Anda di halaman 1dari 7

1.

Asumsi dasar jean Watson

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara


interpersonal.

2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang


menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan


perkembangan individu dan keluarga.

4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang


sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi
padanya nantinya.

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan


kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi
seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu
yang telah ditentukan.

6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan)


daripada curing (mengobati).

7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

2. Paradigma jean Watson

1. Keperawatan. kepeperawatan adalah penerapan art dan human


science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia
mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.

2. Klien. Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami


ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan
terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk
meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan . Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam
pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan
lingkungan.

4. Lingkungan. Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal


caring terjadi antara klien dan perawat

3. caratif faktor

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.

6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam


pengambilan keputusan.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki


mental, sosialkultural, dan spiritual.

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologi

4. Asumsi dasar teori Watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka
kerja dalam pengembangan teori; yaitu:

a. Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.


b. Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

c.Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan


individu dan keluarga.

d. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang


berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa
depannya.

e. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan


keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang
telah ditentukan.

f. Caring bersifat “healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring


mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring
melengkapi curing.

g. Caring merupakan inti dari keperawatan.(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).

5. Paradigm swanson
1. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson
(1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki
pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang
dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.

2. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi
perawat membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan
kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat
perawat berfokus pada kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan
yang diberikan haruslah meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu
menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat
berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif,
memiliki arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan
adanya pengertian integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi
seseorang bebas untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas,
pemikiran, perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan
seksualitas (Swanson, 1993).

3. Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam
keperawatan sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau
yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya,
politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari
tahu tentang pengaruh lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk
mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber – sumber yang membawa
kepada situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner, 1971).
4. Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa
ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan
lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan
individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.

6. Karatif factor
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri
seseorang dapat dinilai pada usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan
dari orang tua. Sistem nilai humanistic altruistic ditingkatkan melalui
pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan paparan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan
meperluas rasa diri (sense of self).
b. Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope (keyakinan dan
harapan).
Hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan dengan cara membantu
klien untuk mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan
mengembangkan hubungan perawat dengan klien yang efektif, perawat
memfasilitasi perasaan optimisme, harapan, dan rasa percaya. Hal yang
sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan
membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
c. Pengembangan dan menanamkan sensisitifitas kepada diri
sendiri dan orang lain.
Perawat yang mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan
mereka, lebih mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengekspresikan perasaan mereka karena pikiran dan emosi seseorang
adalah jendela jiwa.
d. Membina hubungan yang bersifat membantu dan saling
percaya (a helping trust relationship or human care).
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan
yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang
termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi
efektif.
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi
perasaan
baik ekpresi perasaan positif maupun negatif.
Berbagi perasaan duka cita, cinta, dan kesedihan adalah pengalaman
yang penuh resiko. Perawat harus siap untuk perasaan negatif.
f. Menggunakan metode ilmiah (proses caring) dan
menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan
(pemecahan masalah kreatif).
Caring yang berhubungan dengan proses keperawatan berperan
pada pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan keperawatan.
g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang
bersifat transpersonal.
Faktor ini membedakan caring dari curing dan menggeser tanggung
jawab kesehatan ke klien.
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung (suportif),
melindungi (protektif) dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan
mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual.
Klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek lingkungan
internal dan eksternal, perawat harus mengkaji dan memfasilitasi
kemampuan klien untuk mengatasi perubahan mental, emosional,
dan fisik.
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan
antusias (kebutuhan- kebutuhan survival, fungsional, integratif dan
grup).
Caring disampaikan dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan fisik,
emosi, sosial, dan spiritual klien.
j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial-
phenomenologic-spiritual.
Fenomologi menggambarkan data mengenai situasi segera yang
membantu seseorang memahami konsep atau kejadian yang menjadi
masalah. Lapang fenomenal adalah kerangka referensi individual;
melibatkan banyak tingkat kesadaran, seperti waspada, persepsi diri,
sensasi tubuh, pemikiran, nilai, perasaan, daya tilik intuitif, keyakinan dan
harapan. Saat perawat dan klien berkumpul, dua lapang fenomenal
bersatu dan keduanya berada dalam proses sedang, menjadi, dan
mengembangkan pemahaman transpersonal.

7. Beberapa alat ukur formal yang mengukur perilaku caring perawat


berdasarkan persepsi pasien antara lain caring behaviors assesment
tool(digunakan oleh Cronin dan Harrison, 1988), caring behavior checklist
and client perception of caring (digunakan oleh McDaniel, 1990), caring
professional scale(digunakan oleh Swanson, 2000), caring assesment
tools (digunakan oleh Duffy, 1992, 2001), caring factor survey (digunakan
oleh Nelson, Watson, dan Inovahelath, 2008).

Anda mungkin juga menyukai