Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

HUKUM
FIKIRAN YANG KOMPREHENSIP
MENGENAI PERAN UMAT KRISTEN
DALAM PENEGAKKAN HUKUM YANG
ADIL DAN BENAR.
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
1. Bisa menjelaskan makna hukum secara
benar.
2. Bisa memberikan respek yang positif
terhadap hukum yang berlaku.
3. Memiliki tekad yang kuat, untuk
berpartisipasi dalam penegakkan hukum.
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Secara umum masalah hukum dan pandangan
agama sering dipisahkan, hukum sering dikaitkan
dengan negara, kekuasaan, dan kebenaran.
2. Masalah hukum sebenarnya berkaitan erat dengan
manusia dan kehidupannya, maka pandangan
agama juga perlu di dengar.
.

3. Iman Kristen berpandangan : “ Hubungan hukum


dengan kehidupan manusia, tentang sumber
hukum yang sesungguhnya tentang tanggung
jawab umat Kristen dan penegakan hukum sesuai
dengan Iman Kristen.
4. Perlu dilihat juga konsep dan prinsip-prinsip umum
tentang hukum dengan pandangan Kristen
berdasarkan Alkitab.
1. Pengertian dan makna
hukum secara Umum
A. Pengertian Pokok
Penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara
ditegaskan bahwa : Indonesia ialah negara yang berdasarkan
atas hukum.

Unsur pokok dari hukum di Indonesia ialah:


Pertama : Kemerdekaan adalah hak segala bangsa,setiap
manusia memiliki hak kebebasan
Ke dua : kewajiban negara yang meliputi :
- melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
- mencerdaskan kehidupan bangsa
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan ,perdamaian abadi dan keadilan sosial
B. Makna Hukum Bagi Kehidupan

1. Hukum itu melindungi seluruh manusia


2. Hukum memajukan kesejahteraan umum
3. Hukum mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Hukum juga menertibkan kehidupan
C. Fungsi Hukum Dalam Kehidupan
1. Fungsi Integrasi : hukum / Undang-Undang
menjadi pegangan bersama dan menjadi alat
bantu dalam penyelesaian konflik.
2. Fungsi kontrol artinya : Hukum /Undang-
Undang menjadi alat kontrol perubahan dan
perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat.
3. Fungsi perekayasaan nilai : Hukum menjadi
alat untuk merekayasa nilai. dengan butir butir nilai
dalam hukum, cita cita dalam kehidupan masyarakat
dapat diwujudkan. Hukum menjadi acuan nilai-nilai
yang dicita-citakan
SELESAI
BAB 7
PENJAGA CIPTAAN ALLAH
Teknologi canggih yang diterapkan dalam dunia bisnis
tidak semuanya bersahabat dengan lingkungan alam. Sejak
tahun 1960-an, kita sudah sangat sering mendengar teriakan
tentang menipisnya sumber alam, pengotoran udara, air dan
tanah, pemanasan bumi, musim yang berubah tanpa aturan
lagi, hutan-hutan menjadi gundul, efek rumah kaca dan lain
sebagainya.

Upaya-upaya untuk mengeksploitasi bumi


bagi kepentingannya sendiri harus di ganti oleh
sikap dasar bahwa manusia pada hakikatnya
tidak mempunyai arti apa-apa bila dilepaskan
dari makhluk-makhluk lainnya dalam suatu
lingkaran ekologis yang tidak putus-putusnya.
A. MENELUSURI HUBUNGAN ANTARA
EKONOMI DAN EKOLOGI

EKONOMI berasal dari kata oikos (rumah


tangga) dan nomos (aturan, hukum) Ekonomi bisa
diartikan sebagai upaya untuk mengatur atau
penatalayanan rumah tangga.

EKOLOGI adalah ilmu yang mempelajari


interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos (rumah tangga) dan logos
(perkataan, pemahaman dan pengertian). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Hubungan EKONOMI dengan EKOLOGI, tampak
bahwa produk yang dihasilkan oleh industri adalah
segenap sumber daya, baik BIOTA (keseluruhan
kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam
waktu tertentu) maupun ABIOTA (istilah yang biasanya
digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup atau
benda-benda mati), materi, energi dan waktu bagi
kelangsungan hidup dalam ekosistem.
Dalam hal ini juga tersirat hak asasi individual
manusia untuk memperoleh segala yang diperlukan
(cukup) bagi dirinya sendiri. Kebutuhan akan barang
dan jasa juga diperlukan (cukup) bagi manusia
maupun kelompok lainnya.
Secara ekonomis berlaku bagi proses
produksi maupun konsumsi agar dihasilkan produk
lewat teknologi tepat guna dengan menggunakan
sumberdaya yang ekonomis, artinya tidak
B. MANUSIA DALAM ALAM
Alam semesta adalah ciptaan Allah, maka jelas
hubungan alam dengan manusia merupakan hubungan
pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama, hidup
bersama antara manusia dengan alam berarti juga hidup
dalam kerja sama, tolong menolong dan tenggang rasa.
Manusia dan alam ibarat dua sisi mata uang yang saling
terkait tak terpisahkan. Manusia dan alam mempunyai
hubungan yang saling tergantung dan saling membutuhkan.
Ketika berhadapan dengan alam manusia, manusia
menghadapinya secara rasional saja tidak lagi dengan hati
nurani. Manusia hanya memandang alam sebagai obyek, yang
berguna untuk menjadi alat dalam memenuhi kebutuhan
material saja.
Alam tidak dilihat sebagai suatu sistem kehidupan yang
utuh, di mana manusia hidup bersama alam.
Alam atau lingkungan hidup hanya dilihat dalam konteks
ekonomi saja.
Manusia dan alam adalah satu paket dalam
kerangka keselamatan. Oleh karena itu, Allah hendak
menyelamatkan semua ciptaan-Nya. Sejak awal
penciptaan, dicatat bahwa segala ciptaan baik adanya
dan semua itu diserahkan kepada manusia.

Manusia sebagai Imago Dei mempunyai


tanggung jawab untuk menjaga keutuhan
ciptaan tersebut. Maka dari manusia dituntut
kesadaran akan perannya sebagai Imago Dei,
akan nilai ciptaan (yang baik adanya), dan
rencana keselamatan dari Allah.

Hal inilah yang mendasari hubungan manusia


dengan alam dalam usaha pelestarian alam tersebut.
C. MENGGALI DASAR TEOLOGIS DARI
PEMAHAMAN MENGENAI KEUTUHAN CIPTAAN

Keutuhan ciptaan mempunyai arti suasana


hidup yang diwarnai oleh kesatu-paduan, yang
menyeluruh dari semua ciptaan Tuhan, hidup
bersama di alam semesta sebagai saudara satu
sama lain.

Sehingga keutuhan ciptaan dapat


disimpulkan sebagai suatu perjuangan
dalam menegakkan keadilan agar tercapai
perdamaian dengan membangun relasi
secara benar dan wajar dengan alam dan
segala isinya sebagai saudara satu sama
lain.
SURAT I TESALONIKA
BACAAN YANG DISARANKAN : I TESALONIKA

Pada perjalanan penginjilan yang kedua rasul Paulus tiba di


Tesalonika, ibu kota Makedonia (KPR. 17:1-9). Semua berjalan
dengan baik bagi para utusan Injil itu (pada saat itu Paulus di temani
oleh Silas dan Timotius), sampai orang Yahudi yang iri hati mengadakan
huru-hara menentang mereka dan menuduh mereka, “bertindak
melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa
ada seorang raja lain, yaitu : Yesus (KPR. 17:7). Karenanya mereka
diusir dari kota tersebut. Ketika kemudian Paulus tiba di Korintus
(KPR. 18), dia menulis surat kepada orang Kristen Tesalonika yang
berada dalam kesukaran dan yang dianiaya setelah kepergian Paulus (I
Tesalonika 2 : 14). Surat ini sebagai pengganti kunjungan pribadinya
(I Tesalonika 2 : 17,18). Rasul Paulus bersyukur kepada Allah atas
berita mengenai pendirian yang teguh dari orang-orang percaya itu,
yang telah disampaikan oleh Timotius (I Tesalonika 3 : 6-10).
RINGKASAN :

I. Salam, I Tesalonika 1:1


II. Ucapan Syukur, I Tesalonika 1:2-10
III. Pelayanan rasul Paulus dipertahankan,

I Tesalonika 2 : 1-3,13
IV. Cara hidup Kristen diuraikan, I Tesalonika 4:1-
5,24
V. Penutup, I Tesalonika 5:25-28
TUJUAN DAN ISI :
 Hanya surat-surat kiriman Tesalonika yang tidak menyebutkan jabatan resmi si
penulis, hanya namanya saja (dan Silwanus dan Timotius) yang dicantumkan pada bagian
permulaan. Agaknya dia menulis sebagai seorang teman pribadi dan penasihat
rohaniah kepada anak-anak rohaniahnya yang sedang tertimpa kesusahan dan
kesengsaraan. Mereka bingung mengapa hal-hal demikian itu dapat terjadi atas mereka.
Apakah Allah tidak mempedulikan mereka? Untuk membesarkan hati mereka, Paulus
mengingatkan mereka bagaimana dia sendiri diperlakukan dengan jahat sekali, ketika dia
mengunjungi kota mereka (1 Tesalonika 2 : 1,2), dan bahwa dia “telah katakan kepada
kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan (1 Tes. 3 : 4). Semua hal tersebut termasuk
dalam maksud rencana Allah. Sepeninggal rasul Paulus beberapa anggota jemaat telah
meninggal dunia. Bagaimana sikap mereka terhadap kematian? Mereka telah berpaling
dari penyembahan berhala (1 Tesalonika 1 : 9), yang tidak memberi harapan tentang
kehidupan di akhirat, sebaliknya mengajarkan bahwa itu merupakan tempat yang gelap
dan menakutkan. Dapatkah mereka berjumpa kembali dengan orang-orang yang mereka
kasihi? Dengan wewenang “firman Tuhan” (1 Tesalonika 4:15), Paulus memberi kepastian
kepada mereka bahwa orang saleh yang sudah mati dan lagi hidup pada suatu hari akan
dipertemukan kembali dan “akan diangkat bersama-sama, dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa” (1 Tesalonika 4:17). Sungguh itulah kata-kata penghiburan. Tetapi,
dipihak lain, kedatangan-Nya yang kedua kali itu menuntut kewaspadaan (1 Tesalonika
5:6). Demikianlah Paulus menerapkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari bagi orang
Kristen.kian itu dapat terjadi atas mereka. Apakah Allah tidak mempedulikan mereka?
Untuk membesarkan hati mereka
.
Dalam ajaran ini Paulus menutup setiap fasal dengan
sedikit ajaran mengenai kedatangan Tuhan kembali.
Dalam 1 Tesalonika 10 orang percaya harus “menantikan
kedatangan Anak-Nya dari sorga”. Paulus memperingatkan
para pembacanya bahwa mereka akan menjadi “kemuliaan dan
sukacita”nya pada saat kedatangan Tuhan (1 Tesalonika
2:19,20). Dalam 1 Tesalonika 3:13 Paulus menginginkan agar
orang-orang Kristen itu “tak bercacat dan kudus, dihadapan
Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan
kita, dengan semua orang kudus-Nya”. Dalam 1
Tesalonika 4:13-18, terdapatlah salah satu bagian yang utama, di
mana Paulus memberitahukan tentang adanya pertemuan
kembali dari orang-orang saleh yang telah mati dan yang masih
hidup pada saat kedatangan Tuhan dari sorga, dan mereka akan
memasuki hidup kekal bersama-sama dengan Dia. Akhirnya 1
Tesalonika 5:23 memberi gambaran orang percaya yang
“terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
.
SURAT II TESALONIKA

BACAAN YANG DISARANKAN : II TESALONIKA


RINGKASAN :
 I. Salam, II Tesalonika 1:1,2
 II. Menantikan hari Tuhan, II Tesalonika 1 : 3-12
 III. Uraian mengenai hari Tuhan, II Tes. 2 : 1-17
 IV. Nasihat untuk berdoa dan melakukan diri dgn
senonoh (sopan-santun) mengingat akan hari
Tuhan, II Tesalonika 3 : 1-16
 V. Salam Penutup, II Tesalonika 3 : 17-18
.
TUJUAN DAN ISI :
 Diantara jarak waktu penulisan surat pertama dan kedua timbul masalah
yang baru. Rupanya ada orang yang menyebabkan kekuatiran di pihak orang
percaya sehubungan dengan “hari Tuhan” Paulus menulis agar mereka “jangan
lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau
surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba” (II Tesalonika
2:2). Mengapa pikiran akan “hari Tuhan” itu mengganggu ketenangan pikiran
mereka? Mungkin karena satu segi peristiwa itu yang paling menonjol
dalam pemikiran mereka, ialah kesengsaraan, hukuman, dan kebinasaan.
Gambaran seperti itu terdapat dalam banyak ayat-ayat Perjanjian Lama tentang
hari Tuhan itu (Yoel 1:15 ; 2:11 ; Obaja 1 : 15,16 ; Zefanya 1 : 14-18 ; Zakharia 14 :
1-8). Hari Tuhan akan menimbulkan kengerian dalam hati manusia.Orang-orang
Tesalonika itu sudah mulai bertanya-tanya dalam hati apakah mereka harus
menjalani hari penghukuman itu.
 Kita tidak dapat mengatakan bahwa ada pemecahan yang sederhana bagi
suatu masalah yang rumit. Hubungan kronologis dalam kejadian-kejadian akhir
zaman tidak selalu dijelaskan. Soalnya yang tepat ialah, apakah orang-orang
percaya ini akan tersangkut dalam hari-hari yang penuh bahaya dari
“Kesengsaraan besar” yang akan menimpa dunia ? Ataukah Tuhan akan
mengangkat mereka sebelum hari penghukuman itu ?
Paulus mengatakan bahwa :
 Pertama-tama, harus terjadi beberapa hal tertentu sebelum hukuman Allah pada akhir zaman
itu dinyatakan. Orang akan murtad dari agama yang benar (2 Tesalonika 2 : 3) ; “manusia
durhaka” harus dinyatakan (2 Tesalonika 2:3) ; dan akhirnya kuasa yang sekarang sedang
menahan kedurhakaan itu harus disingkirkan (2 Tes. 2 : 6,7). Inilah petunjuk-petunjuk yang pasti
tentang datangnya hari perhitungan itu.
 Kedua, orang-orang percaya harus sadar dan waspada akan keadaan disekeliling mereka dan
menguatkan iman mereka sendiri (I Tesalonika 5 : 4-8 ; II Tesalonika 2 : 15). Dengan demikian mereka
sudah bisa bertahan terhadap krisis apapun juga.

 Ketiga, dan yang paling penting dari semuanya, Paulus meyakinkan orang Kristen bahwa Allah
yang memegang kendali. Dia melaksanakan rencana-Nya dan mereka semua berada dalam tangannya
(I Tesalonika 5 : 9,10,23,24 ; II Tesalonika 1 : 11,12 ; 2 : 13,14). Inilah jaminan yang terbesar yang
dimiliki orang percaya. Kedatangan Tuhan kedua kali tidak saja mendatangkan penghukuman tetapi
juga berkat. Para nabi juga memberitakan aspek ini berkenaan dengan Israel (Yoel 2:28-32 ; Mikha
4:1-5 ; Zefanya 3:9-20 ; Maleakhi 4:2,3). Sekarang Paulus memberitahukan para pembacanya bahwa
mereka akan bersama dengan Tuhan dan mengambil bagian dalam kemenangan-Nya terhadap musuh-
musuh-Nya (II Tesalonika 1 : 7-10).

 Sekali lagi, seperti dalam suratnya yang pertama rasul Paulus mengakhiri suratnya dengan
beberapa nasihat praktis, terutama yang berkenaan dengan perlunya bekerja keras dengan jujur
di antara orang Kristen. Beberapa di antara mereka yang mengira bahwa Kristus akan datang
dengan segera, telah berhenti bekerja dan menjadi beban masyarakatnya. Suatu pemecahan yang pasti
diberikan oleh rasul Paulus dalam II Tesalonika 3 : 10 ketika dia menulis “Jika seseorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan.” Ini suatu perpaduan yang baik antara ajaran Kristen dan akal sehat.
Semua orang harus bekerja bersama-sama sementara mereka menantikan hari kedatangan Tuhan
yang mulia.

Anda mungkin juga menyukai