DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend dan Issue Keperawatan
Matemitas” dalam matakuliah Manajemen Keperawatan dengan baik dan lancar. Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................................6
A. Pengertian Tren Dan Issue...................................................................................................................6
B. Trend Dan Issu Masa Persalinan.........................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan,
masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai bemsia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai
untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu
dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan
sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan
kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan
normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian,
merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi- kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut
B. Rumusan Masalah
4. Apa saja trend dan issue keperawatan maternitas pada saat ini?
C. Tujuan Penulisan
4. Menjelaskan apa saja trend dan isu keperawatan anak pada saat ini.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulisan ini dapat dimanfaatkan untuk meperluas teori tentang trend dan
PEMBAHASAN
1. Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta. Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era
globalisasi,pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas asean dimana banyak tenaga
professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa
Dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak dan aspek kehidupan masyarakat
khususnya aspek kesehatan baik berupa masalah urbanisasi, pencemaran, kecelakaa, disamping
meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi,
2. Issue
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun
Jadi Trend dan issue keperawatan maternitas adalah sesuatu yang dibicarakan oleh banyak
orang atau sesuatu yang sedang popular dikalangan masyarakat yang berfokus
3. Keperawatan Maternitas
nifas,keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
1. Water Birth
Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam, di mana
ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat (yang
dilakukan pada bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan
memberi kenyamanan kepada ibu. Metode ini dipercaya mampu memberi banyak
keuntungan bagi ibu dan bayi yang merupakan salah satu metode per-salinan alternatif yang
aman. Melahirkan dalam air akan mempermudah adaptasi bayi dari rahim ibu (yang berisi air
ketuban) ke dunia luar. Diharapkan, transisi dari rahim ibu ke dunia luar tidak terlalu drastis,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perlukaan pada janin (Firdayanti, 2009). Selain itu,
metode ini diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu, nyeri persalinan, kontraksi rahim
akan menjadi lebih efektif, elastisitas perineum bertambah, sehingga robekan atau laserasi
jalan lahir menjadi minimal. Posisi ibu saat melahirkan akan lebih mudah dan dapat diubah
Ada 2 metode water birth yaitu Water birth mumi dimana ibu masuk ke kolam
persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi dan Water birth
emulsion, ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan
Syarat-syarat untuk seorang ibu melakukan water birth di antaranya : ibu hamil risiko
rendah, ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina saluran kencing dan kulit, tanda vital ibu
dalam batas normal dan ctg bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi), idealnya
air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai
4-5 cm, pasien setuju mengikuti instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat
Kriteria atau indikasi dilakukannya water birth yaitu merupakan pilihan ibu, kehamilan
normal >37 minggu, fetus tunggal presentasi kepala, tidak menggunakan obat-obat penenang,
ketuban pecah spontan < 24 jam, tidak ada komplikasi kehamilan (preeklampsia, gula darah
tak terkontrol,dll), denyut jantung normal, cairan amnion jernih. Kontra indikasi melakukan
water birth adalah preterm, infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan darah, infeksi dan
demam pada ibu, herpes genitalis, hiv, hepatitis, denyut jantung abnormal, perdarahan
Menurut Mulyana, 2010 pada persalinan dengan metode water birth, calon ibu akan
dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada saat memasuki bukaan ke-enam.
Tujuannya agar kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk
meregang saat kepala bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan
lancar maka tidak perlu sampai harus merobek perineum. Selain itu, air hangat pada kolam
juga akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan rileks ini tubuh akan
melepaskan endorphin (semacam morfin yang di bentuk oleh tubuh sendiri) untuk
mengurangi rasa sakit. Air hangat juga mampu untuk menghambat impuls-impuls saraf yang
menghantarkan rasa sakit, sehingga membuat persalinan tidak begitu terasa berat. Pada
persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam ke lancaran
persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk
memberikan rasa rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam.
Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah
bukaan keenam dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam. (Mulyana,
2010). Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air
untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka
akan terdesak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah
berada di luar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari-ari dan tali pusat yang masih
tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang di lahirkan di
2. Lotus Birth
Metode Persalinan lotus adalah metode persalinan yang membiarkan tali pusat tetap
terhubung dengan bayi dan plasenta setelah kelahiran, tanpa menjepit ataupun memotongnya,
sehingga tidak memberikan peluang kuman untuk masuk ke dalam tubuh bayi melalui tali
pusat, Metode lotus birth ini diyakini dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru
lahir. Dengan lotus birth, bayi diharapkan mendapatkan lebih banyak darah yang
mengandung oksigen, makanan dan antibodi sehingga memberikan waktu bagi tali pusat
untuk terpisah dari bayi secara alamiah. Dengan cara ini, tali pusat dan plasenta diperlakukan
sebagai suatu kesatuan sampai saat pemutusan secara alami yang biasanya terjadi 3-10 hari
Lotus birth meskipun tidak dianjurkan secara medis karena belum ada bukti ilmiahnya,
namun menjadi tren diantara ibu-ibu yang ingin melahirkan terutama home birth. Bukti
ilmiah memang belum ditemukan informasinya, namun dapat ditemukan dalam penuturan
para ibu yang telah melahirkan dan di publis secara online, dapat juga dalam berbagai buku
yang telah ditulis oleh mereka yang telah berpengalaman sebagai praktisi kesehatan maupun
Implikasi dari Lotus Birth sebaiknya didekati melalui perspektif tradisi misteri kuno,
dikembangkan di tempat-tempat yang beragam seperti India, Cina, dan Mesir. Melalui
disiplin kontemplasi dan meditasi, tradisi ini telah mengembangkan pemahaman tentang
totalitas manusia yang masih absen dari ilmu kedokteran Barat Umumnya, mereka
a) Menurut dokter yang di RS pusat pertamina yaitu dr. Frizar Irmansyah, SpOG
mengatakan pada deti Health bahwa “Kelahiran lotus masih kontroversi dan belum ada
penelitiannya.” Dan menurutnya secara medis tali pusar hams segera diklem untuk
mencegah bayi menjadi kuning karena bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati)
yang tinggi. Keterangan dr. Sita bukan tak beralasan. Penelitian Royal College of
Obstetricians dan Gynaecologists (RCOG) menyatakan, tidak ada bukti ilmiah yang
mendukung bahwa metode Kelahiran lotus bermanfaat bagi bayi. Jika dibiarkan terlalu
lama setelah melahirkan, ada risiko infeksi pada plasenta yang akibatnya bisa
menyebar ke bayi. Sebab, pada tahap pasca melahirkan, plasenta tidak memiliki
b) dr Frizar menjelaskan, "Dalam keadaan kurang sehat atau bayi tidak bugar, memang
terkadang kita lakukan delay clamping (penundaan klem). Jadi kita biarkan bayi tetap
dengan ari-arinya, agar mendapatkan darah lebih banyak,". Memang benar, menunda
pemotongan tali pusat selama beberapa saat, diyakini mendatangkan manfaat. Dikutip
Live Science. sebuah studi klinis tahun 2010 yang dipublikasi dalam The Journal of
tidak hanya memberikan lebih banyak darah yang dapat disalurkan, tetapi juga
membantu mencegah anemia . Namun, hal ini berbeda dengan praktik kelahiran lotus
yang membiarkan tali pusat berhari-hari hingga putus secara alami. "Itu pun tidak lama
dilakukan. Dari banyak penelitian dikatakan bahwa penundaan selama satu sampai tiga
menit terbukti dapat meningkatkan hemoglobin (kadar sel darah merah), hematokrit
dan ferritin (zat besi) pada bayi baru lahir," kata dr Kartika Hapsari SpOG, dokter ahli
jarang. Kecuali yang banyak dipraktikkan oleh bidan di Bah karena tidak terlepas dari
d) Dr. Sarah Buckley, ibu dari 3 anak dengan metode persalinan Lotus Birth mengatakan
bahwa ketika tali pusat dipotong, akan menyebabkan stress pada bayi sehingga bayi
menjadi trauma. Meskipun tali pusat pada dasarkan adalah bukan organ yang hidup,
1) Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
2) Proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong
bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi
bayi.
4) Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai
bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga
8) Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
2013).
Analisis menemukan bahwa bayi yang bam lahir pada kelompok penundaan-klem
memiliki lebih besar zat besi dalam darah mereka. Jumlah zat besi dalam darah saat lahir
dapat mempengaruhi kesehatan, terutama risiko seorang bayi untuk anemia pada bulan-
bulan pertama kehidupan. Namun, studi ini juga menemukan bahwa bayi dalam kelompok
tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning. Banyak bayi mendapatkan bentuk
ringan dari penyakit kuning saat lahir karena hati belum matang dan tidak bisa memproses
bilirubin, produk sampingan kuning pemecahan sel darah merah tua. Ketika hati tidak
dapat memproses semua bilirubin cenderung terdorong keluar ke jaringan dan bayi tampak
kuning sedikit. Ikterus 25 baru lahir dapat mereda tanpa pengobatan atau diperlakukan
(Andriati, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
keperawatan
B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan
Bobak I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., Perry, S.E. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Matemitas. Edisi 4. Alih bahasa: Maria & Peter. Jakarta: EGC
Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C.,Wenstrom, K.D.
(2005). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC
Djami MEU.2013. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan Jurnal Ilmiah
Permata Medika Volume 2. Available from:https://moudyamo.wordpress.com/2013/06/.
https://id.scribd.com/document/375996886/Tugas-Matemitas-Lotus-Birth
Harper, Barbara. (2006). Guideline for a Safe Water Birth. Waterbirth International.
Herlyssa, DKK.2015.Perbedaan Pertumbuhan Bayi Baru Lahir Pada Metode Lotus Birth.Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2. Available at :
ejumal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.Php/JITEK/article/view/86/79. (Diakses tanggal
27/12/2017).
Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2010. “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB”.
Jakarta: EGC
Pilliteri. (2003). Maternal and child Health Nursing. Care of Childbearing and Childrearing
Family. 3rd edition. Lippincott.
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta