Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI

KEPERAWATAN MENURUT
SISTER CALLISTA ROY

Disusun Oleh
Kelompok 5 IB:
Amanda Suhaillah Putri (2314201054)
Annisa Dwi Rahmawati (2314201056)
Aulyn Nisha Jayandra (2314201058)
Gelzy Angelyka (2314201066)
Ilham Samtiko (2314201068)
Indah Komala Dewi (2314201069)
Rindu Astri Utami (2314201088)
Shindi Kumalasari (2314201093)
Siti Rahma K (2314201094)
Wulan Nofriyanti (2314201098)

Dosen Pembimbing:
Dr. Ns. Asmawati, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2023

i
C

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................3
1.3 Manfaat..................................................................................................3

BAB II TINJUAN PUSTAKA.......................................................................4

2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan..........................................................4


2.2 Pengertian Paradigma Keperawatan......................................................4
2.3 Biografi Sister Callista Roy...................................................................5
2.4 Teori Sister Sister Callista Roy..............................................................7
2.5 Paradigma Keperawatan Sister Callista Roy.........................................9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Callista.............................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................14

3.1 Kesimpulan............................................................................................14
3.2 Saran ......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai

keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,

baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Falsafah

keperawatan merupakan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri

perawat. Falsafah keperawatan harus menjadi pedoman bagi perawat dalam

menjalankan pekerjaannya (Budiana, 2020).

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau

cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih

tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan. Paradigma

keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai

oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai teori

yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna

mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai

kerangka kerja keperawatan (Budiana, 2020).

Sister Callista Roy merupakan penteori yang lahir tanggal 14 Oktober

1939 di Los Angeles, California. Ia merupakan anggota Sisters of Saint

Joseph of Carondelet. Tahun 1963, Roy menyelesaikan pendidikan

sarjananya di Mount Saint Mary’s Collage dan tahun 1966 memperoleh gelar

master di Universitas California, Los Angeles. Tahun 1973, Roy kembali

mengambil pendidikan master, namun bukan bidang keperawatan tetapi

1
dibidang sosiologi dan kembali melanjutkan pendidikan sosiologi tahun 1977

untuk gelar doktoral di Universitas California (Alligood & Tomey, 2019)

Teori keperawatan menurut Roy dikenal dengan model adaptasi,

dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk

dapat beradaptasi terhadap stimulus, baik stimulus internal maupun stimulus

eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan

usia. Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan sehingga

banyak digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori Roy dalam

pelaksanaannya menyentuh hampir semua aspek kehidupan baik secara fisik,

konsep diri, fungsi peran, dan interdependens (Asmadi, 2019).

Callista Roy dalam teorinya mendefinisikan empat macam paradigma

keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model

paradigma ini menjelaskan bagaimana individu mampu meningkatkan

kesehatannya dalam mempertahankan perilaku secara adaptif karena manusia

adalah makhluk yang holistik yang memiliki sistem adaptif yang selalu

beradaptasi.

Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam

memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan. Berdasarkan hal tersebut

maka teori dan model konsep keperawatan Sister Callista Roy perlu dipelajari

sebagai salah satu cara dalam mengembangkan ilmu dan praktek khususnya

terkait dengan pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga kita

bisa mengetahui kelebihan dan kekurangn teori adaptasi ini.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian falsafah keperawatan ?
2. Apa pengertian paradigma keperawatan?
3. Biografi Sister Callista Roy?
4. Apa teori Sister Callista Roy?
5. Apa paradigma dari teori Sister Callista Roy?
6. Apa kelebihan dan kekurangan teori Sister Callista Roy?

1.3 Tujuan.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran

Falsafah dan Teori Keperawatan dan membahas materi yang berkaitan

dengan rumusan masalah. sebagai sumber pembelajaran bagi kami untuk

meningkatkan pemahaman dan pembelajaran dalam mata kuliah yang kami

anut ini.

1.4 Manfaat

1. Mengetahui pengertian falsafah keperawatan.


2. Mengetahui pengertian paradigma keperawatan.
3. Mengetahui biografi Sister Callista Roy.
4. Menetahui teori keperawatan Sister Callista Roy.
5. Mengetahui paradigm keperawatan dari teori Sister Callista Roy.
6. Menetahui kelebihan dan kekurangan teori Sister Callista Roy.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan.

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman

untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah

keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan

yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada

individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Falsafah keperawatan

merupakan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat. Falsafah

keperawatan merupakan jiwa dari setiap perawat. Falsafah keperawatan harus

menjadi pedoman bagi perawat dalam menjalankan pekerjaannya (Budiana,

2020).

Falsafah dalam keperawatan merupakan keyakinan perawat terhadap

nilai-nilai yang dimilikinya, yang dapat meningkatkan kemampuan perawt

dalam mengaplikasikan teori keperawatan dan memberikan ruang bagi

perawat untuk lebih memahami tentang keperawatan terutama yang berkaitan

dengan praktik keperawatan (Lestari, 2019).

2.2 Pengetian Paradigma Keperawatan.

Paradigma merupakan suatu keyakinan yang dimiliki oleh sekumpulan

peneliti yang mengatur dan mengarahkan penyelidikan dalam disiplin ilmu

untuk memecahkan masalah masalah ilmiah dan mengatur serangkaian studi

di lapangan (Bahremnezhad, 2021).

4
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau

cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih

tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan. Paradigma

keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai

oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai teori

yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna

mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai

kerangka kerja keperawatan (Budiana, 2020).

Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang

dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau menghubungkan

berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan

diantara teori guna mengembangkan konseptual dan teori-teori keperawatan

sebagai kerangka kerja keperawatan (Pertami, 2019)

2.3 Biografi Sister Callista Roy.

Sister Callista Roy merupakan penteori yang lahir tanggal 14 Oktober

1939 di Los Angeles, California. Ia merupakan anggota Sisters of Saint

Joseph of Carondelet. Tahun 1963, Roy menyelesaikan pendidikan

5
sarjananya di Mount Saint Mary’s Collage dan tahun 1966 memperoleh gelar

master di Universitas California, Los Angeles. Tahun 1973, Roy kembali

mengambil pendidikan master, namun bukan bidang keperawatan tetapi

dibidang sosiologi dan kembali melanjutkan pendidikan sosiologi tahun 1977

untuk gelar doktoral di Universitas California (Alligood & Tomey, 2019).

Ketertarikannya dalam mengembangkan ilmu keperawatan melalui teori

keperawatan dimulai sejak Roy menjalani perkuliahan master keperawatan

setelah dimotivasi oleh Dorothy E. Jhonson. Pengalaman Roy bekerja sebagai

perawat anak juga menjadi salah satu yang melatar belakangi Roy dalam

mengembangkan teori keperawatannya. Pekerjaannya sebagai perawat anak,

menyebabkan Roy menyadari akan resiliensi anak, dan kemampuan mereka

beradaptasi terhadap respon akibat perubahan fisik dan psikologis yang besar.

Roy pun berkeinginan untuk mengembangkan adaptasi sebagai kerangka

konsep bagi keperawatan. Tahun 1968 kerangka teori keperawatan adaptasi

model Roy mulai diperkenalkan dan digunakan sebagai dasar kurikulum

filosofi keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Teori keperawatan Roy

ini dikenal dengan nama Roy Adaptation Model (RAM). Tahun 1970 untuk

pertama kalinya RAM dipublikasikan ke umum melalui artikel yang berjudul

“Adaptation : A Conceptual Framework for Nursing”. Di Mount Saint

Mary’s College dan Universitas Portland, atas dedikasinya dalam

mengembangkan ilmu keperawatan dengan model keperawatannya yang

berguna dalam intervensi keperawatan pada pasien baik kondisi sehat, sakit

akut, kronik dan terminal, Roy dianugerahi gelar profesor (Alligood, 2020).

6
Tahun 1984, Roy kembali dianugerahi penghargaan dari Alverno

College dengan gelar Honorary Doctorate of Humane Letters. Tahun 1985,

gelar Honorary Doctorate diperolehnya dari Eastern Michigan dan tahun

1999 dari St. Joseph’s College di Maine. Roy juga mendapatkan penghargaan

Book of the Year dari American Journal ofNursing atas bukunya yang

berjudul Essential of the Roy Adaptation Model. Tahun 2007, Roy

mendapatkan gelar kehormatan dari American of Nursing dan dinobatkan

sebagai Living Legend (McEwen & Wills, 2019)

2.4 Teori Sister Callista Roy

Teori keperawatan menurut Sister Callista Roy dikenal dengan model

adaptasi, dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi

untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus, baik stimulus internal maupun

stimulus eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai

tingkatan usia. Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan

sehingga banyak digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori

Roy dalam pelaksanaannya menyentuh hampir semua aspek kehidupan baik

secara fisik, konsep diri, fungsi peran, dan interdependence (Asmadi, 2019).

Teori Roy merupakan teori keperawatan yang terinspirasi dari teori

Harry Helson. Mengadaptasi teori Helson, Roy kemudian mengembangkan

teori keperawatan dengan nama Roy Adaptation Model (RAM). Teori Helson

yang menginspirasi Roy kemudian dikombinasikannya dengan teori Rapoport

dimana Roy kemudian mendefinisikan bahwa manusia merupakan bagian

7
dari sistem adaptif. Roy juga mengkombinasikan teori Helson dengan teori

lainnya yaitu teori Dohrenwend, Lazarus, Mechanic dan Selye. Berdasarkan

latar belakang tersebut Roy kemudian mengembangkan teori keperawatannya

(Alligood, 2019).

Teori Roy Adaptation Model (RAM) merupakan suatu proses adaptasi

individu maupun kelompok yang dihasilkan dari sebuah pemikiran dan

perasaan yang terintegrasi. Adaptasi ini terintegrasi dari interaksi manusia

dan lingkungan. Roy dalam teorinya mengungkapkan bahwa manusia

merupakan makhluk spesial yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi

dengan perubahan kondisi sekitar atau lingkungan (Alligood, 2019)

Asumsi dasar model adaptasi Sister Callista Roy menurut Sudarta


(2020) adalah:

1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus


menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan
perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan
respon terhadap semua ransangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi ransangan baik positif maupun
negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari

kehidupan manusia.

8
Selain itu, sistem adaptasi Callista roy memiliki empat metode adaptasi

diantaranya:

1. Fungsi fisiologis yaitu komponen sistem adaptasi ini diantaranya

oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit,

indera, cairan dan elektrolit, fungsi neorologis dan fungsi endokrin.

2. Konsep diri yaitu bagaimana seseorang mengenal pola pola interaksi sosial

dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan

bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola pola interaksi sosial

dalam berhubungan dengan orang lain.

4. Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola pola

tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara

interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

2.5 Paradigma dari teori Sister Callista Roy.

Teori keperawatan Callista Roy juga mendefinisikan paradigma

keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan. Paradigama keperawatan Callista Roy adalah sebagai berikut :

1. Manusia.

Menurut Roy manusia bersifat holistik, yang mempunyai sistem adaptif.

Sebagai sistem yang adaptif, manusia dijelaskan sebagai keseluruahan

dengan bagian-bagian fungsi sebagai kesatuan dari beberapa tujuan.

Sistem manusia meliputi orang-orang sebagai individu atau dalam

9
kelompok, termasuk keluarga, organisasi, komunitas dan sosial sebagai

sebuah keseluruhan. Roy mengatakan bahwa penerima jasa asuhan

keperawatan individu, keluarga, kelompok komunitas atau sosial. Masing-

masing dilakukan oleh perawat sebagai sitem adaptasi yang holistik dan

terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang

konstan terhadap informasi, kejadian, energi antara sistem dan lingkungan

dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan

tersebut individu harus mempertahankan integritas dirinya, dimana setiap

individu secara kontinue berdaptasi (Nursalam, 2019).

2. Keperawatan.

Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan

respons adaptasi berhubungan dengan empat mode respon adaptasi.

Perubahan internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari

kondisi koping individu. Tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh

stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Fokal adalah suatu respons yang

diberikan secar langsung terhadap ancaman yang masuk. Penggunaan

fokal pada umumnya tergantung tingkat perubahan yang berdampak pada

seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lainseseorang baik

internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu.

Stimulus residual adalah karakteristi dari seseorang yang ada dan timbul

relevan dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif

(Sudarta, 2020).

10
3. Konsep Sehat.

Roy memandang kesehatan merupakan sebuah kelanjutan dari meninggal

dan kesehatan yang ekstrim yang buruk ke level tertinggi dan puncak dari

kesehatan. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan

proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi secara

keseluruhan, fisik, mental dan sosial. Itegritas adaptasi individu

dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan

memper tahankan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi ketidak

mampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal

dari dalm dan dari luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual

dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi

(koping) tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam

mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat

pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain (Sudarta, 2020).

4. Konsep lingkungan.

Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsur penting

dalam lingkungan. Roy mendifinisikan lingkungan sebagai semua kondisi

yang berasal dari internal dan ekternal, yang mempengaruhi dan berakibat

terhadap perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok.

Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang

diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan

lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu

(berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses

11
stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari tubuh individu.

Manifestasi yang tampak akan tercermin dari prilaku individu sebagai

respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan

membantu perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan

mengirangi resiko akibat dari lingkungan sekitar (Sudarta, 2020).

2.6 Kelebihan dan kekurangan teori Sister Callista Roy.

1. Kelebihan

Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada

teori praktek. Dengan model adaptasi yang dikemukakan Sister Callista

Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu

mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode

interpendensi. Selain itu perawat juga bisa mengkaji stessor yang dihadapi

oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residualsehingga diagnosis

yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan lebih akurat. Dengan

penerapan dari teori adaptasi Sister Callista Roy, perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu,

tentang hal-hal yang menyebabkan stres pada individu.

12
2. Kekurangan.

Kelemahan dari model adaptasi Sister Callista Roy ini adalah terletak

pada sasarannya. Model adaptasi Sister Callista Roy ini hanya berfokus

pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien

dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan

bagaimana sikap dan perilaku cara merawat atau caring pada pasien.

Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan

menjadi stressor bagi para pasiennya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai

keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,

baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang

dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau

menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang

mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model konseptual

dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.

Sister Callista Roy merupakan penteori yang lahir tanggal 14 Oktober

1939 di Los Angeles, California. Ia merupakan anggota Sisters of Saint

Joseph of Carondelet.

Teori keperawatan menurut Roy dikenal dengan model adaptasi,

dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk

dapat beradaptasi terhadap stimulus, baik stimulus internal maupun stimulus

eksternal.

Callista Roy dalam teorinya mendefinisikan empat macam paradigma

keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model

paradigma ini menjelaskan bagaimana individu mampu meningkatkan

kesehatannya dalam mempertahankan perilaku secara adaptif.

14
Berdasarkan hal tersebut maka teori dan model konsep keperawatan

Sister Callista Roy perlu dipelajari sebagai salah satu cara dalam

mengembangkan ilmu dan praktek khususnya terkait dengan pemberian

asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga kita bisa mengetahui kelebihan

dan kekurangn teori adaptasi ini.

3.2 Saran.
Pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap konsep

dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu

membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu

keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan

budaya. Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimulus

fokal, kontekstual, maupun residual dengan melakukan analisa sehingga

stimulus berada pada daerah adaptasi.

Bagi kelompok selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih dalam lagi

mengenai teori Sister Callista Roy, dimana pembahasan tentang teori ini

dapat disampaikan secara tepat dengan memperbanyak referansi dari buku

ataupun jurnal lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R & Tomey, A.M. (2019). Nursing Theorist and Their Work.
Missouri: Mosby Elsevir.

Asmadi. (2019). Konsep Dasar Keperawatan. Hal 8. Jakarta: ECG.

Bahramnezhad, F. (2021). A Review of the Nursing Paradigm. Pp-23.

Budiana. (2020). Konsep Dasar Keperawatan (Edisi 1, Vol.148). Jakarta:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

McEwen, M, &Wills, E.M. (2019). Theoretical Basis For Nursing. Philadelphia:


Wolter Kluwer Health Lippincot Williams & Wilkins.

Nursalam. (2019). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Sudarta, I. W. (2020). Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi Praktik


Keperawatan. Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai