Anda di halaman 1dari 25

ETIK DALAM KEPERAWATAN

Alif Fakhtur Ramadhan



  1906458376

Komang Noviantri 1906458501

Nanang Miftakhul 1906458520

Nisfu Yunita 1906458552

Risa Fitriana 1906458615

Sari Epriana Nadeak 1906458635

Siti Shoimatul Azizah 1906458672

Tressia Febrianti 1906458716

Yuliana 1906458741

1
PENDAHULUAN Latar Belakang , Tujuan

OUTLINE TINJAUAN PUSTAKA Etik & Moral, Etika Kepedulian, Keperawatan Sebagai Profesi

Etik dalam Keperawatan, Keputusan Etik dalam Keperawatan,

PEMBAHASAN

KESIMPULAN & SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggungjawab moral (Nila Ismani, 2001). Sedangkan moral mempunyai
makna baik atau buruk praktik perilaku manusia (Thompson, Melia& Boyd,
1988 dalam Bertens, 2013)

 Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan


prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika
diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang
mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar
praktek profesional. (Doheny, 1982).
TUJUAN

Tujuan Umum: Tujuan Khusus:


a. Mengidentifikasi dasar pembentukan etik dan
 Mampu menganalisis pentingnya moral.
etik dalam keperawatan sehingga b. Memahami etika kepedulian.
dapat memberikan asuhan c. Menjelaskan arti dari keperawatan sebagai profesi
keperawatan yang profesional. (kontrol sosial, dimensi, ciri profesi).
d. Memahami etik dalam keperawatan (perangkat
komite etik, kode etik, prinsip etik).
e. Memahami keputusan etik & standar keperawatan
di Indonesia

4
TINJAUAN PUSTAKA

Etik dan Moral Karya filsuf Yunani kuno lebih dari 2000 Pada tahap perkembangan etik dan
Etika adalah ilmu yang
tahun yang lalu menciptakan kosakata moral, kohlberg membaginya menjadi
dan perbedaan konseptual dalam etik tiga tingkatan, dan dari 3 tingkatan
mengandung peraturan dan yang masih kita gunakan sampai saat ini.
prinsip yang ditujukan pada Dua istilah ini awalnya di anggap sama, dibagi lagi menjadi 6 tahap :
perilaku dengan cara etik berasal dari bahasa yunani dan moral I.Tingkat Pre-Conventional
memperlihatkan perbuatan dari bahasa latin. Kedua kata tersebut
yang baik. Tahap 1 : Orientasi Hukuman dan Kepatuhan.
mengacu pada kebiasaan sosial mengenai
apa yang benar dan salah baik dalam teori Tahap 2 : Orientasi relativis-instrumental
Moral sangat erat kaitanya
dengan hukum karna moral maupun praktik sosial (Thompson, Melia,
Boyd & Horsburgh, 2006). II.Tingkat Conventional
lebih banyak berbicara Tahap 3 : Orientasi kesepakatan antara pribadi /
mengenai benar atau salah Perintis ilmu Etika (Filsafat Etik & orientasi ”Anak Manis”. 
moral)
Tahap 4 : Orientasi hukum dan ketertiban
SOCRATES-PLATO-ARISTOTELES
III. Tingkat Pasca- Conventional
Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial legalistis
Tahap 6 : Orientasi prinsip etika universal
PERBEDAAN ETIK DAN MORAL
Menurut (Cranmer, 2013), perbedaan etik dan moral berdasarkan pendapat masyarakat umum,
adalah
Etik Moral
Mengerjakan yang baik Benar – salah
Benar – salah Baik – buruk
Keyakinan Peraturan
Panduan Standar sosial
Pedoman hidup Kesepakatan berperilaku

Sedangkan menurut (Nikhiles Sajuja, 2020), menyebutkan bahwa etik dan moral sama-sama
berkaitan dengan “benar” atau “salah”, tapi sesungguhnya berbeda. Etik mengacu pada
peraturan yang bersumber dari luar, seperti “codes of conduct” di tempat kerja, atau prinsip-
prinsip dalam agama. Sedangkan moral mengacu pada prinsip individu dalam melihat “benar” 6
atau “salah”.
ETIKA KEPEDULIAN
 Gilligan (1982) memperkenalkan etika  Etika kepedulian dikembangkan oleh Carol
kepedulian sebagai cara berbeda untuk Gilligan pada tahun 1982, ketika menganalisa
memahami individu dalam hubungannya studi pengembangan psikologi oleh Lawrence
dengan orang lain Kohlberg. Temuan utama dari studi yang
dilakukan Gilligan adalah perbedaan pendapat
orang lain dalam penalaran moral yang tidak
 Virginia Held mengklaim bahwa etika ditemukan dalam proposisi yang dikemukakan
kepedulian adalah sebuah tanggung jawab oleh Kohlberg (Schuchter & Heller, 2018)
moral yang “memanggil kita agar memiliki  Gilligan lebih lanjut berpendapat bahwa model
rasa tanggung jawab”, dan meminta kita untuk Kohlberg bukanlah skala objektif perkembangan
mengenali keterkaitan kita dalam sebuah moral. Gilligan menganggapnya sebagai
kejadian dan menerima kewajiban moral perspektif maskulin tentang moralitas, yang
tersebut dimana kita diharuskan memiliki rasa dibangun atas dasar keadilan dan tugas atau
peduli (care) terhadap orang lain (McDonald, kewajiban abstrak. Kemudian Gilligan
2016) mengemukakan sebuah teori“different voice”

7
Gilligan's In a Different Voice Menurut Cinn (1994) dalam Bishop & John (2006), kepedulian diperlukan
 menawarkan perspektif bahwa karena diyakini berpeluang untuk mewujudkan dan meningkatkan
pria dan wanita memiliki kesejahteraan. Sebagai tambahan, menurut Gilligan (1982) individu itu saling
kecenderungan untuk melihat berhubungan dan bergantung satu sama lain, maka diperlukan adanya
moralitas dalam istilah yang hubungan yang saling peduli satu sama lain. Oleh karenanya, dua hal berikut
berbeda. Wanita cenderung merupakan dasar pentingnya etika kepedulian dalam kehidupan sehari-hari :
menekankan empati dan belas (Narruhn & Schellenberg, 2012).
kasihan terhadap gagasan a. Caring ethic muncul karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak
moralitas. Sedangkan laki-laki bisa hidup sendri, memiliki rasa ingin diperhatikan dan rasa saling membutuhkan antar
yang lebih cenderung saling individu.
mengembangkan gaya penalaran b. Adanya welas asih sebagai sikap dan tindakan krn adanya pengalaman menolong
moral yang menekankan pada sesama dan ada rasa menyesal apabila tidak menolong seseorang. Adanya naluri
keadilan, dan perempuan yang menolong sesama
lebih memberikan penekanan pada
keinginan, kebutuhan, dan
kepentingan hidup sekitarnya.
UNSUR UNSUR ETIKA KEPEDULIAN
Tronto (1993) dalam Murphy (2017) mengemukakan empat kualitas moral atau elemen etika kepedulian antara
lain:
1. ATTENTIVENESS / Perhatian mengenali kebutuhan peduli
2. RESPONSIBILITY / Tanggung Jawab
3. COMPETENCE / Konsekuensi moral
4. RESPONSIVENESS / menitikberatkan pada kerentanan dan ketidaksetaraaan

9
ETIKA KEPEDULIAN DALAM KEPERAWATAN

Terdapat banyak konsep yang mendasari kerangka kerja keperawatan.


Caring atau kepedulian adalah konsep sentral dalam ilmu dan profesi
keperawatan. Oleh karena itu, perawat dituntut untuk memperhatikan
implikasi dari etika kepedulian. Berdasarkan teori yang dikemukakan Dr.
Jean Watson, caring digambarkan sebagai cita-cita moral yang melibatkan
pikiran, tubuh, dan jiwa yang melibatkan aspek lain. Etika kepedulian
dalam keperawatan mempertimbangkan tiga elemen yaitu tindakan,
hubungan antara kekuatan dan praktik keperawatan, serta cara terbaik
untuk merawat individu yang dipandang unik (Malek, 2015)
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
 Profesi berasal dari kata profession. Pengertian profesi banyak
dikaitkan dengan suatu pekerjaan atau bidang yang dipengaruhi oleh
adanya proses pendidikan dan memiliki suatu keahlian sesuai bidang
atau pekerjaanya (Budiono, 2016).
 Perawat menurut Undang-undang Keperawatan adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di
Iuar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundangundangan.
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Menurut Perdani, Budiana, dan Indrowaty, (2019) sebuah profesi memiliki beberapa ciri yaitu Pertama, sebuah pekerjaan yang memiliki nilai sosial yang signifikan untuk
mengabdi
kepada masyarakat. Kedua, profesi berkaitan dengan keahlian atau keterampilan tertentu yang dilaksanakan di suatu Lembaga yang terpercaya dan
dipertanggungjawabkan. Ketiga, profesi dilandasi oleh sebuah keilmuan yang memadai berkaitan dengan bidang atau kecakapan yang diperoleh dari
latihan. Keempat, memiliki pedoman berupa etik yang disertai dengan sanksinya sebagai pengawasaannya daripada anggota, institusi dan organisasi
 keperawatan disebut sebagai bentuk profesi karena keperawatan memiliki ciri-ciri dan memenuhi syarat-syarat sebagai profesi dalam suatu bidang
pekerjaan (Kusnanto, 2004), yaitu:
1.Mempunyai Body of Knowledge (Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan (nursing scientic)
2.Pendidikan Tinggi dan Berbasis Keahlian
3.Memberikan pelayanan Melalui Praktik dalam Bidang Profesi
4.Memilik Organisasi Profesi
 PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
 ICN (Internatioanal Council of Nurse).
5.Memiliki Kode Etik Keperawatan
6.Otonomi
7.Altruistik
 Sebagai pelayan professional dalam pembanguan kesehatan serta berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi yang berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.
HUBUNGAN KONTROL SOSIAL DENGAN
PROFESI KEPERAWATAN

Profesi perawat dikatakan akuntabel secara hukum bila bener-benar


kompeten dan melaksanakan profesinya sesuai dengan etika dan standar
profesinya
ETIK DALAM KEPERAWATAN
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49
tahun 2013 Bab I Pasal 1 dimaksudkan bahwa Komite Keperawatan
adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi.
KEWENGAN KOMITE KEPERAWATAN

a. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis


b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis
c. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu
d. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin
PRINSIP KEPERAWATAN

1. Otonomi (Autonomy)
2. Berbuat baik (Beneficience)
3. Keadilan (Justice)
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
5. Kejujuran (Veracity)
6. Menepati janji (Fidelity)
7. Karahasiaan (Confidentiality)
8. Akuntabilitas (Accountability)
KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik berfungsi sebagai panduan umum bagi anggota


profesi dan sebagai kontrak sosial dengan publik yang
dilayaninya (Fowler, 2015)
FUNGSI KODE ETIK KEPERAWATAN

a. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima
kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
b. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai
landasan dalam penerapan praktik etika.
c. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan
perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan.
d. Kode etik keperawatan memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA KEPERAW ATAN
Kepala Ruangan Kepala Bidang Keperawatan Komite Keperawatan Direktur

Kasus etika 1. Temuan masalah


Pemanggilan/
keperawatan dalam 2. La poran masalah dilengkapi Keputusan
Klarifikasi
bersosial media berita acara

1. Pendekatan
personal Sidang Etik bersama
2. Pemanggilan lisan Tim Adhoc

Pemanggilan lisan

1. Membuat pernyataan
tertulis Rekomendasi
2. Membuat berita acara

Perubahan Tidak Perubaha n Tidak

Ya
Ya

STOP
STOP

Pelaksanaan
Ph as e

Keputusa n
Menurut Greinn (1992) dalam Mallari & Tariman (2009) bahwa asumsi yang mendasari
model pengambilan keputusan etis adalah sebagai berikut:
1) Semua klien berbagi kebutuhan akan perawatan kesehatan dasar.
2) Perawat bertindak sebagai analyst analis data / pengambil keputusan 'berdasarkan.
3) Semua perawat berpraktik dalam kode etik.
4) Making Pengambilan keputusan adalah proses kompleks yang tunduk pada variasi yang
dikenakan oleh orang-orang, situasi dan lingkungan
STANDAR KEPERAWATAN

Standar keperawatan adalah persyaratan hukum untuk praktik keperawatan yang menggambarkan
asuhan keperawatan minimum yang dapat diterima. Standar mencerminkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh seorang perawat aktif dan terlatih (Guido, 2014)
Dalam melaksanakan standar keperawatan, seorang perawat dilindungi oleh Undang- undang.
Undang – Undang keperawatan No. 38 Tahun 2014
PEMBAHASAN

Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Secara umum tujuan
etika keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan pasien pada perawat, kepercayaan
antara perawat dan perawat, dan kepercayaan masyarakat pada profesi keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik
keperawatan. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan masyarakat
sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menampilkan kode etik yang telah disepakati
(Suhaemi, 2004)

Keberadaan etik kepedulian hendaknya menjadi pilar penting untuk mewujudkan kode etik keperawatan
seperti yang dijelaskan oleh Watson (1999 dalam Hamid & Ibrahim, 2017)

Etik keperawatan mempunyai unsur utama yaitu respect to others, compassion, advocacy, dan intimacy.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Natasia, Kurniawati (2014) menunjukkan yang paling
berpengaruh terhadap ketidakpatuhan perawat adalah motivasi dan persepsi perawat, sedangkan tingkat
pendidikan dan lama bekerja tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat
KESIMPULAN

Dalam memastikan pelayanan keperawatan yang baik, dibutuhkan standar asuhan


keperawatan. Untuk itu perawat harus memahami kode etik dalam pelayanan asuhan
keperawata dengan baik, agar dapat menghadapi dilema etik yang mungkin saja
dapat ditemui setiap hari dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya dalam
melakukan praktek asuhan keperawatan
SARAN

Perawat dalam melaksanakan praktik asuhan keperawatan kepada individu, kelompok maupun
masyarakat harus selalu berpegang teguh terhadap nilai-nila etik dan moral, kepatuhan terhadap kode etik
dan standar keperawatan akan meningkatkan dan merubah paradigma masyarakat terhadap profesi
keperawatan menjadi lebih baik.

Kepada organisasi khususnya PPNI dapat selalu memperjuangkan kedudukan profesi keperawatan untuk
bisa menjadi profesi yang dipandang baik di mata msayarakat dan profesi kesehatan lainnya, serta dapat
membuat standar-standar acuan dalam keperawatan sehingga dapat menjadi suatu kebijakan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai