Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

E UMUR 10 TAHUN DENGAN


PEMBERIAN IMUNISASI HPV (HUMAN PAPILLOM VIRUS) DI
UPTD PUSKESMAS KAYON KOTA PALANGKA RAYA

Disusun oleh:
Nama : Desira Natalia
Nim : 2021-01-14201-023

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh


Nama : Desira Natalia
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “ Asuhan Pada An. E Dengan Pemberian Imunisasi
HPV di UPTD Puskesmas Kayon ”

Dibuat sebagai syarat dalam menempuh Tugas Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan Studi Kasus Ini Disetujui Oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Isna Wiranti, S.Kep.,Ners Sri Wulandari.T,


S.Kep.,Ners
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. E Dengan Diagnosa Imunisasi
HPV di UPTD Puskesmas Kayon Palangka Raya”.
Laporan pendahuluan ini disusun oleh guna melengkapi tugas praktik praklinik
keperawatan 2 (PPK 2). Laporan pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku ketua STIKES Eka Harap Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners,M.Kep selaku ketua program studi sarjana keperawatan
STIKES Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Meida Sinta Araini,S.Kep.,Ners selaku Koordinator PPK 2
4. Ibu Isna Wiranti, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini
5. Ibu Sri Wulandari.T, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini.

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penysun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapakan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 25 September 2023


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................II
KATA PENGANTAR..............................................................................................III
DAFTAR ISI.............................................................................................................IV
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak
2.1.1 Definisi..............................................................................................................3
2.1.2 Kebutuhan Dasar anak......................................................................................4
2.1.3 Tingkat Perkembangan Anak............................................................................4
2.2 Konsep Imunisasi HPV
2.2.1 Definisi..............................................................................................................5
2.2.2 Etiologi..............................................................................................................5
2.2.3 Patofisiologi......................................................................................................6
2.2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................................7
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................8
2.2.6 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................8
2.2 Asuhan Keperawatan Teori
2.2.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................................8
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................9
2.2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................9
2.2.4 Implementasi Keperawatan...............................................................................9
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................9
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan......................................................................................10
3.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................15
3.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................................16
3.4 Implementasi Keperawatan..................................................................................19
3.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................................19
BAB 4 PEMBAHASAN DAN PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................20
4.2 Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi di bidang kesehatan menghasilkan berbagai
penemuan, salah satunya adalah vaksin yang diimplementasikan melalui program imunisasi.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes, 2017).salah satunya imunisasi
HPV, imunisasi HPV merupakan pencegahan primer yang diharapkan akan menurunkan
terjadinya infeksi HPV resiko tinggi, menurunkan kejadian karsinogenesis kanker serviks
hingga akhirnya menurunkan kejadian kanker serviks uterus. Human papillomavirus atau
HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta berpotensi
menyebabkan kanker serviks.
Di Indonesia, imunisasi yang telah diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang
telah diwajibkan WHO salah satunya imunisasi HPV telah dilakukan sejak beberapa tahun
lalu, mulai tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta, hingga pada tahun 2021 sudah ada 20
Kabupaten/Kota yang melaksanakan imunisasi HPV. Tahun 2022 diperluas ke 112
Kabupaten/Kota. Total terdapat 132 Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan introduksi
imunisasi HPV Percepatan imunisasi HPV terus dilakukan dengan melaksanakan perluasan
secara nasional di seluruh Kabupaten/Kota di tahun 2023.
Infeksi virus HPV bisa menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan
seks dengan penderita. Sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
gejala. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil pada kulit di berbagai area tubuh, seperti
lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin. Selain itu, risiko tertular infeksi virus HPV juga
dapat diturunkan dengan tidak bergonta-ganti pasangan. Infeksi HPV dapat dicegah dengan
menjalani Imunisasi HPV.
Peran perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ini dengan melakukan
Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) secara nasional dalam rangka mempercepat
penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim serta menjaga masa
depan anak-anak perempuan Indonesia agar selalu sehat, terhindar dari kanker serviks.
1.2 Rumusan Malasalah
Berdasarkan hasil pembahasan diatas “bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan anak
pada imunisasi HPV di Puskemas Kayon, mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi sampai dengan evaluasi keperawatan.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk lebih memahami apa itu imunisasi HPV
1.3.2 Tujuan Khusus
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan diprogram studi S1 keperawatan STIKES Eka
Harap Palangka Raya.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan agar mahasisawa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
1.4.1 Bagi Klien Dan Keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga kesehatannya dan
sebagai sumber informasi pada keluarga.
1.4.2 Institusi
Menjadi sumber referensi bagi institusi pendidikan maupun Puskesmas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak
2.1.1. Definisi
Anak Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa
tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada
semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada
perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat.
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk
sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Pola
koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar. Perilaku
sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi seperti anak mau
diajak orang lain. Sedangkan respons emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada
usia dan pencapaian tugas perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan
orang tua maka responsnya akan menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada
situasi yaitu diam. Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan,
mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang
berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari
besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis anak dengan dewasa
mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah
mencapai kematangan.
Kemampuan berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa
sudah matang sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula dalam
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada dampak
psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang
anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik
dan matang (Yuliastuti&Nining, 2016).
2.1.2 Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi
kebutuhan fisik –biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi, perawatan kesehatan
dasar, tempat tinggal yamg layak, sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi.
Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih), pada tahun pertama kehidupan, hubungan
yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan
syarat yang mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental
maupun psikososial. Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah), stimulasi mental
merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak.
Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya
kecerdasan, keterampilan, kemadirian, kreativitas, agama, kepribadian dan sebagainya.

2.1.3 Tingkat Perkembangan Anak

Menurut Damayanti, karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan:


a. Usia bayi (0-1 tahun)
Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaaan dan pikirannya dengan
kata kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak menggunakan jenis
komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman
lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan menangis.
b. Usia pra sekolah (2-5tahun)
Karakteristik pada masa ini terutama pada anak di bawah 3 tahun adalah sangat
egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuan
sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi padanya. Misalnya,
pada saat akan di ukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan
ke tubuhnya. jelaskan bagaimana akan merasakannnya.
c. Usia sekolah (6-12 tahun)
Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan yang
mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila berkomunikasi dan
berinteraksi sosial dengan anak di usia ini harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan
kognitifnya
2.2 Konsep Imunisasi
2.2.1 Definisi imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah suatu
tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dałam tubuh
manusia. Kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan untuk
mengadakan pencegahan penyakit dałam rangka menghadapi serangan kuman penyakit
tertentu. Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap suatu
penyakit. Proses ini dilakukan melalui pemberian vaksin, biasanya dalam bentuk suntikan.
Imunisasi bisa diberikan pada bayi baru lahir, anak-anak, maupun orang dewasa dan lansia.
1. Human PapillomaVirus (HPV)
HPV merupakan virus yang menginfeksi kulit (epidermis) dan membran mukosa
manusia, seperti mukosa oral, esofagus, laring, trakea, konjungtiva, genital, dan
anus.Human PapillomaVirus (HPV) adalah virus yang paling sering dijumpai pada
penyakit menular seksual dan diduga berperan dalam proses terjadinya kanker.
Terdapat sekitar 130 tipe HPV yang telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 40 tipe
HPV dapat menginfeksi area genital lakilaki dan perempuan, mulut, serta tenggorokan.

a) Veruka genital

Veruka genital umumnya disebabkan oleh HPV tipe 6, 11, 16, 18 dan 31. Veruka
genital dapat terlihat pada vulva, vagina, anus atau serviks, seperti di area anus dan
penis pada pria. Masa inkubasi dimulai 2 minggu sampai 9 buln setelah pajanan,
namun bisa lebih lama. Veruka ini dapat berbentuk datar atau bulat, besar atau kecil.
Veruka genital membentuk seperti kembang kol.

2.2.2 Imunisasi HPV


Imunisasi human papillomavirus (HPV) adalah salah satu intervensi yang
direkomendasikan untuk anak perempuan berusia 9-13 tahun untuk pencegahan
primer. Program skrining kanker serviks dengan menggunakan tes skrining yang
hemat biaya dapat diterapkan untuk deteksi dini kondisi pra-kanker dan kanker.
Sistem kesehatan perlu diperkuat untuklayanan perawatan preventif, kuratif dan
paliatif untuk kanker. Berdasarkan Williams gynecology (2016) menyatakan bahwa
vaksin HPV risiko tinggi dapat menurunkan insidensi kanker serviks hingga 90%.
Namun pencegahan dilakukan terhadap HPV yang menginfeksi setelah vaksin
diberikan, sehingga tidak dapat mencegah kanker serviks yang sebelumnya telah
menginfeksi
Imunisasi HPV memiliki tiga jenis vaksin yang tersedia secara komersial:
bivalen, quadrivalent, dan nonvalent. Vaksin quadrivalent melindungi terhadap empat
tipe HPV (6, 11, 16 dan 18) dan vaksin bivalen melindungi terhadap dua HPV tipe 16
dan 186. Vaksin nonavalen (sembilan valen) yang baru-baru ini diperkenalkan
melindungi terhadap lima tipe HPV 31, 33, 45, 52 dan 58 selain jenis yang tercakup
dalam vaksin quadrivalent.
Secara efektivitas, imunisasi HPV dapat menurunkan risiko kanker serviks
secara drastis. Sehingga dapat dijadikan solusi yang tepat untuk pencegahan kanker
serviks bagi wanita. Namun, kekhawatiran dapat muncul berupa apa selanjutnya efek
samping yang akan ditimbulkan setelah diberikan imunisasi HPV pada pasien.
a) Efek Samping Imunisasi HPV
Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin (GACVS) telah merilis
pernyataan tahun 2013 dan 2014 mengenai keamanan vaksin berdasarkan bukti yang
tersedia. Berdasarkan pengamatan komite ini, vaksin HPV tidak menimbulkan efek
samping yang serius seperti sinkop, anafilaksis, tromboemboli vena, hasil kehamilan
yang merugikan dan stroke. Pada Desember 2015 GACVS menegaskan kembali
keamanan vaksin berdasarkan data pada lebih dari 200 juta dosis vaksin.
Mengenai efek samping umum dari vaksin. Dalam uji klinis vaksi bivalen dan
quadrivalent, terdapat efek samping ringan seperti nyeri pada tempat suntikan yakni
pada sekitar 83-93% pasien yang menerima kedua vaksin. Efek samping ringan
lainnya yg dilaporkan berupa sakit kepala dan kelelahan yakni sebesar 50-60% dari
kelompok yang divaksinasi.Sehingga para wanita calon penerima vaksin HPV sebagai
upaya pencegahan kanker serviks dapat lebih merasa aman untuk mendapatkan
vaksin.

2.2.3 Anatomi Fisiologi


Imunisasi HPV biasanya di suntikkan melalui suntikan ke dalam otot (injeksi
intramuskular), biasanya pada lengan kiri bagian atas..Imunisasi HPV akan diberikan
sebanyak 0,5 ml dalam sekali suntik.

2.2.4 Etiologi

1. Human Papilloma Virus (HPV)


Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral sex, anal
sex, dan hand sex. Virus ini juga dapat menular melalui kontak nonseksual seperti
transmisi vertikal ibu kepada bayinya (sangat jarang terjadi), penggunaan alat-alat
yang telah terkontaminasi seperti handuk, sarung tangan, dan pakaian. Virus menular
melalui kontak langsung dengan lesi yang telah terinfeksi. Masa inkubasi HPV 3-4
bulan (bervariasi 1 bulan hingga 2 tahun). HPV membelah berkali-kali bila respon
imun rendah, misalnya pada kasus HIV, merokok, hamil, dan malnutrisi. HPV tidak
dapat disembuhkan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa virus.

2.2.5 Patofisiologi
Human papilloma virus (HPV) dimulai dari infeksi virus ke dalam mukosa atau
keratinosit basal epidermis akibat adanya defek pada kulit atau permukaan mukosa. Di
lokasi ini, virus tetap laten di dalam sel sebagai episom melingkar dalam jumlah salinan
rendah. Tipe HPV yang paling banyak diidentifikasi adalah 16, 18, dan 31. Mekanisme
infeksi diantara masing-masing tipe sama meskipun setiap tipe HPV memiliki
variabilitas genetik berbeda-beda. Virus ini hanya menginfeksi sel-sel lapisan dalam
yang tidak berdiferensiasi pada kulit atau selaput lendir yang disebut sel epitel basal.
Virus dapat mencapai sel target hanya melalui mikrolesi akibat adanya trauma pada
permukaan luar kulit atau mukosa. Pada siklus sel normal, epitel basal terbagi asimetris
untuk memperbaharui lapisan basal, kutan dan epitel mukosa. Jumlah pembelahan yang
terjadi selama diferensiasi bergabung secara terbatas membentuk epitel apikal. Pada
HPV risiko tinggi (HR-HPV), infeksi menyebabkan pembelahan sel terjadi. Hal
tersebut didukung oleh adanya ekspresi berlebihan dari protein E6 dan E7. Ekspresi
kedua protein onkogenik tersebut membuat integrasi genome virus kepada inang,
sehingga memicu terjadinya kanker yang berhubungan dengan infeksi HPV. Secara
klinis, manifestasi pasca infeksi primer seringkali tidak terlihat sehingga dokumentasi
kejadian infeksi akut HPV cenderung rendah.
Partikel HPV memiliki struktur ikosahedral yang tidak berselubung dengan
diameter 50-60 nm. Genom HPV terdiri dari lingkaran beruntai ganda (episom) dari
sekitar 8000 pasangan basa, yang berisi delapan atau sembilan ORF (open reading
frame). Genom HPV terdiri dari 8 kb untai ganda, DNA yang melingkar dengan 8 gen
penyandi protein. Protein L1 dan L2 mengkode protein kapsid; sementara protein E1,
E2, E4, E5, E6 dan E7 mengkode protein yang terlibat dalam replikasi, transkripsi dan
transformasi. Ekspresi protein E6 dan E7 dikaitkan dengan integrasi DNA virus ke
dalam genom inang, transformasi ganas, dan perkembangan menjadi kanker. Tiga
onkoprotein virus utama (E5, E6, dan E7) berkontribusi pada inisiasi dan
perkembangan kanker dengan mengubah regulasi siklus sel dan pemeliharaan telomer,
menginduksi kerusakan DNA, menginduksi ketidakstabilan genom, serta memblokir
jalur supresor tumor dan apoptosis. Peningkatan protein E6 dan E7 pada infeksi HPV
risiko tinggi diperkirakan mendasari fenotipe CIN2+ yang menjadi predisposisi sel
terhadap akumulasi kesalahan genetik. Hal ini yang akhirnya mengarah pada
perkembangan kanker.

2.2.6 Manifestasi Klinis


Manifestasi HPV yang paling umum di daerah genital adalah kutil anogenital atau
kondiloma akuminata. Lesi ini muncul sebagai papula, nodul atau pertumbuhan lunak,
filiform, pink, sessile atau pedunculated. Biasanya terdapat pertumbuhan eksofitik yang
mirip dengan kembang kol dan biasanya asimtomati
2.2.7 Komplikasi
Beberapa komplikasi infeksi HPV, antara lain :
 Kutil Kelamin
 Kanker Serviks, Kanker lidah, maupun Kanker tenggorokan
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HPV DNA dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim
(serviks). Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk diketahui apakah
terdapat materi genetik (DNA) dari HPV di dalam sel serviks.

Vaksin Pemberian Dosis Cara Pemberian


Selang Waktu Umur
Imunisasi Pemberian
Pemberiaan

HPV 2 Kali 0,5 ml 6-12 bulan 11-12 Tahun Injeksi Intramuskular

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
Menurut Bararah dan Jahur (2013) pengkajian meliputi :
a. Identifikasi Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, golongan darah, no registrasi, tanggal masuk rumah
sakit, diagnosa, umur alamat, agama, bahasa, status, dan pekerjaan.
b. Identifikasi Penanggung Jawab
Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, no telepon dan
pendidikan.
c. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat Spiritual dan Psikososial
 Pola konsep diri ideal
 Pola koping
 Pola kognitif
 Pola interaksi
 Aktivitas sehari-hari
 Nutrisi dan metabolisme
 Istirahat dan tidur
e. Pemeriksaan fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


Beberapa diagnosa kepeerawatan yang bisa timbul dari tindakan imunisasi HPV
pada anak meliputi :
1. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif

2.3.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala pengobatan yang di kerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan.

