobik kita justru merasa
lebih yang berkelanjutan? Berdasarkan analisis kami, dalam kedua contoh tersebut
tidak terjadi keadaan homeostasis dan equilibrium. Saat melakukan senam aerobik,
terjadilah pembakaran kalori yang sedemikian besar. Jika gerakan ini bisa
dilakukan secara baik dan benar, akan terjadi pembakaran yang sempurna.
Sebaliknya jika dilakukan dengan kurang baik dan benar, akan terjadi
penumpukaan asam laknat yang berlebihan dalam tubuh. Penumpukan inilah yang
menyebabkan rasa letih dan capek.

Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar
atau tidak dan secara sinergis dan harmonis membeotak. stimulus stimulus penting
bagi kerja berbagai sistem tubuh manusia. Masing-masing tata gerakan shalat tadi
menstimulasi sistem saraf, baik di percabangan daerah punggung, ketiak bahu,
pergelangan tangan dan kaki. Jika terstimulasi, sensor sensor saraf ini akan bereaksi
terhadap organ organ tertentu didalam tubuh. Saat gerakan tersebut berlangsung,
komponen komponen anatomi tubuh manusia yang bisa diamati secara nyata adalah
kulit pembungkus tubuh. Pada kulit ini terdapat ujung ujung saraf dan kelenjar, otot
otot badan dan anggota gerak, tulang tulang badan dan anggota gerak ( lengan /
tangan dan tungkai atau kaki ) beserta sendi sendinya, seta serabut serabut saraf
beserta simpul simpulnya.komponen komponen anatomi tubuh manusia yang tak
tampak secara nyata anatara lain organ organ dalam tubuh ( otak,paru paru,
jantung, usus, ginjal, kandung empedu, dan lain lain), pembuluh darah ( besar dan
kecil) beserta aliran darah didalamnya, kelenjar, hormon, dan cairan otak.

Saat melakukan (gerakan) shalat, terdapat motivasi mendasar dalam diri kita bukan
hanya secara spiritual berupa kebutuhan untuk mewujudkan segenap rasa syukur
kepada sang Khalik. Sang maha berkehendak atas seluruh isi jagat ini, tetapi juga
kesadaran mendalam akan segenap rukun shalat, termasuk rukun wudhunya. Dalam
keadaan seperti ini, timbullah ketenangan dalam pikiran dan qolbu yang nantinya

7
diharapkan bermuara pada khusyuk dan tumakninah. Ketenangan ini merupakan
fase yang bermanfaat bagi tubuh untuk rileks dan mengistirahatkan segenap
aktivitas organ dan sistem organ, setelah sehari penuh diaktifkan. Ketenangan ini
menyebabkan hormon adrenalin, hormon penggalak aktivitas tubuh, tidak melonjak
terlalu tinggi. Dan dalam ketenangan ini timbul kebahagiaan serta ketentraman,
yang memungkinkan tubuh memiliki kesempatan untuk memperbaiki segala macam
kerusakan tubuh.

Keadaan ini merupakan penyembuhan alami diri sendiri atau self healing, termasuk
didalamnya menyeimbangkan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Jika
penyembuhan alami ini terjadi, tak ayal sehat dan bugarlah yang kita peroleh
sehingga menjadi tindakan preventif terhadap sakit dan penyakit atau modulator
penyembuhan manakala sakit.

Setelah memahami uraian diatas, barulah kita bisa melakukan dan memahami
makna rahasia gerakan shalat terkait dengan pencegahan dan perawatan kesehatan
tubuh dan memahami pergerakan ruas ruas tulang belakang, yang setiap segmenya
memiliki arti anatomi dan fungsi penting bagi kinerja saraf tulang belakang itu
sendiri. Sebagai contoh, pada shalat sistem saraf simpatis akan meregang dan
terstimulus. Pada saat posisi badan membungkuk ke depan saat rukuk, sistem saraf
simpatis mengalami relaksasi.

E. Manfaat Gerakan Shalat untuk Kesehatan

1. Gerakan Takbiratul Ihram

Gerakan takbiratul ihram ini mempunyai manfaat melancarkan aliran darah, getah
bening dan kekuatan otot lengan, posisi jantung berada di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh[5]. Saat mengangkat kedua
tangan otot bahu merenggang sehingga aliran darah kaya dengan oksigen menjadi
lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian
bawah, sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya
pada tubuh bagian atas.

2. Ruku’ dengan Thuma’ninah

Gerakan ruku’ ini dapat menjaga kesempurnaan dan fungsi tulang belakang sebagai
penyanggah tubuh dan pusat syaraf. Mensejajarkan posisi jantung dengan otak,

8
sehingga aliran darah maksimal mengalir pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu pada lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Ruku’
juga latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

3. I’tidal dengan Thuma’ninah

Gerakan ini melatih pencernaan dengan baik, organ-organ pencernaan dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Pencernaan menjadi lebih
lancar, dan ketika berdiri setelah ruku’ dengan mengangkat tangan, darah dari
kepala akan turun kebawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur
keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Gerakan ini menjaga saraf
keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan tiba-tiba.

4. Sujud dengan Thuma’ninah

Bila sujud dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran
darah dan oksigen ke otak atau kepala termasuk pula mata, telinga, leher, pundak,
dan hati. Efektif mencegah sumbatan pembuluh darah jantung, sehingga risiko
terkena jantung koroner dapat diminimalisir. Dengan sujud juga dapat memompa
getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan
darah yang kaya oksigen bisa mengalir secara maksimal sehingga dapat mencegah
terkena stroke dan mencegah dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita dapat
memberikan kesuburan dan kesehatan organ wanita. [6]

5. Duduk Diantara Dua Sujud

Cara duduk diantara dua sujud ini dapat menyaimbangkan sistem elektrik saraf
keseimbangan tubuh kita. Menjaga kelenturan saraf di bagaian paha dan cekungan
lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf dapat mencegah
penyakit diabetes, sulit buang air kecil, prostat dan hernia.

6. Duduk Tasyahud Awal

Pada saat duduk tasyahud awal lipatan paha dan betis bertemu. Gerakan ini dapat
mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran dan menjaga
agar kaki optimal menopang tubuh kita. Pada saat duduk iftirasy, tubuh bertumpu
pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf paha.

7. Duduk Tasyahud Akhir

9
Gerakan ini lebih baik dari gerakan bersila dan berguna membongkar pengapuran
pada cekungan kaki kiri, agar saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf
mata, sehingga konsentrasi akan meningkat dan terjaga. Kemudian duduk tawarruk
juga sangat baik untuk pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar
kelamin pria (prostat) dan saluran vas deverens. Jika dilakukan dengan benar postur
ini akan mencegah impotensi.

8. Salam Ke Kanan dan Ke Kiri

Gerakan ini menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri sehingga menarik urat leher
yang berfungsi menjaga kelenturan urat leher. Gerakan memutar kepala ke kanan
dan ke kiri secara maksimal dapat menghasilkan relaksasi otot sekitar leher dan
kepala serta menyempurnakan aliran darah dikepala. Gerakan ini mencegah sakit
kepala dan mengencangkan kulit wajah.[7]

10
2.1 SHOLAT UNTUK PENGOBATAN DAN KESEHATAN

Selain melaksanakan perintah agama, mengobati kerinduan jiwa pada sang Pencipta,
sholat juga punya efek yaitu menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan
tradisional, Prof H Muhammad Hembing Wijayakusuma, telah melakukan penelitian
yang mendalam tentang hal itu. Hasil penelitian itu disebarkannya kepada umat
Islam, baik melalui media massa maupun buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk
Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan
penyakit tanpa operasi.

Apa hubungan sholat dengan kesehatan ? menurut Hembing, setiap gerakan-gerakan


shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-
bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga dada,
pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui
tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas spiritual.

1. Berdiri tegak dalam sholat

Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang
menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam penyakit.
Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf
menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang
pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi
akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.

2. Rukuk

Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang
belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas
tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan
mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan
bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam.
Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17
kali.

3. Sujud

11
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga junlahnya sehari 34 kali.
Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot
berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan
kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan
terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari
mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.

4. Duduk tasyahud

Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita
syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa
operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke
arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang
punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki.
Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan
kekuatan organ seks.

5. Salam

Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian
Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu
menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila
ia menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan
otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang.
Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak
disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.

2.2 HUBUNGAN SHOLAT DENGAN FISIK

Shalat memang suplier rohani dan pemompa mental. Tanpa shalat, jiwa manusia
mungkin saja tak mampu menanggung beban dalam menjalani hidup. Bagi orang
yang kerap mengalami penderitaan, shalatlah yang menjadi tempat menumpahkan
segala permasalahan, menjadi kesempatan mengadu dan waktu mencurahkan
harapan. Bagi seorang pejuang, seorang juru dakwah, shalat juga yang
menjadikannya kuat memikul semua masalah dan tantangan yang menghadangnya.

12
Bersyukurlah kita, Allah SWT mewajibkan shalat lima waktu sehari. Dalam lima
kesempatan itu artinya, kita memperoleh masukan energy baru. Semoga Allah
menjadikan kita orang-orang yang merasakan nikmatnya shalat.

Mungkin kita pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Berapa banyak orang yang
menegakkan shalat hanya memperoleh letih dan payah” ( HR Nasa’i ). Shalat yang
digambarkan Rasul dalam hadits tersebut, bukan hanya shalat yang bisa menjadi
penyegar bagi jiwa. Shalat yang hanya bersifat ritual dan tidak memberikan
kenikmatan bagi pelakunya. Shalat yang hanya gerakan fisik yang senyap dari
kedamaian batin.

Salah satu syarat yang dapat memberi pencerahan batin,biasa disebut dengan
khusyu’. Khusyu’ menurut Imam Ghazali adalah hudhurul qalbi kehadiran hati,
konsentrasi, rasa tunduk, pasrah dan penghormatanyang tinggi kepada Allah SWT.

Amirul mukminin Umar ra mengatakan, “ Khusyu’ itu bukan menundukkan kepala,


tapi khusyu’ itu ada di dalam hati.” Al Qur’an menyebutkan khusyu’ itu adalah tanda
pertama orang-orang yang beruntung. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al Mukminun:
1-2). Tidak sedikit orang yang sulit menghadirkan kekhusyuan dalam shalatnya. Kita
begitu dan nyaris tidak percaya, bila sahabat Rasulullah Ali rejustru melaksanakan
shalat untuk menghilangkan rasa sakit ketika mata panah akan dicabut dari
tubuhnya.

Orang yang belum biasa bekerja berat, akan merasa sangat sulit bekerja mencangkul
dan mengolah sawah. Tangannya mungkin akan lecet, kulitnya terbakar oleh terik
matahari dan seluruh tubuhnya terasa linu, itu dalam konteks pekerjaan fisik.
Keadaannya tidak jauh berbeda dengan konteks pekerjaan batin. Khusyu’ adalah
pekerjaan batin, orang yang tidak terbiasa khusyu’, dekat, pasrah, tunduk pada Allah
di luar shalat, akan sulit menghadirkan kekhusyukan di dalam shalat. Khusyu’ di
dalam shalat sangat terkait dengan khusyu’ di luar shalat. Kalau hati tidak pernah
hidup, tidak ada link hubungan dengan Allah di luar shalat, tentu sulit menjalin
hubungan yang baik hanya dalam shalat. Bagaimna kita merasakan nikmatnya
bertani, mencangkul tanh, seperti yang dirasakan para petani, kalau kita sebelumnya
jarang melakukan pekerjaan tersebut,? Begitu lebih kurang gambarannya, itulah

13
rahasianya kenapa kita sulit khusyu’. Khusyu’ kepada Allah tidak hanya dengan
menyebut Subhanallah, Alhamdulillah atau Allahu Akbar. Khusyu’diwujudkan dengan
hati yang senantiasa berhubungan denagn Allah, meskipun lidah tidak menyebut
nama Allah. Melihat ciptaan Allah, hati merasakan kebesaran Allah. Melihat peristiwa
apapun semakin menyuburkan ingatan kepada Allah. Mendapat nikmat, hati
mengatakan, “Syukur Allah tidak menjadikan aku menderita.” Hati tersentuh dan
malu bila melakukan ketidaktaatan. Bila ditimpa musibah, hati mengatakan,
“Mungkin saya berdosa pada Allah.” Sikap sikap seperti itulah yang semakin
menambah kedekatan hatidengan Allah SWT. Itulah yang dimaksud dalam firman-
Nya, “Mereka yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbarung.” Itulah
sebabnya para ahli ibadah mengatakan, aku merasa damai meskipun sendiri.”
Kenapa? Karena mereka dalam kondisi terus berdzikir dengan melihat semua
fenomena alam dan hatinya mengingat Allah Jalla Wa’ala.

Ibarat orang yang sayang dan rindu kepada kekasihnya, setiap barang kepunyaan
kekasihterlihat di depan mata membuat hati ingat dan terkait dengan kekasih. Kalau
sudah ada benih khusyu’ di luar shalat, maka saat berwudhu pun sudah khusyu’.

Seorang muslim harus berusaha menghidupakan kedekatan hatinya denagan Allah,


kapan pun dan dimanapun. Tokoh ulama Mesir Hasan Al Banna menyifatkan karakter
seorang mujahid adalah bukan orang yang tidur sepenuh kelopak matanya, dan tidak
tertawa selebar mulutnya. Maksudnya itu menggambarkan suasana keseriusan dan
kesungguhan orang yang berjuang di jalan Allah. Apa rahasia dibalik kesungguhan
dan keseriusan itu? Dalam shalat mereka sangat membesarkan dan mengagungkan
Allah. Di luar shalat mereka juga tetap membesarkan Allah, hidup sesuai syari’at,
menjauhkan diri dari kemungkaran dan maksiat. Maka Allah akan menaungi mereka,
sebab ada hubungan sangat erat antara shalat dan perilaku-perilaku sosial.
Merekalah yang dimaksud dalam sabda Rasulullah, “Barangsiapa memperbaiki
hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan hubungan-Nya
dengan orang tersebut.” ( HR. Hakim )

2. 3 HUBUNGAN SHOLAT DENGAN MENTAL & KECERDASAN

14
Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi
Muhammad saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah
didalamnya. Kalau kita pelajari al-Qur’an dan as-Sunnah maka akan kita temukan
penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan ibadah shalat, diantaranya yaitu
pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia. Dengan shalat manusia
menyerahkan diri kepada-Nya, hal ini akan membantu dalam meredakan ketegangan
emosi manusia, karena seorang mukmin mempunyai keyakinan bahwa Allah akan
mengabulkan doanya dan memecahkan problem-roblemnya, memenuhi berbagai
macam kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang
menimpanya. Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa kepada-Nya
dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan otosugesti yang akan meredakan
ketegangan emosi dan kegoncangan jiwa yang terjadi pada manusia. Fungsi shalat
yaitu :

1. Shalat sebagai sebagai pengobat gangguan jiwa dan penyakit jiwa,

2. Fungsi ibadah shalat sebagai pembinaan kesehatan jiwa, dan

3. Fungsi shalat sebagai pencegah gangguan dan penyakit jiwa.

Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat (seutuhnya),


padahal tidaklah dicatat baginya (oleh malaikat Raqib [pencatat amal baik]), kecuali
setengah shalat, atau sepertiganya, atau seperempatnya, atau seperlimanya, sampai
sepersepuluhnya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Anda sering menunaikan shalat, bukan? Pagi-sore, siang-malam, bertahun-tahun,


Anda sudah mengerjakannya. Jutaan kali telah Anda tundukkan badan dalam ruku’
dan sujud. Jutaan kali pula telah Anda baca bermacam-macam dzikir dan doa di
dalam shalat. Hanya saja, bagaimana kualitas shalat Anda? Dalam perhitungan atau
perkiraan Anda sendiri, seberapa besar bagian dari shalat Anda yang dinilai baik oleh
malaikat pencatat amal dan memberikan pengaruh positif pada kehidupan Anda?

Anda pun pasti telah tahu besarnya manfaat shalat terhadap diri Anda sendiri.
Bahkan kendati di dalam ibadah ini Anda hanya menggerakkan badan bagai robot,
kegiatan ini pun sudah berguna. Sekurang-kurangnya, menyehatkan raga. Begitu pula
jika Anda perlakukan shalat sebagai semacam meditasi. Sekurang-kurangnya,
menyehatkan jiwa.

15
Tetapi, shalat secara hakiki tidak sekadar bermanfaat menyehatkan jiwa-raga (fisik,
emosional, dan spiritual). Tahukah Anda bahwa dengan menunaikan shalat yang
berkualitas, Anda akan mencapai beragam jenis kecerdasan? Bukan hanya
kecerdasan pikiran (intelegensia/IQ), tetapi sekaligus kecerdasan emosional (EQ),
kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan sosial.

Bagaimana semua jenis kecerdasan tersebut bisa direngkuh melalui shalat? Buku ini
sangat berbeda dengan buku-buku tentang hikmah shalat yang telah beredar, karena
secara metodologis buku ini fokus pada kajian bagaimana terciptanya hubungan
antara shalat sebagai ibadah dengan kecerdasan manusia sebagai kekuatan pikiran
dan jiwa. Di samping itu, kekuatan buku ini juga terletak pada ditampilkannya
rangkaian panduan praktis guna menjalankan shalat yang mampu melejitkan semua
jenis kecerdasan manusia (shalat SMART). Karena itu, buku ini sangat aplikatif,
metodis, dan dapat langsung Anda terapkan untuk meningkatkan mutu shalat dan
sekaligus kecerdasan Anda!

2.4 SHOLAT SEBAGAI KOMUNIKASI SPIRITUAL DENGAN PENCIPTA

Dua tahun sebelum Hijrahnya Nabi ke Madinah, merupakan saat-saat yang super sulit
dalam perjuangan beliau untuk menyebarkan kebenaran. Tekanan, intimidasi,
bahkan upaya pembunuhan kepada beliau pribadi mengalami intensitas puncak,
seiring dengan kematian dua benteng internal da’wah setelah Allah, Khadijah dan
Abu Talib. Bagi Rasulullah, serasa dunia ini suram dan terasa sumpek dalam
melangkan kaki perjuangan. Terasa da’wah mengalami stagnasi abadi. Dalam situasi
inilah beliau diperjalankan melalui wadah “Isra’ mi’raj” di suatu malam dari masjidil
haraam di Mekah ke masjidil Aqsa di Jerusalem, dan dari Jerusalem beliau diangkat
menuju “Sidratul Muntaha” untuk melakukan komunikasi langsung, dialog nurani
dengan sang Penciptanya. Komunikasi dan dialog nurani inilah yang terkristalkan
dalam sebuah amalan ritual Islam yang dikenal shalat.

Shalat, yang secara lughowi (makna kata) berarti “hubungan atau komunikasi”
kemudian menjadi amalan ritual terpenting dalam agama Islam. Selain dikenal
kemudian sebagai “Pilar agama” (‘imaaduddin), juga merupakan salah satu dari lima
rukun Islam. Menjalankan shalat merupakan kewajiban ‘aini (setiap individu

16
Muslim), melalaikannya merupakan “pengrusakan” terhadap dasar-dasar keislaman
seseorang.

Melakukan shalat bukan sekedar melakukan gerakan-gerakan atau membaca bacaan-


bacaan formal semata. Melainkan melakukan kegiatan “syamil” (komperenhesif) dan
“mutawazin” (imbang) di antara tiga unsur kemanusiaan kita. Shalat mencakup
kegiatan fisik, ruh, dan juga fikiran. Ketiga hal ini adalah pilar-pilar kehidupan
manusia, yang justeru ketiganya bersatu padu dalam amalan shalat yang dilakukan.

Di saat ketiga unsur hidup manusia itu menyatu dalam sebuah pergerakan terpadu,
di situlah akan menumbuhkan “keseimbangan” pergerakan hidup manusia.
Keseimbangan ini yang kemudian menjadi pijakan kehidupan manusia yang sehat.
Hanya dengan hidup yang imbang, manusia mampu mendapatkan kehidupan yang
sehat secara paripurna. Selain tumbuhnya kehidupan yang sehat secara paripurna,
dengan keterlibatan tiga unsur tadi, manusia menjalin komunikasi paripurna pula
dengan Sang Pencipta. Komunikasi paripurna ini yang kemudian dikenal dalam
bahasa agama sebagai “ khusyuu’”. Khusyu menjadi “hati” shalat yang dilakukan.
Shalat yang tidak memiliki khusyu’ ibarat manusia yang tidak berhati. Manusia yang
tidak lagi berfungsi nuraninya, sehingga pandangannya akan selalu tertumpu pada
hal hal lahiriyah semata.

Di saat mata nurani menjadi tumpul atau buta, maka lahiriyah akan menjadi sosok
yang buas. Kehidupan yang tidak memiliki “mata nurani” adalah kehidupan hewani,
bahkan lebih rendah nilainya dari kehidupan hewani. Dan jika ini terjadi, manusia
yang awalnya diciptakan dengan pencptaan yang terbaik, dimuliakan, dan memiliki
keunikan-keunikan, terjatuh ke lembah kehinaan yang paling rendah (asfala saafilin).
Oleh karenanya, shalat bukan hanya dikerjakan, tapi seharusnya “didirikan” setiap
saat. Formalitasnya memang ada lima waktu, tapi seharusnya shalat itu tegak dalam
kehidupan kita di 24 jam 7 hari sepekan. Maka, ada “shalat di antara shalat-shalat”
(shalaatul wustha) yang kita lakukan. Shalat “Wustha” (in between) adalah tegaknya
relasi dan komunikasi antara hamba dan Rabbnya di setiap saat dan ruang. Bahkan
keluar masuknya nafas seorang hamba seiring dengan “ kesadaran penghambaan”
terhadap Rabbnya.

17
Eternalitas relasi di atas akan menjadi “benteng” kehidupan seorang Muslim,
sekaligus menjadi “basis” kesalehan hidupnya. Dia menjadi solid dalam kebajikan
serta terlindung dengan lindungan kokoh “kesadaran Ilahi”. Dia akan memiliki
pandangan mata “nurani” yang sangat tajam, serta memiliki “intelektual hati” yang
tinggi.

Dengan bekal soliditas perlindungan dari kejatatan-kejahatan dan soliditas basis


kebajikan kebajikan, serta dibarengi oleh kesadaran Ilahi dan inteletualitas hati, dia
akan menjalani kehidupannya dengan penuh konsistensi di atas ridha Ilahi.
Konsistensi perjalanan hidup di atas ridha inilah yang disebut “taqwa” , yang
merupakan cita-cita tertinggi dalam kehidupan beragama. Cita-cita tertinggi yang
diperjuangkan hingga hembusan nafas terakhir di bumi yang fana ini.

2.5 KEUTAMAAN SHOLAT TEPAT WAKTU

Berikut penjabaran salat dalam perspektif pengobatan ilmu cina


1. Sholat Subuh
Pukul 05.00-06.00 saat salat subuh merupakan waktu yang baik untuk menerapi
pencernaan.
2. Sholat Zuhur
Pada waktu sholat zuhur, ada energi api yang keluar pada diri pukul 12.00 sampai
sora yang bermanfaatbagi jantung dan ginjal.
3. Sholat Ashar
Dalam gerakan sholat ashar, terdapat siklus dari panas ke dingin yang berguna bagi
terapi kandung kemih. Secara alamiah, gerakan sholat ashar ternyata memisahkan
zat-zat kimia dalam tubuh kita.
4. Sholat Maghrib
Ada energi air yang keluar pada pukul 18.00 setelah terbenamnya matahari. Menurut
pengobatan ilmu cina waktu maghrib yang disertai gerakan sholat sekaligus
menerapi ginjal.
5. Sholat Isya’
Sholat isya’ dilaksanakan setelah matahari terbenam. Waktu ini disebut dapat
mengurangi kelebihan energi. Dan ada energi kayu yang keluar pada pukul 23.00
yang mampu menghancurkan racun-racun ditubuh. Menurut pengobatan ilmu cina,
racun itu dibakar kayu untuk membuang racun di otak.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pelaksanakan ibadah sholat selain sebagai kewajiban tetapi juga memiliki banyak
manfaat ,baik bagi kesehatan, mental dan kecerdasan, maupun lemahnya komunikasi
dengan Sang Pencipta. Apalagi jika ibadah sholat dilaksanakan sesuai waktunya,
maka akan menambah manfaat dalam tubuh kita karena setiap waktu sholat memiliki
manfaat yang tersendiri. Sehingga dari sholat, dapat menjadikan manusia sebagai
makhluk bertuhan yang yang taat serta sehat jasmani maupun rohaninya.

3.2 SARAN

Mengingat pelaksanaan sholat tepat waktu dan rutin merupakan kewajiban bagi
umat muslim dan memiliki banyak manfaat pada diri kita maka hendaklah setiap
umat islam menanamkan keyakinan hal tersebut dalam hati masing-masing dan
melaksanakan sesuai dengan ketentuan islam sebagaimana umat-umat terdahulu
melaksanakannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hilmy al-Kuly. ( 2007 ) . Mukjizat Kesembuhan Dalam Gerakan Shalat. Jogjakarta :


Penerbit HIKAM PUSTAKA

Tharsyah adnan. ( 2008 ). Keajaiban Shalat bagi Kesehatan , Meraih Manfaat Shalat
Secara Medis, Klinis & Psikology. Jakarta : SENAYAN ABADI

http://ariefananda.blogspot.com/2011/07/keutamaan-sholat-tepat-waktu.html

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2010/12/sholat-dan-kesehatan-fisik-
mental.html

20

Anda mungkin juga menyukai