Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ekonomi dan Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi,

Manajemen 5(1), 2021, 31-36


Teknologi (EMT) Available online at http://journal.lembagakita.org
Indonesian Journal for the Economics, Management and Technology.

Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi


Menggunakan Framework Cobit 5 dan Rekomendasi Perbaikan
(Studi Kasus: Badan Pengembangan Teknologi Informasi)

Rizky Sugiharti Utami 1*


1 Prodi Sistem Informasi Bisnis, Fakultas Magister Manajemen Sistem Informasi,
Program Pascasarjana Universitas Gunadarma, Depok, Indonesia.

Abstrak. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas tata Kelola TI serta memberikan
rekomendasi untuk perbaikan Tata Kelola TI di Badan Pengembangan Teknologi Informasi (BPTI) menggunakan
COBIT 5. Domain yang dipilih pada penelitan ini adalah APO dan BAI dalam rangka meningkatkan pelayanan
TI dan mengoptimalkan penerapan TI pada lingkungan BPTI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
wawancara dan kuesioner dalam mendapatkan data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
pengukuran terhadap delapan proses yang dipilih menunjukkan bahwa sebagian besar dari proses sudah berada
pada level 1, dan sebagian kecil berada di level 0. Berdasarkan hasil penentuan prioritas, proses yang menjadi
prioritas utama dalam melakukan perbaikan adalah APO07 yaitu Mengelola Sumber Daya Manusia. Penelitian
ini hanya dilakukan pada delapan proses dimana sesuai dengan yang sudah dipetakan sebelumnya, agar penelitian
ini lebih lengkap dan komprehensif, dapat dilakukan dengan menggunakan proses area pada COBIT 5 lainnya.

Kata kunci: Capability Level; COBIT 5; IT Governance.

Abstract. This study aims to measure the level of IT Governance capability and provide recommendations for
improving IT Governance in Information Technology Development Institute using COBIT 5. The domains chosen
in this research are APO and BAI in order to improve IT services and optimize IT implementation in BPTI
environment. The research method used are interviews and questionnaires in obtaining research data. Based on the
results of the study, it was found that the measurement of the eight selected processes indicated that most of the processes
were already at level 1, and a few were at level 0. Based on the results of prioritization, the process that became the
top priority in making improvements was APO07, namely Managing Human Resources. This research was only
carried out in eight processes which were in accordance with previously mapped, so that this research was more complete
and comprehensive, it could be carried out using other process areas in COBIT 5.

Keywords: Capability Level; COBIT 5; IT Governance.

*Corresponding author. Email: kikyutami61@gmail.com 1.

DOI: https://doi.org/10.35870/emt.v5i1.327
Received: 12 January 2020, Revision: 23 February 2021, Accepted: 4 April 2021
Print ISSN: 2579-7972; Online ISSN: 2549-6204.
Copyright @ 2021. Published by Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET).

31 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021


Rizky Sugiharti Utami / Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 dan Rekomendasi Perbaikan (Studi Kasus:
Badan Pengembangan Teknologi Informasi).

Pendahuluan mengharapkan dapat mengukur tingkat


kapabilitas tata Kelola TI serta mendapatkan
rekomendasi aktivitas perbaikan tata kelola TI.
Keberhasilan penggunaan teknologi informasi
Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian
yang banyak dilakukan oleh perusahaan dalam
ini adalah COBIT 5 sebagai alat bantu untuk
mendukung seluruh proses bisnis kini
pengukuran tingkat kapabilitas Layanan TI
menginspirasi para pemimpin/pimpinan
Badan Pengembangan Teknologi Informasi serta
perguruan tinggi untuk menerapkan proses
merancang rekomendasi aktifitas perbaikan tata
teknologi informasi yang efektif dan efisien
Kelola TI di BPTI menggunakan COBIT.
dengan meningkatkan kemampuan yang
kompetitif, dan mentrasformasikan proses
kerja, layanan, dan hubungan antar civitas Literature Review
akademik, peneliti dan dari berbagai level
lainnya. Karena itulah penerapan teknologi Tata Kelola Teknologi Informasi
informasi perlu direncanakan dan disusun “Specifying the decision rights and accountability
dengan baik melalui tata kelola (IT Governance). framework to encourage desirable behaviour in the use of
IT” (Weill & Ross, 2004). Weill & Ross
Control Objective for Information and Related mendefenisikan tata kelola teknologi informasi
Technology (COBIT) adalah sebuah kerangka sebagai menentukan keputusan spesifik dan
kerja atau best practice manajemen dan teknologi kerangka kerja organisasi yang akuntabel untuk
informasi untuk menjembatani kesenjangan mengarahkan perilaku yang diinginkan dalam
antara masalah-masalah teknis IT, kebutuhan penggunaan teknologi informasi dengan
control, dan resiko bisnis. COBIT menyediakan menegaskan pada siapa yang secara sistematis
kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI membuat dan berkontribusi pada keputusan
dengan bisnis. Versi COBIT yang terbaru tersebut.
adalah COBIT 5 dimana keunggulannya adalah
dapat mengidentifikasi beberapa tantangan Tujuan tata kelola TI yaitu untuk memahami
yang dihadapi COBIT Maturity Model dan masalah dan kepentingan strategis teknologi
menawarkan model penelitian alternatif. informasi, sehingga perusahaan dapat
mempertahankan bisnisnya dan menerapkan
Badan Pengembangan Teknologi Informasi strategi untuk perusahaan bersaing lebih baik di
merupakan unit yang bertugas untuk masa sekarang dan di masa depan. Oleh karena
memberikan layanan support system kepada itu, tata kelola teknologi informasi bertujuan
institusi baik untuk kegiatan akademik, ingin memastikan bahwa harapan untuk TI
keuangan maupun layanan umum dari sisi terpenuhi serta risiko TI dikurangi.
Teknologi Informasi, selain itu bertugas pula
untuk melakukan kajian untuk pengembangan Definisi tata kelola diatas merupakan definisi tata
teknologi informasi. Berdasarkan hasil Kelola teknologi informasi dan pentingnya tata
observasi awal bahwa Badan Pengembangan kelola teknologi informasi bagi sebuah
Teknologi Informasi ini memiliki kendala dalam organisasi. Dengan adanya Tata Kelola
melakukan Layanan Teknologi Informasi di Teknologi Informasi yang berjalan di dalam
Institusi. Layanan TI ini sangat vital suatu organisasi, maka seluruh IT Process dapat
keberadaannya untuk institusi karena dari situ berjalan dengan sistematis, terkendali serta
dibutuhkan informasi yang cepat, tepat dan up- efektif. Outcome dari Tata Kelola IT yang baik
to-date serta berkelanjutan sesuai dengan bisnis tersebut dapat dicapai apabila tata Kelola TI
yang sedang dijalankan oleh institusi. Namun tersebut dikembangkan dengan menggunakan IT
dalam melakukan pelayanan TI BPTI masih Framework berstandar internasional seperti ISO
kurang optimal, dampak yang ditimbulkan kan IT Security, COBIT, COSO, serta IT-IL
berakibat tidak baik bagi institusi. Management.
Permasalahan-permasalahan terkait
perencanaan dan operasional merupakan COBIT 5
indikasi adanya masalah dalam tata Kelola TI. COBIT 5 merupakan panduan atau kerangka
Dengan adanya penelitian ini Badan kerja yang komprehensif yang berfungsi
Pengembangan Teknologi Informasi membantu sebuah organisasi dalam mencapai

32 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021


Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 5(1), 2021, 31-36

tujuannya terkait dengan tata Kelola TI dan memiliki 6 tingkatan dari skala 0 sampai dengan
manajemen teknologi informasi. Fungsi 5, yaitu:
COBIT 5 lainnya juga membantu suatu 1. Level 0 – Incomplete Process. Dimana proses
organisasi dalam menciptakan Value dari suatu tidak diimplementasikan atau gagal
teknologi informasi. COBIT 5 bersifat umum mencapai tujuan dari proses itu sendiri. Pada
dan dapat digunakan pada segala jenis organisasi level ini tidak terdapat banyak bukti atau
dan tidak bergantung pada ukuran suatu bahkan tidak ada bukti sama sekali yang
organisasi (ISACA, 2012). terdapat menunjukkan pencapaian
sistematis dari tujuan sebuah proses
COBIT 5 menyediakan berbagai macam proses 2. Level 1 – Performed Process. Proses ini
yang sudah dilengkapi dengan panduan untuk dikerjakan secara adhoe dan tidak
masing-masing prosesnya. Area Governance terorganisasi oleh karenanya sangat
memiliki domain Evaluate, Direct, Monitor tergantung pada kemampuan individual.
(EDM) yang memiliki 5 proses didalamnya yaitu Namun proses yang diimplementasikan
: Ensure Governance framework setting & maintenance tersebut pada intinya dapat mencapai tujuan.
(EDM01), Ensure benefits delivery (EDM02), 3. Level 2 – Managed Process. Proses yang
Ensure risk optimization (EDM03), Ensure resource dikerjakan telah direncanakan, dimonitor,
optimization (EDM04), Ensure stakeholders didokumentasikan dan disesuaikan agar
transparency (EDM05). Area Management dapat memenuhi objektifitas yang telah
dikelompokkan kedalam 4 domain dimana diidentifikasi sebelumnya. Produk yang
didalamnya mencakup 32 proses. Keempat dihasilkan dari proses tepat sasaran,
domain tersebut adalah: terkontrol dan terpelihara.
a. Align, Plan, Organize (APO) yang terdiri dari 4. Level 3 – Established Process. Proses yang
13 proses diimplementasikan sebelumnya
b. Build, Acquire, and Implement (BAI) yang dilaksanakan berdasarkan standar dari suatu
terdiri dari 10 proses proses, diimplementasikan sebagai proses
c. Deliver, Service, and Support (DSS) yang yang terdefinisi yang mampu mencapai
terdiri dari 6 proses outcome dari proses tersebut. Proses
d. Monitor, Evaluate and Assess (MEA) yang didokumentasikan dan dikomunikasikan
terdiri dari 3 proses. dalam rangka efisiensi organisasi. Standar
suatu proses dibuat dan dikembangkan
Keseluruhan prosesnya dapat dilihat pada secara efektif bersama dengan kebutuhan
gambar berikut dimana terdapat 37 proses infrastruktur
dalam domain Governance dan management. 5. Level 4 – Predictable Process. Proses yang
diimplementasikan sebelumnya, sekarang
diimplementasikan dengan menggunakan
batasan yang terdefinisi untuk mencapai
output dari proses tersebut. Pada level 4
proses dimonitor dan diukur serta
diprediksi.
6. Level 5 – Optimising Process. Proses sudah
dikembangkan secara berkelanjutan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Metodologi Penelitian
Gambar 1. Processes for Management of Enterprise
IT
Berikut merupakan penjelasan dari tahapan
penelitian:
Dimensi kapabilitas memiliki tingkatan (level)
1. Merumuskan Masalah: Pada tahap ini akan
kapabilitas dimana pada masing-masing
ditentukan tujuan atau sasaran penelitian dari
tingkatan memiliki karakteristik untuk
pengukurannya dari proses. Kapabilitas proses
33 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021
Rizky Sugiharti Utami / Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 dan Rekomendasi Perbaikan (Studi Kasus:
Badan Pengembangan Teknologi Informasi).

permasalahan yang ada pada Badan pengukuran tingkat kapabilitas dilakukan dengan
Pengembangan Teknologi Informasi menyebarkan kuisioner yang mengacu pada
2. Studi Literatur: Pada tahap ini dilakukan Process Assesment Model (PAM) COBIT 5 kepada
studi literatur guna mencari referensi terkait para staff Badan Pengembangan Teknologi
masalah yang terjadi pada BPTI. Informasi (BPTI).
3. Pengumpulan Data: Untuk mengumpulkan
data dilakukan 2 metode yaitu wawancara Pengukuran Tingkat Kapabilitas
dan kuesioner. Hasil pengukuran tingkat kapabilitas dapat
4. Pemetaan Masalah Dengan COBIT 5: dilihat yaitu:
Pemetaan masalah dilakukan berdasarkan
masalah yang muncul pada institusi dari hasil Tabel 1. Hasil Pengukuran Tingkat Kapabilitas
wawancara yang dipetakan antara 37 domain ID Proses Hasil Level Kapabilitas Proses
Proses COBIT 1 Pengukuran 0 1 2 3 4 5
COBIT 5.
AP007 Mengelola 62.25% L 1
5. Melakukan Pengukuran Kapabilitas: Sumber Daya
dilakukan pengukuran pengukuran tingkat Manusia
BAI01 Mengelola 50% P 0
kapabilitas dari hasil pengisian kuesioner Program dan
6. Penentuan Target Kapabilitas: penentuan Proyek
BAI02 Mengelola 53.5% L 1
target ini dilakukan berdasarkasn hasil Definisi
wawancara dengan kepala BPTI yakni apa Persyaratan
BAI03 Mengelola, 60.5% L 1
yang diharapkan dari kepala BPTI dan Mengidentifikasi
kesimpulannya. dan Pembuatan
Solusi
7. Penentuan GAP Value dan Prioritas Tingkat BAI04 Mengelola 60% L 1
Kapabilitas: Penentuan GAP Value dan Ketersediaan
dan Kapasitas
prioritas dilakukan berdasarkan hasil BAI06 Mengelola 47.77% P 0
penentuan target dan juga kuesioner untuk Perubahan
BAI09 Mengelola Asset 42% P 0
prioritas yang dilihat dari segi dampak yang BAI010 Mengelola 65% L 1
diberikan, kemudahan dalam implementasi Konfigurasi

dan kesiapan organisasi dan teknologi.


8. Pembuatan Rekomendasi: pembuatan Data hasil dari pengukuran diatas menunjukkan
rekomendasi diberikan berdasarkan bahwa tingkat kapabilitas proses tata kelola TI
Framework COBIT 5. saat ini dari proses COBIT 5 yang terpilih masih
rendah dengan rata-rata proses masih berada di
Hasil dan Pembahasan level kapabilitas 1. Tingkat kapabilitas level 0
dengan 3 proses dan Tingkat kapabilitas proses
Pemetaan Masalah kedalam Proses COBIT level 1 dengan 5 proses.
5.
Berdasarkan permasalahan yang ada dan telah Analisis Kesenjangan (GAP Value)
diidentifikasi sebelumnya kemudian dipetakan Analisis kesenjangan ini dilakukan untuk
dengan proses proses yang ada pada COBIT 5 mengetahui kesenjangan yang ada ataupun
yang relevan beserta dengan permasalahan yang perbedaan yang terjadi saat ini dengan kondisi
ada. Pendekatan proses dilihat dari kesesuaian yang diinginkan serta upaya yang harus dilakukan
permasalahan yang ada dengan deskripsi dan untuk meminimasi kesenjangan tersebut.
tujuan bisnis dari setiap proses-proses yang ada Analisis kesenjangan pada tingkat kapabilitas tata
dalam COBIT 5. Berdasarkan hasil wawancara kelola TI di Badan Pengembangan Teknologi
didapatkan hasil pemetaan masalah kedalam Informasi (BPTI) dilihat berdasarkan hasil
proses COBIT 5 yaitu 8 proses (APO07, wawancara. Berdasarkan wawancara dengan
BAI01, BAI02, BAI03, BAI04, BAI06, BAI09, Kepala Badan Pengembangan Teknologi
BAI010) dan tingkat kapabilitasnya akan diukur, Informasi didapatkan informasi bahwa target
yang nantinya hasilnya akan dijadikan dalam yang diinginkan terhadap masing-masing proses
memberikan rekomendasi perbaikan proses- berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan
proses terpilih dan solusi pada permasalahan keadaan dan kemampuan BPTI saat ini untuk
yang terjadi di BPTI. Dalam melakukan mencapai target kedepannya, yang diharapkan
dapat membuat BPTI menjadi lebih baik dan
34 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 5(1), 2021, 31-36

Tabel 3. Hasil Perhitungan

maju kedepannya. Berikut merupakan diinginkan digunakan untuk pemberlakuan pada


rangkuman hasil analisis kesenjangan. masing-masing proses yang terukur serta
Tabel 2. Hasil Analisis Kesenjangan Tingkat menentukan prioritas untuk melakukan
Kapabilitas perbaikan. Penentuan prioritas dapat dilakukan
No Nama Proses Level
Kapabilitas
Tager
Kapabilitas
Nilai
Kesenjangan pada proses yang memiliki peran yang sangat
1 APO07
(a)
1
(b)
4
(b-a)
3
penting untuk mencapai tujuan organisasi dan
Mengelola focus kepada proses yang memiliki gap pada
Sumber Daya tingkat kapabilitas.
Manusia
2 BAI01 Mengelola 0 5 5
Program dan Penentuan Prioritas
Proyek Dalam menentukan prioritas, hal pertama yang
3 BAI02 Mengelola 1 2 1
Definisi
dilakukan adalah menentukan kriteria penialaian
Persyaratan prioritas. Kriteria berhasil didapatkan
4 BAI03 1 3 2 berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala Badan
Mengelola,
Mengindentifikasi
Pengembangan Teknologi Informasi (BPTI).
dan Pembuatan Kriteria ini ditentukan berdasarkan hal apa
Solusi sajakah yang harus dilihat pada pelaksanaan
5 BAI04 Mengelola 1 5 4
Ketersediaan dan
perbaikan ini. Dimana kriterianya dinilai
Kapasistas berdasarkan dampak diterapkannya proses
6 BAI06 Mengelola 0 4 4 tersebut, kemudahan dalam implementasi yang
Perubahan
7 BAI09 Mengelola 0 5 5
dilihat dari GAP yang dimiliki masing-masing
Asset proses, dan kemudahan dan kesiapan organisasi
8 BAI10 Mengelola 1 5 4 yang dilihat dari segi SDM dan Teknologinya.
Konfigurasi
Berikut hasil dari penentuan kriteria dari proses-
proses yang ada seperti terlihat pada tabel 3.
Hasil kesenjangan tingkat kapabilitas untuk Berdasarkan hasil perhitungan matriks, dilihat
kondisi yang terjadi saat ini dengan kondisi yang dari 8 proses yang memiliki jumlah nilai prioritas
35 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021
Rizky Sugiharti Utami / Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 dan Rekomendasi Perbaikan (Studi Kasus:
Badan Pengembangan Teknologi Informasi).

paling besar yaitu sebesar 54 adalah proses Ardima, M. B., Gernowo, R., & Slamet, V. G.
APO07 Mengelola Sumber Daya Manusia dari (2020). Pengukuran Tingkat Kapabilitas
sisi layanan di BPTI proses tersebut dapat Sistem Tata Kelola TI Menggunakan Cobit
mengganggu berjalannya proses pelayanan 5 dengan ISO 38500. Jurnal Teknologi
apabila tidak dipenuhi dengan baik. Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK),
7(3).
Rekomendasi Perbaikan
Rekomendasi perbaikan yang diberikan Cobit, S. (2012). A business framework for the
didasarkan pada urutan suatu prioritas proses governance and management of enterprise
yang nantinya akan dilaksanakan yang didapat IT. Rolling Meadows.
dari tabel prioritas perbaikan proses.
Rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan Dauwango, S., & Olii, S. (2019). Tingkat
Base Practice COBIT 5: Process Assesment Model. kapabilitas tata kelola teknologi informasi
pada domain evaluate, direct, and
Kesimpulan montoring. Jambura Journal of
informatics, 1(1), 19-26.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan terkait Tata Kelola TI di Badan Dewantara, Amhar Davi. (2015). Pengukuran
Pengembangan Teknologi Informasi (BPTI) Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi
yaitu: Informasi Berdasarkan COBIT 5: Studi
1. Kerangka kerja COBIT 5 diambil dari Kasus Pusat Data dan Informasi
beberapa proses area yang lebih relevan (PUSDATIN) Arsip Nasional Republik
dengan tujuan untuk meningkatkan layanan Indonesia (ANRI). Jakarta: Universitas
TI di BPTI. Proses yang diambil diantaranya Indonesia
adalah APO07, BAI01, BAI02, BAI03,
BAI04, BAI06, BAI09, dan BAI010. Fajarwati, S., Sarmini, S., & Septiana, Y. (2018).
2. Sesuai dengan rangkuman hasil pengukuran Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
kapabilitas proses-proses COBIT 5 yang Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 5.
dinilai, tingkat kapabilitas proses di BPTI JUITA: Jurnal Informatika, 6(2), 73-80.
untuk kondisi saat ini sebagian besar masih
berada pada level 1 dan sebagian kecil berada Information Systems Audit and Control
pada level 0. Association (ISACA). (2013). Cobit 5 Self-
3. Prioritas perbaikan tingkat kapabilitas proses assessment Guide: Using Cobit 5. Isaca.
pada penelitian ini berdasarkan dampak dari
penerapan, kemudahan dalam implementasi Jogiyanto, H. M. (2017). Sistem Tatakelola
dan kesiapan dari organisasi baik dari segi Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit
SDM maupun dari segi teknologi. Proses ANDI.
yang memiliki prioritas utama untuk
dilakukan perbaikan tingkat kapabilitas Putri, R. E. (2016). Penilaian Kapabilitas Proses
adalah proses APO07 yaitu Mengelola Tata Kelola TI Berdasarkan Proses DSS01
Sumber Daya Manusia karena kurangnya Pada Framework COBIT 5. Jurnal CoreIT:
sumber daya manusia saat ini memberikan Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Komputer dan
dampak terhadap perubahan yang akan Teknologi Informasi, 2(1), 41-54.
dilakukan oleh TI serta memberikan dampak
dalam pelayanan TI di BPTI. Rhamadani, Mega Wahyu. (2019). Pengukuran
Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi
Daftar Pustaka Informasi dan Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan Framework COBIT 5 Studi
Al-Abode, S. S. (2006). Information Systems Kasus Lembaga Non Pemerintahan.
Audit and Control Association (ISACA). Jakarta: Universitas Gunadarma.
A New Approach for Assessing the
Maturity of Information system.
36 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 5 | No. 1 | 2021

Anda mungkin juga menyukai