Abstrak— Pusat Pelatihan di Jakarta menawarkan program sertifikasi bagi individu dan kompeniyang ingin mencari atau melengkapi
sertifikasi TI skala internasional. Program sertifikasi terdiri dari persiapan ujian sertifikasi pelatihan dan ujian sertifikasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja tata kelola teknologi i nformasi dalam rangka mengetahui
sejauh mana kemampuan tata kelola teknologi informasi di Pusat Pelatihan yang sedang berjalan, dengan beberapa aspek yang perlu
diperhatikan seperti efektivitas, efisiensi, unit fungsional teknologi informasi dalam suatu organisasi. Namun, menerapkan tata kelola TI
merupakan tantangan bagi organisasi. Untuk memastikan keselarasan TI dengan tujuan bisnis gunakan COBIT standar. COBIT 5
Framework adalah layanan untuk mengaudit IS/IT yang paling sering digunakan untuk mengauditsistem informasi secara cepat, akurat,
dan interaktif. Hasil dari pusat pelatihan audit ini adalah bisnis dan manajemen TI menyadari dampak dari tidak mengelola kinerja dan
kapasitas. Kebutuhan kinerja umumnya dipenuhi berdasarkansessment dari sistem individu dan pengetahuan tentang dukungan dan
tim proyek. Pada tulisan ini metode yang akan digunakan adalah COBIT 5 difokuskan pada domain DSS (Deliver, Service, and Support).
Hasil audit Tata Kelola TI berdasarkan COBIT 5 pada domain DSS, average berada pada 2,2 sampai 2,8 (managed process),
Kata Kunci— Audit, Tata Kelola TI, COBIT
5.
Intisari— Training Center di Jakarta menawarkan program sertifikasi bagi individu dan perusahaan yang ingin mencari atau melengkapi
sertifikasi skala IT internasional. Program sertifikasi terdiri dari sertifikasi pelatihan persiapan ujian dan sertifikasi ujian. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja tata kelola teknologi informasi untuk menentukan sejauh mana
kemampuan tata kelola teknologi informasi di Training Center yang saat ini berjalan, dengan beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
seperti efektivitas, efisiensi , unit fungsional teknologi informasi dalam sebuah organisasi. Penerapan IT Governance, bagaimanapun,
adalah sebuah tantangan untuk organisasi. untuk memastikan IT sejalan dengan tujuan bisnis di gunakan standar COBIT. Framework
COBIT 5 adalah layanan untuk audit IS / IT yang paling sering digunakan untuk mengaudit sistem informasi secara cepat, akurat, dan
interaktif. Hasil audit ini menyatakan bahwa bisnis dan manajemen TI menyadari dampak dari tidak mengelola kinerja dan kapasitas.
kebutuhan kinerja umumnya dipenuhi berdasarkan penilaian sistem individu dan dukungan pengetahuan dan team proyek . Dalam
paper ini metode yang akan digunakan adalah COBIT 5 difokuskan pada domain DSS (Deliver, Layanan, dan Dukungan). Hasil dari audit
tata kelola IT menggunakan COBIT 5 pada domain DSS, rata-rata pada 2.2 hingga 2.8 (managed process).
I. PERKENALAN
Menurut Fadzil et al (2005), revolusi teknologi dalam akuntansi dan audit dimulai pada musim panas 1954 dengan
komputer bisnis operasional pertama [1], [2]. Saat ini, sebagian besar manajemen sepakat tentang perlunya
mempertimbangkan TI sebagai "pemain strategis organizational". Karena strategi organisasi berubah dari waktu ke waktu,
TI juga harus berubah
[3].
Tata kelola TI adalah proses di mana tujuan entitas yang memberikan dampak pada teknologi Informasi disepakati,
diarahkan, dan dikendalikan [4], [5]. T dia fokus utama tata kelola TI adalah pada tanggung jawab dewan dan manajemen
eksekutif untuk mengontrol formulasi dan implementasi strategi TI, untuk memastikan keselarasan TI dan bisnis, untuk
mengidentifikasi metrik untuk mengukur nilai bisnis IT dan untuk mengelola risiko TI dengan cara yang efektif [6].
Perusahaan biasanya menggunakan kerangka kerja kontrol tata kelola untuk menetapkan dan menilai proses kontrol.
Penggunaan kerangka kerja untuk konstruksi dan evaluasi kontrol TI menghasilkan sistem kontrol nsive yang lebih andal
dan komprehesi(Tuttle dan Vandervelde, 2007). Penelitian ini menggunakan kerangka kerja pengendalian COBIT untuk
mengevaluasi kinerja tata kelola pengendalian TI pada perusahaan pengiriman barang [7]. IT governance merupakan
konsep yang tiba-tiba muncul dan menjadiisu penting di bidang teknologi informasi. Tepatnya kapan tantangan baru ini
mulai muncul tidak diketahui, tetapi sekarang menjadi masalah diskusi di sebagian besar organisasi [8]. Tata kelola
teknologi informasi (TI) adalah bagian yang relatif baru dari tata kelola perusahaan yang berfokus pada manajemen dan
penilaian sumber daya TI strategis. Tujuan utama tata kelola TI adalah untuk mengurangi risiko dan memastikan bahwa
Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ... ISSN 2476 - 8812
28 TEKNOSI, Vol. 02, No.. 02, Agustus 2016
investasi dalam sumber daya TI menambah nilai bagi perusahaan [9]. Tata Kelola TI (ITG) adalah solusi penting dan unique
untuk memastikan pengembalian positif [10], [11].
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja tata kelola teknologi informasi dalam
rangka mengetahui sejauh mana kemampuan tata kelola teknologi informasi di Pusat Pelatihan yang sedang berjalan
saat ini, dengan beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan seperti: efektivitas, efisiensi, unit fungsional teknologi
informasi dalam suatu organisasi, integritas data, menjaga aset, keandalan, kerahasiaan, availability, dan keamanan
[23]. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan proses model IT di Training Center
menggunakan COBIT 5, difokuskan pada domain DSS (Deliver Service and Support).
ISSN 2476 - 8812 Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ...
TEKNOSI, Vol. 02, No. 02, Agustus 2016 29
Dalam COBIT 5 untuk mencapai tingkat kemampuan tertentu, level h sebelumnyaharus dicapai sepenuhnya [20].
Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ... ISSN 2476 - 8812
30 TEKNOSI, Vol. 02, No.. 02, Agustus 2016
manajemen, jumlah manajemen yang tersebar adalah 5. Selain itu, saringan pertanyaandibagikan kepada pengguna
sejumlah 45 responden, sehingga total responden secara keseluruhan yang diperoleh adalah 50.
Pelaporan, setelah kuesioner dibagikan, maka akan mendapatkan data yang akan diolah untuk dihitung berdasarkan
perhitungan tingkat kematangan. Untuk selanjutnya dilakukan beberapa langkah dalam pelaporan bahwa hasil audit
berisi temuan masa kini (current level) dan hope in the future (expected level), dilakukan analisis gap untuk menganalisis
interpretasi level saat ini dan expected serta rekomendasi mencantumkan tindakan korektif untuk mengatasi gap yang
dilakukan untuk mencapai perbaikan yang dilakukan terhadap institusi. Gambar 2 untuk menunjukkan Model
Kemampuan Proses Tingkat Indeks Langkah demi Langkah [21].
ISSN 2476 - 8812 Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ...
TEKNOSI, Vol. 02, No. 02, Agustus 2016 31
Bab ini, penulis akan menganalisis kontrol umum dengan pendekatan kerangka kerja COBIT. Penulis akan menganalisis
lebih lanjut tentang lingkungan yang terjadi dalam TC departemen TI, mulai dari karyawan, peralatan, keamanan fisik,
peraturan, dll [23], [24].
Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ... ISSN 2476 - 8812
32 TEKNOSI, Vol. 02, No.. 02, Agustus 2016
Pada tahap ini penulis akan menganalisis pencapaian peningkatan produktivitas dan meminimalkan gangguan melalui
resolusi cepat dari pertanyaan dan insiden pengguna, dengan deskripsi proses memberikan respons yang tepat waktu
dan efektif terhadap permintaan pengguna dan penyelesaian semuat ypes insiden. Kembalikan layanan normal; mencatat
dan memenuhi permintaan pengguna; dan mencatat, menyelidiki, mendiagnosis, meningkatkan, dan menyelesaikan
insiden. Model kemampuan proses yang diharapkan dari DSS02 mengelola permintaan dan insiden layanan adalah Level
4, proses yang dapat diprediksi. Secara lebih rinci adalah sub domain, lihat Tabel 3. Kemampuan Proses Domain DSS02
Mengelola Permintaan dan Insiden Layanan.
Menyimpulkan rata-rata DSS02 berada di level 2.3, Managed Process.
Tabel 3. Kemampuan Proses Domain DSS02 Mengelola permintaan dan insiden layanan
Tidak. Sub Domain Arus Diharapkan
DSS02.01 Tentukan skema klasifikasi insiden 2 4
dan permintaan layanan.
DSS02.02 Catat, klasifikasikan, dan 2 4
prioritaskan permintaan dan
insiden.
DSS02.03 Memverifikasi, menyetujui, dan 2 4
memenuhi permintaan layanan.
DSS02.04 Selidiki, diagnosis, dan alokasikan 3 4
insiden.
DSS02.05 Selesaikan dan pulihkan dari 2 4
insiden.
DSS02.06 Tutup permintaan dan insiden 3 4
layanan.
DSS02.07 Lacak status dan buat laporan. 2 4
ISSN 2476 - 8812 Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ...
TEKNOSI, Vol. 02, No. 02, Agustus 2016 33
Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ... ISSN 2476 - 8812
34 TEKNOSI, Vol. 02, No.. 02, Agustus 2016
yang relevan dan mengelola serta mengoperasikan kontrol yang memadai untukmemastikan bahwa pemrosesan
informasi dan informasi memenuhi persyaratan ini. Model kemampuan proses yang diharapkan dari DSS06 mengelola
kontrol proses bisnis adalah level 4, Proses yang dapat diprediksi. Secara lebih rinci adalah sub domain, lihat Tabel 7.
Kemampuan Proses LakukanDSS05 Utama Mengelola Kontrol Proses Bisnis. Menyimpulkan rata-rata DSS05 berada di
level 2.2, Managed Process.
Gambar 4 dan Tabel 8 untuk menunjukkan domain Index Level Process Capability Deliver Service and Support.
Tabel 8. Domain Kemampuan Proses Tingkat Indeks Memberikan Layanan dan Dukungan
DSS02 2.3 4 5
DSS03 2.4 4 5
DSS04 2.5 4 5
DSS05 2.7 4 5
DSS06 2.2 4 5
Hitung rata-rata domain DSS01 Kelola Operasi yang disertakan adalah DSS01.01+ DSS01.02 + DSS01.03 + DSS01.04
+ DSS01.05 dibagi total sub domain = (3 + 3 + 2 + 3 + 3) / 5 = 2.8, perhitungan yang sama dilakukan untuk domain
DSS02 Kelola permintaan dan insiden layanan, DSS03 Kelola Masalah, DSS04 Kelola kontinuitas, DSS05 Kelola layanan
keamanan dan DSS06 Kelola kontrol proses bisnis (lihat Tabel 8. Domain Kemampuan Proses Tingkat Indeks Memberikan
Layanan dan Dukungan). Dari tabel 8, kita membuat gambar dari Microsoft Excel 20 10, memasukkan grafik lain, lalu
radar (lihat gambar 3).
ISSN 2476 - 8812 Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ...
TEKNOSI, Vol. 02, No. 02, Agustus 2016 35
Gambar 4. Domain Kemampuan Proses Tingkat Indeks Memberikan Layanan dan Dukungan
V. KESIMPULAN
Studi ini memberikan gambaran tentang tata kelola TI, perlunya tata kelola TI di pusat pelatihan, kerangka kerja COBIT
dan konsep-konsep yang terkait dengan implementasi kerangka kerja. Untuk mencapai tata kelola TI yang efektif, bisnis
dan TI harussaling bersinggungan. Hasil dari pusat pelatihan audit ini adalah bisnis dan manajemen TI menyadari dampak
dari tidak mengelola kinerja dan kapasitas. Kebutuhan kinerja umumnya dipenuhi berdasarkan penilaian sistem individu
dan pengetahuan tentang support dan tim proyek. Masalah ketersediaan kemungkinan akan terjadi secara tidak terduga
dan acak dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendiagnosis dan memperbaiki.
Rangkuman yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah tata kelola TI di Training Center telah
dilakukan, meskipun masih belum berjalan optimal karena belum mencapai tingkat kematangan yang diharapkan
kemudian model kemampuan proses dalam setiap proses IT yang terdapat dalam domain Deliver Service and Support
(DSS) rata-rata berada di angka 2,2 sampai 2,8 (managed process), dan proses tata kelola TI di TC memiliki pola yang
berulang kali dilakukan.
R EFERENCES
[1] F.H. Fadzil, H. Haron dan M. Jantan, "Praktik audit internal dan Sistem pengendalian internal," Jurnal Audit Manajerial, vol. 20, no 8, hlm. 844-866,
2005.
[2] J. O. Polo dan D. Oima, "Effect of Computerised Accounting Systems on Audit Risk Management in Public Enterprises: A Case of Kisumu County,
Kenya," International Journal of Education and Research, vol. 1, no. 5, hlm. 1-10, 2013.
[3] A. Latif dan N. Hanifi, "Menganalisis Fungsi TI Menggunakan COBIT 4.1 Studi Kasus Universitas Swasta Malaysia," Jurnal Ekonomi, Bisnis dan
Manajemen, vol. 1, no. 4, hlm. 406-408, 2013.
[4] W. V. Grembergen dan S. D. Haes, "Tata Kelola Perusahaan Teknologi Informasi: Mencapai Penyelarasan dan Nilai Strategis," Springer, New York,
2009.
[5] R. A. Khther dan M. Othman, "Cobi t Framework as a Guideline of Effective IT Governance in Higher Education : A Review," International Journal of
Information Technology Convergence and Services, vol. 3, no. 1, hlm. 21-29, 2013.
[6] D. Lacković, "Model untuk Penilaian Tata Kelola TI di Bank Berdasarkand pada Integrasi Fungsi Kontrol," Konferensi Internasional
Kewarganegaraan Aktif oleh Manajemen, Manajemen Pengetahuan & Inovasi, hlm. 439-444, 2013.
[7] N. Rezaei, "Evaluasi Penerapan Kontrol Tata Kelola TI," Jurnal Penelitian Bisnis Terapan dan Finance, vol. 2, Edisi 3, hlm. 82-89, 2013.
[8] S. D. Haes dan W. V. Grembergen, "Tata Kelola TI dan Mekanismenya," Asosiasi Audit dan Kontrol Sistem Informasi. Tersedia:
www.isaca.org 2004.
[9] J. A. Hall, "Information Technology Auditing and Assurance," Edisi Ketiga, South-Western, Cengage Learning, 2011.
[10] D. D. Jacobson, "Meninjau Kembali Tata Kelola TI dalam Terang Teori Kelembagaan, Dalam Ilmu Sistem," Konferensi Internasional Hawaii ke-42
tentang IEEE, hlm. 1-9, 2009.
[11] C. Meriyem, S. Adil dan M. Hicham, "IT Governance Ontology Building Process : Contoh pengembangan Audit Ontology," International Journal of
Computer Techniques, vol. 2, Issue 1, hlm. 134-141, 2015.
[12] H. A. Khaddash, R. A. Nawas dan A. Ramadhan," Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Auditing: Kasus Bank Komersial Yordania," Jurnal
Internasional Bisnis dan Ilmu Sosial, vol. 4, no. 11, hlm. 206-222, 2013.
[13] E. Maria dan E. Haryani, "Model Audit Pengembangan Sistem Informasi Akademik : Studi Kasus Informasi Akademik System Satya Wacana,"
International Refereed Research Journal, vol. II, Edisi 2, hlm. 12-24, 2011.
[14] I. M. A. Zwyalif, "IT Governance and its Impact on the Usefulness of Accounting Information Reported in Financial Statements," International Journal
of Business and Social Science, vol. 4, no. 2, hlm. 83-94, 2013.
[15] T. Sethibe, J. Campbell dan C. McDonald, "Tata Kelola TI dalam Organisasi Sektor Publik dan Swasta: Memeriksa Perbedaan dan Menentukan Arah
Penelitian Masa Depan," Konferensi Australasia ke-18 tentang Sistem Informasi, hlm. 833-843, 2007.
[16] K. Doughty, "IT Governance: Lulus atau Gagal?," Jurnal Kontrol Sistem Informasi 3, 2005.
[17] S. Khanyile dan H. Abdullah, "COBIT 5: kerangka kerja evolusioner dan satu-satunya kerangka kerja untuk mengatasi tata kelola dan pengelolaanTI
perusahaan," UNISA.
[18] ITGI: Pemetaan COBIT: Pemetaan ISO/IEC 17799:2005 dengan COBIT 4.0, hlm. 6, 2006.
Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ... ISSN 2476 - 8812
36 TEKNOSI, Vol. 02, No.. 02, Agustus 2016
ISSN 2476 - 8812 Johanes Fernandes Andry: Audit Tata Kelola TI ...