Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

1. FISKA MAIDA (1801009)


2. SORAYA TITANIA TOPAYU (1801016)
3. CHRISDIYANTI MANOPPO (1801074)
4. SRY ANTUKE (1801079)
5. FRISKA PALAMANI (1801095)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas

karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend dan Issue Keperawatan

Matemitas” dalam matakuliah Manajemen Keperawatan dengan baik dan lancar. Atas dukungan moral

dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,

dan bermanfaat di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Manado 07 Desember 2021


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................................6
A. Pengertian Tren Dan Issue...................................................................................................................6
B. Trend Dan Issu Masa Persalinan.........................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan matemitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada

wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan,

masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai bemsia 40 hari beserta keluarganya.

Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan

keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai

untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan

melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu

dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan

sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan

kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan

normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian,

merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi- kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan trend?

2. Apa yang di maksud dengan isu?

3. Apa yang di maksud dengan keperawatan maternitas?

4. Apa saja trend dan issue keperawatan maternitas pada saat ini?
C. Tujuan Penulisan

1.Menjelaskan apa yang di maksud dengan trend.

2 Menjelaskan apa yang di maksud dengan isu.

3. Menjelaskan apa yang di maksud dengan keperawatan maternitas.

4. Menjelaskan apa saja trend dan isu keperawatan anak pada saat ini.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penulisan ini dapat dimanfaatkan untuk meperluas teori tentang trend dan

issue keperawatan matemitas


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Tren Dan Issue

1. Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya

berdasarkan fakta. Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era

globalisasi,pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas asean dimana banyak tenaga

professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa

transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat.

Dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.

Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak dan aspek kehidupan masyarakat

khususnya aspek kesehatan baik berupa masalah urbanisasi, pencemaran, kecelakaa, disamping

meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi,

dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.

2. Issue

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi

pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun

masih belum jelas faktanya atau buktinya.

Jadi Trend dan issue keperawatan maternitas adalah sesuatu yang dibicarakan oleh banyak

orang atau sesuatu yang sedang popular dikalangan masyarakat yang berfokus

pada kehamilan dan keluarganya pada tahap kehamilan dan kelahiran.

3. Keperawatan Maternitas

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan profesionlal berkualitas yang di fokuskan


pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi/kehamilan, persalinan,

nifas,keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra

pelayanan (Reede, 1997)

Trend Dan Issu Masa Persalinan

1. Water Birth

Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam, di mana

ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat (yang

dilakukan pada bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan

memberi kenyamanan kepada ibu. Metode ini dipercaya mampu memberi banyak

keuntungan bagi ibu dan bayi yang merupakan salah satu metode per-salinan alternatif yang

aman. Melahirkan dalam air akan mempermudah adaptasi bayi dari rahim ibu (yang berisi air

ketuban) ke dunia luar. Diharapkan, transisi dari rahim ibu ke dunia luar tidak terlalu drastis,

sehingga dapat mengurangi kemungkinan perlukaan pada janin (Firdayanti, 2009). Selain itu,

metode ini diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu, nyeri persalinan, kontraksi rahim

akan menjadi lebih efektif, elastisitas perineum bertambah, sehingga robekan atau laserasi

jalan lahir menjadi minimal. Posisi ibu saat melahirkan akan lebih mudah dan dapat diubah

sesuai dengan kenyamanan ibu (Firdayanti, 2009).

Ada 2 metode water birth yaitu Water birth mumi dimana ibu masuk ke kolam

persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi dan Water birth

emulsion, ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan

tetap dilakukan di tempat tidur (Harper, 2006).

Syarat-syarat untuk seorang ibu melakukan water birth di antaranya : ibu hamil risiko

rendah, ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina saluran kencing dan kulit, tanda vital ibu

dalam batas normal dan ctg bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi), idealnya
air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai

4-5 cm, pasien setuju mengikuti instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat

berendam jika diperlukan (Harper, 2006).

Kriteria atau indikasi dilakukannya water birth yaitu merupakan pilihan ibu, kehamilan

normal >37 minggu, fetus tunggal presentasi kepala, tidak menggunakan obat-obat penenang,

ketuban pecah spontan < 24 jam, tidak ada komplikasi kehamilan (preeklampsia, gula darah

tak terkontrol,dll), denyut jantung normal, cairan amnion jernih. Kontra indikasi melakukan

water birth adalah preterm, infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan darah, infeksi dan

demam pada ibu, herpes genitalis, hiv, hepatitis, denyut jantung abnormal, perdarahan

pervaginam berlebihan (Harper, 2006).

Menurut Mulyana, 2010 pada persalinan dengan metode water birth, calon ibu akan

dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada saat memasuki bukaan ke-enam.

Tujuannya agar kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk

meregang saat kepala bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan

lancar maka tidak perlu sampai harus merobek perineum. Selain itu, air hangat pada kolam

juga akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan rileks ini tubuh akan

melepaskan endorphin (semacam morfin yang di bentuk oleh tubuh sendiri) untuk

mengurangi rasa sakit. Air hangat juga mampu untuk menghambat impuls-impuls saraf yang

menghantarkan rasa sakit, sehingga membuat persalinan tidak begitu terasa berat. Pada

persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam ke lancaran

persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk

memberikan rasa rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam.

Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah

bukaan keenam dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam. (Mulyana,

2010). Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air

untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka
akan terdesak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah

berada di luar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari-ari dan tali pusat yang masih

tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang di lahirkan di

dalam air (Mulyana, 2010)

2. Lotus Birth

Metode Persalinan lotus adalah metode persalinan yang membiarkan tali pusat tetap

terhubung dengan bayi dan plasenta setelah kelahiran, tanpa menjepit ataupun memotongnya,

sehingga tidak memberikan peluang kuman untuk masuk ke dalam tubuh bayi melalui tali

pusat, Metode lotus birth ini diyakini dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru

lahir. Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang

mengandung oksigen, makanan dan antibodi sehingga memberikan waktu bagi tali pusat

untuk terpisah dari bayi secara alamiah. Dengan cara ini, tali pusat dan plasenta diperlakukan

sebagai suatu kesatuan sampai saat pemutusan secara alami yang biasanya terjadi 3-10 hari

setelah proses kelahiran (Herlyssa, DKK, 2015).

Lotus birth meskipun tidak dianjurkan secara medis karena belum ada bukti ilmiahnya,

namun menjadi tren diantara ibu-ibu yang ingin melahirkan terutama home birth. Bukti

ilmiah memang belum ditemukan informasinya, namun dapat ditemukan dalam penuturan

para ibu yang telah melahirkan dan di publis secara online, dapat juga dalam berbagai buku

yang telah ditulis oleh mereka yang telah berpengalaman sebagai praktisi kesehatan maupun

ditulis oleh ibu bersalin itu sendiri.

Implikasi dari Lotus Birth sebaiknya didekati melalui perspektif tradisi misteri kuno,

dikembangkan di tempat-tempat yang beragam seperti India, Cina, dan Mesir. Melalui

disiplin kontemplasi dan meditasi, tradisi ini telah mengembangkan pemahaman tentang

totalitas manusia yang masih absen dari ilmu kedokteran Barat Umumnya, mereka

mengartikulasikan dimensi di mana manusia hidup secara bersamaan dan bagaimana


ketidakharmonisan atau trauma dalam satu efek yang lain.

a. Pendapat Ilmiah Tentang Kelahiran Lotus Birth

a) Menurut dokter yang di RS pusat pertamina yaitu dr. Frizar Irmansyah, SpOG

mengatakan pada deti Health bahwa “Kelahiran lotus masih kontroversi dan belum ada

penelitiannya.” Dan menurutnya secara medis tali pusar hams segera diklem untuk

mencegah bayi menjadi kuning karena bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati)

yang tinggi. Keterangan dr. Sita bukan tak beralasan. Penelitian Royal College of

Obstetricians dan Gynaecologists (RCOG) menyatakan, tidak ada bukti ilmiah yang

mendukung bahwa metode Kelahiran lotus bermanfaat bagi bayi. Jika dibiarkan terlalu

lama setelah melahirkan, ada risiko infeksi pada plasenta yang akibatnya bisa

menyebar ke bayi. Sebab, pada tahap pasca melahirkan, plasenta tidak memiliki

sirkulasi dan hanyalah jaringan mati.

b) dr Frizar menjelaskan, "Dalam keadaan kurang sehat atau bayi tidak bugar, memang

terkadang kita lakukan delay clamping (penundaan klem). Jadi kita biarkan bayi tetap

dengan ari-arinya, agar mendapatkan darah lebih banyak,". Memang benar, menunda

pemotongan tali pusat selama beberapa saat, diyakini mendatangkan manfaat. Dikutip

Live Science. sebuah studi klinis tahun 2010 yang dipublikasi dalam The Journal of

Cellular and Molecular Medicine mengungkapkan, penundaan pemotongan tali pusat

tidak hanya memberikan lebih banyak darah yang dapat disalurkan, tetapi juga

membantu mencegah anemia . Namun, hal ini berbeda dengan praktik kelahiran lotus

yang membiarkan tali pusat berhari-hari hingga putus secara alami. "Itu pun tidak lama

dilakukan. Dari banyak penelitian dikatakan bahwa penundaan selama satu sampai tiga

menit terbukti dapat meningkatkan hemoglobin (kadar sel darah merah), hematokrit

dan ferritin (zat besi) pada bayi baru lahir," kata dr Kartika Hapsari SpOG, dokter ahli

kebidanan dan kandungan.

c) Menurut dr. Frizar, manfaat menunda tersebutlah yang kemudian disalahpersepsikan.


Di Indonesia, preferensi untuk persalinan dengan metode kelahiran lotus masih sangat

jarang. Kecuali yang banyak dipraktikkan oleh bidan di Bah karena tidak terlepas dari

tradisi budaya dan kepercayaan.

d) Dr. Sarah Buckley, ibu dari 3 anak dengan metode persalinan Lotus Birth mengatakan

bahwa ketika tali pusat dipotong, akan menyebabkan stress pada bayi sehingga bayi

menjadi trauma. Meskipun tali pusat pada dasarkan adalah bukan organ yang hidup,

namun sebenarnya masih terjadi komunikasi dengan bayi.

b. Manfaat dan Kerugian dari Metode Lotus Birth

a) Dalam lotus birth memlki manfaat diantaranya:

1) Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara

memotong tali pusat.

2) Proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong

persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.

3) Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta, d. 100% menjamin

bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi

bayi.

4) Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai

masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.

5) Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu

bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga

plasenta telah lepas.

6) Alasan rohani atau emosional.

7) Tradisi budaya yang harus dilakukan.

8) Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.

9) Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup


antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka) (Djami MEU,

2013).

c. Kerugian dalam metode lotus birth

Analisis menemukan bahwa bayi yang bam lahir pada kelompok penundaan-klem

memiliki lebih besar zat besi dalam darah mereka. Jumlah zat besi dalam darah saat lahir

dapat mempengaruhi kesehatan, terutama risiko seorang bayi untuk anemia pada bulan-

bulan pertama kehidupan. Namun, studi ini juga menemukan bahwa bayi dalam kelompok

tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning. Banyak bayi mendapatkan bentuk

ringan dari penyakit kuning saat lahir karena hati belum matang dan tidak bisa memproses

bilirubin, produk sampingan kuning pemecahan sel darah merah tua. Ketika hati tidak

dapat memproses semua bilirubin cenderung terdorong keluar ke jaringan dan bayi tampak

kuning sedikit. Ikterus 25 baru lahir dapat mereda tanpa pengobatan atau diperlakukan

dengan paparan sinar matahari yang sederhana

(Andriati, 2012).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,

kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta

keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan

psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan

B. Saran

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan

maternitas Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Andriati riris.2012.Benefits Of Birth Lotus In Newborn. Jumal Kebidanan Volume


I/No.I/Februari/2012/ISSN 2461081003. Available at :
stikes.wdh.ac.id/media/pdf/2012_manfaat_lotus_birth_pada_bayi_baru_l
ahir.pdf.

Bobak I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., Perry, S.E. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Matemitas. Edisi 4. Alih bahasa: Maria & Peter. Jakarta: EGC

Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C.,Wenstrom, K.D.
(2005). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC

Djami MEU.2013. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan Jurnal Ilmiah
Permata Medika Volume 2. Available from:https://moudyamo.wordpress.com/2013/06/.

https://id.scribd.com/document/375996886/Tugas-Matemitas-Lotus-Birth

http s://id. scribd. com/doc/25 75 3248 8/Trend-Issue-Water-Birth-F ix

Harper, Barbara. (2006). Guideline for a Safe Water Birth. Waterbirth International.

Herlyssa, DKK.2015.Perbedaan Pertumbuhan Bayi Baru Lahir Pada Metode Lotus Birth.Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2. Available at :
ejumal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.Php/JITEK/article/view/86/79. (Diakses tanggal
27/12/2017).

Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB”.
Jakarta: EGC

Pilliteri. (2003). Maternal and child Health Nursing. Care of Childbearing and Childrearing
Family. 3rd edition. Lippincott.

Prawirohardjo S. (2013). Ilmu kebidanan. Ed 4, Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo Hal 460.

Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai