Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

MATA KULIAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“Penerapan Teori Dan Model Keperawatan Jean Watson”

Oleh :
REGITA GALUH P (215070200111016)
SINTA DIAN ARIYANI (215070200111036)
UMMI RODLIYAH (215070201111027)
RIFTANIA SAFITRI (215070207111045)
RADEN RORO AYU PDK (215070200111050)
YOVIKA WINDA Y ( 215070207111028 )
SINTA KURNIA P (215070201111032)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang “Penerapan Teori Dan Model Keperawatan
Jean Watson”dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Proses Keperawatan dan Berpikir
Kritis. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pengkajian dan
penegakan diagnosis keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Akhiyan Hadi Susanto, S.Kep., M.Biomed 
selaku Dosen Pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 5 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat
BAB II

ISI

Jean Watson memandang Nursing sebagai Human Science and Human Care
yang merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia dan merawat manusia yang didasari
oleh rasa kemanusiaan meliputi aspek kepedulian, perhatian, serta kemampuan dalam
pemenuhan kebutuhan pada manusia. Watson (2009) meletakkan konsep caring sebagai
suatu hal dasar yang harus dimiliki dalam melakukan praktik keperawatan. Seorang
perawat dalam melakukan tugasnya harus mengikutsertakan konsep caring ini dalam
memberikan asuhan keperawatan. Perilaku caring dapat memberikan efek bagi pasien
dan keluarganya seperti rasa nyaman, rasa terlindungi, perhatian, kasih sayang, dan
sebagainya. Hal tersebut dapat membantu dalam memberikan dorongan pada diri pasien
terutama dalam aspek psikologis, fisik, spiritual, dan social.

Dalam teori Human care ini Watson mendasarkan teorinya pada 10 faktor
karatif, yang masing-masing dari faktor tersebut berkaitan secara dinamis pada
komponen fenomenal bagi setiap individu pada hubungan transpersonal caring.
Setelahnya, faktor karatif tersebut di translasikan dan dikembangkan melalui proses
caritas. Hal tersebut dilakukan agar sepuluh faktor dapat disesuaikan dengan seiring
perkembangan zaman dan perubahan arah masa depan.

Hubungan transpersonal caring diartikan sebagai Kesatuan dalam hidup dan


hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran perawatan yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, dan pada semesta alam
(Watson, 2004)

NO Faktor Karatif Proses Caritas

1. Pembentukan sistem humanistic Praktek kebaikan hati yang penuh kasih dan
dan altruistic ketenangan dalam konteks kesadaran caring
2. Menanamkan keyakinan dan Dengan asli hadir dan mempertahankan
harapan (faith-hope) sistem kepercayaan yang mendalam serta
subjektif terhadap diri dan orang lain.
3. Mengembangkan kepekaan pada Pengembangan praktik spiritual seseorang
diri sendiri dan orang lain sendiri dan transpersonal diri melampaui ego
dir
Membina pengaruh saling Mengembangkan dan mempertahankan
4. percaya dan saling bantu hubungan caring, membantu dan saling
(helping-trust) percaya.
5. Meningkatkan dan menerima Hadir dan mendukung sebagai ekspresi
ekspresi perasaan positif dan perasaan positif dan negatif sebagai
negative hubungan yang mendalam terhadap orang
lain.
6. Menggunakan metode Kreatif menggunakan diri dan segala cara
pemecahan masalah yang untuk mengetahui sebagai bagian dari proses
sistematis dalam pengambilan caring, untuk terlibat dalam seni praktek
keputusan penyembuhan caring.
7. Meningkatkan dan memfasilitasi Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar
proses belajar mengajar yang tulus untuk menyatukan keberadaan
transpersonal dan makna, mencoba tetap ada dalam
kerangka referensi.
8. Menyediakan lingkungan yang Menciptakan lingkungan penyembuhan di
mendukung, melindungi, dan semua tingkat (fisik maupun non-fisik,
memperbaiki mental, lingkungan yang tenang dengan energi dan
sosiokultural, dan spiritual kesadaran, dimana keutuhan, keindahan,
martabat, dan kedamaian terwujud.
9. Membantu dalam pemenuhan Membantu dengan kebutuhan dasar, dengan
kebutuhan dasar manusia kesadaran caring, pemberian 'perawatan
dasar manusia', yang berpotensi menjaga
keselarasan jiwa, pikiran dan tubuh serta
kesatuan dalam semua aspek perawatan.
10. Mengizinkan untuk terbuka pada Membuka dan menghadiri spiritual-misterius
eksistensial fenomonological dan dimensi dimensi ekstensial dari
agar pertumbuhan diri dan kehidupan dan kematian seseorang,
ketenangan jiwa pasien dapat perawatan jiwa untuk diri sendiri dan orang
dicapai lain.
Watson menjelaskan beberapa asumsi dan prinsip dasar mengenai transpersonal
caring. Watson membagi asumsi tersebut ke dalam tujuh asumsi yang berkaitan dengan
science caring. Asumsi tersebut sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan secara interpersonal.

2. Asuhan keperawatan yang didalamnya terdapat faktor carative bila


terlaksana dapat menghasilkan kepuasaan kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan
dan perkembangan individu serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang saat dirawat
atau saat sekarang, namun memungkinkan juga pada saat yang mendatang
atau setelah pasien pulang.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang dapat
memberikan penawaran sehingga seseorang dapat mengembangkan
potensinya dan memberikan keleluasaan untuk memilih tindakan
terbaik untuk dirinya.
6. Asuhan keperawatan lebih menjurus atau ditekankan terhadap peningkatan
kesehatan daripada pengobatan.
7. Pelaksanaan praktik asuhan keperawatan ini merupakan pusat dari keperawatan.
BAB III
PEMBAHASAN

Penerapan pengkajian dengan menggunakan Teori Human caring Jean teori Jean Watson
ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan di antaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Pengkajian keperawatan meliputi 4 bagian kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Intervensi keperawatan menurut teori Jean watson adalah Perencanaan membantu untuk
menentukan bagaimana variable- variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu
pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah yang mengacu pada asuhan
keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan
bagaimana data akan dikumpulkan. Intervensinya sebagai berikut : beri dorongan sikap
penerima terhadap anak (misalnya di peluk, berbicara dan menyenangkan anak), Bantu
orang tua untuk ikut merawat anaknya, libatkan orang tua sebanyak mungkin, jelaskan
setiap prosedur perawatan dan pengobatan. Dorong sikap positif dari orang tua, beri
perjelaskan sikap negative, diskusikan sikap indentifikasi frustasi ajarkan cara
penyelesaiannya dengan koping yang baru. Bantu orang tua untuk dapat menerima
knyataan tentang perubahan dan perkembangan anak, yakinkan orang tua bahwa anak
membutuhkan kasih sayang dan keamanannya, demonstrasikan perawatan yang di
perlukan pasien kepada keluarga (bagaimana mengecek fungsi shunt, posisi anak), berikan
kesempatan untuk mengulang, dan beri penjelasan tentang pengobatan, sampai dengan
perawatan selang shunt.
Pada tahapan implementasi keperawatan, menurut teori watson Implementasi
keperawatan yaitu melaksanankan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang akan dilakukan. Implementasi yang telah dilakukan untuk diagonsa
keperawatan: Resiko terjadinya komplikasi Hydrocephalus berhubungan dengan
perawatan luka kulit terhadap kontaminsai infeksi dan pemantauan fungsi alat shunt yang
dipasang serta resiko infeksi alat shunt dan ketidak tahuan orang tua dalam penanganan
pengobatan Hydrocephalus adalah Beri dorongan sikap penerima terhadap anak
( misalnya di peluk, berbicara dan menyenangkan anak), Bantu orang tua untuk ikut
merawat anaknya, libatkan orang tua sebanyak mungkin, Jelaskan setiap prosedur
perawatan dan pengobatan, Dorong sikap positif dari orang tua, beri perjelaskan sikap
negative.
Menurut Mareelli, 2007 evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari tahap –tahap
proses keperawatan untuk mengetahui apakan masalah–masalah keperawatan yang
muncul pada kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan post sirkumsisi teratasi atau
tidak dan untuk membandingkan antara yang sistematik dengan yang terencana berkaitan
dengan fasilitas yang tersedia. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan evaluasi
keperawatan pada kasus ini, 1 diagnosa yang penulis angkat, dapat diatasi dengan baik
dalam jangka waktu 4 hari, semua tujuan keperawatan yang ada di tujuan dan keriteria
hasil dapat tercapai.

Keefektifan dari teori Jean Watson yaitu implementasi yang mengacu pada pelaksanaan
hidup bersih dan sehat, serta pengaturan aktifitas dan pola akan anak. Model Jean
Watson ini bentuk keperawatannya menolong klien untuk mencapai atau memelihara
kesehatan dengan tenang.
Tindakan hubungan dengan proses perawatan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan
adalah utama dalam memberikan tindakan perawatan mengenai perilaku manusia dan
respon manusia untuk menentukan masalah yang nyata atau potensial kebutuhan klien,
menempatkan perilaku sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat
tidak perlu memahami seluruh proses penyakit, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
pendidikan kesehatan dalam upaya menciptakan perilaku yang baik dalam pencegahan
penyakit. Karena itu konsep model Jean Watson perawat mengajarkan klien untuk selalu
menjaga perilaku yang baik dalam mengontrol penyakit.
Seperti kita ketahui bahwa kelebihan teori Jean Watson fokus pada cara merawat keluarga
yang sakit, dimana nantinya orang tua mampu melakukan perawatan pada anak anaknya
yang sakit. Sedangkan kelemahan aplikasi teori Jean Watson yaitu aplikasi teori
keperawatan ini hanya berfokus pada perawatan pasien yang sakit sehingga penulis sedikit
kesulitan untuk menentukan diagnosa keperawatan prioritas.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan aplikasi teori model Jean Watson pada kasus
hidrosefalus selama 4 hari perawatan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa:
Pengkajian yang dilakukan pada An. S sesuai dengan focus pengkajian Menurut Jean
Watson, diagnosa yang diangkat dalam kasus yakni masalah utama resiko gangguan
Resiko gangguan Biophisical needs berhubungan dengan Komplikasi Post Operasi
hidrosefalus. Hasil dari pasien, tahap evaluasi dari diagnosa keperawatan yang penulis
implementasikan selama 4 hari berhasil dilakukan, teori Model Jean Watson efektif di
aplikasikan pada anak dengan khasus Hidrpsefalus, ditemukan kelebihan dan
kekurangan Teori Model Jean Watson.

SARAN

Disarankan untuk memberikan pengetahuan dan edukasi pada ibu khususnya


tentang cara perawatan pada anak post operasi hidrosefalus, sehingga ibu memiliki
pengetahuan untuk merawat anaknya lebih baik, untuk mencapai peningkatan status
kesehatan, dapat dijadikan sebagai salah satu bahn ajar agar memberikan gambaran
tentang merawat anak dengan hidrosefalus, dengan mengaplikasikan teori model Jean
Watson.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, C. S., Noprianty, R., & Karana, I. (2019). Perilaku Caring Perawat
Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 4(1), 33-48. [Online]. Retrieved from
https://journal.ugm.ac.id/jkesvo/article/view/40957/23851 [Accessed 4

September 2021]

Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Aplikasi model konseptual caring dari Jean
Watson dalam asuhan keperawatan. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 1(3),
147-150. [Online]. Retrieved from
https://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/viewFile/3752/2421
[Accessed 4 September 2021]
Mediaperawat. (2020). Teori dan Model Keperawatan Jean Watson. [Online].
Retrieved from https://mediaperawat.id/teori-dan-model-keperawatan-jean-
watson/ [Accessed 4 September 2021]
Alligood, M. R. (2017). Nursing theorists and their work-e-book. Elsevier Health
Sciences. [Online]. Retrieved from
https://elok.ugm.ac.id/pluginfile.php?file=%2F1338950%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2F298436680.pdf [Accessed 4 September 2021]
Alligood, M. R. (2019). Nursing Theorists and Their Work.

Anda mungkin juga menyukai