Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AN.

E
UMUR 9 BULAN DENGAN PEMBERIAN
IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS MENTENG
KOTA PALANGKA RAYA

Oleh :

Anis Marsela
2021-01-14201-088
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024

HALAMAN PERSETUJUAN

Studi Kasus ini diajukan :


Oleh
Nama : Anis Marsela
NIM : 2021-01-14201-088
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada An.E umur 9
bulan dengan pemberian imunisasi
campak di Puskesmas Menteng kota
Palangka
Raya
Ditetapkan di : Palangka Raya
Tanggal : 06 November 2023

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Praktik Praklinik


Keperawatan II (PPK II) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka
Raya

ii
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Meida Sinta A, S.Kep.,Ners Sri Wulandari.T, S. Kep.,


Ners
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An.H umur 9 bulan dengan pemberian imunisasi
campak di Puskesmas kayon kota Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun
guna melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta .A, S.Kep.,Ners selaku koordinator PPK II yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
4. Ibu Isna Wiranti S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam mentyelesaikan asuhan
keperawatan ini
5. Ibu Sri Wulandari.T,S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat
mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua

Palangkaraya, 06 November 2023

Anis Marsela

iii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisa.................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak ..................................................................................................4

2.1.1 Definisi .............................................................................................................4

2.1.2 Kebutuhan Dasar ..............................................................................................4

2.1.3 Tingkat Perkembangan.....................................................................................5

2.1.4 Tugas perkembangan Anak ..............................................................................6

2.2 Konsep Dasar Imunisasi Campak ..............................................................12

2.2.1 Definisi ..........................................................................................................12

2.2.2 Patofisiologi .................................................................................................13

2.2.3 Etiologi ..........................................................................................................14

2.2.4 Manifaste klinik ...........................................................................................14

2.2.5 komplikasi .....................................................................................................14

2.2.6 Pemeriksaan penunjang ...............................................................................15

2.2.7 penatalaksanaan medis ....................................................................................15

2.3 Askep Teori ..................................................................................................16

2.3.1 Pengkajian ......................................................................................................16

iv
2.3.2 Intervensi ......................................................................................................17

2.3.3 Diagnosa .......................................................................................................17

2.2.4 Implementasi ...............................................................................................21

2.2.5 Evaluasi ..........................................................................................................21

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

3.1.1 Pengkajian 22

3.1.2 Diagnosa 28

3.1.3 Intervensi 28

3.1.4 Implementasi 32

3.1.5 Evaluasi 32

4.1 BAB 4 PENUTUP

4.1.1 Kesimpulan 33

4.1.2 Saran33

DAFATAR PUSTAKA

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan. Imunisasi
adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, 2010), atau usaha untuk memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh guna
merangsang pembuatan anti bodi yang bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu. Di
Indonesia, imunisasi yang telah diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang
telah diwajibkan WHO antara lain; imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio
(Ranuh, 2005: 8). Pelayanan imunisasi dapat diperoleh di unit pelayanan kesehatan
milik pemerintah, seperti Rumah Sakit, Puskesmas bahkan Posyandu yang tersebar
diseluruh tanah air. Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi yang wajib
diberikan pada bayi. DPT singkatan dari Difteri Pertusis Tetanus, yaitu vaksin yang
terbuat dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang
telah dilemahkan. Imunisasi ini bermanfaat mencegah infeksi penyakit difteri dan
pertusis atau batuk 100 hari (Lisnawati, 2011: 58).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal dengan sasaran pada bayi
baru lahir sampai usia 11 bulan untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang
perlindungan. 1 Kelengkapan imunisasi dasar mencakup imunisasi hepatitis B diberikan
dalam 12 jam setelah lahir sebanyak 1 kali, BCG sebanyak 1 kali, DPT-HB-Hib
sebanyak 3 kali, polio sebanyak 4 kali dan campak sebanyak 1 kali sedangkan untuk
imunisasi lanjutan dilakukan pada usia 18 bulan dengan pemberian polio sebanyak 4
kali dan campak sebanyak 1 kali.1 Imunisasi BCG dilakukan dengan memberikan
vaksin BCG yang bertujuan memberi kekebalan tubuh terhadap penyakit tuberkulosis,
imunisasi DPT dilakukan dengan pemberian vaksin DPT dengan tujuan meningkatkan
kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi HB (hepatitis B)
dengan memberikan vaksin hepatitis B ke tubuh untuk melindungi tubuh dari penyakit
hepatitis B, imunisasi Hib memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang
meningitis (radang otak) yang disebabkan bakteri Haemophilus influenza type B,
imunisasi polio dengan memberikan vaksin polio (oral) untuk melindungi tubuh

1
terhadap penyakit polio. Imunisasi campak dengan tindakan memberikan vaksin
campak untuk melindungi tubuh dari penyakit campak
Upaya membaiknya tingkat kesehatan anak dipengaruhi oleh meningkatnya
cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam kandungan melalui:
pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, persalinan oleh tenaga kesehatan
utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan neonatal (melalui kunjungan neonatal),
cakupan imunisasi, penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar baik di
fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya pengetahuan
keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa neonatal,
bayi dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behavior ke fasilitas
kesehatan. Imunisasi merupakan investasi kesehatan yang efektif dengan berupa upaya
pencegahan terhadap penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan
Cakupan Imunisasi di dunia, rata-rata telah mencapai angka 93%. Dengan
cakupan imunisasi terendah diperoleh Equatorial Guinea (3%) sedangkan cakupan
imunisasi tertinggi mencapai angka 99% diperoleh Albania, Antigua dan Barbuda,
Brunei Darussalam, Czech Republic, Ecuador, Fiji, Greece, Guyana, Iran, Kazakhstan,
Maldives, Niue, Qatar, Saint Lucia, Sri Lanka, dan Uzbekistan. 2 Indonesia sendiri
memperoleh cakupan imunisasi sebesar 85%, masih dibawah rata-rata cakupan
imunisasi di dunia dan jauh dibawah Singapore (97%) dan Malaysia (96%) (WHO,
2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


permasalahan yaitu bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pemberian imunisasi
Campak pada anak di Puskesmas Menteng Palangka Raya

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Intruksional Umum
Untuk lebih memahami apa itu imunisasi Campak

2
1.3.2 Tujuan Intruksional Khusus

Adapun tujuan instruksional khusus pada penulisan Laporan Pendahuluan ini


Untuk mengetahui :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada An.E Dengan pemberian Imunisasi
Campak di Puskesmas Menteng Palangka Raya
2. Mahasiswa dapat melakukan rumusan Diagnosa Keperawatan pada pada An.E
Dengan pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Kayon Palangka Raya
3. Mahasiwa dapat melakukan implementasi pada An.E Dengan pemberian
imunisasi Campak di Puskesmas Menteng Palangka Raya
4. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada An.E Dengan pemberian Imunisasi
Campak di Puskesmas Menteng Palangka Raya

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari Asuhan Keperawatan ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan bagi perkembangan Asuhan Keperawatan Pada pada An.H
Dengan Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Kayon Palangka Raya

1.4.2 Manfaat Praktis


1) Bagi Perawat
Untuk masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada An.E Dengan
Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Menteng Palangka Raya
2) Bagi Rumah Sakit
Hasil Laporan Pendahuluan ini dapat digunakan sebagai masukan baik pihak
rumah sakit dalam pengembangan Asuhan Keperawatan pada An.E Dengan
Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Menteng Palangka Raya

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Imunisasi


2.1.1 Definisi
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun
dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu
rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan
perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya
sama, demikian pula pada perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat.
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk
sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak.
Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat
lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai
bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi terhadap
penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan
anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka responsnya akan
menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat
kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang
berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda
mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak
dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang
dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan berpikir anak
dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak
masih dalam proses perkembangan.

4
2.1.2 Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan
menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi,
perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yamg layak, sanitasi, sandang,
kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih), pada
tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau
pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan
akan stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam
proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya kecerdasan,
keterampilan, kemadirian, kreativitas, agama, kepribadian dan sebagainya.

2.1.3 Tingkat Perkembangan


Menurut Damayanti, karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan:
1. Usia bayi (0-1 tahun) Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan
perasaaan dan pikirannya dengan kata kata. Oleh karena itu, komunikasi
dengan bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal.
Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi
hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Walaupun
demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang
dewasa yang berkomunikasi dengan caranya non verbal, misalnya
memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara lemah
lembut. Ada beberapa respon non verbal yang bisa ditunjukan bayi
misalnya menggerakan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi
pada bayi kurang dari 6 bulan sebagai cara menarik perhatian orang.
2. Usia pra sekolah (2-5tahun) Karakteristik pada masa ini terutama pada
anak di bawah 3 tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga
mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi
tahu tentang apa yang akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan di

5
ukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke
tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannnya. Beri
kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia yakin
bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa, anak
belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak belum
mampu berkata kata 900- 1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang
dikenalnya.
3. Usia sekolah (6-12 tahun) Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap
stimulus yang dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh
karena itu, apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak di
usia ini harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan
berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak
usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.
Perbendaharaan katanya sudah banyak sekitar 3000 kata dikuasai dan anak
sudah mampu berfikir secara konkret.
4. Usia remaja (13-18 tahun) Fase remaja merupakan masa transisi atau
peralihan dari akhir masa anak anak menuju masa dewasa. Dengan
demikian, pola pikir dan tingkah laku anak merupakan peralihan dari anak
anak menuju dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar
memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau
stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau orang
dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga
diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu
bersama dan tunjukan ekspresi wajah bahagia.
2.1.4 Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan anak adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai
individu pada tiap tahap perkembangannya.

1. Tugas perkembangan 0-2 tahun adalah berjalan, berbicara, makan


makanan padat, kestabilan jasmani.
2. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat kesempatan
bermain, bereksperimen dan bereksplorasi, meniru, dan mengenal jenis
6
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan sosial dan
alam, belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan
salah dan benar serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.
3. Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah belajar menguasai
keterampilan fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat mengenai
diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya, memakai peranan sesuai
dengan jenis kelamin, mengembangkan konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari hari, mengembangkan keterampilan yang fundamental,
mengembangkan pembentukan kata hati, moral dan skala nilai,
mengembangkan sikap yang sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga.
4. Tugas perkembangan anak usia 13 -18 tahun adalah menerima keadaan
fisiknya dan menerima perananya sebagai perempuan dan laki laki,
menyadari hubungan hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis
kelamin, menemukan diri sendiri berkat refklesi dan kritik terhadap diri
sendiri, serta mengembangkan nilai nilai hidup.

2.2 Konsep Dasar Imunisasi Campak


2.2.1Definisi
Imunisasi campak merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh
dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung
tidak kurang dari 1000 incktive unit virus strain dan tidak lebih dari 100 mcg
residu kanamycin dan 30 mcg residu eritrhomycin.
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan
measles dalam bahasa inggris. Penyakit campak adalah penyakit menular dengan
gejala kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang
disertai panas 38°C atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek dan
mata merah (WHO, 2011).

Campak (morbili) adalah virus akut menular yang disebabkan oleh virus
morbili (paramiksovirus) yang terdapat pada sekret nasofaring dan darah selama
masa prodromal selama 24 jam setelah timbul bercak-bercak (Pudiastuti, 2011).
7
Morbili (campak) adalah infeksi virus akut, ditandai oleh demam tinggi dan
ruam makulopapel yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan,
anggota atas dan bawah (Widagdo, 2012).

2.2.2Patofisiologi
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari
penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-
sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti dengan
penyebaran ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini, terjadi viremia
primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan
kelenjar limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus.
Pada hari ke-5 sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh
terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke-14,
virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, 2-3 hari
kemudian virus mulai berkurang. Selama infeksi, virus bereplikasi di sel-sel
endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan makrofag (Cherry JD, 2014).
Virus masuk ke dalam tubuh melalui system pernafasan, dimana mereka
membelah diri secara setempat; kemudian infeksi menyebar ke jaringan limfoid
regional, dimana terjadi pembelahan diri selanjutnya. Viremia primer
menyebabkan virus, yang kemudian bereplikasi dalam system retikuloendotelial.
Akhirnya, viremia sekunder bersemai pada permukaan epitel tubuh, termasuk
kulit, saluran pernafasan. dan konjungtiva, dimana terjadi replikaksi fokal.
Campak dapat bereplikasi dalam limfosit tertentu, yang membantu
penyebarannya di seluruh tubuh. Sel datia berinti banyak dengan inklusi
intranuklir ditemukan dalam jaringan limfoid di seluruh tubuh (limfonodus,
tonsil, apendiks).
Peristiwa tersebut di atas terjadi selama masa inkubasi, yang secara khas
berlangsung 9-11 hari tetapi dapat diperpanjang hingga 3 minggu pada orang
yang lebih tua. Mula timbul penyakit biasanya mendadak dan ditandai dengan
koriza (pilek), batuk, konjungtivitis, demam, dan bercak koplik dalam mulut.

8
SUMBER WOC: https://id.scribd.com/document/367643097/327853426-WOC-
Campak-Pada-Anak

9
2.2.3Etiologi
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan
paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris
tengah 140mm. dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan
protein, didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian
protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks
nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Se lubung luar sering menunjukkan
tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai
hemaglutinin.
2.2.4Manifaste Klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10-20 hari dan kemudian
timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:

a) Stadium Prodromal (Catarrhal)

Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari ditandai dengan demam, malaise,
batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis
berhadapan dengan molor bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash.

Ditandai dengan panas, lesu, batuk batuk dan mata merah. Gejala yang utama
muncul adalah demam, yang terus meningkat hingga mencapai puncaknya
suhu 39,4 40,6°C pada hari ke 4-5, yaitu pada saat ruam muncul. Gejala lain
yang juga bisa muncul batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis,
dan konjungtivitis. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak koplik's
pada mukosa pipi /daerah mulut, tetapi gejala ini tidak selalu dijumpai.

b) Stadium Erupsi

Ditandai dengan batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena
panas tinggi, kadang-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash
(bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari demam. Ruam ini bisa
berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di
depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2

10
hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di
wajah mulai memudar. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar
hari ketiga. Kadang disertai diare dan muntah.

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta
suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun.
penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam. kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

c) Stadium Konvalensi

Frupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih


(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya, panas badan
menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi. Selanjutnya diikuti gejala
anorexia, malise, limfadenopati.

2.2.5Komplikasi

Menurut IDAI (2010), komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan morbili
adalah, sebagai berikut:

1) Laringitis akut

Timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang
bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan
distres pernafasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan
akan membaik dan gejala akan menghilang.

2) Bronkopneumonia

Dapat terjadi apabila virus campak menyerang epitel saluran pernafasan


sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau pneumonia.
Bronkopneumonia dapat disebabkan virus campak sendiri pneumoccoccus,
streptococcus dan staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran
pernafasan maka Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein. Ditandai dengan

11
batuk, meningkatnya frekuensi nafas dan adanya ronki basah halus. Pada
saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan
menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari
lagi.

3) Ensefalitis

Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi,


biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah terjadi ruam. Kejadian ensefalitis
dapat melalui mekanisme imunologik maupun melalui invasi langsung virus
campak ke dalam otak. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus
campak, dengan mortalitas antara 30-40%. Terjadinya ensefalitis dapat
melalui mekanisme imunologik maupun melalui invasi langsung virus
campak ke dalam otak,

4) Otitis media akut


Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus campak ke dalam telinga
tengah. Invasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak.
Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodromal dan stadium
erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena
invasi virus terjadi otitis media purulenta.

5) Enteritis

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita campak, penderita


mengalami muntah mencret pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi
virus kedalam sel mukosa usus.

6) Konjungtivitis

Pada hampir semua kasus campak terjadi konjungtivitis, yang ditandai


dengan adanya mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan
fotopobia. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus campak
atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari pertama
sakit.

2.2.6Pemeriksaan Penunjang

12
1) Pada pemeriksaan darah didapat jumlah leukosit normal atau meningkat
apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pada pemeriksaan darah tepi dapat
ditemukan adanya leukopeni.
2) Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan
adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi
pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah
pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false
negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.
3) IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat
dideteksi 1 minggu setelah onset sampai3 minggu setelah onset. IgG masih
dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemusian
4) Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang
diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam
setelah timbul bercak-bercak
5) Pada kasus-kasus atopik, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk
memastikannya. Teknik pemeriksaan yang dapat digunakan adalah: Fiksasi
komplemen, Inhibisi hemaglutinasi dan Metode antibodi fluoresensi tidak
langsung.
6) Pemeriksaan untuk komplikasi Ensefalopati / ensefalitis (dilakukan
pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar elektrolit darah dan analisis gas
darah), enteritis (feces lengkap), bronkopneumonia (dilakukan pemeriksaan
foto dada dan analisis gas darah).
2.2.7Penatalaksanaan Medis
1) Memperbaiki keadaan umum
2) Pemberian vitamin A:
 <6 bulan 50,000 IU/hari > 2 hari
 6-11 bulan: 100.000 IU/hari > 2 hari
 > 12 bulan: 200.000 IU/hari > 2 hari
3) Istirahat baring selama suhu tubuh meningkat dan pemberian antipiretik.
4) Pemberian antibiotik pada anak-anak yang berisiko tinggi atau terdapat
infeksi sekunder. Antibiotika hanya diberikan bila terjadi komplikasi berupa
infeksi sekunder (seperti otitis media dan pnemonia).

13
5) Pemberian obat batuk.
6) Pemberian sedativum.
7) Kortikosteroid dosis tinggi. (Rampengan (2008), Suriadi (2010))

Obat-obat yang dapat diberikan antara lain:

 Penurun panas (antipiretik) paracetamol 7,5-10mg/kg bb/kali, interval


6-8 jam.
 Pengurang batuk: ekspektoran, gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-
100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. Antitusif perlu
diberikan bila

2.3 Asuhan Keperawatan Teori


2.4.1 Pengkajian
1. Anamnesa, meliputi :
a) Identitas pasien (Nama, Tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agam,
suku, pendidikan, alamat)
b) Identitas penangung jawab (Nama, Tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat )
2. Keluhan utama
Biasanya keluarga pasien mengatakan ingin melakukan imunisasi
3. Riwayat penyakit
Apakah keluarga atau pasien menderita penyakit berat seperti DM,
Hipertensi, Jantung dan sebagainya
4. Riwayat kesehatan lalu
a) Riwayat prenatal
b) Riwayat natal
c) Riwayat postnatal
5. Riwayat kesehatan sekarang
6. Tanda-tanda vital pasien (suhu, tekanan darah, nadi, respirasi)
7. Kepala dan wajah (ubun-ubun, rambut, kepala, mata, telinga, hidung,
mulut, ddaa, punggung, abdomen, ekstermitas, genetalia)

14
8. Pola aktibitas sehari-hari (Nutrisi, eliminasi, istirahat/tidur, personal
hygiene)

15
2.4.2 Intervensi Keperawatan

Kesiapan peningkatan manajemen Manajemen kesehatan Edukasi Kesehatan


kesehatan (SLKI L.12104, Hal 149) (SIKI I.12383, Hal 65)
SDKI D.0112, Hal 249 Setelah dilakukan intervensi dan Observasi
kolaborasi selama 1x12 jam 1. identifikasi kesiapan dan
diharapkan kemampuan mengatur dan kemampuan menerima informasi
mengintegrasikan penanganan 2. identifikasi faktor-faktor yang
masalah kesehatan dalam kehidupan dapat meningkatkan dan
meningkat menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. melakukan tindakkan untuk 1. sediakan materi dan media
mengurangi faktor resiko cukup pendidikan kesehatan
meningkat 2. jadwalkan pendidikan kesehatan
2. menerapakan program sesuai kesepakan
keperawatan cukup meningkat 3. berikan kesempatan untuk
3. aktivitas hidup sehari-hari efektif bertanya
memenuhi tujuan kesehatan

18
cukup meningkat Edukasi
1. jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengarui kesempatan
2. ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Risiko Hipotermia b.d Proses
Imunisasi Termoregulasi (SLKI L.14134 Manajemen Hipertermia (SLKI
( SDKI D.0130 Hal. 284) Hal.129) L.15506 Hal.181)
Setelah dilalukan asuhan keperawatan Observasi :
selama 1 x 15 menit Termoregulasi  Monitor suhu
membaik dengan Kriteria hasil: Terapeutik :
1) Suhu tubuh cukup membaik  Longgarkan pakaian
2) Suhu kulit cukup membaik  Berikan kompres air hangat pada
bayi
Edukasi :
 Anjurkan tirah baring

19
 Anjurkan pemberian asi/susu
Kesiapan Peningkatan Tingkat Pengetahuan pada bayi
Pengetahuan (SLKI L.12111, Hal 58)  Berikan kompres air hangat pada
(SDKI D.0113) Setelah dilakukan intervensi dan bayi
kolaborasi selama 1x24 jam Kolaborasi :
diharapkan kecukupan informasi Kolaborasi pemberian cairan dan
kognitif berkaitan dengan topik elektroit intravena,jika perlu
meningkat dengan kriteria hasil :

Edukasi Kesehatan
1. kemampuan mejelaskan
pengetahuan tentang topik (SIKI I.08238 Hal, 201)
2. persepsi keliru tentang masalah Observasi
menurun 1. Identifikasi kesiapan orang tua
3. verbalisasi minat dalam belajar dalam menerima edukasi serta
meningkat faktor yang menghambat
4. perilaku sesuai anjuran keberhasilan edukasi (mis.
meningkat Faktor budaya, hambatan
bahasa, kurang tertarik).
Identifikasi pemahaman tentang

20
tujuan pemberian vaksin
Edukasi
1. Jelaskan pentingya memberikan
vaksin dan imunisasi
2. jelaskan jenis imunisasi dasar
yang direkomendasikan (mis.
BCG,DPT, hepatitis B, polio,
campak)
3. jelaskan efek vaksin dalam
meningkatkan imunitas
4. jelaskan vaksin yang diperlukan
untuk jadwal selanjutnya
5. anjurkan mematuhi jadwal
pemberian vaksin pada anak

21
2.4.3 Implementasi
Implementasi yang dapat dilakukan yaitu memberikan tindakan sesua dengan kebutuhan
pasien, serta untuk memonitoring keadaan pasien. Pada proses ini perawat merealiasikan tindakan
untuk mencapai tujuan. kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
melakukan observasi terhadap respon klien dan menila data baru. Selain itu perawt juga harus
melakukan dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan

2.4.4 Evaluasi
Dalam hal ini dilakukan evaluasi atas hasil dari tindakan dan implementasi yang diberikan
kepada pasien. Pada proses ini intervensi keperawatan harus ditentukan apakah intervensi harus di
akhiri, dilanjutkan atau dimodifikasi ataupun diubah. Evaluasi dilakukan segera setelah
implementasi dilaksanakan sehingga memungkinkan perawat untuk melakukan tindakan
selanjutnya. Evaluasi juga untuk melihat apakah perkembangan untuk mencapai tujuan telah
ditentukan

22
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Anamnesa

Pengkajian Tanggal 06 November 2023 Pukul 09.00 Wib

1. Identitas pasien
Nama Klien : Ny E
TTL : 18 Januari 2023
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Ir.soekarno induk no 14
Diagnosa medis : Imunisasi campak
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny.R
TTL : 01 Februari 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Ir soekarno induk no 14
Hubungan keluarga : Ibu kandung
3. Keluhan utama
Ibu Pasien mengatakan bayi akan di imunisasi campak , dan bayi tidak ada keluhan

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang

Setelah melakukan pendaftaran dan menyerahkan buku KIA ibu pasien menunggu
nomor antrian . Dari hasil penimbangan di dapat status pasien BB:6,8 Kg ,TB:68
23
cm,LK:41 cm setelah di lakukan penimbangan ibu pasien di arahkan ke tempat
duduk menunggu nomor antrian

b. Riwayat kesehatan lalu

1) Riwayat prenatal : Selama hamil ibu sering periksa kehamilan


dan mengikuti posyandu serta melakukan USG. Ibu
pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan buruk
seperti merokok dan minum alkohol.

2) Riwayat natal : An.E lahir dirumah ditolong oleh bidan.


Pasien mengatakan anaknya lahir cukup bulan dan
menangis secara spontan. Dengan berat badan 2,8 kg

3) Riwayat postnatal : bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu ibu)
ditambah MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) sampai sekarang

4) Penyakit sebelumnya : Tidak ada


1) Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatiti TT


s
Usia 2 bulan Tetes 1
3bulan 18 Hari 9 Bulan 1 Hari
Tetes 2
2 Bulan

1) Riwayat kesehatan keluarga


Tidak ada riwayat penyakit keluarga

24
2) Susunan genogram 3 (tiga) generasi

X X

Keterangan
: perempuan

: Laki - laki

: Garis keturunan

: Pasien

X : Meninggal

II. Pemeriksaan fisik


Keadaan umum : Sehat ( Normal)

1. Tanda vital
Tekanan darah :- mmhg
Nadi : - x/mnt
Suhu : 36,5 ˚C
Respirasi : 30 x/mnt
2. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup ( ) Ya ( √ ) Tidak
Keadaan ( ) cembung ( ) cekung ( ) lain,lain
Kelainan ( ) Hidrocefalus ( ) Microcephalus

25
Lain-lain Tidak ada
b. Rambut
Warna : Cokelat
Keadaan : Rontok ( ) Ya ( √ ) Tidak
Mudah dicabut ( ) Ya (√ ) Tidak
Kusam ( ) Ya ( √ ) Tidak
Lain-lain Tidak ada
c. Kepala
Keadaan kulit kepala: Simetris
Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutka
( √ ) Tidak
Lain-lain : Tidak ada
d. Mata
Bentuk : ( √ ) simetris ( ) tidak
Conjungtiva : Merah muda
Skelera : Putih
Reflek pupil : Mengecil
Oedem Palpebra : ( ) Ya ( √ ) tidak
Ketajaman penglihatan: -
Lain-lain : Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : ( √ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada (√ ) tidak
Peradangan : ( ) Ada (√ ) tidak
Ketajaman pendengaran :-
Lain-lain : Tidak ada
f. Hidung
Bentuk : ( √ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada (√ ) tidak
Pasase udara : ( ) terpasang O2 liter (√ ) tidak
Fungsi penciuman :-
Lain-lain : Tidak ada
g. Mulut
Bibir : intak ( √ ) ya ( √ ) tidak
Stanosis ( ) ya ( ) tidak

26
Keadaan ( ) kering ( √ ) lembab
Palatum : ( ) keras ( √ ) lunak
h. Gigi
Carries : ( ) ya, sebutkan ( √ ) tidak
Jumlah gigi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Leher dan tengorokan
Bentuk : Simetris
Reflek menelan : Ada
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis: : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4. Dada
Bentuk : ( √) simetris ( ) tidak
Retraksi dada : ( ) ada ( √ ) tidak
Bunyi nafas : Vesiluler
Tipe pernafasan : inspirasi dan ekspirasi
Bunyi jantung : lub dup
Iktus cordis : Normal
Bunyi tambahan : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada
Keadaan payudara : Simetris
Lain-lain : Tidak ada
5. Punggung
Bentuk : ( √ ) simetris ( ) tidak
Peradangan : ( ) ada, sebutkan
Benjolan : ( ) ada, sebutkan
Lain-lain : Tidak ada
6. Abdomen
Bentuk : ( √ ) simetris ( ) tidak
Bising usus : 15 x/menit
Asites : ( ) ada ( √ ) tidak

27
Massa : ( ) ada, sebutkan
Hepatomegali : ( ) ada ( √ ) tidak
Spenomegali : ( ) ada ( ) tidak
Nyeri : ( ) ada, sebutkan
Lain-lain : Tidak ada
7. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot : Aktif
Oedem : ( ) ada, sebutkan (√ ) tidak
Sianosis : ( ) ada, sebutkan ( √ ) tidak
Clubbing finger : ( ) ada (√ ) tidak
Keadaan kulit/turgor : Normal / elastis
Lain-lain : Tidak ada
8. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : Tidak ada
Keadaan testis : ( ) lengkap ( √ ) tidak
Hipospadia : ( ) ada ( √ ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( √ ) tidak
Lain-lain :

b. Perempuan
Kebersihan : Tidak ada
Keadaan labia : ( √ ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/ benjolan: Tidak ada
Menorhage : Usia
Siklus
Lain-lain : Tidak ada

III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Gizi : 6,8 kg / 9 bulan tercukupi
2. Kemandirian dalam bergaul : Senang bergaul
3. Motorik halus : Memegang ibu jari dan jari
4. Motorik kasar : Bangkit terus duduk / bangkit untuk berdiri
5. Kognitif dan bahasa: : Papah / Mamah spesifik

28
6. Psikososial : Menyatakan keinginan dan tepuk tangan/dag –
dag dengan tepuk tangan

IV. Pola Aktifitas sehari-hari

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi
a. Frekuensi 3 x sehari Tidak ada
b. Nafsu makan/selera Normal
c. Jenis makanan
2 Eliminasi
a. BAB 1x sehari
Frekuensi Sedikit Lembek

Konsistensi Tidak ada


b. BAK
Frekuensi
Konsistensi 7x sehari
30 ml Bening

3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 2/jam Tidak ada
b. Malam/ jam 8/jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 3 x sehari Tidak ada
b. Oral hygiene Bersih

Palangka Raya, 06 November 2023

Mahasiswa,

29
(Anis Marsela)

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Kurang terpapar Defisit pengetahuan
-Orang tua pasien informasi D.0111
mengatakan tidak tau ↓
manfaat dan fungsi Orang tua bertanya
imunisasi tentang Imunisasi
-orang tua mengatakan ↓
cemas mengapa setelah Orang tua Tampak
imunisasi anaknya demam. cemas dan gelisah
DO : ↓
-Tampak orang tua Anak mengikuti Program
menanyakan tentang Imunisasi
imunisasi yang diberikan

Orang tua bertanya


mengenai efek imunisasi
tampak orang tua cemas,
gelisah saat anak mau di
imunisasi

Mencegah penyakit Difteri,


Tetanus dan Pertusis yang
DS : disebabkan oleh bakteri
Resiko Hipertemi
- Ibu pasien mengatakan “
anak saya sudah diberikan
Bayi cukup umur untuk
imunisasi campak dan
30
biasanya setelah diberikan mendapatkan imunisasi
imunisasi demam suhu
badan anak saya meningkat
setelah diimunisasi dan anak Pemberian imunisasi Campak

saya juga rewel” dengan injeksi Intra Muscular

DO : Resiko Hipertemi

-Pasien tampak rewel

-Suhu badan pasien naik

-Imunisasi diberikan melalui


IM tangan kanan

-Pasien diberikan imunisai


campak

Program imunisasi Untuk


DS : mencegah penyakit pada Kesiapan peningkatkan

anak manajemen Kesehatan


- Orang Tua
↓ (D.0112)
mengatakan An.K
sehat ingin imunisasi Anak Mengikuti Imunisasi

lanjutan
DO :

- Pasien berdasarkan
buku KIA benar
jadwal Imunisasi

31
lanjutan

- An.E dalam Kondisi


Sehat.

- Umur : 9 Bulan

- BB : 6,8 KG

- TB : 68 cm

- S : 36,5 0C

- LK: 41 cm
R : 30 X/Menit

PRIORITAS MASALAH

1) Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar infomasi d.d Ibu An. E mengatakan tidak
mengetahui manfaat, dan efek samping imunisasi Campak , Ibu An. E tampak
menanyakan tentang imunisasi yang diberikan, TTV : S 35,5 oC , RR: 30 X/menit ,
BB: 6,8 kg , TB: 68 Cm, Lingkar kepala 41 cm
2) Risiko Hipotermia b.d Proses Imunisasi

3) Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan b.d Orang tua ingin meningkat


kesehatan anaknya, d.d :

Pada buku kesehatan ibu dan anak terdapat jadwal Imunisasi Campak

Ibu An. E mengantar anaknya ke puskesmas Menteng untuk di imunisasi

32
33
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.E


Ruang Rawat : Puskesmas Menteng

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan Edukasi Vaksin ( I.12459) Observasi :
keperawatan,
Observasi : 1. . Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
1 x 4 jam di harapkan untuk menerima informasi
Defisit Pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan orang tua dalam
masalah Tingkat
berhubungan dengan kurang menerima edukasi serta faktor yang 2. Untuk mengetahui tujuan pemberian vaksin
Pengetahuan (L.12111)
terpapar informasi. menghambat keberhasilan edukasi (mis.
meningkat dengan kriteria Edukasi :
Faktor budaya, hambatan bahasa, kurang
(D.0111) hasil:
tertarik). 1.untuk melindungi tubuh agar terhindar dari

1.Kemampuan menjelaskan 2. Identifikasi pemahaman tentang tujuan resiko campak dan rubella

pengetahuan tentang suatu pemberian vaksin 2. untuk memperkuat imunitas tubuh bayi serata
topik Edukasi : menjaga kekebalan tubuh
2.Perilaku sesuai dengan
1.Jelaskan pentingya memberikan vaksin dan 3. agar sesuai tahap atau jadwal yang diberikan
pengetahuan
imunisasi
2.jelaskan jenis imunisasi dasar yang
direkomendasikan (mis. BCG,DPT, hepatitis B,
polio, campak)

34
Anjurkan mematuhi jadwal pemberian vaksin
pada anak.

Termoregulasi (SLKI
Manajemen Hipertermia (SLKI L.15506
Risiko Hipotermia b.d Proses L.14134 Hal.129)
Hal.181)
Imunisasi Setelah dilalukan asuhan Observasi :
Observasi :
( SDKI D.0130 Hal. 284) keperawatan selama 1 x 15
1.Untuk mengetahui masalah kesehatan individu
menit Termoregulasi  Monitor suhu
keluarga
membaik dengan Kriteria
Terapeutik : 2.Untuk mengetahui inisiatif individu keluarga
hasil:
Terapeutik :
 Longgarkan pakaian
3) Suhu tubuh cukup
 Berikan kompres air hangat pada bayi 3.Untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
membaik
mandiri px
4) Suhu kulit cukup Edukasi :
Edukasi :
membaik  Anjurkan tirah baring
Untuk membantu kemampuan memecahkan
 Anjurkan pemberian asi/susu pada bayi
masalah kesehatan seara mandiri
 Berikan kompres air hangat pada bayi

(D.0112 Hal.249)

Kesiapan Peningkatan

35
Manajemen Kesehatan Perilaku Kesehatan (L.12107
Hal. 88)
Kolaborasi :
Setelah dilakukan asuhan
Kolaborasi pemberian cairan dan elektroit
keperawatan selama 1 x 1
intravena,jika perlu
jam Perilaku Kesehatan Observasi :
Observasi: 1. Untuk mengetahui masalah kesehatan individu
meningkat dengan Kriteria
keluarga
hasil: 1. identifikasi masalah kesehatan individu,
keluarga 2. Untuk mengetahui inisiatif individu keluarga
1. Penerimaan terhadap
Terapeutik :
perubahan status 2. identifikasi inisiatif individu, keluarga
1. Untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
kesehatan cukup Terapeutik: mandiri px
meningkat (4)
1. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar Edukasi :
2. Kemampuan melakukan
1. Untuk membantu kemampuan memecahkan
tindakan pencegahan 2. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan
masalah kesehatan seara mandiri
masalah kesehatan cukup mandiri
meningkat (4) Edukasi:
kemampuan meningkatkan
Bimbing untuk bertanggung jawab
kesehatan cukup meningkat
mengidentifikasi dan mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah kesehatan
secara mandiri.

36
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
1.Mengidentifikasi pemahaman tentang tujuan pemberian S : ibu An.E mengatakan setelah diberikan edukasi dapat
vaksin menjelaskan sedikit demi sedikit dan cukup mengerti dengan
Defisit Pengetahuan
2.Menjelaskan efek vaksin dalam meningkatkan imunitas apa yang di sampaikan mengenai imunisasi Campak
berhubungan dengan
3.Menjelaskan jenis-jenis imunisasi dasar yang
kurang terpapar O : ibu An.E dapat memahami apa yang di sampaikan dalam
direkomendasikan(mis.BCBCG,DPT,Hepatitis,
informasi penjelasan pendidikan kesehatan dan respon dari orang tua
Polio,Campak).
cukup baik untuk mematuhi jadwal imunisasi selanjutnya. Anis Marsela
SDKI (D.0111) 4.Menganjurkan mematuhi jadwal pemberian vaksin pada
anak. A : masalah teratasi
06 November 2023
P : intervensi dihentikan

37
S : Ibu pasien mengatakan “ suhu badan anak saya sudah
mulai menurun”
Risiko Hipotermia 1. Memonitor suhu tubuh dengan menggunakan
b.d Proses Imunisasi termometer di axila O : Suhu badan An.E masih 37,9 0C
2. Melonggarkan pakaian
( SDKI D.0130 Hal. A : Masalah belum teratasi
3. Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
284)
4. Memberikan kompres hangat pada dahi bayi P : Pertahankan intervensi:

5. Menganjurkan ibu memberikan asi/susu pada bayi 1. Monitor suhu


6. Mengedukasi pasien bagaimana cara melakukan 2. Longgarkan pakaian
kompres hangat 3)Anjurkan ibu memberikan asi/susu pada bayi

Hipotermia b.d Proses Imunisasi S : Ibu pasien mengatakan “ suhu badan anak saya sudah
normal ”
1. Memonitor suhu tubuh dengan menggunakan
Hari ke 2 termometer di axila O : Suhu badan An. E sudah normal menjadi S 36,7 serta
2. Melonggarkan pakaian An.A tidak rewel lagi
3. Menganjurkan ibu memberikan asi/susu pada bayi
A : Masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

38
S :Ibu pasien mengatakan “saya mengetahui imunisasi yg
diberikan pada anaknya dan sudah diberikan informasi
bagaimana penanganan demam setelah anak menerima
imunisasi Campak ”

O:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga,
Kesiapan dengan cara menanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ada - Ibu pasien tampak sudah mengerti bagaimana cara untuk
Peningkatan penyakit keturunan atau tidak. meningkatkan kesehatan.
Manajemen
2. Mengidentifikasi inisiatif individu, keluarga dengan cara - Respon orang tua An.E cukup baik untuk memenuhi
Kesehatan
meminta ibu pasien menjelaskan bagaimana cara mengatasi imunisasi selanjutnya
SDKI (D.0112) demam atau penyakit yang dialami pasien A : Masalah teratasi

06 November 2023 3. Membimbing untuk bertanggungjawab mengidentifikasi P : Intervensi dihentikan


dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
kesehatan secara mandiri

39
40
BAB 4
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan

Imunisasi Campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadi penyakit campak pada anak, karena penyakit ini sangat
menular yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif, terhadap
penyakit campak (morbili/measles).(kandungan vaksin campak ini
adalah virus yang dilemahkan.

Imunisasi adalah suatu proses kegiatan dalam upaya meningkatkan


system kekebalan tubuh dengan memasukkan mikroorganisme yang
sudah dilemahkan yang berbentuk vaksin sehingga terbentuknya
antibody yang dapat mencegah individu terdahap penyakit
tertentu.Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen-antigen serupa tidak terjadi penyakit (Nakita,
2016). Imunisasi dasar adalah suatu cara atau usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan akan kebal terhadap penyakit tertentu
(Stephanie, 2013).

IV.2 Diharapkan setelah menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan


Keperawatan Pada An. E Dengan Diagnosa Medis Imunisasi Campak di
Puskesmas Menteng Palangka Raya” akan menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga dapat
memberikan asuhan yang baik dan berkualitas.

17
DAFTAR PUSTAKA
Midwifery essensials: Antenatal Volume 2. Jakarta: EGC.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Definisi dan


Kiteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak 2011. Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan
Anak.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dick, George. 2015. Imunisasi dalam praktek. Jakarta : hipocrates


Markum, A.H 2012. Imunisasi.Jakarta:FK UI

Kemenkes RI. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2018.

Jakarta.

Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta;Kemenkes


RI,2018. Kemenkes RI. PID 2019, Tingkatkan Cakupan dan Mutu
Imunisasi Lengkap. Jakarta;Kemenkes RI.2019.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019

18
Hari/Tanggal : Senin 06, November 2023

Waktu : 18.00 WIB

Gambar 1 Pertemuan Hari Pertama

Hari/Tanggal : Selasa 07, November 2023

Waktu : 12.00 WIB

Gambar 2 Pertemuan Hari Kedua

19
20

Anda mungkin juga menyukai