Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

An. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI RUANG POLI ANAK UPT


PUSKESMAS PANARUNG
PALANGKA RAYA

STASE KEPERAWATAN ANAK

Oleh :
PORNIKI YULIANA
NIM : 2020-02-14901-031

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
An. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI RUANG POLI ANAK UPT
PUSKESMAS PANARUNG
PALANGKA RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Anak

Oleh :
PORNIKI YULIANA
NIM : 2020-02-14901-031

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan anugrah-Nya sehingga saya dapat mennyelesaikan
“Asuhan Keperawatan Pada An.R Dengan Diagnosa ISPA Di PKM
Panarung Palangka Raya” asuhan keperawatan ini merupakan salah satu syarat
untuk lulus Stase Anak di STIKes Eka Harap Palangka Raya. Penulis menyadari
bahwa tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak kiranya asuhan
keperawatan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima


kasih dan penghargaan setulusnya kepada:

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.pd.,M.Kes. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti Stase KDP
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep. selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang
memberikan dukungan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
3. Bapak Ibu Hendry Wiyono, Ners.,M.Kep.selaku pembimbing akademik
yang membimbing, memberikan saran dan semangat kepada saya dalam
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Sri Widi Astuti, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing lahan yang telah
banyak membantu dalam penyusunan asuhan keperawatan ini.
5. Keluarga dan Klien An. R yang telah bersedia untuk menjadi klien dalam
pemberian asuhan keperawatan.
DAFTAR ISI

Surat Orisinalitas.................................................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi...............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4


2.1 Konsep Dasar ISPA.............................................................................4
2.1.1 Definisi.........................................................................................................4
2.1.2 Etiologi.........................................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi.....................................................................................................7
2.1.4 Manifestasi klinis..........................................................................................7
2.1.5 Patofisiologi..................................................................................................9
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................9
2.1.7 Penatalaksanaan Medis.................................................................................9
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................................
2.2.1 Pengkajian....................................................................................................
2.2.2 Diagnosa.......................................................................................................
2.2.3 Intervensi......................................................................................................
2.2.4 Implementasi................................................................................................
2.2.5 Evaluasi........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SURAT PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan ini disusun oleh saya:


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Porniki Yuliana
NIM : 2020.01.14901.031
Program Studi : Profesi Ners

Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Diagnosa


Medis ISPA Di Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Telah melaksanakan seminar kelompok sebagai persyaratan untuk


menempuh satse Anak Pada Progarm Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademi Pembimbing Lahan

Ayu Puspita, Ns. M.Kep Aprihatin Widyanti, S.Kep


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan ini disusun oleh saya:


Nama : Porniki Yuliana
NIM : 2020.01.14901.031
Program Studi : Profesi Ners

Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Diagnosa Medis ISPA Di


Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Telah melaksanakan seminar kelompok sebagai persyaratan untuk


menempuh satse Anak Pada Progarm Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ayu Puspita, Ns. M.Kep Aprihatin Widyanti, S.Kep

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak berusia dibawah lima tahun pada setiap tahunnya, dan sebanyak dua per
tiga kematian tersebut adalah bayi (khususnya bayi muda usia kurang dari dua
bulan) (WHO, 2018).

ISPA adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun
riketsia. Bakteri-bakteri yang paling sering terlibat adalah Streptococcus grup
A, Pneumococcus-pneumococcus, H.influenza yang terutama dijumpai pada
anak- anak kecil. Virus influensa merupakan penyebab tersering dari penyakit
saluran pernafasan pada anak-anak dan dewasa. Pada usia lima tahun atau
lebih, 90 % anak-anak telah mengalami infeksi oleh virus influensa. Pada bayi
dan anak-anak virus tersebut bertanggungjawab atas terjadinya penyakit
(Nelson, 2019).

ISPA merupakan penyakit yang penting untuk diketahui oleh ibu-ibu,


karena merupakan penyakit yang tingkat kejadiannya sangat tinggi. Menurut
survei kesehatan rumah tangga Indonesia pada tahun 1992 dan tahun 1995,
persentase kematian bayi akibat ISPA masing-masing adalah 36,4 % dan 29,5
%. Angka kematian bayi akibat ISPA adalah 3 per 100 balita (Anonim, 2011).

Anak-anak akan mendapatkan 3 – 6 kali infeksi / tahun, tetapi beberapa


orang mendapatkan serangan dalam jumlah yang lebih besar lagi terutama
selama masa tahun ke-2 sampai ke-3 kehidupan mereka. Rata-rata setiap anak
akan menderita ISPA sebanyak 3 kali di daerah pedesaan dan kira-kira 6 kali di
daerah perkotaan per tahun. Di perkotaan kemungkinan kejadian ISPA lebih
tinggi dibanding daerah pedesaan karena berkaitan dengan perbedaan
kebersihan udara di kedua daerah tersebut
Ada banyak salah informasi berkenaan dengan infeksi saluran
pernafasan akut sehingga menimbulkan beberapa masalah penting, pertama
sebagian besar ISPA tidak diperhatikan, akibatnya penderita mendapatkan
pengobatan yang tidak diperlukan dan dengan antibiotik menambah biaya
pengobatan, kedua sering terlupakan bahwa faringitis, tonsilitis akut adalah
infeksi saluran pernafasan akut paling penting dan harus diobati dengan
antibiotik yang memadai, dan yang ketiga dokter sering tidak memperhatikan
kenyataan bahwa tidak mungkin membedakan secara meyakinkan antara ISPA
karena virus atau karena bakteri atas dasar klinis saja. Untuk membedakan
kedua penyebab tersebut diperlukan uji diagnostik sederhana seperti biakan
tenggorok. Uji diagnostik diperlukan untuk menanggulangi suatu bakteri yang
secara keliru dinyatakan sebagai penyebab infeksi (Shulman dkk, 2019).

Penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan akan berhasil dengan baik


apabila diagnosis penyakit ditegakkan lebih dalam sehingga pengobatan dapat
diberikan sebelum penyakit berkembang lebih lanjut. Disamping itu perlu
antibiotika yang sesuai dengan penyakit (Cherniack, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan bagaimana penerapan
Asuhan Keperawatan pada An. R Dengan Diagnosa ISPA di Puskesmas
Panarung Palangka Raya
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. R Dengan Diagnosa
ISPA di Puskesmas Panarung Palangka Raya
1.3.2 Mampu menegakan diagnosa keperawatan pada An. R Dengan Diagnosa
ISPA di Puskesmas Panarung Palangka Raya
1.3.3 Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada An. R Dengan
Diagnosa ISPA di Puskesmas Panarung Palangka Raya
1.3.4 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada An. R Dengan
Diagnosa ISPA di Puskesmas Panarung Palangka Raya
1.3.5 Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada An. R Dengan Diagnosa
ISPA di Puskesmas Panarung Palangka Raya

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Teoritis
Laporan asuhan keperawatan ini sebagai bahan informasi dan pengetahuan
bagi perawat untuk meningkatkan mutu profesi keperawatan dalam melaksankan
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ISPA.
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam upaya pelayanan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan khususnya bagi perawat di Puskesmas Panarung Palangka Raya.
1.4.2.2 Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bahan belajar Mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka
Raya dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan masalah ISPA.
1.4.2.3 Mahasiswa
Menambah wawasan dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan ISPA dan sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa
dalam penulisan laporan asuhan keperawatan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar ISPA


2.1.1 Definisi
Infeksi Saluran Permafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran
pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri virus maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang perenkim paru.
ISPA merupakan salah satu penyakit menular yang dapat ditilarkan melalui
udara, penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala
berupa tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau batuk
berdahak (Wijaya, 2019)

2.1.2 Etiologi
Bakteri dan virus yang sering menjadi penyebab ISPA diantaranya adalah
bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza ysng di udara bebas
akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tengorakan
dan hidung. (Wijaya, 2019).

Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2


tahun yang kekebalan tubuhnya lenah atau belum sempurna. Beberapa faktor
yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang dan buruknya sanitasi
lingkungan (Wijaya, 2019).

2.1.3 Patofisiologi
Perjalann klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus
dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran pernfasan bergerak ke
atas mendorong virus arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus
oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan
lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut
menyebabkan timbulnya betuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran
pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat
pada dinding saluran pernafasa, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang
melebihi normal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan
gejala batuk.

2.1.4 Pathway
2.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala ISPA antara lain :
a) Pilek biasa
b) Keluar sekrec cair dan jernih atau mukus dari hidung
c) Kadang bersin-bersin
d) Sakit tenggorokan
e) Nafas cepat
f) Batuk
g) Sakit kepala
h) Demam
i) Muntah
j) Diare

2.1.6 Klasifikasi
Penyakit ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas,
saluran pernafasan bagian bawah (termasuk paru-paru) dan organ aksesoris
saluran pernafasan. Jenis penyakit ISPA ada 2 yaitu :

a) ISPA Non-Pnemonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan istilah batuk
dan pilek.

b) ISPA Pnemonia
Pengertian pnemonia sendiri merupakan proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh invasi kuman bakteri,
yang ditandai oleh gejala klinis batuk, disertai adanya nafas cepat ataupun
tarikan dinding dada bagian bawah.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan adalah pemeriksaan kultur
atau biakan kuman (swab): hasil yang didaptkan adalah biakan kuman positf
sesuai dengan jenis kuman, pemeriksaan hidung darah (diferentyial count): laju
endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai
dengan adanya thorombositopenia dan pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.

2.1.8 Penatalaksanaan Medis


1) Upaya Pencegahan
 Mengusahankan agar anak memperoleh gizi yang baik diantaranya
dengan cara memberikan makanan pada anak yan mengandung cukup
gizi.

 Memberikan imunisasi yang lengkap pada anak agar daya tahan tubuh
terhadap penyakit baik

 Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih

 Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA

2) Upaya perawatan
 Meningkatkan istirahat minimal 4 jam per hari
 Meningkatkan makanan bergizi
 Bila demam beri kompres dan banyak minum
 Bila anak terserang ISPA tetap berikan makanan dan ASI
3) Penatalaksanaan Medis
 Pemberian antibiotik sesuai jenis kuman penyakit.
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedaalaman, usaha
serta irama dari pernafasan.

a) Pola, cepat (tachynea) atau normal

b) Kedalaman, nafas normal,dangkalatau terlalu dalam yang bisanya dapat kita


amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.

c) Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan


adanya bersin.

d) Irama pernafasan, bervariasi terganting pada pola dan kedalaman pernafasan

Observasi lainnya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan


peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing.

2. Diagnosa
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Hipertermia

3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Khusus Intervensi Rasional
.
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Untuk
bersuhan jalan tindakan tanda vital mengertahu
nafas b.d keperawatan 3x24 klien i keadaan
jam diagharapkan 2. Berikan O2 umum klien
masalah dapat sesuai 2. Untuk
teratasi dengan kebutuhan membantu
kriteria hasil : 3. Posisikan klien
 Klien mampu klien semi bernafas
mengeluarkan fowler 3. Agar pasien
sputum 4. Keluarkan merasa
 Mampu secret secret nyaman
bernafas dengan batuk 4. Untuk
dengan atau suction membantu
mudah klien
 Irama nafas mengeluark
normal an secret
 Tidak ada
suara nafas
tambahan

2. Hipertemia Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Utnuk


tindakan tanda vitak mengetahui
keperawatan 3x24 klien keadaan
jam diagharapkan 2. Kaji umum klien
masalah dapat penurunan 2. Untuk
teratasi dengan tingkat mengetahui
kriteria hasil : kesadaran tingkat
 Suhu tubuh 3. Kompres kesdaran
dalam batas klien pada klien
normal lipat paha dan
 Nadi dan aksila
pernafsaan 4. Kolaborasi 3. Untuk
dalam rentan dengan dokter membantu
normal dalam dalam
 Tidak ada pemberian menurunka
perubahan obat untuk n suhu
warna kulit mencegah tubuh klien
terjadinya 4. Untuk
menggigil membantu
dalam
pengonbata
n klien

4. Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegitatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang mengambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Serelah
melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan sesuai dengan
rencana tujuan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal : Senin,30-11-2020
1. Identitas pasien
Nama Klien : An. R
TTL : Palangka Raya, 23-06-2019
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jl. Ramin II
Diagnosa medis : ISPA
Identitas Orang Tua
Nama Klien : Tn. A
TTL : Palangka Raya, 12-12-1987
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Ramin II
Pekerjaan : Swasta
Hubungan : Anak
2. Keluhan utama
Klien demam, batuk berdaha
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari minggu tgl 29-11-2020 klien demam, batuk. Kemudian
ibu klien memberi klien paraceta mol dan OBH anak, namun sampai
keesokan harinya klien masih saja batuk,dan demam. Kemudian ibu
klien membawa anaknya ke Puskesmas Panarung untuk memeriksa
keadaan anaknya. Setelah sampai di Puskesmas klien diperiksa
tanda-tanda vital, BB : 14 kg, setelah itu klien dinebulizer untuk
mengencerkan dahaknya. Setelah selesai tindakan klien dianjurkan
untuk istirahat, jaga kebersihan dan beri makanan yang bergizi atau
sehat.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal :-
2) Riwayat natal :-
3) Riwayat postnatal : Dilahirkan secara sc
4) Penyakit sebelumnya : Tidak Ada
5) Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatiti TT


s
Usia ü ü ü ü

c. Riwayat kesehatan keluarga


Dikeluarga tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien atau
riwayat penyakit keturunan.
d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi

= Laki-laki
= Perempuan
= Sudah Meninggal
---- = Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
= By. C
II. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum :
An. R terlihat lemas, suhu badan tinggi, klien batuk-batuk
2. Tanda vital
Tekanan darah : mmhg
Nadi : 89 x/mnt
Suhu : 36,5 ˚C
Respirasi : 32 x/mnt
3. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keadaan (√ ) cembung ( ) cekung ( )
lain,lain…
Kelainan (- ) Hidrocefalus ( - ) Microcephalus
Lain-lain : Tidak ada masalah
b. Rambut
Warna : Hitam
Keadaan : Rontok ( ) Ya (√ )
Tidak
Mudah dicabut ( ) Ya (√ )
Tidak
Kusam ( ) Ya (√ )
Tidak
Lain-lain : tidak ada masalah
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : Bersih
Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutkan
( √ ) Tidak
Lain-lain : tidak ada masalah
d. Mata
Bentuk : ( √ ) simetris( ) tidak
Conjungtiva : Tidak ada anemis
Skelera : Tidak ada ikterik
Reflek pupil : Normal, pupil mengecil apabila diberi
rangsangan cahaya
Oedem Palpebra :( ) Ya (√ ) tidak
Ketajaman penglihatan :
Lain-lain : Tidak ada masalah
e. Telinga
Bentuk : ( √ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada (√ ) tidak
Peradangan : ( ) Ada (√ ) tidak
Ketajaman pendengaran:
Lain-lain : Tidak ada masalah
f. Hidung
Bentuk : (√ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada (√ ) tidak
Pasase udara : (√ ) terpasang O2….. liter ( ) tidak
Fungsi penciuman : Normal
Lain-lain : Tidak ada masalah
g. Mulut
Bibir : intak ( ) ya ( √)
tidak
Sianosis ( ) ya ( √)
tidak
Keadaan ( ) kering (√ )
lembab
Palatum : ( ) keras (√ ) lunak
h. Gigi
Carries : ( ) ya, sebutkan ( √ ) tidak
Jumlah gigi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada masalah

4. Leher dan tengorokan


Bentuk : Simetris
Reflek menelan : An. R mampu menelan susu yang
diberikan
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis :Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada masalah
5. Dada
Bentuk : ( √) simetris ( ) tidak
Retraksi dada : ( ) ada ( ) tidak
Bunyi nafas : Vesikuler
Tipe pernafasan : Pernafasan perut dan dada
Bunyi jantung : S1 (Lup) S2 (Dup)
Iktus cordis : tidak terlihat
Bunyi tambahan : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada
Keadaan payudara : Simetris
Lain-lain : Tidak ada masalah
6. Punggung
Bentuk : ( √ ) simetris( ) tidak
Peradangan : ( ) ada, sebutkan, tidak ada peradangan
Benjolan : ( ) ada, sebutkan, tidak ada benjolan
Lain-lain : Tidak Ada Masalah
7. Abdomen
Bentuk : ( √ ) simetris( ) tidak
Bising usus : Normal
Asites : ( ) ada ( √ ) tidak
Massa : ( ) ada, sebutkan
Hepatomegali : ( ) ada (√ ) tidak
Spenomegali : ( ) ada (√ ) tidak
Nyeri : ( ) ada, sebutkan, tidak ada nyeri
Lain-lain : Tidak Ada Masalah
8. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot :
Oedem : ( ) ada, sebutkan ( √ ) tidak
Sianosis : ( ) ada, sebutkan (√ ) tidak
Clubbing finger : ( ) ada ( √ ) tidak
Keadaan kulit/turgor : Baik
Lain-lain : Tidak Ada Masalah
9. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : Bersih
Keadaan testis : ( √ ) lengkap ( ) tidak
Hipospadia : ( ) ada ( √ ) tidak
Lain-lain : Tidak ada masalah
b. Perempuan
Kebersihan :
Keadaan labia : ( ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/ benjolan :
Menorhage :
Lain-lain :

III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Gizi : baik
2. Kemandirian dalam bergaul : masih belum bisa
3. Motorik halus :-
4. Motorik kasar : An. Bisa menendang
5. Kognitif dan bahasa : belum bisa bicara

IV. Psikososial : Pola Aktifitas sehari-hari


No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi
a. Frekuensi a. 5 x sehari 5 x sehari
b. Nafsu makan/selera b. Baik Baik
c. Jenis makanan c. Susu Susu
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi - 3 x sehari 3 x sehari
Konsistensi - Lembek Lembek
b. BAK
Frekuensi - 3 x sehari 3 x sehari
Konsistensi - cair cair
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 3 jam 2 jam
b. Malam/ jam 9 jam 8 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 3 x sehari 3 x sehari
b. Oral hygiene

V. Data penunjang
Obat Dosis Rute Indikasi

Paracetamol Tab 3x500 Oral Untuk meredakan demam


mg
ambroxol 2x 10 ml Oral Untuk mengencerkan dahak

stimuno 2x50 mg Oral Untuk meningkatkan daya tahan tubuh

1. Pemberian obat

Palangka Raya, 30-11-2020

(Porniki Yuliana)

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTI PENYEBAB
Ds : Ibu An. R mengatakan Terpapar polusi udara Bersihan Jalan Nafas Tidak
Anaknya batuk-batuk yang terus menerus Efektif
selama 2 hari. ↓
Do : Hypertropi dan
- An. R terlihat lemas hyperplasia kelenjar
- Batuk-batuk mucus serta metaplasisel
- Terlihat gelisah goblek
- TTV : ↓
- N :89 x/mnt, RR : 32 x/mnt, Secret terakumulasi pada
S : 38,5 ºC jalan nafas

Penurunan kemampuan
untuk mengeluarkan
secret

Bersihan jalan nafas
tidak efektif

Ds : Ibu An. R mengatakan Virus, bakteri, kondisi Hipertermi


anaknya demam sudah 2 hari lingkungan,daya tahan
Do : tubuh
- An. R terlihat lemas ↓
- Mata merah Masuk saluran
- Kulit terasa hangat pernafasan
- TTV : ↓
N :89 x/mnt, RR : 32 x/mnt, S : Silia mendorong virus ke
38,5 ºC jaringan

Reflek spasmus gagal

Merusak lapisan epitel

Infeksi tenggorokan

Terjadi reaksi inflamasi

Pelepasan prostaglandin

Pengaktifan
prostaglandin

Mempengaruhi pusat
suhu hipotalamus

Suhu tubuh meningkat

hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Penumpukan Secret
2. Hipertermi b.d proses penyakit., ditandai dengan suhu 38,7 oC, kulit teraba
hangat, dan bibir kering.
PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Penumpukan Secret ditandai dengan
klien batuk-batuk
2. Hipertermia b.d
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. R


Ruang Rawat : Puskesmas Panarung

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Bersihan Jalan Nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital menjadi pemicu dalam
Tidak Efektif b.d keperawatan selama 3x24 jam 2. Berikan O2 sesuai kebutuhan keadaan klien
penumpukan secret diharapkan bersihan jalan nafas 3. Posisikan klien semi fowler
dapat teratasi dengan kriteria 4. Berkolaborasi dengan doketr untuk 2. Untuk membantu klien bernafas
hasil : mengeluarkan secret dengan batuk efektif
3. Agar pasien merasa nyaman
 Klien mampu mengeluarkan dan suction
sputum 4. Untuk membantu klien mengeluarkan secret
 Klien mampu bernafas
dengan mudah
 Klien terlihat tenang
 Klien tidak batuk-batuk
 TTV :
 N :89 x/mnt, RR : 32 x/mnt,
S : 36,5 ºC

1. Utnuk mengetahui keadaan umum klien


2. Hipertermi b.d
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vitaL klien 2. Untuk mengetahui tingkat kesdaran klien
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan suhu tubuh klien 2. Kaji penurunan tingkat kesadaran 3. Untuk membantu dalam menurunkan suhu
tidak naik dan dapat teratasi tubuh klie
3. Kompres klien pada lipat paha dan aksila
dengan kriteria hasil:
4. Untuk membantu dalam pengonbatan klien
 Klien tidak lemas 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
 Mata klien tidak merah obat untuk mencegah terjadinya menggigil
 Suhu tubuh turun
 Tanda-tanda Vital :
 N :130 x/mnt, RR : 32 x/mnt,
S : 36,5 ºC
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Implementas Evaluasi (SOAP) Tanda tangan
Jam dan
Nama Perawat
Senin,30-11-2020 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Ibu klien mengatakan batuk klien sedikit kurang
Pukul 10.00 WIB 2. Memberikan O2 sesuai kebutuhan O:
3. Memposisikan klien semi fowler - Klien jarang batuk
4. Berkolaborasi dengan doketr untuk mengeluarkan secret - Klien masih terlihat lemas
dengan batuk efektif dan suction - Klien mampu bernafas dengan mudah
- TTV :
- N :89x/mnt, RR : 30 x/mnt, S : 36,3 ºC
A : masalah 1,2 dan 4 belum teratasi Porniki Yuliana
P : Lanjutkan intervensi 1,2 dan 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Senin,30-11-2020 1. Mengkaji tanda-tanda vitaL klien S : ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak demam
Pukul 10.00 WIB 2. Mengkaji penurunan tingkat kesadaran lagi

3. Mengompres klien pada lipat paha dan aksila O:


4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat untuk
mencegah terjadinya menggigil - Mata klien tidak merah
- Klien masih terlihat lemas
- Suhu tubuh klien hangat
- TTV
- N :130 x/mnt, RR : 30 x/mnt, S : 36,3 ºC
A: Masalah sudah teratasi Porniki Yuliana
P: Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya. (2019). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta:Trans Info Media

Purba. (2018). Pedoman Pemberantasan ISPA dan pneumonia. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai