HUKUM
FIKIRAN YANG KOMPREHENSIP
MENGENAI PERAN UMAT KRISTEN
DALAM PENEGAKKAN HUKUM YANG
ADIL DAN BENAR.
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
1. Bisa menjelaskan makna hukum secara
benar.
2. Bisa memberikan respek yang positif
terhadap hukum yang berlaku.
3. Memiliki tekad yang kuat, untuk
berpartisipasi dalam penegakkan hukum.
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Secara umum masalah hukum dan pandangan
agama sering dipisahkan, hukum sering dikaitkan
dengan negara, kekuasaan, dan kebenaran.
2. Masalah hukum sebenarnya berkaitan erat dengan
manusia dan kehidupannya, maka pandangan
agama juga perlu di dengar.
.
I Tesalonika 2 : 1-3,13
IV. Cara hidup Kristen diuraikan, I Tesalonika 4:1-
5,24
V. Penutup, I Tesalonika 5:25-28
TUJUAN DAN ISI :
Hanya surat-surat kiriman Tesalonika yang tidak menyebutkan jabatan resmi si
penulis, hanya namanya saja (dan Silwanus dan Timotius) yang dicantumkan pada bagian
permulaan. Agaknya dia menulis sebagai seorang teman pribadi dan penasihat
rohaniah kepada anak-anak rohaniahnya yang sedang tertimpa kesusahan dan
kesengsaraan. Mereka bingung mengapa hal-hal demikian itu dapat terjadi atas mereka.
Apakah Allah tidak mempedulikan mereka? Untuk membesarkan hati mereka, Paulus
mengingatkan mereka bagaimana dia sendiri diperlakukan dengan jahat sekali, ketika dia
mengunjungi kota mereka (1 Tesalonika 2 : 1,2), dan bahwa dia “telah katakan kepada
kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan (1 Tes. 3 : 4). Semua hal tersebut termasuk
dalam maksud rencana Allah. Sepeninggal rasul Paulus beberapa anggota jemaat telah
meninggal dunia. Bagaimana sikap mereka terhadap kematian? Mereka telah berpaling
dari penyembahan berhala (1 Tesalonika 1 : 9), yang tidak memberi harapan tentang
kehidupan di akhirat, sebaliknya mengajarkan bahwa itu merupakan tempat yang gelap
dan menakutkan. Dapatkah mereka berjumpa kembali dengan orang-orang yang mereka
kasihi? Dengan wewenang “firman Tuhan” (1 Tesalonika 4:15), Paulus memberi kepastian
kepada mereka bahwa orang saleh yang sudah mati dan lagi hidup pada suatu hari akan
dipertemukan kembali dan “akan diangkat bersama-sama, dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa” (1 Tesalonika 4:17). Sungguh itulah kata-kata penghiburan. Tetapi,
dipihak lain, kedatangan-Nya yang kedua kali itu menuntut kewaspadaan (1 Tesalonika
5:6). Demikianlah Paulus menerapkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari bagi orang
Kristen.kian itu dapat terjadi atas mereka. Apakah Allah tidak mempedulikan mereka?
Untuk membesarkan hati mereka
.
Dalam ajaran ini Paulus menutup setiap fasal dengan
sedikit ajaran mengenai kedatangan Tuhan kembali.
Dalam 1 Tesalonika 10 orang percaya harus “menantikan
kedatangan Anak-Nya dari sorga”. Paulus memperingatkan
para pembacanya bahwa mereka akan menjadi “kemuliaan dan
sukacita”nya pada saat kedatangan Tuhan (1 Tesalonika
2:19,20). Dalam 1 Tesalonika 3:13 Paulus menginginkan agar
orang-orang Kristen itu “tak bercacat dan kudus, dihadapan
Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan
kita, dengan semua orang kudus-Nya”. Dalam 1
Tesalonika 4:13-18, terdapatlah salah satu bagian yang utama, di
mana Paulus memberitahukan tentang adanya pertemuan
kembali dari orang-orang saleh yang telah mati dan yang masih
hidup pada saat kedatangan Tuhan dari sorga, dan mereka akan
memasuki hidup kekal bersama-sama dengan Dia. Akhirnya 1
Tesalonika 5:23 memberi gambaran orang percaya yang
“terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
.
SURAT II TESALONIKA