Anda di halaman 1dari 86

SKRIPSI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA
BAGIAN BARAT

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Keperawata Strata Satu

Oleh :

BERNIKE RIBKA SIAULI FAMENE ZEGA (00000017280)


PRIMA EKSA WAHYUDI (00000018893)
RICHO ALVIN ARIANTO (00000017532)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2018
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Peneliti merupakan mahasiswa Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan


dan Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan :

Nama : Bernike Ribka Siauli Famene Zega (00000017280)


: Prima Eksa Wahyudi (00000018893)
: Richo Alvin Arianto (00000017532)
Program Studi : Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang peneliti buat dengan judul
“HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA BAGIAN
BARAT” adalah :

1) Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan


lapangan dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada
penulisan tugas akhir peneliti.
2) Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain, kecuali
pada bagian-bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang
semestinya.
3) Bukan merupakan karya terjemahan dan kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam referensi pada tugas akhir peneliti.

Kalau terbukti peneliti tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka
tugas akhir ini batal.
Tangerang, 10 Agustus 2018
Yang membuat pernyataan

Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3

Materai Materai Materai


6000 6000 6000

(Bernike Ribka S.) (Prima Eksa Wahyudi) (Richo Alvin Arianto)

iii
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN FAKULTAS
KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR


“HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA BAGIAN
BARAT

Oleh:
Nama Mahasiswa : Bernike Ribka Siauli Famene Zega (00000017280)
: Richo Alvin Arianto (00000017532)
: Prima Eksa Wahyudi (00000018893)
Program Studi : Keperawatan

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam panel diskusi
maupun presentasi tugas akhir, guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Strata
Satu pada program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten.
Tangerang, 10 Agustus 2018
Menyetujui
Pembimbing Utama Co-Pembimbing

(Ns. Deborah Siregar S.Kep, (Ns. Elfrida Silalahi, S.Kep)


M.K.M)

Ketua Program Studi Dekan Eksekutif

(Grace Solely Houghty, MBA., (Christine L. Sommers, MN., RN.,


M.Kep) CNE)

iv
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN FAKULTAS
KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

Pada Senin, 30 Juli 2018 telah diselenggarakan Sidang Tugas Akhir untuk

memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan Strata Satu pada Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan

dan Ilmu Kesehatan Universitas Pelita Harapan, atas nama :

Nama Mahasiswa : Bernike Ribka Siauli Famene Zega (00000017280)


: Richo Alvin Arianto (00000017532)
: Prima Eksa Wahyudi (00000018893)
Program Studi : Keperawatan
Fakultas : Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan
dengan tugas akhir yang berjudul “HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN
KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA
INDONESIA BAGIAN BARAT” oleh tim penguji yang terdiri dari:

Nama Penguji Jabatan dalam Tandatangan


Tim Penguji

1. Dr. Fransiska Maria Susila, M.Pd, , sebagai ketua


M.Sc, PhD

2. Ns. Martina Pakpahan S.Kep, , sebagai anggota

M.K.M

Tangerang, 30 Juli 2018

v
ABSTRAK

Bernike Ribka Siauli Famene Zega (00000017280 )


Prima Eksa Wahyudi (00000018893)
Richo Alvin Arianto (00000017532)
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA
BAGIAN BARAT
(xv + 59 halaman; 3 bagan; 12 tabel; 8 lampiran)

Beban kerja perawat adalah kemampuan tubuh seorang perawat dalam menerima
tanggung jawab untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kinerja adalah prestasi yang
dicapai dari kemampuan kerja yang dilakukan. Beban kerja merupakan unsur yang
harus diperhatikan untuk mendapatkan keserasian dan produktifitas kerja yang
tinggi. Apabila beban kerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi dari
kapasitasnya, akan berdampak buruk bagi produktifitas kerja. Kinerja perawat yang
sesuai dengan standar asuhan keperawatan akan menjamin tingginya mutu
pelayanan keperawatan kepada pasien.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap salah satu Rumah
Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif korelasional. Penelitian menggunakan teknik total sampling
yang dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 41 responden.
Analisa data dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan
beban kerja dengan kategori rendah sebanyak 21 responden (51%) dan kategori
tinggi sebanyak 20 responden (49%), responden yang memiliki kinerja rendah
sebanyak 23 responden (65%) dan kinerja tinggi sebanyak 18 responden (44%).
Nilai uji Chi-square yaitu 0,536 menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara
beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta
Indonesia bagian barat. Bagi manajemen rumah sakit agar dapat melakukan suatu
program pendidikan atau pelatihan dan mengevaluasi kembali kebutuhan tenaga
perawat, bagi instutisi pendidikan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai
tambahan perbendaharaan perpustakaan, bagi peneliti selanjutnya agar melakukan
kajian lebih dalam mengenai faktor penyebab beban kerja dan kinerja perawat.

Kata Kunci : perawat pelaksana, beban kerja, kinerja.


Referensi : 59 ( 2007 – 2017 )

vi
ABSTRACT

Bernike Ribka Siauli Famene Zega (00000017280 )


Prima Eksa Wahyudi (00000018893)
Richo Alvin Arianto (00000017532)
WORK LOAD RELATIONSHIP WITH THE PERFORMANCE OF
NURSE NURSES IN WEST INDONESIA'S PRIVATE HOSPITALS
(xv + 59 pages; 3 concept; 12 table; 8 appendixs)

A nurse's workload is a nurse's body's ability to accept responsibility for doing a


job. Performance is an accomplishment achieved from the ability of work done.
Workload is an element that must be considered to get harmonious and high work
productivity. If the workload to be borne by the nurse exceeds its capacity, it will
have a negative impact on work productivity. The performance of nurses in
accordance with the standards of nursing care will ensure the high quality of
nursing services to patients. The purpose of this study is to analyze the relationship
between workload with the performance of nurses in the inpatient ward of one West
Indonesia Private Hospital. This research uses correlational quantitative
descriptive method. The study used total sampling technique in which the number
of samples equals the total population of 41 respondents. Data analysis using chi-
square test. The results showed low workload with 21 people (51%) and high
category (20% (49%), 23 respondents (65%) and high performance (18%). Chi-
square test value that is 0,536 indicates that there is no relation between work load
with the performance of nurse executor in west Indonesia’s Private Hospitals.
For hospital management to be able to conduct an education or training program
and re-evaluate the needs of nursing staff, for educational institutions to make this
research as an additional library treasury, for further researchers to conduct a
deeper study of the causes of workload and nurse performance.

Keywords : nurses, workload, performance.


Reference : 59 ( 2007 – 2017 )

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala hikmat yang telah

diberikanNya sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Tugas pembuatan tugas akhir

dengan judul ”HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA

PERAWAT PELAKSANA DI SATU RUMAH SAKIT SWASTA

INDONESIA BAGIAN BARAT” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian

persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Strata Satu.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai

pihak, tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh

sebab itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses pengerjaan tugas akhir, yaitu kepada :

1. Ibu Christine Louise Sommers, MN, RN, CNE, selaku Dekan Eksekutif

Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan.

2. Ibu Grace Solely Houghty, MBA., M.Kep selaku Pj. Dekan dan Ketua

Program Studi Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita

Harapan.

3. Ibu Dr. Ni Gusti Ayu Eka, S.KM.,M.Kes selaku koordinator utama kelas

Nursing Project yang telah membantu menjelaskan dalam pemilihan dan

penggunaan metode dalam sebuah penelitian.

4. Ibu Ns. Deborah Siregar S.Kep, M.K.M selaku dosen pembimbing satu

yang telah menyediakan waktu untuk membimbing selama dalam proses

pembuatan tugas akhir.

viii
5. Ibu Ns. Elfrida Silalahi S.Kep, selaku pembimbing dua yang sabar dan

bersedia meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing peneliti dalam

tata cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan

Universitas Pelita Harapan, yang telah membantu dan mengajar peneliti

sejak awal perkuliahan hingga saat ini.

7. Seluruh anggota keluarga, sanak saudara dan teman-teman yang telah

memberikan dukungan doa dan kasih sayang.

8. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena

itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan tugas

akhir ini. Akhir kata, kiranya tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak yang

membacanya.

Medan, 25 April 2018

Tim Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR................................................. iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR........................... iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR............................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................ xiiii
DAFTAR
TABEL............................................................................................... xiiiv
DAFTAR
BAGAN................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4 Pertanyaan Penelitian.................................................................................7
1.5 Hipotesa..................................................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Landasan Teori ..........................................................................................9
2.1.1 Beban kerja.................................................................................. 9
2.1.2 Kinerja........................................................................................13
2.2 Kajian Literatur....................................................................................... 18
2.3 Kerangka Teori........................................................................................ 25
2.4 Kerangka Konsep.................................................................................... 26
2.5 Definisi Operasional................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 28
3.1 Desain Penelitian..................................................................................... 28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 28
3.3 Masalah Etik........................................................................................... 28

x
3.4 Populasi dan Sampel............................................................................... 30
3.5 Instrumen/Pengukuran ........................................................................... 30
3.6 Pengumpulan Data.................................................................................. 32
3.7 Rencana Analisis Data............................................................................ 33
3.8 Analisis Data............................................................................................33
3.9 Keterbatasan........................................................................................... .34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 35
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................ 35
4.2 Pembahasan.............................................................................................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................51
5.1 Kesimpulan..............................................................................................51
5.2 Saran........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 53
LAMPIRAN.......................................................................................................... 58

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A-1/A-2 Penjelasan Penelitian

Lampiran B-1 Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran C-1 Kuesionar A (Karakteristik Perawat)

Lampiran D-1/D-2 Kuesioner B (Beban Kerja)

Lampiran E-1/E-4 Kuesioner C (Kinerja)

Lampiran F-1 Kritik dan Saran Sidang Proposal

Lampiran G-1 Kegiatan Penelitian

Lampiran H-1/H-2 Kritik dan Saran Sidang Tugas Akhir

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Konseptual…..............................................26

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Usia

di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia

Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)...........................................36

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41).................................................................36

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Lama Kerja di

Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41).................................................................37

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Perawat Berdasarkan Status Pernikahan di

Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41).................................................................37

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan

Mei-Juli 2018 (n=41)...........................................................................38

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan

Mei-Juli 2018 (n=41)...........................................................................38

xiii
Tabel 4.7 Hubungan Karakteristik Tingkat Usia Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)….............................................................39

Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)….............................................................40

Tabel 4.9 Hubungan Karakteristik Status Pernikahan Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)….............................................................41

Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Lama Kerja Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)….............................................................42

Tabel 4.11 Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di

Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)….............................................................42

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Kerangka Teori....................................................................................25

Bagan 2.2 : Kerangka Konsep ...............................................................................26

Bagan 3.1 : Rencana Pengumpulan Data................................................................32

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rumah sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki

peran strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam

upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut berbagai jenis tenaga

kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berintegrasi satu sama lain,

salah satunya adalah perawat dan salah satu profesi yang memiliki peran penting

dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah perawat (Aditama, 2007).

Menurut Undang-Undang RI No 38 tahun 2014, perawat adalah seseorang

yang memiliki kemampuan dan telah diakui oleh pemerintah. Pelayanan

keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional dari pelayanan kesehatan,

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit. Perawat dalam

memberikan pelayanannya dilakukan secara konstan, terus-menerus, dan menjadi

kontribusi dalam menentukan kualitas rumah sakit (Nursalam, 2011).

Profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan, dapat

mempengaruhi hasil kinerja perawat. Bila kinerja perawat dalam pelayanan dasar

(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) maksimal, maka kualitas terhadap

mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik (Kasmir, 2016).

Undang-undang (UU) Kesehatan Tahun 1992, pasal 23 menyebutkan bahwa

upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja

1
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh

produktifitas kerja yang optimal. Beban kerja perawat akan memberi dampak

terhadap kualitas layanan, terutama dalam meningkatkan kinerja perawat (Depkes,

2015). Perawat bekerja selama 24 jam melayani pasien. Lokakarya PPNI

menyepakati bahwa tugas perawat berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan adalah mengkaji kebutuhan pasien, merencanakan tindakan

keperawatan, melaksanakan rencana keperawatan, mengevaluasi hasil asuhan

keperawatan, mendokumentasikan proses keperawatan (Hidayat & Alimul, 2009).

Beban kerja adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang

perawat. Beban kerja (workload) dapat diartikan sebagai patient days yang merujuk

pada suatu prosedur pemeriksaan kunjungan (visite) pada pasien (Marques &

Huston, 2010).

Beban kerja mempengaruhi kinerja perawat. Menurut Griffiths, Martins,

Callaghan dan Roach (2008), faktor yang berpengaruh dalam risiko terjadinya

penurunan kinerja salah satunya yaitu beban kerja yang tidak sesuai dengan staf

atau perawat yang tersedia. Menurut Amstrong (2009) beban kerja perawat

merupakan indikator yang mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja. Beban

kerja merupakan gambaran dari volume pekerjaan. Di rumah sakit beban kerja

perawat meliputi banyak aspek, beberapa aspek yang berhubungan dengan beban

kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerja sesuai

dengan pendidikan yang diperoleh, shift yang digunakan untuk mengerjakan tugas

yang sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan

2
fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik. Salah

satu beban kerja perawat juga tergantung dari karakteristik pasien yang ada,

karakteristik dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.

Kinerja adalah hasil dari pekerjaan seseorang yang memiliki hubungan kuat

terhadap tujuan organisasi, kepuasan konsumen, dan kontribusi ekonomi (Wibowo,

2010). Kinerja perawat adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian dari pelayanan kesehatan. Kinerja perawat dalam asuhan keperawatan dapat

diartikan sebagai kepatuhan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan,

yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi, dan evaluasi

(Manurung, 2011). Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat terdiri atas dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari

pengetahuan, keterampilan yang sesuai dengan pekerjaanya, motivasi dalam

bekerja, dan kepuasan dalam kerja. Sedangkan faktor ekternal terdiri dari beban

kerja, supervisi, lingkungan, budaya kerja, dan gaya kepemimpinan dalam

organisasi (Nursalam, 2012). Penurunan kinerja berakibat pada rasa kepuasan

pasien dan keluarga, dimana hal tersebut akan berdampak pada mutu pelayanan

rumah sakit. Faktor yang mempengaruhi terjadinya resiko penurunan kinerja salah

satunya adalah beban kerja. Peningkatan beban kerja dapat terjadi jika jumlah

perawat tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pada pasien.

Hasil penelitian yang dilakukan International Council Of Nurses (ICN)

menunjukkan peningkatan beban kerja perawat telah mengakibatkan 14%

peningkatan kematian pasien yang dirawat dalam 30 hari pertama sejak dirawat di

rumah sakit (Rahmawati & Jasmita, 2007). Hasil penelitian Departemen Kesehatan

3
(2008) bahwa di Indonesia terdapat 78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan,

63,6% melakukan tugas administrasi dan lebih dari 90% melakukan tugas non

keperawatan (misalnya menetapkan diagnosa penyakit, membuat resep dan

melakukan tindakan) dan hanya 50% yang melakukan asuhan keperawatan sesuai

dengan fungsinya. Hasil penelitian Ramadini (2015) tentang kinerja perawat di

RSUD Dr. Rasidin Padang, didapatkan hasil bahwa kepala ruang mempersepsikan

kinerja perawat pelaksana kurang baik (55%). Hasil penelitian Haryanti (2013) di

RSUD Kabupaten Semarang, didapatkan hasil bahwa perawat mempersepsikan

beban kerja mereka berat (93,1%).

Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat merupakan rumah sakit swasta

tipe B. Rumah sakit tersebut merupakan salah satu pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat di daerah Medan Petisah, Kota Medan. Jumlah perawat pelaksana di

ruang rawat inap 41 orang, dengan jumlah tempat tidur rawat inap 90 tempat tidur.

Jumlah pasien yang masuk pada tahun Desember 2017 adalah 470 pasien, pada

Januari 2018 sebanyak 480 pasien dan pada Februari 2018 sebanyak 419 Pasien.

Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu kepala ruang rawat inap di Rumah

Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat didapatkan bahwa kinerja perawat dalam 3

bulan terakhir adalah 52%. Data yang didapat dari QR (Quality and Risk) Rumah

Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat pada tahun 2018 terdapat sebanyak lima kali

medication errors dalam rentang bulan Januari sampai Maret pada tahun 2018. Staf

Quality and Risk menuturkan di Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

bahwa banyak kejadian medication erorrs yang tidak dilaporkan sehingga tidak ada

4
data secara tertulis yang didapatkan oleh Quality and Risk Departement dalam tiga

tahun terakhir.

Data yang didapat dari Customer Feedback tiga bulan terakhir bahwa pada

bulan Desember 2017 terdapat 52% pasien yang menyatakan puas dengan

pelayanan perawat, bulan Januari 2018 sebanyak 34% dan pada bulan Februari

36%. Pasien yang menyatakan pelayanan perawat buruk pada bulan Desember 2017

sebanyak 1%, bulan Januari 2018 sebanyak 3% dan Februari 2018 sebanyak 6%,

sehingga dapat disimpulkan pelayanan perawat mengalami penurunan dari tiga

bulan terakhir. Berdasarkan observasi di lapangan perawat pelaksana di ruang rawat

inap banyak mengeluh lelah bila dinas terutama dinas pagi kadang tidak sempat

istirahat, tidak sempat makan, ditambah dengan perawat yang tidak masuk bekerja

karena sakit. Keluhan yang dirasakan oleh 3 pasien dan keluarga antara lain

“Perawat tidak cepat datang bila dibel, infus tidak diganti tepat waktu, dan

komunikasi perawat yang kurang berkenan” (Customer Feedback, 2018).

Berdasarkan fenomena di atas, hubungan mengenai beban kerja dan kinerja

perawat perlu menjadi perhatian setiap perawat dan rumah sakit. Akan tetapi hal ini

belum pernah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat,

sehingga dari fenomena yang ada peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hal ini.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti

mengangkat masalah penelitian dalam tugas akhir ini yaitu adanya keluhan dari

perawat pelaksana saat bekerja seperti kelelahan dan kewalahan saat dinas

sampai kurang istirahat, tidak sempat makan dan ada yang sakit. Data rumah

sakit menunjukkan terjadi kenaikan presentase kinerja buruk perawat dalam

tiga bulan terakhir yaitu Desember=1%, Januari=3%, dan Feruari=6%.

Feedback dari pasien juga mengatakan perawat begitu lama datang saat dibel,

lama datang untuk mengganti infus atau komunikasi perawat yang kurang

berkenan.

Peneliti melakukan penelitian dengan menganalisis hubungan beban kerja

dengan kinerja perawat berdasarkan karakteristik perawat. Penelitian ini belum

pernah dilakukan sebelumnya di rumah sakit swasta Indonesia Bagian Barat

ini sehingga menurut peneliti perlu dilakukan adanya penelitian demi

peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.

1.3 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Mengidentifikasi hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat

pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

2) Tujuan Khusus

a) Menganalis karakteristik responden di Satu Rumah Sakit Swasta

Indonesia Bagian Barat.

6
b) Menganalisis beban kerja perawat pelaksana di Satu Rumah Sakit

Swasta Indonesia Bagian Barat.

c) Menganalisis kinerja perawat pelaksana pelaksana di Satu Rumah

Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

d) Menganalisis hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana

di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat

pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat ?

1.5 Hipotesa

1) Hipotesa H1

Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di

Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

a. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Praktis

Manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah dapat menambah

pengetahuan bagi pembaca mengenai hubungan beban kerja dengan

kinerja perawat pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat.

7
2) Manfaat Teoritis

a) Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan bagi manajemen

rumah sakit mengenai beban kerja perawat sehingga menjadi acuan

dalam pengelolaan sumber daya manusia keperawatan menjadi lebih

efisien.

b) Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Pelita Harapan

Penelitian ini memberikan hasil yang relevan mengenai hubungan

beban kerja dengan kinerja perawat bagi mahasiswa keperawatan

serta seluruh pihak di dalam Fakultas Keperawatan dan Ilmu

Kesehatan Universitas Pelita Harapan. Sehingga dapat menjadi

sumber informasi yang valid terkait dan bisa digunakan sebagai acuan

serta dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

c) Peneliti

Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang diperoleh kelompok peneliti

selama perkuliahan, menambah cakrawala berfikir, menambah

wawasan di bidang ilmu kesehatan, dan memberikan pengalaman

peneliti dalam mengembangkan ilmiah dan keterampilan dalam

melaksanakan penelitian.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LandasanTeori

2.1.1 Beban kerja

1) Pengertian

Beban kerja adalah suatu proses analisa terhadap waktu yang digunakan

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas-

tugas suatu pekerjaan (jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang

dilaksanakan dalam keadaan/kondisi normal (Kurnia, 2010).

2) Dimensi Beban Kerja

Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT), pertama

kali dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering

pada Armstrong Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja

yang dihadapi oleh seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang

merupakan beban kerja fisik maupun mental yang bermacam-macam

dan muncul akibat meningkatnya kebutuhan akan pengukuran subjektif

yang dapat digunakan dalam lingkungan yang sebenarnya (real world

environment) (Mastini, 2013). Dalam penerapannya SWAT akan

memberikan penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilakukan

untuk mengkuantitatifkan beban kerja dari aktivitas yang harus

dilakukan oleh pekerja. SWAT akan menggambarkan sistem kerja

sebagai model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga

dimensi atau faktor yaitu beban waktu (time load), beban mental

9
(mental effort load), dan beban psikologis (psychological stress load).

Masing-masing terdiri dari tiga tingkatan yaitu rendah, sedang dan

tinggi (Mastini, 2013). Yang dimaksud dengan dimensi secara definisi

adalah sebagai berikut:

a) Time Load adalah yang menunjukkan jumlah waktu yang tersedia

dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas. Beban

waktu rendah, beban waktu sedang, beban waktu tinggi.

b) Mental Effort Load adalah menduga atau memperkirakan seberapa

banyak usaha mental dalam perencanaan yang diperlukan untuk

melaksanakan suatu tugas (beban usaha mental rendah, beban

usaha mental sedang, beban usaha mental tinggi).

c) Psychological Stress Load adalah mengukur jumlah resiko,

kebingungan, frustasi yang dihubungkan dengan performansi atau

penampilan tugas (Beban tekanan psikologis rendah, beban

tekanan psikologis sedang, beban tekanan psikologis tinggi).

3) Komponen beban kerja

a) Jumlah pasien

b) Kondisi/tingkat ketergantungan pasien

c) Rata-rata lama rawat pasien

d) Jenis tindakan keperawatan

e) Frekuensi tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien

f) Rata-rata waktu yang diperlukan dalam tindakan keperawatan

10
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja

Menurut Fajriani dan Sepiari (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi

beban kerja adalah sebagai berikut :

a) Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja

(wring stressor), seperti :

1)) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun

kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi

kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental

seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan,

pelatihan atau pendidikan yang diperoleh, tanggung jawab

pekerjaan.

2)) Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat,

kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur

organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

3)) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kimiawi, lingkungan kerja biologis, dan lingkungan kerja

psikologis.

b) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat

dari reaksi beban pekerjaan eksternal. Reaksi tubuh disebut strain,

berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun

subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin,

11
umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis

(motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

5) Penilaian Kerja

Penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan menghitung nadi kerja,

konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Selain

itu juga dapat menilai dari berat ringannya beban kerja adalah dengan

melihat proporsi jenis kegiatan yang dilakukan pekerja apakah ringan,

sedang atau berat (Arifin, 2012).

6) Manfaat Analisa Beban Kerja

Dengan melakukan analisa data nantinya akan memudahkan dalam

mengklasifikasikan pasien, sehingga hal ini menghasilkan perhitungan

beban kerja yang lebih akurat karena pasien telah dikelompokkan sesuai

tingkat ketergantungan, tingkat kesulitan, serta kemampuan yang

diperlukan untuk memberikan perawatan.

7) Cara Menghitung Beban Kerja

Menurut Ilyas (2013) analisa beban kerja adalah upaya untuk

menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan cara menjumlah

semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja

perorangan persatuan waktu. Beban kerja dapat dilihat dari aktivitas

atau kegiatan yang dilakukan staf pada waktu kerja baik kegiatan

langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan seperti kegiatan pribadi

dan kegiatan yang tidak produktif.

12
2.1.2 Kinerja

1) Pengertian

Menurut Jeles (2009), kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan

oleh seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak melanggar hukum,

aturan serta norma dan etika, dimana kinerja yang baik memberikan

kepuasan pada pengguna jasa. Untuk aktivitas seorang perawat adalah

mengumpulkan data kesehatan mengenai pasien, membuat diagnosis

menurut ilmu keperawatan, menetapkan tujuan keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap perawatan.

Kemampuan karyawan menurut Fitri (2007) meliputi :

a) Kemampuan teknis, mencakup pengertian tentang suatu aktivitas

khusus dan kecakapan di dalamnya, terutama yang menyangkut

metode, proses, prosedur dan teknik.

b) Kemampuan manajerial mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pemonitoringan,

pengendalian dan penilaian.

c) Kemampuan kemanusiaan, berkaitan dengan kemampuan

berhubungan dengan orang lain.

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a) Penelitian Indrawati (2013) menyebutkan bahwa variabel yang

memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja perawat adalah

motivasi, karena motivasi merupakan kunci utama yang

13
menentukan kinerja perawat karena dalam melaksanakan

pendokumentasian asuhan keperawatan harus mempunyai

dorongan dan kemauan yang kuat untuk melaksanakannya sesuai

dengan tahap dan standar yang telah ditetapkan. Walaupun

kemampuan, sikap kepemimpinan sudah baik dan imbalan yang

diberikan sudah memuaskan, kalau perawat tidak mempunyai

motivasi untuk melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan

yang telah dilaksanakan, maka kinerja dalam mendokumentasikan

asuhan keperawatan tidak akan tercapai.

b) Penelitian Mardiono dan Primitasari (2016) mengatakan bahwa

persepsi gaji merupakan salah satu faktor juga yang mempengaruhi

kinerja perawat. Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang

mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi, memelihara

dan mempekerjakan sejumlah orang yang dengan sikap dan

perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan

organisasi. Jika para anggota organisasi diliputi rasa tidak puas atas

kompensasi yang diterimanya dampaknya bagi organisasi akan

sangat bersifat negatif. Apabila suatu organisasi tidak mampu

mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan yang

memuaskan, organisasi bukan hanya akan kehilanagan tenaga-

tenaga terampil dan berkemampuan tinggi, akan tetapi juga akan

kalah bersaing dipasaran tenaga kerja.

14
3) Penilaian Kinerja

a) Pengertian

Penilaian kinerja perawat adalah sebuah proses di mana pencapaian

kinerja individu atau kelompok diukur dan dievaluasi dan

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan (Ellis &

Hartley, 2012).

b) Metode Penilaian Kinerja

Rumah sakit di Amerika banyak mengukur kinerja dengan model

Center for Medicare & Medicaid services, suatu sistem

pengukuran kinerja dengan mengikuti alur atau sistem asuransi

kesehatan. Kinerja diukur berdasarkan jumlah penyakit kronis

yang bisa ditangani dengan hasil terbaik oleh tim interdisiplin,

dimana perawat merupakan salah satu anggota yang turut

berkontribusi dalam sistem tersebut (Bodrock & Mion, 2008).

c) Tujuan Penilaian Kinerja

Menyediakan informasi persoalan kenaikan gaji, mendapatkan

insentif, promosi karir, mengembangkan diri mereka secara

personal, penilaian keefektifan pengkajian dan rekrutmen,

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan serta penetapan standar kinerja (Cherie, 2013).

Selain itu juga tujuan dan sasaran kinerja disusun bersumber pada

visi, misi dan rencana stategis suatu organisasi. Kinerja suatu

organisasi, tim dan individu dilakukan untuk mencapai tujuan dan

15
sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran tidak lain untuk menjamin

proses kinerja dapat berlangsung seperti diharapkan sehingga

tercapai prestasi kerja yang tinggi. Tujuan merupakan sebuah

aspirasi, sedangkan sasaran merupakan suatu pernyataan yang

spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, oleh

siapa. Sasaran sifatnya prestasi yang dapat diamati dan merupakan

suatu harapan (Notoatmodjo, 2009).

d) Proses Penilaian Kinerja

Menurut Usman (2011) proses penilaian kinerja perawat dapat

dilihat dengan langkah–langkah sebagai berikut:

1)) Mengulas standar kerja

2)) Melakukan analisis jabatan

3)) Mengembangkan instrumen penilaian

4)) Memilih penilai dan melatih penilai

5)) Mengukur kinerja

6)) Membandingkan kinerja aktual dengan standar

7)) Mengkaji hasil penilaian

8)) Memberikan hasil penilaian

9)) Mengaitkan imbalan dengan kinerja

10)) Membuat rencana–rencana pengembangan dengan

menyepakati sasaran–sasaran dan standar–standar kinerja

masa depan

16
4) Standar Instrumen Penilaian Kinerja Perawat

Instrumen penilaian yang akan digunakan seharusnya memiliki

validitas dan reliabilitas dalam mengukur kinerja yang sebenarnya.

Penilaian multi-sumber yang terbukti dalam banyak penelitian sebagai

alternatif metode penilaian konvensional sebagai upaya peningkatan

kepuasan terhadap penilaian (Manoharan, 2012). Umpan balik dari

pasien juga akan ditambahkan (Woods, 2013). Menurut penelitian

Vinesia dan Aprilia (2017), penilaian kinerja yang memuaskan semua

pihak yang menggunakan instrumen valid menjadi tantangan untuk

meningkatkan kinerja perawat.

Pengembangan instrumen penilaian kinerja perawat ini perlu

dilakukan untuk memiliki kriteria penilaian yang valid dan reliabel

dalam memberikan penilaian khususnya kinerja asuhan keperawatan.

Penggunaan teknologi berbasis jaringan internet menjadi kebutuhan

dan kemanfaatannya telah digunakan dalam berbagai bidang termasuk

keperawatan. Pengembangan manajemen dan pelayanan keperawatan

berbasis teknologi merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara

positif selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Instrumen

penilaian kinerja perawat berbasis web yang memenuhi standar mutu

diharapkan menjadi alat bantu dalam pengambilan keputusan dalam

manajemen sumber daya manusia keperawatan di rumah sakit misalnya

dalam pemberian penghargaan, promosi, termasuk menilai mutu

asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

17
2.2 Kajian Literatur

Penelitian yang dilakukan oleh Silanno, Kapantow, dan Josephus dengan judul

“Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Bahu Kota Manado“ merupakan penelitian observasional analitik dengan desain

studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Bahu Kota Manado

pada bulan Mei-Oktober 2014. Total populasi adalah 50 tenaga kesehatan dan

sampel pada penelitian ini adalah 40 tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria

inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,

untuk pertanyaan beban kerja diisi oleh tenaga kesehatan dan pertanyaan kinerja

diisi oleh Kepala Puskesmas. Pengolahan data dengan menggunakan program

komputer, dengan analisis statistik menggunakan Uji chi-square yang disajikan

dalam bentuk tabel. Dari hasil olah data diperoleh bahwa tenaga kesehatan yang

memiliki beban kerja berat berjumlah 13 responden (32,5%), beban kerja ringan 27

responden (67,5%) dan kinerja baik 33 responden (82,5%), kinerja tidak baik 7

responden (17,5%), dengan α=0,003 (Silanno, Kapantow, & Josephus, 2014).

Penelitian yang di lakukan oleh Manuho, Warouw, dan Hamel dengan judul

“Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam Pemberian Asuhan

Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C1 Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”

merupakan penelitian dengan desain survei analitik cross sectional. Teknik

Pengambilan Sampel menggunakan total sampling yaitu 16 responden. Teknik

analisa data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-

square. Hasil penelitian diperoleh nilai ρ=0,035 yang menunjukan bahwa nilai ρ

lebih kecil dari nilai α=0,05 (Manuho, Warouw, & Hamel, 2015).

18
Penelitian yang dilakukan oleh Budiawan dengan judul “Hubungan

Kompetensi, Motivasi Dan Beban Kerja Perawat Pelaksana Dengan Kinerja

Perawat Di Satu Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali” dengan menggunakan rancangan

cross sectional analytic. Sampel berjumlah 111 perawat pelaksana di ruang rawat

inap yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan

dengan kuesioner dan lembar observasi, lalu dianalisis bivariat dengan uji chi-

square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan

ada hubungan bermakna antara kompetensi, motivasi dan status perkawinan dengan

kinerja perawat, dengan nilai p untuk masing-masing variabel yaitu aspek

kompetensi (p<0,001), aspek motivasi (p<0,001) dan aspek status kawin (p=0,095).

Sedangkan beban kerja tidak ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat

pelaksana di ruang rawat inap (p=0,94). Analisis multivariat menunjukkan aspek

kompetensi merupakan variabel paling dominan mempengaruhi kinerja dengan

nilai Adjusted Odds Ratio (AOR) 65,38 dan bermakna secara statistik (p < 0,001).

Sedangkan status perkawinan (AOR=4,5) dan hubungan ini tidak bermakna secara

statistik (p=0,095) (Budiawan, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Mudayana dengan judul “Hubungan Beban

Kerja Dengan Kinerja Karyawan Di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul”

menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional,

dengan menggunakan metode kuantitatif, jumlah 79 responden karyawan. Data

dianalisis menggunakan analisis korelasi. Beban kerja dinilai dengan kuesioner,

kinerja saat menggunakan daftar periksa. Dengan hasil kinerja (92,4%) karyawan

termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan untuk mayoritas beban kerja karyawan

19
termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 54, 4%, tidak ada hubungan

signifikan antara beban kerja dengan kinerja karyawan (p (0,066)>0,05)

(Mudayana, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Tengko dengan judul “Hubungan Antara Beban

Kerja Mental Dengan Kinerja Perawat di Ruangan ICU dan IGD Rumah Sakit Adi

Husada Kapasari Surabaya” merupakan desain korelasi dengan pendekatan cross

sectionaI, dengan populasi total sampel 26 responden, sampel yang dipilih dengan

cara total sampling. Variabel independen adalah beban kerja mental perawat dan

variabel dependen adalah kinerja perawat. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah kuesioner beban kerja mental NASA-TLX, dan kuesioner kinerja perawat.

Uji hipotesis menggunakan Rank Spearman dengan nilai p=< 0,05. Hasil penelitian

menunjukan bahwa beban kerja mental dengan kinerja perawat p=0,897. Tingginya

beban kerja mental dapat disebabkan oleh tingkat ketergantungan pasien “total

care”, lama perawatan yang dilakukan, yang berdampak pada kinerja perawat tetapi

beberapa faktor yaitu lama bekerja, tingkat pendidikan dan usia responden

menyebabkan kinerja perawat sangat bagus walaupun memiliki beban kerja mental

yang sangat tinggi (Tengko, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Alhasanah dengan judul “Gambaran Kinerja

Perawat Berdasarkan Beban Kerja Di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016” merupakan penelitian

kualitatif. Dengan menggunakan metode pengamatan Work Sampling. artinya

semua kegiatan yang dilakukan oleh perawat akan di amati selama tujuh hari setiap

perawatannya, dengan interval 5 menit pada setiap shift. Sedangkan untuk

20
mengetahui gambaran kinerja perawat, metode yang digunakan adalah pengamatan

asuhan keperawatan dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan beban kerja produktif semua perawat berkisar 80,15%-82,39%,

artinya beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam RSU Kota

Tangerang Selatan tergolong tinggi. Beban kerja perawat yang tinggi ini

menyebabkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan belum

sesuai dengan standarnya, perawat sering tidak sempat atau bahkan lupa untuk

melakukan pencatatan dan pelaporan terkait status pasien dikarenakan banyaknya

pasien dan pekerjaan yang harus dilaksanakan (Alhasanah, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2012) “Hubungan Antara Beban

Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan”

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat

di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Desain penelitian ini

menggunakan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua

perawat di RSUD Jombang bulan Juni 2012. Sampel yang di ambil sebanyak 18

responden. Metode sampling digunakan adalah total sampling. Data penelitian ini

diambil dengan menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis

dengan menggunakan uji Spearman Correlation dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan beban kerja responden dengan kategori beban kerja

ringan yaitu sebanyak 16 responden (89,9%) dan kinerja perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan kategori amat baik 3 responden (16,7) dan

kategori baik sebanyak 11 responden (61,1%). Ada hubungan antara beban kerja

dengan kinerja perawat di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

21
dengan koefisiensi korelasi sebesar 0,548 dengan tingkat signifikan 0,019 (p<0,05).

Banyak responden yang beban kerjanya ringan dengan kinerja yang baik dan hanya

ada beberapa responden yang beban kerjanya sedang dengan kinerja cukup di

harapkan kepala ruangan bisa mengontrol anggotanya supaya lebih meningkatkan

kinerjanya sehingga memperoleh kualitas pelayanan yang lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Muslimah (2015) dengan judul “Hubungan

Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Rasidin

Padang” bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat

di ruang rawat inap RSUD dr. Rasidin Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif

analitik, menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan dari Januari

sampai Februari 2015. Sampel pada penelitian ini sebanyak 46 orang perawat,

diambil dengan teknik total sampling. Menggunakan analisis univariat, bivariat

(dengan uji Chi-Square). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 67.4% responden

memiliki kinerja kurang dan 65.2% responden mempersepsikan beban kerja berat.

Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat. Disarankan kepada

pihak rumah sakit untuk melakukan analisis lebih lanjut terkait persepsi perawat

terhadap beban kerja dan mengambil kebijakan yang sesuai sehingga dapat

meningkatkan kinerja perawat.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2015) dengan judul “Hubungan

Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang IGD RSUD Blambangan

Banyuwangi Tahun 2015” bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja

dengan kinerja perawat di ruang IGD RSUD Blambangan Banyuwangi Tahun

2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi dengan menggunakan

22
desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang

bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Blambangan Banyuwangi

tahun 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 14 responden. Penentuan sampel

menggunakan simple random sampling dan data dianalisis menggunakan uji Chi-

Square dengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar

beban kerja dalam kategori berat sejumlah 11 responden (78,6%) dan kinerja

perawat di ruang IGD RSUD Blambangan Banyuwangi dalam kategori kurang

sejumlah 10 responden (71%). Dari hasil analisa Uji Chi-Square menggunakan

perhitungan manual didapatkan harga hitung = 0,859. Kemudian hasil dari harga

hitung=0,859 dibandingkan dengan tabel dk=1 dan α=0,05 adalah 3,84 sehingga

hitung ≤ tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di

ruang IGD RSUD Blambangan Banyuwangi Tahun 2015. Maka penelitian ini dapat

disimpulakan bahwa perlu ada peningkatan kinerja atau alokasi penggunaan waktu

kerja yang lebih produktif untuk mencapai beban kerja yang seimbang dan perlu

ada penilaian kerja secara rutin untuk mendapatkan mutu pelayanan keperawatan

yang lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrizal (2014) dengan judul “Hubungan

Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksanan Di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Daerah Langsa” dan bertujuan untuk menganalisis hubungan motivasi

dan beban kerja terhadap kinerja perawat pelaksana menyatakan bahwa motivasi

perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa umumnya tinggi (55,8%)

dan beban kerja perawat pelaksana umumnya rendah (55,8%). Ada hubungan

23
motivasi dengan kinerja perawat pelaksana (P=0,000) dan tidak ada hubungan

beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana (P=0,187). Peneliti berasumsi bahwa

rendahnya beban kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Langsa bisa

disebabkan oleh jumlah tenaga perawat pelaksana yang berlebih dan kurangnya

kemampuan perawat pelaksana untuk menuliskan apa yang telah dilakukannya di

form daily log.

Penelitian yang dilakukan oleh Satria, Sidin dan Noor (2013) dengan judul

“Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam Mengimplementasikan

Patient safety Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013” yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam

mengimplementasikan patient safety di RS Universitas Hasanuddin. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan beban kerja dengan

kinerja perawat dalam mengimplementasikan patient safety di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Universitas Hasanuddin pada shift kerja Pagi. Hasil analisis pada shift

kerja yang telah dilakukan menghasilkan P value sebesar 0,078, 8 Hasil analisis

pada shift kerja sore yang telah dilakukan menghasilkan P value sebesar 0,378 dan

hasil analisis pada shift kerja malam yang telah dilakukan menghasilkan P value

sebesar 0,162. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa beban kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja perawat. Hal ini bisa disebabkan karena faktor

eksternal (lingkungan) dan faktor internal (pribadi) dari perawat itu sendiri

(Alimuddin, 2012). Faktor eksternal (lingkungan) disini maksudnya bisa

dikarenakan oleh adanya tuntutan dari pihak rumah sakit yang mengharuskan

perawat/staf rumah sakit untuk selalu menerapkan program patient safety setiap

24
saat dan sesuai prosedur sebagai tindak lanjut keselamatan untuk pasien, keluarga

pasien, perawat maupun rumah sakit itu sendiri dalam menjaga mutu pelayanan dari

rumah sakit tersebut. Hal ini dilihat dari adanya pendidikan dan pelatihan patient

safety yang diadakan RS Universitas Hasanuddin kepada staf yang menjadi tenaga

kesehatan di RS Universitas Hasanuddin. Faktor internal atau kondisi perawat itu

sendiri maksudnya adanya kemampuan yang tinggi dan kerja keras dalam

menjalankan tanggung jawab yang diemban meskipun adanya beban kerja yang

tinggi namun perawat masih memiliki kemampuan yang maksimal untuk tetap

melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Karena walaupun beban kerja

yang tinggi di Instalasi Rawat Inap RS Universitas Hasanuddin tetapi perawat

masih menunjukkan kinerja yang baik.

2.3 Kerangka Teori

BEBAN KERJA (X) KINERJA (Y)

1. Beban waktu (Time 1. Kemampuan


Load) teknis
2. Beban mental 2. Kemampuan
(Mental Effort Load) manajerial
3. Beban psikologis 3. Kemampuan
(Psychological interpersonal
Stress Load)

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Teori,


Sumber: Mastini (2013) dan Fitri (2007)

25
2.4 Kerangka Konsep
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah beban kerja perawat dan variabel terikat

adalah kinerja perawat.


Tinggi

Kinerja
Rendah Ada
Hubungan

Tidak ada
Tinggi hubungan
Beban
kerja

Rendah

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

2.5. Definisi Konseptual dan Operasional

Tabel 2.1 Definisi Konseptual dan Operasional


Variabel Definisi Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Konseptual Operasional
Beban Beban kerja Segala bentuk Menggunakan Ordinal Dengan Cut
Kerja adalah seluruh kegiatan atau kuesioner B off point
perawat kegiatan atau aktivitas yang yang terdiri dari mean
aktivitas yang dapat 13 pernyataan 1) Tinggi
dilakukan oleh mempengaruhi dengan skala (>30)
perawat waktu, mental linkert 2) Rendah
selama dan psikologis (≤30)
bertugas di seorang
suatu unit perawat.
pelayanan
keperawatan
(Marques and
Houston,
2010)

26
Kinerja Tindakan yang Hasil dari apa Menggunakan Ordinal Dengan Cut
Perawat dilakukan oleh yang kuesioner C off point
seorang dikerjakan yang terdiri dari mean
perawat dalam seorang 20 pernyataan 1) Kinerja
suatu perawat saat tinggi
organisasi sedang Dengan jawaban jika skor
sesuai dengan alternatif (>62)
bertugas
wewenang dan 2) Kinerja
tanggung meliputi
kemampuan rendah
jawabnya
teknis, jika skor
masing
kemampuan (≤62)
masing, tidak
melanggar manajerial dan
hukum, aturan kemampuan
serta norma interpersonal.
dan etika,
dimana kinerja
yang baik
memberikan
kepuasan pada
pengguna jasa
(Jeles, 2009).

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif korelasional dengan

meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). Penelitian korelasi merupakan

suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua

variabel atau lebih tanpa adanya upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut

sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel & Wallen, 2008).

Penelitian ini membahas tentang hubungan beban kerja dengan kinerja perawat

pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat. Variabel

independen (bebas) dalam penelitian ini adalah beban kerja dan variabel dependen

(terikat) adalah kinerja perawat.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat ruang rawat inap lantai dua, lantai lima dan lantai enam. Penelitian ini

direncanakan dilakukan dari bulan Mei-Juli 2018.

3.3 Masalah Etik

Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan etik menurut Polit & Beck

(2010) yang terdiri atas justice, informed consent, dan confidentiality. Justice

adalah responden mendapat perlakuan yang adil dan memiliki hak privasi. Peneliti

28
akan memberikan satu kuesioner untuk setiap sampel dengan isi dan jumlah

pertanyaan yang sama.

Informed consent berarti responden mengetahui informasi tentang penelitian

dan memiliki hak bebas untuk menyetujui atau menolak. Informed consent diminta

dari pihak perawat sebelum pengumpulan data, pernyataan persetujuan tersebut

berisi mengenai kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam menjawab setiap

pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Sebelum mengisi kuesioner, peneliti

memberikan penjelasan kepada calon responden terkait dengan manfaat dan tujuan

penelitian ini, dan juga surat izin pengambilan data di Rumah Sakit Swasta

Indonesia Bagian Barat yang ditujukan kepada CEO (Chief Executive Officer)

rumah sakit yang bersangkutan. Penelitian ini tidak terdapat unsur pemaksaan di

dalamnya sehingga responden memiliki hak untuk tidak berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Confidentiality adalah kerahasiaan mengenai data responden yang terlibat dalam

penelitian. Kuesioner yang disebarkan kepada subjek yang diteliti sangat menekan

masalah etika. Masalah etika yang ada di dalam kusioner yaitu: tanpa nama

(anonymity). Peneliti akan menjaga data diri responden sehingga di lembar

kuesioner tidak dicantumkan kolom untuk pengisiaan nama responden, namun

hanya inisial responden, jawaban yang diberikan responden terhadap kusioner yang

disebarkan akan dijamin oleh tim peneliti. Hanya data kelompok tertentu yang akan

disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

29
3.4 Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang

bekerja di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat yang

berjumlah 41 perawat.

2) Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi (Sugiyono, 2012). Sehingga sampel yang menjadi responden

dalam penelitian adalah jumlah keseluruhan perawat pelaksana di satu

Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat yaitu 41 perawat.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner :

1) Kuesioner

Instrumen pengumpulan data dengan kuesioner terdiri dari kuesioner A,

Kuesioner B dan Kuesioner C.

a) Kuesioner A, merupakan kuesioner mengenai karakteristik perawat

yang meliputi usia, tingkat pendidikan, lama kerja dan status

perkawinan yang diadopsi dari teori Robbin dalam penelitian (Sutarni,

2008).

b) Kuesioner B, merupakan kuesioner mengenai beban kerja. Kuesioner

beban kerja merupakan adaptasi kuesioner yang digunakan dalam

penelitian Mastini (2013), seluruh item pernyataan dinyatakan valid

30
dan reliabel. Jenis pernyataan pada kuesioner ini bersifat positif.

Indikatornya meliputi : time load, mental effort load, psychological

stress load. Terdapat 13 pernyataan yang terdiri dari pernyataan

berhubungan dengan time load (1, 2, 3, 4, 5, 12), yang berhubungan

dengan mental effort load (6, 9, 10, 11), dan yang berhubungan dengan

psychological stress load (7, 8, 13). Selanjutnya dalam setiap butir

pernyataan disediakan empat alternatif jawaban yaitu : beban kerja

tinggi nilai 4, beban kerja sedang nilai 3, beban kerja sedang nilai 2,

dan tidak menjadi beban kerja nilai 1.

c) Kuesioner C, merupakan kuesioner mengenai kinerja. Ada dua jenis

pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang

mendukung gagasan atau ide, sedang pernyataan unfavorable adalah

pernyataan yang tidak mendukung gagasan atau ide. Indikatornya

meliputi : kemampuan teknis, kemampuan manajerial dan kemampuan

interpersonal. Terdapat 20 pernyataan yang terdiri dari 15 pertanyaan

positif yaitu nomor 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20 dan

5 pertanyaan negatif yaitu nomor 4, 5, 7, 12, 19. Selanjutnya dalam

setiap butir pernyataan disediakan empat alternatif jawaban yaitu :

selalu diberi nilai 4, sering nilai 3, kadang–kadang nilai 2, dan tidak

pernah nilai 1 untuk pertanyaan positif dan sebaliknya untuk

pertanyaan negatif.

31
3.6 Pengumpulan Data
Rencana pengumpulan data dalam penelitian ini tergambar dalam bagan di
bawah ini:

Meminta izin ke FoN


UPH dan CEO RS
SHMD

Melakukan observasi di
Meminta izin ke Head of ruang rawat inap Rumah
Departement Nursing RS Sakit Swasta Indonesia
SHMD
Bagian Barat

Izin personal ke perawat pelaksana


satu RS SHMD

Memberikan penjelasan tentang


maksud dan tujuan penelitian

Responden menolak Responden menerima

Tidak Memberikan
berkelanjuta informed
concent

Memberikan
kuesioner
untuk diisi

Bagan 3.1 Bagan Rencana Pengumpulan Data

32
3.7 Rencana Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan
4 tahap analasis tematik sebagai berikut (Riyanto, 2011) :
1) Editing

Keseluruhan data yang diperoleh perlu diperiksa kembali, seperti

kelengkapan pengisian kuesioner dan memastikan apakah seluruh

pertanyaan telah terisi.

2) Coding

Kode membantu untuk menyederhanakan setiap jawaban, kegiatan yang

dilakukan adalah memberi kode setelah mengubah kalimat atau huruf

menjadi angka atau bilangan. Peneliti memberi kode nomor pada setiap

kuesioner.

3) Entry

Pada tahap ini dimana data yang sudah diedit dan diubah dimasukkan

kedalam sistem komputerisasi.

4) Cleaning

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengecekkan kembali data yang sudah

dimasukan ke dalam komputer.

3.8 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan tahapan sebagai

berikut :

1) Analisis Univariat

Analisis data univariat untuk menjelaskan distribusi frekuensi atau

menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian.

33
2) Analisis Bivariat

Analisis data bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen

(beban kerja) dengan variabel dependen (kinerja perawat). Uji yang

digunakan adalah Chi-Square.

3.9 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang membatasi penelitian

ini diantaranya yaitu:

1) Adanya keterbatasan penelitian dalam menggunakan koesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukan keadaan

yang sesungguhnya.

2) Peneliti hanya mengidentifikasi beban kerja dan kinerja perawat pelaksana

yang ada di ruang rawat inap. Peneliti tidak memberikan intervensi kepada

responden mengenai beban kerja dan kinerja.

3) Dalam penelitian ini peneliti kurang mengembangkan data demografi dari

responden, sehingga faktor-faktor yang dapat berpengaruh kepada beban

kerja dan kinerja tidak dapat dibahas dengan maksimal

4) Secara teori beban kerja tidak hanya di pengaruhi oleh sisi karakteristik

namun juga dipengaruhi oleh sisi lingkungan dan kebijakan rumah sakit.

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti karakteristik responden.

34
BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit swasta indonesia bagian barat yang

dilaksanakan pada bulan mei-juli 2018. Penelitian ini dilaksanakan dengan

membagikan kuesioner pada perawat pelaksana yang ada di ruangan rawat inap

rumah sakit swasta bagian barat. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah

berjumlah sebanyak 41 perawat pelaksana. Data yang disajikan merupakan hasil

dari jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada 41 perawat pelaksana yang

menjadi responden di rumah sakit swasta indonesia bagian barat.

Setelah data terkumpul lalu disusun dalam master tabel. Data kemudian diolah

dengan menggunakan komputer program SPSS. Data yang diperoleh kemudian

disajikan dalam bentuk tabel analisa univariat dan bivariat. Uji hipotesa dengan

menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Berdasarkan hasil

pengolaan data tersebut, disusunlah hasil-hasil yang diperoleh dan dapat dilihat

pada tabel-tabel dibawah.

1) Analisa Univariat

Analisa univariat menggambarkan tentang distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan, lama kerja dan status

pernikahan.

35
a) Tingkat Usia

Gambaran tingkat usia perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta

Indonesia bagian Barat pada bulan Mei-Juli 2018 dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Perawat berdasarkan Tingkat Usia di Satu


Rumah Sakit Swasta di Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)

17-25 15 37
Tingkat
26-35 25 61
Usia
36-45 1 2

Total 41 100
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat usia 26-

35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (61%), dilanjutkan dengan 17-25

tahun yaitu sebanyak 15 responden (37%) dan selebihnya 36-45 tahun yaitu

sebanyak 1 responden (2%).

b) Tingkat Pendidikan

Gambaran tingkat pendidikan perawat pelaksana di satu Rumah Sakit

Swasta Indonesia bagian Barat pada bulan Mei–Juli 2018 dapat dilihat dari

tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Perawat berdasarkan Tingkat Pendidikan di Satu


Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)

D3 13 32
Tingkat
Pendidikan
S1 28 68

Total 41 100

36
Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat

pendidikan S1 yaitu sebanyak 28 responden (68%), dilanjutkan dengan

tingkat pendidikan D3 yaitu sebanyak 13 responden (32%).

c) Lama Kerja

Gambaran lama kerja perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta

Indonesia bagian Barat pada bulan Mei–Juli 2018 dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Perawat berdasarkan Lama Kerja di Satu


Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥2
24 59
tahun
Lama Kerja
<2
17 41
tahun
Total 41 100
Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas responden memiliki lama kerja ≥2

tahun yaitu sebanyak 24 responden (59%), dan selebihnya <2 tahun yaitu

sebanyak 17 responden (41%).

d) Status Pernikahan

Gambaran status pernikahan perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta

Indonesia bagian Barat pada bulan Mei-Juli 2018 dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Perawat berdasarkan Status Pernikahan di Satu


Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Belum
Status 32 78
Menikah
Pernikahan
Menikah 9 22
Total 41 100

37
Tabel 4.4 menunjukkan mayoritas responden memiliki status sudah

menikah yaitu sebanyak 9 responden (22%) dan selebihnya belum menikah

yaitu sebanyak 32 responden (78%).

e) Beban kerja perawat pelaksana

Gambaran beban kerja perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta

Indonesia bagian Barat pada bulan Mei-Juli 2018 dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Pelaksana di Satu Rumah Sakit
Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Rendah 21 51
Beban Kerja
Tinggi 20 49
Total 41 100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa beban kerja yang terdapat pada perawat

pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

berada pada kategori rendah dan tinggi dengan jumlah proporsi yang hampir

sama. Beban kerja dengan kategori rendah sebanyak 21 responden (51%)

dan beban kerja dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden (49%).

f) Kinerja Perawat Pelaksana

Gambaran kinerja perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia

Bagian Barat pada bulan Mei-Juli 2018 dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana di Satu Rumah Sakit
Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Rendah 23 56
Kinerja
Tinggi 18 44
Total 41 100

38
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di satu

Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat pada umumnya lebih banyak

responden yang memiliki kinerja rendah yaitu sebanyak 23 responden

(56%) dan responden yang memiliki kinerja tinggi hanya sebanyak 18

responden (44%).

2) Analisa Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara karakteristik responden (tingkat usia, status pendidikan, status

pernikahan dan lama kerja) dengan kinerja perawat pelaksana yang ada di satu

Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

a) Hubungan Karakteristik Tingkat Usia Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

Tabel 4.7 Hubungan Karakteristik Usia Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di


Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Kinerja
Variabel Kategori Total % P value
1 % 2 %
17-25 7 46,7 8 53,3 15 100
Tingkat
26-35 11 44,0 14 56,0 25 100
Usia 0,661
36-45 0 0 1 100 1 100

Total 18 43 23 56,1 41 100

Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa terdapat 7 responden (46,7%) yang

berusia 17-25 tahun memiliki kinerja tinggi dan 8 responden (53,3%) yang

memiliki kinerja rendah. Pada usia 26-35 tahun terdapat 11 responden (44

%) yang memiliki kinerja tinggi, dan 14 (56%) responden yang memiliki

39
kinerja rendah. Kemudian pada usia 36-45 tahun hanya terdapat 1

responden (100%) yang memiliki kinerja rendah .

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-

diperoleh p value sebesar 0,661 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat usia dengan kinerja

perawat pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat.

b) Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Dengan Kinerja Perawat


Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli
2018 (n=41)
Kinerja
Variabel Total % P value
1 % 2 %

Tingkat D3 8 61.5 5 38.5 13 100


Pendidikan S1 10 35.7 18 64.3 28 100 0,179

Total 18 43.9 23 56.1 41 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat 8 responden

(61,5%) dengan tingkat pendidikan D3 yang memiliki kinerja tinggi, dan

5 responden (38,5%) yang memiliki kinerja rendah. Sedangkan pada

tingkat pendidikan SI terdapat 10 responden (35,7%) yang memiliki

kinerja tinggi, dan 18 responden (64,3%) yang memiliki kinerja rendah.

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-

diperoleh p value sebesar 0,179 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja

40
perawat pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat.

c) Hubungan Karakteristik Status Pernikahan Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Tabel 4.9 Hubungan Karakteristik Status Pernikahan Dengan Kinerja Perawat


Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli
2018 (n=41)
Kinerja
Variabel Total % P value
1 % 2 %
Menikah 6 66,7 3 33,3 9 100
Status
Pernikahan Belum
12 37,5 20 62,5 32 100 0,147
Menikah
Total 18 43,9 23 56,1 41 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa terdapat 6 responden

(66,7%) yang sudah menikah yang memiliki kinerja tinggi, dan 3

responden (33,3%) yang memiliki kinerja rendah. Sedangkan responden

yang belum menikah terdapat 12 responden (37,5%) yang memiliki kinerja

tinggi, dan 20 responden (62,5%) yang memiliki kinerja rendah.

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-

diperoleh p value sebesar 0,147 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara status pernikahan dengan kinerja

perawat pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat.

41
d) Hubungan Karakteristik Lama Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Lama Kerja Dengan Kinerja Perawat


Pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli
2018 (n=41)
Kinerja
Variabel Total % P value
1 % 2 %
≥ 2 tahun 9 37,5 15 62,5 24 100
Lama Kerja
< 2 tahun 9 52,9 8 47,1 17 100 0,358

Total 18 43,9 23 56,1 41 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 9 responden

(37,5%) dengan lama kerja ≥ 2 tahun yang memiliki kinerja tinggi, dan 15

responden (62,5%) yang memiliki kinerja rendah. Sedangkan lama kerja

<2 tahun terdapat 9 responden (52,9%) dengan kinerja tinggi dan 8

responden (47,1%) dengan kinerja rendah.

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-

diperoleh p value sebesar 0,358 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kinerja perawat

pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

e) Hubungan antara beban kerja dengan kinerja pada perawat pelaksana


yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

Tabel 4.11 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Satu
Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat Bulan Mei-Juli 2018 (n=41)
Kinerja ρ value
Beban Kerja Total %
1 (Tinggi) % 2 (rendah) %
1 (Rendah) 8 38,1 13 61,9 21 100
2 (Tinggi) 10 50,0 10 50,0 20 100 0,536
Jumlah 18 43,9 23 56,1 41 100

42
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa terdapat 8 responden

(38,1%) yang memiliki beban kerja rendah dengan kinerja yang tinggi, dan

13 responden (61,9%) yang memiliki beban kerja rendah dengan kinerja

yang rendah pula. Sedangkan pada beban kerja yang tinggi terdapat 10

responden (50%) yang memiliki kinerja tinggi dan 10 responden (50%)

memiliki kinerja rendah.

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-

diperoleh p value sebesar 0,536 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja

perawat pelaksana yang ada di satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian

Barat

4.2 Pembahasan

1) Karakteristik Responden

a) Tingkat Usia

Hasil penelitian terhadap tingkat usia responden menunjukkan

bahwa sebagian besar usia berusia 26-35 tahun sebanyak 25

responden (61%). Menurut Kanestren (2009) bahwa semakin

meningkatnya umur seseorang maka kedewasaan teknis dan

psikologisnya semakin meningkat sehingga semakin mampu

mengambil keputusan, bijaksana, dan berpikir secara rasional,

mengendalikan emosi dan toleran terhadap pendapat orang lain.

43
b) Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian terhadap tingkat pendidikan menunjukan bahwa

sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah S1 yang

berjumlah 28 responden (68%). Menurut Arikunto (2008), pendidikan

adalah suatu proses unsur-unsurnya terdiri dari masukan yaitu sarana

pendidikan, keluaran yaitu sesuatu bentuk perilaku baru atau

kemampuan baru dari sarana pendidikan. Jadi, pendidikan sengaja

dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan sehingga dapat diperoleh

hasil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang

c) Status Pernikahan

Hasil penelitian terhadap status pernikahan responden menunjukan

bahwa sebagian besar responden belum menikah sebanyak 32

responden (78%). Semua perawat di ruang rawat inap berjenis

kelamin perempuan dan mayoritas dari responden belum menikah, hal

ini ikut memberikan kontribusi ketiadaan hubungan ini karena mereka

di satu sisi harus memberikan pelayanan keperawatan yang maksimal,

akan tetapi di sisi lain mereka juga memiliki keluarga yang diurusi,

ataupun memiliki masalah lainnya, sehingga pikiran mereka terpecah

antara tugas dan keluarga. Apalagi ketika mereka dituntut untuk

menerapkan Asuhan Keperawatan (ASKEP) secara komprehensif,

sementara tidak ada reward untuk itu.

44
d) Lama Kerja

Hasil penelitian terhadap lama kerja responden menunjukan bahwa

sebagian besar responden bekerja ≥ 2 tahun yang terdiri dari 24

responden (59%). Menurut Notoatmojo (2009) menyatakan bahwa

masa kerja seseorang dalam kurun waktu yang lama akan

mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih baik.

Pengalaman kerja dapat menjadikan responden satu dengan

responden yang lainnya memungkinkan terjadinya suatu interaksi,

sehingga secara langsung atau tidak langsung akan menambah

wawasan atau informasi berupa pengetahuan responden.

Sedangkan masa kerja yang muda memiliki wawasa yang terbatas

dan belum memiliki wawasan yang luas.

2) Beban Kerja

Beban kerja yang terdapat pada perawat pelaksana yang ada di ruang

rawat inap berada pada kategori rendah dan tinggi dengan jumlah proporsi

yang hampir sama. Beban kerja dengan kategori rendah sebanyak 21

responden (51%) dan beban kerja dengan kategori tinggi sebanyak 20

responden (49%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Afandi

(2013) di RSUD Saras Husada Purworejo yang menyatakan bahwa 53,9%

responden memiliki beban kerja yang rendah, dan penelitian yang dilakukan

oleh Mudayana (2010) di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul, juga memiliki

presentase beban kerja yang proporsinya juga hampir sama dengan presentase

terbesarnya yaitu 54,4%. Hasil penelitian ini dengan hasil penelitian

45
sebelumnya menunjukkan bahwa masih banyak perawat yang masih

memiliki beban kerja tinggi.

Menurut peneliti, berdasarkan kuesioner yang dibagikan didapatkan

bahwa faktor yang membuat perawat memiliki beban kerja tinggi diantaranya

yaitu beban waktu seperti kurangnya waktu istirahat karena banyaknya

pekerjaan yang dilakukan dan kerja melebihi waktu yang sudah ditentukan.

Selanjutnya beban mental seperti rasa bersalah, cemas, marah sedih, putus

asa, mudah lupa, bosan dan timbulnya stres. Kemudian yang terakhir adalah

beban psikologis seperti motivasi, kelelahan, rasa takut, tingkat kemampuan

dan ketenangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fajriani dan Sepiari

(2015) dikatakan bahwa faktor yang membuat seseorang memiliki beban

kerja tinggi adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu

seperti tugas-tugas yang dilakukan bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata

ruang, kompleksitas pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan, masa waktu kerja,

kerja malam, dan lingkungan kerja itu sendiri. Sementara faktor internal

seperti kondisi kesehatan, motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan

kepuasaan.

3) Kinerja Perawat

Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Swasta

Indonesia Bagian Barat pada umumnya lebih banyak responden yang

memiliki kinerja rendah yaitu sebanyak 23 responden (56%) dan responden

yang memiliki kinerja tinggi hanya sebanyak 18 responden (44%), namun

memang secara garis besar presentasenya juga hampir seimbang. Penelitian

46
ini serupa dengan penelitian yang dilakukan untuk menilai kinerja perawat di

ruang rawat inap. Penelitian yang dilakukan oleh Royani (2010) didapatkan

hasil yaitu kinerja kurang baik sebanyak 30 responden (46,2%) dan kinerja

baik sebanyak 35 responden (53,8%). Hasil penelitian ini dan penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa masih banyak perawat yang memiliki

kinerja rendah.

Menurut peneliti berdasarkan kuesioner yang dibagikan didapatkan

bahwa faktor yang membuat perawat memiliki kinerja rendah adalah

kurangnya kemampuan teknis menyangkut metode, proses, prosedur dan

teknik, selain itu juga faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya

kemampuan manajerial, yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pemonitoringan, pengendalian dan penilaian. Faktor yang

lain adalah kurangnya kemampuan kemanusiaan yang berkaitan dengan

kemampuan untuk berhubungan atau bersosialisasi dengan orang lain.

Menurut penelitian Indrawati (2013) yang dilakukan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Datoe Binangkang Kota Kotamobagu, faktor yang paling besar

mempengaruhi kinerja perawat adalah adalah motivasi, kemampuan diri,

lingkungan kerja dan persepsi gaji. Kinerja perawat merupakan ukuran

keberhasilan dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Kinerja yang

baik dari setiap perawat yang bekerja di Rumah Sakit Swasta Indonesia

Bagian Barat harus dipertahankan dan ditingkatkan supaya dapat dijadikan

contoh bagi perawat yang lain untuk terus meningkatkan kinerja dan

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Menurut Rudi dalam

47
Manuho, Warouw dan Hamel (2015), pelayanan keperawatan merupakan

suatu bentuk pelayanan profesional yang menjadi bagian integral yang tidak

dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan dan juga

sebagai salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit.

4) Hubungan Beban Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja perawat tidak

berhubungan dengan kinerja perawat. Seorang perawat yang mempunyai

beban kerja yang tinggi belum tentu akan memiliki kinerja yang rendah.

Menurut peneliti faktor yang membuat seorang perawat tetap memiliki

kinerja yang tinggi walaupun mempunyai beban kerja yang tinggi adalah

lama bekerja, tingkat pendidikan, status pernikahan dan usia responden.

Menurut Notoadmojo (2012) lama kerja seseorang dalam kurun waktu yang

lama akan mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih baik.

Pengalaman kerja menjadikan responden satu dengan responden yang

lainnnya terjadi suatu interaksi, sehingga secara langsung dan tidak langsung

akan menambah wawasan atau informasi berupa pengetahuan responden.

Kemudian menurut Nursalam (2012) seorang yang berpendidikan tinggi akan

lebih mudah dalam menerima serta mengembangkan pengetahuan dan

teknologi. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang

berpikir secara luas dan semakin mudah daya inisiatifnya.

Menurut Kusumawati dan Frandinata (2015) responden yang berstatus

menikah dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan tugas

memberikan pelayanan yang prima karena responden harus bekerja untuk

48
memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah tangga, sementara dalam penelitian

ini ditemukan bahwa mayoritas (78%) responden belum menikah sehingga

dapat dikatakan mayoritas responden di rumah sakit ini tidak terpengaruh

oleh status pernikahan. Menurut Hurlock dalam Widayanti (2017) usia 18–

41 tahun merupakan tahap dewasa muda, yang dimana usia dewasa muda

memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan akan meningkat secara teratur

dalam hal pendidikan, pengalaman hidup, kemampuan menyelesaikan

masalah, dan ketrampilan dalam hal motorik, pada penelitian ini ditemukan

bahwa mayoritas responden berada pada usia dewasa muda. Menurut peneliti

faktor lain yang dapat membuat seorang perawat tetap memiliki kinerja yang

tinggi walaupun mempunyai beban kerja yang tinggi adalah karena ada

perawat yang memiliki loyalitas bekerja dan bertanggung jawab dalam

pekerjaannya, sehingga membuat kinerja yang tinggi.

Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafrizal

(2014) di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Sumatera

Utara, bahwa tidak ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat

pelaksana, dengan hasil uji chi-square yaitu 0,187. Peneliti berasumsi bahwa

rendahnya beban kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap bisa disebabkan

oleh kurangnya kemampuan perawat pelaksana untuk menuliskan apa yang

telah dilakukannya di form daily log. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Satria, Sidin dan Noor (2013) di Rumah Sakit Universitas Hasanudin,

menyatakan bahwa beban kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Hal ini disebabkan karena faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal

49
(pribadi) dari perawat itu sendiri. Faktor eksternal maksudnya dikarenakan

karena adanya tuntutan dari pihak rumah sakit yang mengharuskan perawat

atau staff untuk selalu menerapkan suatu program sesuai prosedur setiap saat.

Faktor internal maksudnya adalah kemampuan yang tinggi dan kerja keras

dalam menjalankan tanggung jawab yang diemban.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Manuho,

Warouw, dan Hamel (2015) di ruang rawat inap C1 RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandouw Manado bahwa ada hubungan antara beban kerja dan kinerja

perawat. Hal ini disebabkan oleh motivasi yang tinggi dari perawat dan kerja

keras dalam menjalankan tanggung jawabnya, pengawasan kepala ruangan,

dan tuntutan dari pihak rumah sakit yang mengharuskan perawat atau staf

rumah sakit untuk selalu menerapkan asuhan keperawatan yang berkualitas.

Penelitian lain yang berbeda adalah penelitian yang dilakukan oleh Widayanti

(2017) di ruang rawat inap RSUD Wates bahwa ada hubungan antara beban

kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap. Hal ini disebabkan karena

kemampuan perawat dan keadaan lingkungan sekitar yang kondusif terutama

suasana kerja yang menyenangkan, kerjasama tim yang selaras, aturan yang

jelas dan saling melindungi dapat meminimalkan beban kerja yang dirasakan

perawat sehingga mampu meningkatkan kinerja perawat.

50
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Karakteristik tingkat usia responden adalah 26-35 tahun sebanyak 25

responden (61%), tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah S1

berjumlah 28 responden (68%), status pernikahan responden sebagian

besar adalah belum menikah sebanyak 32 responden (78%), lama kerja

responden sebagian besar adalah ≥ 2 tahun yang terdiri dari 24 responden

(59%).

2) Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa beban kerja yang dimiliki

perawat pelaksana di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat

berada pada kategori rendah dengan jumlah proporsi yang hampir sama.

Beban kerja dengan kategori rendah sebanyak 21 responden (51%) dan

beban kerja dengan kategori tinggi sebanyak 20 responden (49%).

3) Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa kinerja perawat pelaksana

di Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat pada umumnya lebih

banyak responden yang memiliki kerja rendah yaitu sebanyak 23

responden (56%) dan responden yang memiliki kinerja tinggi hanya

sebanyak 18 responden (44%).

4) Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square-diperoleh

p value sebesar 0,536 (>0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak

ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di satu

Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Barat.

51
5.2 Saran

1) Bagi Rumah Sakit

Pihak manajemen rumah sakit dapat melakukan evaluasi serta menghitung

kembali kebutuhan tenaga perawat mengenai beban kerja perawat

pelaksana di satu agar sesuai dengan beban kerja untuk setiap shift. Peneliti

juga menemukan bahwa kinerja perawat masih banyak dalam kategori

rendah, sehingga disarankan kepada pihak management perlu melakukan

suatu program pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan

keterampilan dan pengetahuan perawat pelaksana sehingga kinerja

perawat bisa mengalami peningkatan.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan dapat menambahkan penelitian ini menjadi

perbendaharaan perpustakan sehingga mahasiswa keperawatan dapat

menggunakan penelitian ini sebagai salah satu sumber informasi dalam

memperoleh data awal atau data penunjang.

3) Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan kajian lebih dalam mengenai faktor

penyebab beban kerja dan kinerja perawat guna mengatasi masalah yang

mungkin terjadi.

52
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. (2007). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: FKUI. Diakses Maret
01, 2018
Afandi. (2013). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat di RSUD Sarah
Husada Purworejo. Yogyakarta: Universits Muhamadya. Diakses April 10, 2018,
dari
http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk/article/viewFile/74/53
Agus. (2013). Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Sinjai.
Makasar: UIN Alauddin. Diakses April 10, 2018, dari http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/3107/1/A.%20Haerul%20Agus%20M.pdf.
Alhasanah. (2016). Gambaran Kineja Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi
Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016. Jakarta: EGC.
Alimuddin. (2012). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Kariawan Pada
PT.Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makasar. Makasar: Universitas Hasanudin.
Amstrong. (2009). Armstrong's Handbook Of Performence Manajemen. India: Replika
Press Pvt L Td.
Arikunto. (2008). Menejemen Penelitian . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin. (2012). Dampak Beban Kerja Terhadap Stres Kerjapadaperawatrsud Prof. Dr.
Soekandar Mojokerto. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses Februari 29,
2018, dari
http://www.academia.edu/5307342/Skripsi_Dampak_Beban_Kerja_Terhadap_St
res_Kerja_Pada_Perawat_Rsud_Prof._Dr._Soekandar_Mojokerto_Oleh_Arifin_
Budhi_Wibowo
Bodrock, & Mion. (2008). Pay Performence In Hospitals: Implications For Nursing and
Nursing Care. Diambil kembali dari
related:lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285355-T%20Royani.pdf daftar pustaka
bodrock & mion 2008
Budiawan. (2015). Hubungan Kompetensi, t dan Beban Kerja Perawat Pelaksana
Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.
Denpasar: Universitas Udayana.
Cherie. (2013). Kepemimpinan dan manajemen. Yogyakarta: Imperium. Diakses Februari
28, 2018, dari
http://psik.binahusada.ac.id/sites/default/files/files/JURNAL%20Sasono%20STI
K%20bina%20husada%202016.pdf.
Departemen Kesehatan. (2008). Tanggung jawab Apoteker terhadap Keselamatan Pasien
(Patient Safety). Jakarta.
Depkes. (2008). Penelitian Terkait Beban Kerja Perawat. Jakarta: Universitas Indonesia.

53
Depkes. (2015). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Ellis, & Hartley. (2012). Nursing in Today’s World: Trend, Issue and Management. USA:
United State. Diakses Februari 28, 2018, dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=59059&val=4132
Fajriani, & Sepiari. (2015). Pengaruh Beban Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan:
Efek Mediasi Burnout, 75. Diakses Februari 25, 2018, dari
http://p2m.polibatam.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/10.Ari-Dovi.pdf
Fitri. (2007). Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Tugurejo Semarang. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Fraenkel, & Wallen. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New
York: McGraw-Hill.
Griffith, Martins, Callaghan, & Roach. (2008). International Relations: The Key Concept
Second Edition. New York: Routledge.
Haryanti. (2013). Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan ,
48-56.
Hidayat, & Alimul. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: Salemba Medika.
Ilyas. (2013). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. Diakses Februari 28, 2018,
dari
related:repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29033/1/Nurul%20is
mi%20rubbiana-FKIK.pdf manfaat analisa beban kerja perawat pdf
Indrawati. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Datoe Binangkang Kota Kotamobagu. Jakarta: Salemba
Medika. Diakses Februari 28, 2018, dari
https://media.neliti.com/media/publications/8224-ID-faktor-yang-mempengaruhi-
kinerja-perawat-dalam-mendokumentasikan-asuhan-keperawa.pdf.
Jeles. (2009). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan Di Rsud
Dr.M. Haulussy Ambon. Jakarta: EGC. Diakses Februari 25, 2018, dari
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d056c891453f7da848003672d1029a02.pdf.
Kanestren. (2009). Analisis Hubungan Antara Krakteristik Individu Dan Lingkungan
Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Unit Rawat Inap RS Pertamina Jaya. Depok:
Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Indonesia.
Kasmir. (2016). Manajemen sumber daya manusia (teori dan praktik), PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta: EGC.
Kurnia. (2010). Workshop Workload Analysis Beban Kerja. Surabaya: Adidaya.

54
Kusumawati. (2015). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Igd
Rsud Blambangan Banyuwangi Tahun 2015. Banyuwangi: STIKES Banyuwangi.
Diakses April 10, 2018, dari https://anzdoc.com/hubungan-beban-kerja-dengan-
kinerja-perawat-di-ruang-igd-rsu.html
Llyas. (2013). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. Diakses Februari 28, 2018,
dari
related:repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29033/1/NURUL%20
ISMI%20rubbiana-FKIK.pdf manfaat analisa beban kerja perawat pdf
Manoharan. (2012). A Composite Model for Employees’ Performence Appraisal and
Improvement. European Journal of Training and Development. Diakses Februari
28, 2018
Manuho, Warouw, & Hamel. (2015). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat
Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C1 Rsup Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Diakses April
10, 2018, dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8136.
Manurung. (2011). Keperawatan profesional, Trans Info Media (TIM). Jakarta.
Mardiono, & Primitasari. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat
Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah sakit Muhammadiyah. Palembang:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Marques, & Huston. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan:Teori dan
Aplikasi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Mastini. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Beban Kerja dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Irna di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar. Denpasar: Universitas Udayan Denpasar. Diakses Februari
28, 2018, dari
http://repository.stikesayaniyk.ac.id/2204/2/Muhammad%20shobur%20AR%20r
ozi_2213051_pisah.pdf.
Mudayana. (2012). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Kriyawan di Rumah Sakit
Nur Hidayah Bantul. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Muslimah. (2015). Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat
Inap RSUD dr. Rasidin Padang. Padang: Universitas Andalas. Diakses April 10,
2018, dari http://repo.unand.ac.id/148/1/repository.pdf
Notoatmodjo. (2009). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses Februari 28, 2018, dari http://www.academia.edu/12251057/Perawat
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Keperawatan Professional.
Jakarta: Salemba Medika.

55
Nursalim. (2011). Konsep dan Penerapan metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Polit, & Beck. (2010). Nursing research generating and assessing evidence for nursing
practice. Lippincott: William & Wilkins.
Putra. (2012). Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Divisi
Marketing dan Kredit PT. WOM Finance Cabang Depok. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Depok: Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati. (2007). Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar
dalam Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, III, 457-463.
Ramadini, & Jasmita. (2015). Hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di
ruangan rawat inap rsud dr. Rasinin padang. Nurs Jurnal Keperawatan.
Riyanto. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yogyakarta: Nuha Medika. Diakses Maret 23, 2018
Royani. (2010). Hubungan Sistem Penghargaan dengan Kinerja Perawat dalam Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon Banten. Banten: UI.
Satria, Sidin, & Noor. (2013). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawatan
Dalam Mengemplementasikan Patient Sefety di Rumah Sakit Universitas
Hasanudin Tahun 2013. UNHAS.
Silanno, Kapantow, & Josephus. (2014). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bahu Kota Manado. Manado: Universitas Sam
Ratulangi.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D) . Bandung: Alfabeta. Diakses Maret 23, 2018
Sutarni. (2008). Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Depok: FIK-UI.
Syafrizal. (2014). Hubungan Motivasu Dan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi
Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tengko. (2017). Hubungan Beban Kerja Mental Dengan Kinerja Perawat di Ruangan
ICU dan Ruang IGD Rumah Sakit Adi Husada Kapasari Surabaya. Surabaya:
Universitas Katolik Widaya Mandala.
Usman. (2011). Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Diakses Februari 27, 2018, dari
https://personalitycitramarchelina.wordpress.com/2014/12/09/physical-
perfomance-for-nurse-kinerja-perawat/

56
Vinesia, T., & Aprilia ,N. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Asuhan
Keperawatan Berbasis Web Di Ruang Rawat Inap. Samarinda: Mahakam
Nursing Journal. Diakses Februari 28, 2018, dari
http://ejournalperawat.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/nursing/article/view/100.
Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Widayanti. (2017). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Kelas III RSUD Wates. Yogyakarta: STIKES Achmad Yani.
Woods. (2013). Nurse Appraisals Will Include Patient Feedback. Jakarta: Salemba
Medika. Diakses Februari 27, 2018

57
LAMPIRAN

58
PENJELASAN PENELITIAN

Kepada : Yth.
Teman Sejawat Perawat
Rumah Sakit Swasta
di-
Kota Medan

Bersama ini disampaikan bahwa dalam rangka menyelesaikan


tugas akhir di Program Sarjana Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Pelita Harapan,maka peneliti :
Nama : Bernike Ribka Siauli Famene Zega
NIM : 00000017280
Alamat : Desa Afia, Gunungsitoli, Nias
Nomor HP : 085207392841
Alamat Email : bernikeribkazega@gmail.com

Nama :Prima Eksa Wahyudi


NIM :00000018893
Alamat : Lampung tengah, Lampung
Nomor Telepon : 085211582521
Alamat Email : Primaeksa@gmail.com

Nama : Richo Alvin Arianto


NIM : 00000017532
Alamat : Desa Abenggi, Sulawesi Tenggara
Nomor Telepon : 082396551013
Alamat Email : richo.alvinfon@gmail.com
Bermaksud mengadakan penelitian berjudul hubungan
beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di satu Rumah
Sakit Swasta Di Indonesia Bagian Barat. Tujuan umum

A-1
1
penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan beban kerja
dengan kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian dan
pengaruh apapun, termasuk hubungan antara pimpinan dan staf,
rekan sejawat maupun dengan klien. Hal tersebut karena semua
informasi dan kerahasiaan identitas yang diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk penelitian ini semata. Jika sejawat
telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang menimbulkan
ketidaknyamanan maka sejawat diperkenankan untuk
mengundurkan diri dari penelitian dengan memberi informasi
kepada peneliti. Sejawat tidak mendapat manfaat secara langsung
dalam penelitian ini, tetapi penelitian ini sangat bermanfaat bagi
perbaikan pelayanan dan pengembangan keilmuan keperawatan.
Melalui penjelasan ini maka peneliti sangat mengharapkan
agar teman sejawat berkenan menjadi responden dan mengisi
lembar persetujuan. Atas perhatian dan kesediaannya saya
ucapkan banyak terimakasih.

Medan, Maret 2018

Tim Peneli

A-2
2
PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja


Perawat Pelaksana di Satu Rumah Sakit
Swasta Di Indonesia Bagian Barat
Peneliti : 1. Bernike Ribka Siauli Famene Zega
2. Prima Eksa Wahyudi
3. Richo Alvin Arianto
Asal : Mahasiswa Program Sarjana Keperawatan
dan Ilmu Kesehatan Universitas Pelita
harapan.

Setelah membaca penjelasan dan mendapat jawaban terhadap


pertanyaan yang saya ajukan mengenai riset ini maka dengan ini
saya memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Saya mengetahui bahwa saya menjadi bagian dari
penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisa hubungan antara
beban kerja dengan kinerja perawat. Saya memahami bahwa
keikutsertaan saya dalam penelitian ini untuk meningkatkan
kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di
rumah sakit. Saya mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan
menjunjung tinggi hak- hak saya sebagai responden.
Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang akan saya
alami dan saya diberitahukan tentang adanya jaminan
kerahasiaan informasi yang diberikan dan saya juga memahami
bahwa penelitian ini bermanfaat bagi layanan keperawatan.

Medan, ...........2018

(........................)
Nama & tanda tangan

B-1
1
KUESIONER A : KARAKTERISTIK PERAWAT

No. Responden : (* diisi peneliti)

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pernyataan


2. Isilah kotak kosong sesuai dengan pertanyaan atau pilihlah jawaban
yang menurut saudara paling sesuai dan beri tanda (√).

1) Umur : tahun

2) Pendidikan terakhir:

a. SPK

b. DIII Kep

c. SI Kep

3) Lama kerja di SHMD: tahun,


Di ruangan ini: tahun

4) Status perkawinan :
a. Menikah
b. Belum menikah

5) Nama ruangan : ......................................................................

2
C-1
KUESIONER B

KUESIONER BEBAN KERJA

Petujuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan


keadaan bapak/ibu/saudara/i yang sesungguhnya dengan
memberi tanda checklist (√) pada kolom jawaban

Keterangan:
4 = Tidak menjadi beban kerja
3 = Beban kerja ringan
2 = Beban kerja sedang
1 = Beban kerja berat

Jawaban
No Daftar Pertanyaan
1 2 3 4
1 Melakukan observasi pasien secara
ketat selama jam kerja
2 Banyaknya pekerjaan yang harus
dilakukan demi keselamatan pasien
3 Beragamnya jenis pekerjaan yang
harus dilakukan demi keselamatan
pasien
4 Kontak langsung perawat dengan
pasien di ruangan secara continue
selama jam kerja
5 Kurangnya tenaga perawat
dibandingkan dengan pasien yang
dirawat
6 Pengetahuan dan keterampilan yang
saya miliki tidak mampu mengimbangi
sulitnya pekerjaan di ruang rawat inap
7 Harapan pimpinan rumah sakit
terhadap pelayanan yang berkualitas
8 Tuntutan keluarga untuk keselamatan
pasien

3
D-1
9 Setiap saat diharapkan pada putusan
yang tepat
10 Tanggung jawab dalam melaksanakan
perawatan pasien di ruang rawat inap
11 Setiap saat menghadapi pasien dengan
karakteristik tidak berdaya, koma, dan
kondisi terminal
12 Tugas pemberian obat-obat yang
diberikan secara intensif
13 Tindakan penyelamatan pasien

Diadopsi dari Mastini (2013)

4
D-2
KUESIONER C

KINERJA PERAWAT

Petunjuk pengisian :
1. Mohon bantuan dan kesediaan sejawat untuk mengisi seluruh
pertanyaan yangada.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (X) pada salah satu
alternatif jawaban yang sesuai.
3. Jawablah dengan jujur.

1. Saya ......... mengukur tekanan darah pasien.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

2. Saya ......... menjaga kebersihan tempat tidur pasien.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

3. Saya ......... memberi obat sesuai instruksi dokter


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

4. Saya ......... memberikan pelayanan keperawatan tidak sesuai standar


operasional keperawatan.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak Pernah

E-1
1
5. Saya ......... melakukan tindakan keperawatan yang diberikan, tidak sesuai
dengan diagnosa keperawatan.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak Pernah

6. Saya ......... memberikan tindakan kompres dingin pada pasien yang panas atau
suhu tubuh tinggi
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

7. Saya ......... tidak mengawasi reaksi fisiologis seperti melakukan pengukuran


suhu tubuh pasien.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

8. Saya ......... mengevaluasi kembali setelah melakukan tindakan keperawatan


yang diberikan pasien.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

9. Saya ......... mencatat tindakan keperawatan dengan format baku.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

10. Saya ......... membuat perencanaan perawatan bagi setiap pasien.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

E-2
2
11. Saya ......... mencantumkan nama, tanggal dan jam yang jelas setiap
melakukan tindakan keperawatan.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

12. Saya ......... melakukan pencatatan tidak sesuai tindakan keperawatan yang
dilakukan.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

13. Saya ......... mematuhi jadwal jaga atau shift kerja yang telah diatur.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

14. Saya ......... menginformasikan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan


pada perawat jaga lain saat pergantian shift.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

15. Saya ......... bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang diberikan.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

16. Saya .........berkomunikasi dengan sopan pada pasien.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

3
E-3
17. Saya ......... menghargai pasien beserta keluarganya.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

18. Saya ......... berkomunikasi dengan tidak menyinggung perasaan tim kesehatan
lain.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

19. Saya .........bekerja sendiri dalam melakukan tindakan keperawatan.


a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

20. Saya ......... memberikan informasi pasien tentang tindakan keperawatan yang
berkaitan dengan penyakitnya.
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah

Diadopsi dari Fitri (2007)

4
E-4
TABEL KRITIK DAN SARAN PENGUJI
SIDANG PROPOSAL: 23 APRIL 2018
Dosen Penguji :
Dr. Fransiska Maria Susila, M.Pd, M.Sc, PhD (Penguji 1)
Ns. Martina Pakpahan S.Kep, M.K.M (Penguji 2)
Ns. Elfrida Silalahi S.Kep (Sekretaris)

Nama Penguji I Penguji II


Grup
Bernike 1. Rumusan masalah terlalu 1. Rumusan masalah to the
Ribka banyak. point.
Siauli 2. Kerangka teori masih 2. Kerangka teori salah
Famene belum menggambarkan penulisan.
Zega ada hubungan atau tidak. 3. Faktor internal cek
3. Untuk kerangka teori kembali untuk teori status
Prima beban Kerja, alat yang psikis.
Eksa mengukur beban kerja. 4. Cantumkan definisi
Wahyudi Bukan mengukur faktor- operasional.
faktor beban kerja. 5. Cantumkan sumber untuk
Richo 4. Untuk kinerja harus benar- hasil ukur. Cantumkan
Alvin benar menggambarkan skor tertinggi, skor
Arianto kinerja perawat bukan terendah dan masukkan di
tentang faktor-faktor. hasil ukur.
5. Untuk definisi konseptual 6. Kuesioner :
harus berisi tentang beban Faktor eksternal dan lain-
kerja dan kinerja dilihat lain masih belum ada di
dari instrument yang cantumkan didalam
diadopsi. instrument.
6. Desain penelitian 7. Untuk Hipotesa di bagi
deskriptif kuantitatif menjadi dua HO dan H1
korelasional. 8. Untuk kerangka konsep
sudah bagus.
9. Untuk kerangka teori
masih belum bagus.

5
F-1
KEGIATAN PENELITIAN

Bulan
Kegiatan
No Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Penentuan judul
2 Pembuatan BAB I
3 Pembuatan BAB II
Pembuatan BAB III
4
dan submit proposal
5 Pengajuan kode etik
Pengembangan
6
instrumen
7 Pengambilan data

Analisa data dan


8 pengumpulan tugas
akhir

2
G-1
KRITIK DAN SARAN PENGUJI
SIDANG TUGAS AKHIR: 30 Juli 2018
Dosen Penguji :
Dr. Fransiska Maria Susila, M.Pd, M.Sc, PhD (Penguji 1)
Ns. Martina Pakpahan S.Kep, M.K.M (Penguji 2)
Ns. Elfrida Silalahi S.Kep (Sekretaris)

Nama Penguji I Penguji II


Grup
Bernike 1. Ketika menampilkan hasil, 1. Analisis bivariat dibuat
Ribka jelaskan per kategorial terhadap per item karakteristik
Siauli beban kerja dan kinerja terhadap kinerja perawat
Famene (karakteristik per kategori) 2. Dari hasil jelaskan per
Zega 2. Definisi konseptual dan karakteristik
operasional 3. Penulisan tabel, jangan
Prima Jangan dituliskan 1,2,3,4. lupa tuliskan ( n =
Eksa Tuliskan point-point saja, jumlah sampel ) disetiap
Wahyudi karena cut off point nya dari judul tabel.
keseluruhan pertanyaan 4. Kesimpulan dibuat per
Richo 3. Tujuan dan judul tidak sinkron poin sesuai tujuan.
Alvin  Tujuan khusus :
Arianto Contoh :
Menganalisis hubungan
beban kerja dan kinerja
berdasarkan karakteristik usia
 Menganalisis hubungan
beban kerja dan kinerja
berdasarkan status
pernikahan
4. Keterbatasan penelitian :
Apabila dijawab perawat
mengisi asal-asalan, sehingga
hasil penelitian diragukan
Contoh :
Secara teori beban kerja tidak
hanya dipengaruhi oleh sisi
karakteristik namun juga

3
H-1
dipengaruhi oleh sisi
lingkungan dan kebijakan
rumah sakit. Dalam penelitian
ini, ada keterbatasan bahwa
peneliti hanya meneliti
karakteristik responden saja.

4
H-2

Anda mungkin juga menyukai