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga di butuhkan
keterampilan, intrapersonal, intelektual, teknik yang dilakukan, dengan cermat dan
episien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis setelah selesai implementasi dilakukan dokumentasi yang meliputi
intervensi yang telah dilakukan dan bagaimana respon pasien (bararah dan jahur
2013).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi
ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. (bararah dan jahur 2013) tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang
imunisasi HPV
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas Kayon dengan tanggal praktek dan
pengkajian pada hari Selasa 26 September 2023 jam 14.00 WIB
3.1.1 Anamnesa
3.1.1.1 Identitas Pasien
Nama Klien : An. E
TTL : Palangka Raya ,27 Februari 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Dayak / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Mahir Mahar
Diagnosa Medis : -
3.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
TTL : Palangka Raya ,24 Juni 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Dayak / Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Mahir Mahar
Hubungan Keluarga : Ibu

3.1.1.3 Keluhan Utama


Klien mengatakan demam setelah imunisasi HPV
3.1.1.4 Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Pada tanggal 25 September 2023, ada kunjungan ke SDN 7 Bukit Tunggal untuk
melakukan imunisasi HPV, dan pasien sudah menpersiapkan diri untuk dilakukan
imunisasi HPV di ruang kelas 5B pada pukul 09.00 WIB, secara bergantian para siswa
dan pasien mendapatkan imunisasi HPV.
2) Riwayat Kesehatan lalu
a. Riwayat Pre natal
Selama kehamilan tidak ada riwayat jatuh, ibu pasien secara rutin ke
puskesmas untuk mengikuti imunisasi ibu hamil dan pasien merupakan anak
pertama
b. Riwayat Intra natal
Ibu pasien melahirkan di usia kandungan 39 minggu dan melahirkan secara
normal di puskesmas dan dibantu oleh bidan, serta tidak ada gangguan dan
penyulit pada saat proses persalinan.
c. Riwayat Post natal
Pasien lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan/cacat, 1 jam setelah
persalinan pasien di timbang dengan BBL : 3.600 gram dan PB : 56. Dan diberi
asi eksklusif
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan
e. Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatiti PCV


s
Usia 2 bln 2 bln 0 bln 9 bulan 0 bln 2 bln
3 bln
2 bln 3 bln
4 bln
3 bln
4 bln

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Orang tua klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
4) Susunan Genogram

KET :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal Serumah

3.1.2 Pemeriksaan Fisik


3.1.2.1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas dan pucat
Tanda-tanda Vital
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 38,20C
Respirasi : 24x/menit
3.1.2.2 Kepala dan Wajah
Rambut berwarna hitam, tidak rontok, tidak kusam, tidak bau
Keadaan kulit kepala pasien bersih tidak ada peradangan/benjolan
Mata pasien simetris, sklera dan conjungtiva putih, penglihatan pasien masih normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3.1.2.3 Leher dan Tenggorokan


Leher tidak terlihat adanya asimetri, denyutan normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3.1.2.4 Mulut dan Faring


Mulut terlihat bersih, tidak berbau, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, gusi bersih,
lidah terlihat bersih.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.1.2.5 Dada
Bentuk dada simetris antara kiri dan kanan
3.1.2.6 Abdomen
Ukuran abdomen simetris, tidak terdapat stoma, bising usus normal, tidak ada nyeri
tekan di sekitar abdomen.
2.1.2.7 Eliminasi
Pasien mengatakan BAB 2x sehari dan BAK 4x dalam sehari, tidak ada nyeri saat
BAK/BAB, warna urine pasien tempak putih bening (normal)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
2.1.2.8.Ekstremitas
Kedua Ekstremitas atas dan ektremitas bawah normal, tidak ada hambatan mobillisasi.
2.1.2.9 Genetalia
Perempuan: tidak ada masalah keperawatan
3.1.3 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1.3.1 Gizi Selera makan
Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit
hari
Frekuensi/hari 2 x sehari 3 x sehari
Porsi ½ piring 1 piring makan
Nafsu makan Berkurang meningkat
Jenis Makanan Nasi ,sayur ,buah Nasi,sayur daging
ikan ,ayam
Jenis Minuman Air Putih Air putih
Jumlah minuman 500 cc/24 jam 800 cc/24 jam
Kebiasaan makan - -
Keluhan/masalah Tidak ada masalah Tidak ada keluhan

3.1.3.2 Kemandirian dalam bergaul


Klien mudah bergaul dan berteman dengan teman sebaya
3.1.3.3 Motorik halus
Pasien mampu menulis dan membaca dengan cukup terampil.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
3.1.3.4 Motorik Kasar
Klien mampu berlari saat melakukan olahraga
3.1.3.5 Kognitif dan bahasa
Pasien sudah memiliki kemampuan menulis dan membaca dengan trampil dan mampu
mengekspresikkan diri dengan menggunakan kosakata dan ide yang kompleks
3.1.3.6 Psikososial
Psikososial klien Normal
3.1.4 Pola Aktivitas Sehari-hari
No Pola Kebiasaan Keterangan

Nutrisi
a. Frekuensi a. 3 kali sehari
b. Nafsu Makan/selera b. normal
c. Jenis Makanan c. Nasi, Sayur, daging, susu
Eliminasi
a. BAB a. 1 x/hari
b. BAK b. 3 sehari
Istirahat dan tidur
a. Siang/jam a. 2 jam
b. Malam/jam b. 9 jam
Personal Hyigene
a. Mandi a. 3 x/hari
b. Oral Hygene b. 3x/hari

Mahasiswa, 25 September 2023

Desira Natalia
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Klien mengatakan setelah Post imunisasi Hipertermia
melakukan imunisasi badan ( D.0130)
terasa , lemas ,dan demam.
Demam
DO :Klien tampak
lemas,pucat ,badan terasa
hangat . Hipertermia
Tanda-tanda Vital
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 38,20C
Respirasi: 24x/menit
DS : Ibu klien mengatakan tidak Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
tahu tentang informasi Informasi (D.0111)
imunisasi HPV
DO : Ibu klien tampak bingung
Defisit Pengetahuan
PRIORITAS MASALAH
1. Hipertermia ( D.0130) Berhubungan dengan Post imunisasi dibuktikan dengan
Demam, lemas, badan terasa hangat, S:38.2°C

2. Defisit Pengetahuan (D.0111) Berhubungan dengan kurang terpapar informasi


dibuktikan dengan ibu klien tidak mengetahui mengenai imunisasi HPV
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien: An. E
Ruang Rawat: UPTD Puskesmas Kayon
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Hipertermia ( D.0130) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia I.15506
keperawatan selama 3x7 jam Observasi:
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
pertemuan diharapkan
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Hipertermia teratasi dengan penggunaan inkubator)
KRITERIA HASIL: - Monitor suhu tubuh
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
(1) Menggigil menurun
(2) Suhu tubuh menurun Terapeutik:
- Sediakan lingkungan yang dingin
(3) Pucat menurun
Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Lakukan pendinginan eksternal (mis, selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi:
- Kolaborasi Pemberian obat Paracetamol
sesuai dosis yang diberikan dokter

Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan I.12383


(D.0111) keperawatan selama 3x7 jam Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pertemuan diharapkan defisit
menerima informasi
pengetahuan teratasi dengan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat
KRITERIA HASIL: meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
1) Memahami kalimat
meningkat Terapeutik:
- Sediakan materi dan media pendidikan
2) Proses pikir logis
kesehatan
meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3) Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi kesepakatan
menurun - Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi:
- Jekaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


No. Tanda tangan dan
Dx Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Nama Perawat
Jam
1. Selasa, 26 Hipertermia: S : Klien mengatakan masih merasa demam dan
September 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis: hangat ,sehingga masalah keperawatan
dehidrasi, terpapar lingkungan panas, masih belum teratasi
2023 Pukul
penggunaan inkubator)
14.00 WIB 2. Memonitor suhu tubuh O : Pasien masih tampak lemas,masih berbaring
3. Memonitor komplikasi akibat hipertermia TTV :
4. Longgarkan atau lepaskan pakaian N : 90x/menit
5. Berikan cairan oral S : 38,2˚C
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut RR : 24x/menit
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila A : Masalah keperawatan belum teratasi
7. Anjurkan tirah baring
8. Kolaborasi Pemberian obat Paracetamol ,sesuai P : Intervensi dilanjutkan
dosis yang diberikan dokter
2. Selasa, 26 Defisit Pengetahuan: S: Ibu Klien mengatakan sudah dapat
September 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan memahami dan mengetahui pentingnya
menerima informasi imunisasi HPV
2023 Pukul
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
14.00 WIB meningkatkan dan menurunkan motivasi O: Ibu klien tampak merespon dengan baik dan
perilaku hidup bersih dan sehat dapat menjelaskan kembali mengenai
3. Menyediakan materi dan media pendidikan imunisasi HPV
kesehatan A: masalah keperawatan defisit pengetahuan
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai teratasi
kesepakatan
5. Memerikan kesempatan untuk bertanya P: Intervensi dihentikan
6. Menjelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Human papillomavirus tidak berperan langsung dalam etiopatogenesis
karsinoma sel basal. Beta-HPV merupakan genus HPV yang paling sering
ditemui dan memiliki korelasi signifikan antara serologi gabungan dan DNA
HPV dengan KSB.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, vaksinasi pada pasien dengan
keganasan kulit nonmelanoma terbukti dapat menurunkan rekurensi dari lesi
tumor

4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
yang bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada
An. E dengan Diagnosa Medis Imunisasi HPV Di UPTD Puskesmas Kayon
Palangka Raya.

2. Bagi pasien dan keluarga


Asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu pasien dan
keluarga untuk memahami apa itu Diagnosa Medis Imunisasi HPV dan
bagaimana nantinya untuk melakukan perawatan mandiri untuk pasien.

3. Bagi institusi
Institusi mampu mengembangkan dan memperbaiki pembuatan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Diagnosa Medis Imunisasi HPV dan mampu
mengembangkan ilmu kepada banyak orang terutama mahasiswa pada
institusi tersebut agar institusi semakin berkembang dan menjadi lebih baik.

4. Bagi IPTEK
IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahuan
di bidang Kesehatan khususnya pada asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diagnosa Medis Imunisasi HPV.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni. (2015). “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kanker Serviks

dengan Perilaku WUS melakukan Pemeriksaan IVA di Puskesmas Banguntapan 1

Bantul”. Naskah Publikasi. Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Beban kanker di Indonesia [Internet]. “Pusat Data dan Informasi Kementerian

KesehatanRI.2019”.https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/

pusdatin/infodatin/Infodatin-Kanker-2019.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Kemenkes tambah 3 jenis vaksin

imunisasi rutin, salah satunya hpv”. KEMENKES RI. [Internet]. 2022. [cited 2022

May1].Availablefrom:https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/

20220423/2939708/39708/#:~:text=Imunisasi%20rutin%20merupakan

%20program%20pemerintah,Human%20Papilloma%20Virus

%20(HPV).&text=Adapun%20penambahan%203%20imunisasi

%20adalah,Human%20Papilloma%20Virus%20(HPV).

Nahak, (2018). “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan

Sikap untuk Mengikuti Imunisasi Human papillomavirus (HPV) di Kelurahan

Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang”. Nursing News Volume 3

Nomor 1, 2018.

Siti Uswatun Chasanah 2018. “PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI

HUMAN PAPILLOMAVIRUS (HPV) DIDUSUN NGLABAN NGAGLIK

SLEMAN”. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta.

World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. “Strategic

framework for the comprehensive control of cancer cervix in south-east asia

region”.NewDelhi: WHO;2015.
[cited2023September14].Availablefrom:https://apps.who.int/iris/bitstream

/handle/10665/152098/9789290224723MRH.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai