Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


TERHADAP Ny.A G4P3A0 DENGAN PREEKLAMPSIA
DI RS ZA PAGAR ALAM WAY KANAN

Disusun Oleh :

MARLINAWATI
NPM 230108171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


TERHADAP Ny.A G4P3A0 DENGAN PREEKLAMPSIA
DI RS ZA PAGAR ALAM WAY KANAN

Laporan Kasus Stase Asuhan Kebidanan Pada Kegawatdaruratan Maternal


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal 26-01-2024

Menyetujui dan mengesahkan

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

Chori Anggela Firhan,A.Md.Keb Riona Sanjaya,S.ST.,Bdn.,M.Keb


NIP 199203272020122008 NIDN 0222128803

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penyusunan
laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny.
A G4P3A0 dengan Preeklampsia di RS ZA Pagar Alam Way Kanan” sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu
Lampung.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan penyusunan laporan ini memperoleh bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Sukarni,S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Universitas Aisyah Pringsewu
Lampung.
2. Wisnu Probo Wijayanto,S.Kep,Ners.,MAN. selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung.
3. Rini Palupi,S.Kep,Ners,M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung.
4. Yuni Sulistiawati,S.ST.,Bdn.,M.Tr.Keb, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
5. Riona Sanjaya,S.ST.,Bdn.,M.Keb, selaku Pembimbing Akademik
6. Chori Anggela Firhan,A.Md.Keb, selaku Pembimbing Lahan Praktik
7. Ny. R yang sudah bersedia untuk menjadi klien dalam kasus yang diangkat
Meskipun penulis sudah berusaha menyelesaikan penyusunan laporan ini
sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Pringsewu, Januari 2024
Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
C. Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan Fisiologis ............................................................ 5
B. Preeklampsia .................................................................................... 14
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Subjektif ........................................................................................... 26
B. Objektif ............................................................................................ 28
C. Assasment ........................................................................................ 31
D. Planning Of Action .......................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN
A. Subjektif ........................................................................................... 36
B. Objektif ............................................................................................ 36
C. Assasment ........................................................................................ 36
D. Planning Of Action .......................................................................... 37
E. Evaluasi ............................................................................................ 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penurunan Angka Kamatian Ibu masih menjadi prioritas masalah
kesehatan di dunia. Pada Sustainable Development Goals (SDGs) tahun
2015-2030, angka kematian ibu menjadi salah satu target pada urutan ketiga
dalam sektor kesehatan di Indonesia (Ermalena, 2017). SDGs menargetkan
penurunan rasio Angka Kematian Ibu (AKI) kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030. Rasio angka kematian ibu di negara
berkembang sangat tinggi, diperkirakan 415 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup dan 40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian
di Eropa. Secara global, pada tahun 2017 diestimasikan rasio kematian ibu
sebesar 211 kematian per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019).
Kematian ibu disebabkan oleh gangguan selama kehamilan ataupun ketika
persalinan. Beberapa penyebab kematian ibu antara lain adalah akibat
gangguan hipertensi 33,07%, pendarahan obstetrik 27,03%, kompilkasi non
obstetrik 15,7%, komplikasi obstetrik 12,04%, infeksi 6,06% dan penyebab
lainnya 4,81%. Persentase kematian neonatal tertinggi disebabkan oleh
komplikasi pada kejadian intraparum 28,3%, ganguan pernapasan dan
kardiovaskular 21,3%, BBLR dan lahir prematur 19%, kelahiran kongenital
14,8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7,3% dan akibat lainnya
8,2% (Kementerian Kesehatan, 2019).
Berdasarkan uraian data diatas, gangguan kehamilan yang disebabkan oleh
hipertensi (preeklampsia) menjadi penyebab tertinggi pada kematian ibu dan
kematian neonatal. Terdapat banyak faktor risiko yang dianggap dapat
mempengaruhi preeklampsia yaitu memiliki riwayat hipertensi sebelum
hamil, riwayat preeklampsia pada keluarga, penyakit ginjal kronis, menderita
diabetes melitus dan ibu dengan preeklampsia sebelumnya. Preeklampsia
lebih sering terjadi pada primigravida dan semakin tinggi risiko preeklampsia
pada ibu dengan interval kehamilan yang sudah lama serta usia ibu yang

1
terlalu muda < 20 tahun dan usia terlalu tua > 40 tahun untuk mengadung
(Fred A English, 2015).
Pre Eklampsia adalah hipertensi yang muncul pada 20 minggu kehamilan
yang disertai dengan proteinuria persalinan. Pre Eklamsia memberi pengaruh
buruk pada kesehatan janin karena menurunnya perfusi uteroplasenta,
hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah
plasenta. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke janin
dimana fungsi darah sebagai pembawa O2 dan nutrisi, sehingga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin yang nantinya akan
mengakibatkan BBLR (Singh dan Srivastava, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal secara
menyeluruh terhadap kasus Ny. A dengan pre eklampsia di RS ZA Pagar
Alam Way Kanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan
kegawatdaruratan maternal secara menyeluruh terhadap kasus Ny. A
dengan pre eklampsia pada Ny.R di RS ZA Pagar Alam Way Kanan
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan
kegawatdaruratan maternal secara menyeluruh terhadap kasus Ny. A
dengan pre eklampsia pada Ny.R di RS ZA Pagar Alam Way Kanan
c. Mampu menegakkan diagnosa pada ibu hamil dengan kegawatdaruratan
maternal secara menyeluruh terhadap kasus Ny. A dengan pre
eklampsia pada Ny.R di RS ZA Pagar Alam Way Kanan
d. Mampu melakukan tindakan pada ibu hamil dengan kegawatdaruratan
maternal secara menyeluruh terhadap kasus Ny. A dengan pre
eklampsia pada Ny.R di RS ZA Pagar Alam Way Kanan

2
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan ilmu kebidanan
serta menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan ilmu tentang
kebidanan prosedur tetap dalam asuhan kegawatdaruratan maternal dengan
Pre Eklampsia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama di bidang asuhan
kebidanan ibu hamil dengan kegawatdaruratan maternal Pre Eklampsia.
b. Bagi Keluarga
Diharapkan dapat menambah wawasan keluarga mengenai ibu hamil
Pre Eklampsia.dan dampaknya bagi ibu dan janin
c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Diharapkan dapat menjadi menjadikan acuan untuk mahasiswa lain
dalam menerapkan asuhan kebidanan ibu hamil dengan
kegawatdaruratan maternal Pre Eklampsia..

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan Fisiologis


1. Pengertian Kehamilan Fisiologis
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah,
dimana setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi sehat telah
mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan pria yang
sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Kehamilan
juga dikenal sebagai gravid atau gestasi adalah waktu dimana satu atau
lebih bayi berkembang didalam diri seorang wanita. Kehamilan dapat
terjadi melalui hubungan seksual atau teknologi reproduksi bantuan (Catur
dkk,2021).
2. Pembagian Masa Kehamilan
Ditinjau dari usianya, menurut (Catur dkk,2021) kehamilan dibagi menjadi
3 tingkatan yaitu:
a. Kehamilan trimester I (0-12 Minggu)
b. Kehamilan trimester II (13-28 Minggu)
c. Kehamilan trimester III (29-40 Minggu)
3. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea, yaitu wanita yang tidak mendapatkan haid karena ini
merupakan salah satu bukti dini kehamilan.
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah), hal ini terjadi karena pengaruh
dari hormone estrogen dan progesterone sehingga terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Umumnya mual
muntah ini terjadi pada awal-awal kehamilan. Mual muntah sering
terjadi di pagi hari (morning sickness) yang dapat mengakibatkan
nafsu makan menjadi berkurang.
3) Sering buang air kecil, pada trimester I hal ini disebabkan karena
kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar. Sedangkan

4
pada trimester II dan III disebabkan karena janin mulai masuk ke
ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.
4) Pigmentasi kulit, terjadi karena pengaruh hormone kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit. Biasanya
pigmentasi kulit terjadi di bagian pipi, perut, dan sekitar payudara.
5) Anoreksia (tidak nafsu makan), terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan dan akan timbul lagi nafsu makan beberapa bulan
kemudian.
6) Payudara tegang dan membesar, disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli
mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
7) Obstipasi atau konstipasi, terjadi karena tonus otot menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormone steroid sehingga menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
8) Epulis
9) Varises atau penampakan pembuluh darah, disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen dan progesterone sehinga terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah
disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
Penampakan pembuluh darah ini akan hilang setelah persalinan.
10) Mengidam, wanita sering menginginkan makanan tertentu.
b. Tanda-Tanda Mungkin Hamil
1) Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilan.
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda hegar (uterus segmen
bawah lebih lunak dibanding bagian yang lain), tanda piscasek
(uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran perut, tanda Chadwick (perubahan warna pada
serviks dan vagina menjadi kebiruan), tanda Braxton-hicks
(kontraksi teratur pada rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri sepanjang
kehamilan), dan tanda ballotment.
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

5
c. Tanda-Tanda Pasti Hamil
1) Terdengar denyut jantung janin.
2) Terasa pergerakan janin dalam rahim.
3) Pemeriksaan ultrasonografi.
4) Pemeriksaan rontgen untuk melihat kerangka janin (Juliana et
al,2022).
4. Perubahan Fisiologi
Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam
perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen,
dan progesteron yang menyebabkan beberapa perubahan pada bagian
tubuh ibu hamil. Berikut ini perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi
pada ibu hamil menurut Catur et al (2021) sebagai berikut :
a. Uterus
Pada wanita tidak hamil, uterus adalah suatu struktur yang hampir solid
dengan berat sekitar 70 gram dan rongga berukuran 10 ml atau kurang.
Selama kehamilan, uterus berubah menjadi organ muscular dengan
dinding relatif tipis yang mampu menampung janin, plasenta, dan
cairan amnion. Volume total isi uterus pada aterm adalah sekitar 5 liter.
Meskiput dapat juga mencapai 20 liter atau lebih. Pada akhir kehamilan,
uterus telah mencapai kapasitas yang mencapai 500 sampai 1000 kali
lebih besar daripada keadaan tidak hamil.
Tabel
Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 Minggu 3 jari diatas simpisis
16 Minggu Pertangahan simpisis-pusat
20 Minggu 3 jari dibawah pusat
24 Minggu Setinggi pusat

6
28 Minggu 3 jari diatas pusat
32 Minggu Pertengahan pusat-prosessus xifoideus
36 Minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 Minggu 2 jari dibawah prosessus xifoideus

b. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
iuteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Kejadian ini
tidak lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon
Chorionic Gonadothropin yang mirip dengan hormon Iuteotropik
Hipofisis Anterior.
c. Serviks
Serviks bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak yang disebut
dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan cairan mucus. Karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darahs warnanya menjadi lifit dan perubahan itu disebut
dengan tanda Chadwick.
d. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas dan hyperemia
dikulit, otot perineum dan vulva yang disertai dengan pelunakan
jaringan ikat dibawahnya. Meningkatnya vaskularitas sangat
mempengaruhi vagina dan menyebabkan warnanya menjadi keunguan
(tanda Chadwick). Dinding vagina mengalami perubahan mencolok
sebagai persiapan untuk meregang saat persalinan dan kelahiran.
Perubahan-perubahan ini mencakup peningkatan bermakna ketebalan
mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos.
Papilla epitel vagina mengalami hipertrofi sehingga terbentuk gambaran
berpaku halus. Sekresi serviks kedalam vagina selama kehamilan sangat
meningkat dan berupa cairan putih agak kental. Ph cairan ini asam,
berkisar 3,5 sampai 6. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi

7
asam laktat dari glikogen epitel vagina oleh kerja lactobacillus
acidophilu.
e. Payudara (Mammae)
Pada awal kehamilan perempuan akan mersakan perubahan pada
payudara menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.
Kolostrum berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena
hormon prolaktin masih ditekan oleh prolaktin inhibiting hormon. Pada
bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
f. Sistem Pernafasan
Pada ibu hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal
ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
pembesaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama
hamil. Seorang ibu hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih
menonjol adalah pernapasan dada (thoracic breathing).
g. Saluran pencernaan (Traktus Digestivus)
Seiring dengan makin besarnya uterus maka lambung dan usus akan
bergeser. Dengan demikian organ pencernaan lainnya juga akan ikut
bergeserseperti apendiks yang akan bergeser kearah atas dan lateral.
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos
pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorit dan
peptin dilambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa phyrosis
(heartburn) yang disebabakan oleh refleks asam lambung ke esophagus
bahwa sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus
sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat
penurunan motilitas usus besar.

8
h. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormon (MSH), lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
menimbulkan striae gravidarum livide atau alba pada areola mammae
dan papilla mammae, linea nigra, dan chloasma gravidarum. Setelah
persalinan hiperpigmentasi akan berangsur menghilang.
i. Sistem Perkemihan
Pada saat hamil ginjal akan membesar, glomelural filtration rate dan
renal plasma flow juga akan meningkat. Pada sekresi akan dijumpai
asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak.
Glukosaria juga merupakan suatu hal yang umum, tetapi kemungkinan
adanya diabetes mellitus juga harus diperhitungkan. Sementara itu,
proteinuria dan hematuria merupakan suatu yang abnormal. Pada
fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinin clearance lebih tinggi
30%.
j. Kelenjar Endokrin
Perubahan kelenjar endokrin pada saat hamil biasanya terjadi pada
kelenjar tiroid yang dapat sedikit membesar, kelenjar hipofisis yang
dapat membesar terutama lobus anterior, dan kelenjar adrenal.
k. Sistem Kardiovaskuler
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
meningkatnya sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Terjadi hubungan
langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter, pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang semakin meningkat. Akibat dari
faktor ini, maka dijumpai beberapa perubahan peredaran darah. Volume
darah semakin meningkat dan jumlah serum dalam darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah.

9
l. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat dari kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua
tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat memperlihatkan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada akhir kehamilan.
5. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I
Tanda bahaya merupakan suatu gejala yang muncul dalam kehamilan
sehingga terjadi komplikasi. Bahaya pada kehamilan merupakan gejala
yang muncul dalam kehamilan pada trimester 1 sampai trimester III.
Berikut ini tanda bahaya pada saat kehamilan diantaranya:
a. Perdarahan pervaginam
Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan
yang sekitar atau spoting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan
ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Perdarahan
yang terjadi pada kehamilan < 20 minggu kita mencurigai kemungkinan
abortus, KET, mola hidatidosa. Sedangkan perdarahan yang terjada
pada umur kehamilan lanjut terutama melewati trimester IIII disebut
perdarahan antepartum seperti solusio plasenta dan plasenta previa.
1) Abortus Imminens, merupakan abortus tingkat permulaan yang
ditandai dengan perdarahan pervaginam, ostium uteri tertutup, dan
hasil konsepsi masik baik dalam kandungan.
2) Abortus Insipiens, merupakan abortus yang sedang mengancam yang
ditandai dengan serviks mendatar dan ostium uteri terbuka.
3) Abortus Komplit, merupakan abortus yang hasil konsepsinya telah
keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.

10
4) Abortus Inkomplit, merupakan abortus yang sebagian hasil
konsepsinya sudah keluar dari kavum uteri namun masih ada sisa
yang tertinggal.
5) Missed Abortion, abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus
telah meninggal dalam kandungan sebelum 20 minggu dan hasil
konsepsi seluruhnya masih tertinggal dalam kandungan.
6) Abortus Habitualis, merupakan abortus yang sudah terjadi 3 kali
berturut-turut.
b. Demam
Ibu menderita demam dengan suhu >38 c dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi merupakan gejalan adanya infeksi pada
kehamilan. Penanganan demam antara lain istirahat baring, minum
banyak, dan mengkompres untuk menurunkan suhu.
c. Mual muntah terus menerus (Hyperemesis gravidarum)
Hyperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan.
Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologi kehamilan hormon
ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang.
d. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala sering dirasakan di awal kehamilan dan
umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah di otak akibat
hormon progesterone. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang
serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang apabila
istirahat dan sakit kepala dapat bertahan 2-3 jam. Kadang-kadang sakit
kepala hebat tersebut menjadikan penglihatan ibu menjadi kabur dan
berbayang. Sakit kepala hebat dalam kehamilan merupakan gejala awal
preeklampsia.

11
e. Masalah penglihatan
Dikatakan masalah bila penglihatan ibu menjadi kabur dan berbayang,
gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda hingga seperti melihat
titik-titik atau cahaya. Hal ini merupakan gejala awal preeklampsia atau
toksemia yang harus segera dilaporkan pada tenaga kesehatan. Jenis
keluhan yang paling umum adalah penglihatan yang menjadi kabur
disertai sakit kepala. Perubahan patologi pada organ mata dapat
dijumpai dengan adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.
f. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir seluruh wanita hamil akan mengalami bengkak pada kaki dan
tungkai bawah pada usia kehamilan 24 minggu keatas, bengkak ini
terjadi karena adanya penyumbatan yang disebabkan oleh tekanan yang
menghalangi sirkulasi jaringan. Bengkak biasanya akan hilang dengan
beristirahat. Keadaaan bengkak tidak normal apabila bengkak pada
muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan
fisik yang lain serta bertahan lebih dari 24 jam. Bila dibiarkan ini akan
membahayakan ibu dan janin. Oedema yang sering terjadi merupakan
akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan
terutama pada tangan dan wajah merupakan gejala preeklampsia.
g. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang terjadi pada kehamilan tua biasanya karena
adanya regangan otot ligament yang mendukung rahim dan hal ini
hampir dialami semua ibu hamil. Nyeri abdomen yang tidak normal
sama sekali tidak berhubungan dengan persalinan. Nyeri abdomen yang
menunjukkan masalah ditandai dengan nyeri perut hebat,menetap dan
menerus. Nyeri perut yang hebat dapat terjadi berupa kekejangan atau
nyeri tajam dan menusuk. Kondisi lain yang dapat menyebabkan nyeri
abdomen adalah disebabkan karena kehamilan ektopik, appendiksitis,
aborsi, penyakit kantung empedu, radang pelvic, persalinan preterm,
iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih dan infeksi
lainnya.

12
h. Gerakan janin berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan janin pada minggu ke 18 sampai ke 20
pada kehamilan pertama atau 2 minggu lebih cepat pada kehamilan
kedua. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum yang baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan
janin selama 12 jam atau sesudah kehamilan 22 minggu, kemungkinan
dapat terjadi resiko solusio plasenta, rupture uteri, gawat janin dan
kematian janin.
i. Keluar cairan banyak pervaginam tiba-tiba
Cairan ini adalam cairan ketuban. Ketuban seharusnya pecah menjelang
persalinan, tetapi jika ketuban keluar sebelum ibu mengalami tanda-
tanda persalinan maka janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini akan
berbahaya bagi ibu dan janin.
B. Pre Eklampsia
1. Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia (toksemia) adalah peningkatan tekanan darah pada saat
hamil, pembengkakan tubuh terutama bagian muka dan tangan,
peningkatan tekanan darah secara tiba – tiba, dan kadar protein yang tinggi
pada urin merupakan gejalanya. Penyempitan pembuluh darah
mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dan makanan pada janin,
sedangkan pada ibu umumnya menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
Preeklampasia menyebabkan keracunan pada ibu dan membahayakan
janin. Adanya mekanisme imunolog yang kompleks dan aliran darah ke
plasenta yang berkurang mengakibatkan jumlah zat gizi yang dibutuhkan
janin tidak terpenuhi. Kadar protein yang tinggi pada urin ditandai dengan
warna kuning tua gelap, kecokelatan atau kemerahan (Wahyudi, 2014).
Preeklampsia biasanya terjadinya pada ibu hamil yang memiliki usia
remaja atau berusia > 35 tahun.

13
2. Etiologi Preeklampsia
Menurut Prawirohardjo (2014) etiologi preeklampsi sampai saat ini
belum diketahui penyebabnya dengan pasti. Banyak teori di kemukakan
para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, namun belum ada
yang memberikan jawaban yang memuaskan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi preeklampsia diantaranya paritas, umur kehamilan, mola
hidatidosa, gamelli, diabetes mellitus, bayi besar, usia yang ekstrim,
riwayat keluarga PEB, riwayat hipertensi dan obesitas.
3. Patofisiologi Preeklampsia
Preeklampsia terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan
retensi garam dan air, pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus, pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah, jadi jika semua arteriola
didalam tubuh mengalami spase maka tekanan darah akan naik, sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan
dapat dicukupi.
Kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan didalam ruangan intestinal belum di ketahui sebabnya,
mungkin karena relensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh
spase arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Niwang,
2016).
4. Klasifikasi Preeklampsia
Klasifikasi pada Pre Eklampsia menjadi 2 golongan:
a. Preeklampsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolic 215 atau kenaikan
sistolik 30 mmHg. Pengukuran darah sekurang-kurangnya pada 2 kali
selang 4 jam. Proteinuria 300 mg protein dalam kurun selama 24 jam
atau sama dengan 1+ dipstick. Edema pada lengan, muka dan perut,
edema generalisata.
b. Preeklampsi berat
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg,

14
proteinuria 5 gr/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria (< 400 ml dalam
24 jam), sakit kepala hebat di daerah frontal, gangguan penglihatan,
diplopia, nyeri epigastrium dan ikterus, trombositopenia, pertumbuhan
janin terhambat, mual muntah, penurunan visus (Niwang, 2016).
5. Faktor Resiko Preeklampsia
a. Status primigravida
Wanita dengan pasangannya yang baru menjadi orang tua memiliki
resiko 6 sampai 9 kali lebih mudah untuk terkena hipertensi
(preeklampsia) dari pada multigravida. Sekitar 85% hipertensi
(preeklampsia/eklampsia) terjadi pada kehamilan pertama. Teori
imunologik menyebutkan blocking antibodies terhadap antigen plasenta
yang terbentuk pada kehamilan pertama menyebabkan hipertensi dan
hingga keracunan kehamilan. Kebanyakan primigravida pada
kehamilan 28 minggu – 32 minggu menunjukkan peningkatan tekanan
darah (Tutik Eka Sari, 2019).
b. Adanya riwayat keluarga preeklampsia atau eklampsia Preeklampsia
cenderung meningkat pada wanita yang memiliki
ibu dengan preeklampsia serta frekuensi preeklampsia meningkat pada
keturunan ibu hamil dengan preeklampsia. 20 – 40% terjadi pada anak
perempuan yang ibunya mempunyai riwayat preeklampsia. Pada
wanita yang memiliki saudara perempuan dengan riwayat
preeklampsia 11 – 37% dan pada wanita yang mempunyai saudara
kembar dengan riwayat preeklampsia 22 – 47% (Lalenoh, 2018).
c. Pernah mengalami preeklampsia atau eklampsia
Berdasarkan penelitian Ayunani dkk (2019) wanita dengan
preeklampsia di kehamilan sebelumnya berpotensi 6,9 kali untuk
mengalami preeklampsia di kehamilan berikutnya. Pada wilayah Asia
dan Afrika riwayat preeklampsia menjadi faktor risiko dalam terjadinya
preeklampsia secara berulang. Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
bahwa orang Asia menjadi salah satu faktor prediktif dalam terjadinya
preeklampsia kembali.

15
d. Suami baru
Faktor risiko ini berhubungan dengan teori intoleransi imunologik
antara ibu dengan janin pada kehamilan pertama, yaitu primigravida
mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan
jika dibandingkan dengan dengan multigravida, ibu multipara yang
kemudian menikah lagi akan mempunyai risiko lebih besar terjadinya
hipertensi dalam kehamilan berikutnya jika dibandingkan dengan
suami sebelumnya dan lamanya periode seks sampai saat kehamilan,
yang dimana semakin lama periode ini maka semakin kecil terjadinya
hipertensi dalam kehamilan (Lalenoh, 2018).
e. Usia ibu yang ekstrem (lebih muda dari 20 tahun atau lebih tua dari
35 tahun)
Usia ibu yang terlalu muda dan terlalu tua dalam mengandung
memiliki faktor risiko terjadinya preeklampsia sehingga
mempengaruhi keselamatan ibu dan bayinya. Hamil pada usia
kurang dari 20 tahun sangat berisiko dikarenakan alat reproduksi
belum siap/matang secara maksimal untuk hamil, dan pada usia lebih
dari 35 tahun fungsi organ pada wanita mulai mengalami
penurununan fungsi sehingga dapat meningkatkan resiko kegagalan
kehamilan atau menyebabkan kematian (Transyah, 2018).
f. Telah menderita hipertensi vaskular, penyakit ginjal atau auto imun
Hipertensi menyebabkan gangguan pada organ penting tubuh. Oleh
karena itu, pada ibu hamil yang sebelumnya telah menderita
hipertensi, organ – organ tubuh yang telah terganggu sebelumnya
tersebut akan semakin parah kondisinya. Wanita yang mengalami
hipertensi kronik mengalami penurunan tekanan darah saat awal
kehamilan dan meningkat di fase trisemester ketiga kehamilannya.
Hasil penelitian menemukan sebesar 25% preeklampsia meningkat
pada wanita yang telah menderita hipertensi kronik lebih dari 4
tahun. Ibu dengan penyakit ginjal juga memiliki risiko yang besar
terkena preeklampsia pada kehamilannya. Sebelum kehamilan,

16
wanita dengan penyakit ginjal yang sembuh secara klinis, memiliki
sisa subklinis penyakit ginjal dan massa neffron yang rendah.
Rendahnya jumlah nefron tersebut dikaitkan menyebabkan
permasalahan kesehatan dalam waktu yang panjang. Pada kehamilan
berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dalam aliran
plasma ginjal sehingga meningkatkan GFR sebanyak 50%.
Kemudian, terdapat penurunan hiperfiltrasi pada kehamilan yang
merupkan faktor risiko penyebab preeklampsia pada ibu dengan
penyakit ginjal (Sudarman dkk, 2021).
6. Komplikasi
Komplikasi menurut Nugroho (2012) dibagi menjadi komplikasi awal dan
jangka panjang.
a. Komplikasi awal
Komplikasi awal ini terdiri dari kolaps sirkulasi (henti jantung, edema
pulmo, dan syok), perdarahan serebral dan gagal ginjal, hipoksia,
asidosis, solusio plasenta, kebutaan atau paralisis, perdarahan
postpartum, toksik delirium, luka karena kejang dan fraktur vetebra
serta aspirasi pneunomia
b. Komplikasi jangka panjang
40% sampai 50% pasien Preeklampsia memiliki kemungkinan
kejadian yang sama pada kehamilan berikutnya dan Hipertensi
permanen terjadi pada 30% sampai 50% pasien dengan PEB.
7. Diagnosis Preeklampsia
Identifikasi jenis penyakit berdasarkan gejala – gejala disebut dengan
diagnosis. Adapun diagnosis untuk preeklampsia ditegakkan berdasarkan :
a. Peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama dengan
140/90 mmHg, atau
b. Peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik >15
mmHg, atau
c. Peningkatan mean arterial pressure > 20 mmHg, atau MAP > 105
mmHg

17
d. Proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml
e. Diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu enam jam, dan
f. Edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan.
Idealnya tekanan darah diukur setelah pasien beristirahat 30 menit. Bila
tekanan darah mencapai atau lebih dari 160/110 mmHg, maka
preeklampsia termasuk preeklampsia berat. Kriteria diagnostik
preeklampsia berat, sebagai berikut :
b. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
c. Proteinuria = 5 (+3) pada tes celup strip
d. Oliguria, diuresis < 400 ml dalam 24 jam
e. Sakit kepala hebat dan gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas abdomen atau ikterus
g. Edema paru atau sianosis
h. Trombositopenia
i. Pertumbuhan janin yang terhambat (Adriani, 2016)
8. Penatalaksanaan Preeklampsia
Penatalaksanaan preeklamsia berdasarkan klasifikasi preeklamsia yang
diderita pasien, yaitu sebagai berikut:
a. Pre-eklamsia Ringan
1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklamsia ringan, dengan cara:
a) Tidak mutlak harus tidur baring.
b) Diet regular, tidak perlu diet khusus.
c) Tidak perlu restriksi kosumsi garam.
d) Tidak perlu pemberian diuretic, antihipertensi, dan sedativum.
e) Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu (Nugroho, 2012)
2) Penatalaksanaan rawat inap pasien preeklamsia ringan berdasarkan
kriteria :
a) Setelah dua minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukan
adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia.
b) Proteinuria menetap > 2 minggu.
c) Hasil test laboratorium abnormal.

18
d) Adanya gejala atau I tanda atau lebih preeklamsia berat (Nugroho,
2012).
b. Pre-eklampsia berat
1) Perawatan aktif
Perawatan aktif adalah kehamilan segera diakhiri atau diterminasi
ditambah pengobatan medis. Sedapat mungkin sebelum perawatan
aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment.
a) Indikasi
Indikasi yang terjadi pada ibu seperti usia kehamilan 37 minggu
atau lebih, adanya tanda-tanda impending eklamsia, kegagalan
terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan medikamentosa
terjadi kenaikan tekanan darah atau setelah 24 jam terapi
medikamentosa tidak ada perbaikan, sedangkan pada janin seperti
hasil fetal assessment jelek (NST dan USG), adanya tanda IUGR.
b) Laboratorium
Adanya "HELLP syndrome". Sindroma HELLP (Hemolysis
Elevaíed Liver and Low Plaíelel) yaitu meningkatnya kadar
enzim dalam hati dan berkurangnya jumlah sel darah dalam
keseluruhan darah (Sutrimah, dkk. 2015)
c) Pengobatan Medikamentosa yaitu;
(1) Segera setelah masuk rumah sakit
(2) Tidur baring, miring ke satu sisi/sebaiknya di kiri. Tanda vital
diperiksa setiap 30 menit, reflek patella setiap jam.
(3) Infuse dextrose 5% dimana setiap 1 liter deselingi dengan
infuse RL (60-125cc/jam) 500cc.
(4) Antasida Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
(5) Pemberian obat anti kejang: Diazepam 20 mg IV dilanjutkan
dengan 40 mg dalam dextrose 10% selama 4-6 jam atau
MgS04 40% 5 gram IV pelan-pelan dilanjutkan 5 gram dalam
RL 500cc untuk 6 jam.

19
(6) Diurotik tidak diberikan kecuali ada landa-landa edema paru,
payah jantung kongeif atau edema anasakar. Digunakan
furosemid injeksi 40 mg/IV
(7) Antihipertensi diberikan bila : Tekanan darah sistolik "180
mmHg, diastolic 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg.
Dapat diberikan catapres 1/2-1 ampul 1M dapat diulang tiap 4
jam atau alfametildopa 3x25 mg, dan nifedipin sublingual 5-
10 mg.
(8) Kardiotonika indikasinya bila ada tanda-tanda payah jantung,
diberikan digitalivasi cepat dengan Cedilanid (Nugroho, 2010)
d) Perawatan Konservatif
(1) Indikasi : bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa
disertai tanda-tanda inpending eklamsia dengan keadaan janin
baik.
(2) Terapi medikametosa : sama dengan terapi medikamentosa
pengelolaan aktif. Hanya MgS04 tidak diberikan intravenous,
cukup intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan
4 gram pada bokong kanan (Nugroho, 2010)

20
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


TERHADAP Ny.A G4P3A0 DENGAN PREEKLAMPSIA
DI RS ZA PAGAR ALAM WAY KANAN

Tanggal Pengkajian : Jumat, 26 Januari 2024


Waktu : 14.50 Wib

A. SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. T
Umur : 38 tahun : 45 tahun
Pendidikan : SMA : SD
Pekerjaan : IRT : Petani
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia : Lampung/Indonesia
Agama : Islam : Islam
Alamat : Way Kanan : Way Kanan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan. Ibu mengeluh kepalanya
terasa pusing, pandangan sedikit kabur dan bengkak pada kaki.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Menstruasi
Teratur : Ya
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Jumlah : Normal
Warna : Merah segar
Konsistensi : Cair/encer
Bau : Tidak

21
Desminorea : Tidak
Flour Albus : Tidak
Bau : Tidak
Warna : Coklat
HPHT : 13-06-2023
TP : 20-03-2024
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No Tgl Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PB Keadaan
Lahir Persalinan Kehamilan Persalinan Kehamilan Kelamin (gr) (cm) Anak
dan Sekarang
Persalinan
1 15- PMB Aterm Spontan Bidan, Tidak ada L 2900 48 Sehat
01- gram cm
2003
2 05- RS Aterm Spontan Bidan, KPD P 3100 48 Sehat
10- Dokter gram cm
2012 Spog
3 13- RS Aterm Spontan Bidan Preeklampsia P 3300 49 Sehat
04- gram cm
2017

5. Imunisasi TT
Lengkap
6. Pergerakan Janin
Ibu mengatakan pergerakan janin aktif
7. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, dan
menahun
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan kembar : Tidak ada
Penyakit Menular/ keturunan : Tidak ada
9. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi implant

22
10. Perilaku kesehatan
Penggunaan alcohol/ obat-obatan sejenisnya: ibu mengatakan tidak
mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan sejenisnya
Merokok, makan sirih : ibu mengatakan tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi sirih
11. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan Selama hamil Keluhan
Nutrisi : Makan Makan 3-4 kali sehari Tidak ada
Minum Minum lebih dari 8 gelas
Eliminasi : BAK 7-8 kali sehari Sering BAK
BAB 1 kali sehari
Istirahat dan tidur 6-7 jam dimalam hari Tidak ada
± 1 jam siang hari
Aktivitas Melakukan pekerjaan Tidak ada
rumah (memasak,
menyapu, mencuci, dll)
Personal hygiene Mandi 2x sehari, gosok Tidak ada
gigi 3 sehari, keramas 1
hari sekali, sering ganti
baju
Pola seksual Sesuai kebutuhan Tidak Ada

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 150/100 mmHG
Respirasi : 22 x/menit
Nadi : 82 x/menit

23
Suhu : 36,5 º C
Pemeriksaan Antropometri
BB : 60 Kg
TB : 154 cm
LILA : 27 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
b. Gigi dan mulut
Mukosa bibir : Lembab
Mulut dan gigi : Bersih
c. Leher : Normal
d. Dada
Auskultasi Jantung : Lup Dup Teratur
Auskultasi paru-paru : Vasikuler
e. Payudara
Pembesaran : Simetris
Putting Susu : Menonjol, Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
f. Abdomen
Pembesaran : Memanjang
Bekas luka oprasi : Tidak ada
Tumor/benjolan : Tidak ada
Nyeri epigastrium : Tidak ada
g. Ekstremitas atas dan bawah
Ekstermitas bagian atas
Oedema : (+) kanan/kiri
Kekakuan Otot dan sendi : (-) kanan/kiri
Ketegangan : (-) kanan/kiri
Kemerahan : (-) kanan/kiri

24
Ekstermitas bagian bawah
Oedema : (-) kanan/kiri
Varises : (-) kanan/kiri
Ketegangan : (-) kanan/kiri
Kemerahan : (-) kanan/kiri
Reflek patella : (-) kanan/kiri
h. Anogenital
Perinium : Normal
Vulva dan vagina : Normal
Anus : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 26-01-2024
HB : 13,5 gr/dl
Protein Urine : Positif (+)
Urine Reduksi : Negatif (-)
C. ASSASMENT
Ny. A usia 38 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan
preeklampsia
D. PLANNING OF ACTION
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
TD : 150/100 mmHG RR : 22 x/menit
N : 82 x/menit S : 36,5ºC
BB : 60 Kg
TB : 154 cm
LILA : 27 cm
Evaluasi : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami preeclampsia
Pre Eklampsia adalah hipertensi yang muncul pada 20 minggu kehamilan
yang disertai dengan proteinuria persalinan. Pre Eklamsia memberi
pengaruh buruk pada kesehatan janin karena menurunnya perfusi
uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel

25
pembuluh darah plasenta. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan
aliran darah ke janin dimana fungsi darah sebagai pembawa O2 dan
nutrisi, sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin yang
nantinya akan mengakibatkan BBLR.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan menghindari
makanan yang banyak mengandung garam
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan menghindari aktifitas berat
dan berolahraga ringan
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan
5. Memberikan terapi obat pada ibu berupa antihipertensi
Evaluasi : Sudah diberikan obat antihipertensi pada ibu
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika
ada keluhan
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan
7. Pendokumentasian

26
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Subjektif
Pada asuhan terhadap Ny. A usia 38 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32
minggu dengan preeklampsia, ini merupakan persalinan keempat dengan
riwayat persalinan sebelumnya secara spontan dan tidak ada riwayat abortus.
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular (TBC,Hepatitis,PMS,), penyakit
menurun (DM,Asma), dan penyakit menahun (jantung). Ibu sebelumnya
menggunakan kontrasepsi implant dan pola keseharian ibu baik. Hari pertama
haid terakhir ibu (HPHT) adalah 13-06-2023 dengan tafsiran persalinan di 20-
03-2024 sehingga ibu melahirkan di usia kehamilan aterm 32 minggu. Ibu
mengeluh sakit kepala dan pandangan sedikit kabur serta bengkak pada
bagian kaki. Ibu khawatir akan kondisinya saat ini.
B. Objektif
Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan terhadap Ny. A usia 38
tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan preeklampsia, didapatkan
hasil bahwa keadaan umum ibu baik dan kesadaran composmentis, TD
150/100 mmHG, Respirasi 22 x/menit, Nadi 82 x/menit, Suhu 36,5 º C, BB
60 kg, LILA 27 cm, dan TB 154 cm. untuk pemeriksaan fisik didapatkan
hasil terdapat edema pada ekstremitas bawah.
C. Assasment
Dari tinjauan kasus yang sudah dilakukan penulis, maka dapat kita kaji
dalam pendokumentasian berbentuk SOAP bagian data subjektif dan objektif
dimana ibu mengeluh mengalami sakit kepala, pandangan kabur dan bengkak
pada kaki. Disini penulis menyimpulkan bahwa diagnosa ibu adalah terhadap
Ny. A usia 38 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan
preeclampsia.
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alamiah, dimana
setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi sehat telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan pria yang sehat maka
besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Kehamilan juga dikenal

27
sebagai gravid atau gestasi adalah waktu dimana satu atau lebih bayi
berkembang didalam diri seorang wanita. Kehamilan dapat terjadi melalui
hubungan seksual atau teknologi reproduksi bantuan (Catur dkk,2021).
Preeklampsia (toksemia) adalah peningkatan tekanan darah pada saat
hamil, pembengkakan tubuh terutama bagian muka dan tangan, peningkatan
tekanan darah secara tiba – tiba, dan kadar protein yang tinggi pada urin
merupakan gejalanya. Penyempitan pembuluh darah mengakibatkan
berkurangnya suplai oksigen dan makanan pada janin, sedangkan pada ibu
umumnya menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Preeklampasia
menyebabkan keracunan pada ibu dan membahayakan janin. Adanya
mekanisme imunolog yang kompleks dan aliran darah ke plasenta yang
berkurang mengakibatkan jumlah zat gizi yang dibutuhkan janin tidak
terpenuhi. Kadar protein yang tinggi pada urin ditandai dengan warna kuning
tua gelap, kecokelatan atau kemerahan (Wahyudi, 2014). Preeklampsia
biasanya terjadinya pada ibu hamil yang memiliki usia remaja atau berusia >
35 tahun.
D. Planning Of Action
Dari tinjauan kasus terhadap Ny. R usia 29 tahun P2A0 inpartu kala III
dengan retensio plasenta, maka penulis memberikan asuhan berupa :
1. Memberitahu hasil dari pemeriksaan
2. Menjelaskan mengenai keluhan yang dialami ibu
3. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan tindakan manual plasenta
4. Melakukan tindakan manual plasenta sesuai prosedur
5. Melakukan tindakan penjahitan perineum
6. Melakukan pemantauan asuhan persalinan kala IV
7. Pendokumentasian
E. Evaluasi
Hasil evaluasi dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. A usia 38
tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan preeclampsia, ibu
mengatakan bahwa ibu sudah mengerti dengan keadaanya dan akan
mengikuti anjuran bidan. Beberapa intervensi yang dianjurkan oleh bidan

28
akan dilakukan rutin dirumah dan bersedia mengonsumsi rutin obat
antihipertensi dengan harapan bahwa tekanan darah ibu dapat segera pulih.

29
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. A usia 38
tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan preeklampsia di RS ZA
Pagar Alam Way Kanan
2. Telah mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. A usia 38
tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan preeklampsia di RS ZA
Pagar Alam Way Kanan
3. Telah mampu menegakkan diagnosa pada Ny. A usia 38 tahun G4P3A0
usia kehamilan 32 minggu dengan preeklampsia di RS ZA Pagar Alam
Way Kanan
4. Telah mampu melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan
preeclampsia sesuai prosedur yang ada terhadap Ny. A usia 38 tahun
G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu dengan preeklampsia di RS ZA Pagar
Alam Way Kanan
B. Saran
Berdasarkan tinjauan dan pembahasan kasus penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pelayanan kesehatan yang
baik.
1. Bagi ibu
Ibu dapat menyimak dengan baik penjelasan bidan dan lebih tenang
setelah diberikan intervensi oleh bidan
2. Bagi RS
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan terutama pada ibu hamil dengan preeklampsia sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.

30
3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Dapat lebih meningkatkan dan menambah referensi terbaru sehingga dapat
membantu penulis maupun mahasiswa lain dalam mengerjakan
penyusunan laporan kasus.

31
DAFTAR PUSTAKA

Catur,dkk.2021.Asuhan Kebidanan Kehamilan.Bandung:Media Sains Indonesia

Handayani, Fitri, Herlin Fitriani, and Cahaya Indah Lestari. 2019. “Hubungan
Umur Ibu Dan Paritas Dengan Kejadian Bblr Di Wilayah Puskesmas
Wates Kabupaten Kulon Progo.” Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan
UM. Mataram 4(2): 67.

Hartati, Ni Nyoman, I Dewa Ayu Ketut Surinati, and Ni Nyoman Diah Vitri
Pradnyaningrum. 2018. “Preeklampsia Dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) Pada Ibu Bersalin.” Gema Keperawatan 000:
1–9.

Hernawati, Kamila. 2017. Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Trans Info Media

Juliana,Dkk.2022.Buku Ajar Asuhan kebidanan Berkesinambungan (Continuity


Of Care) Edisi 2.Jakarta.CV Trans Info Media

Niwang A. 2016. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Nugroho. 2016. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Singh, Vineeta, and Manushi Srivastava. 2015. “Associated Risk Factors with
Pregnancy-Induced Hypertension: A Hospital-Based KAP Study.”
International Journal of Medicine and Public Health 5(1): 59.

32
KARTU BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Marlinawati


NPM : 230108171
Pembimbing : Riona Sanjaya,S.ST.,Bdn.,M.Keb
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny.
A G4P3A0 dengan Preeklampsia di RS ZA Pagar Alam
Way Kanan

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

33
KARTU BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Marlinawati


NPM : 230108171
Pembimbing : Chori Anggela Firhan,A.Md.Keb
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny.
A G4P3A0 dengan Preeklampsia di RS ZA Pagar Alam
Way Kanan

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

34
35

Anda mungkin juga menyukai