Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp.

99 – 105
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL COBIT 4.1
(STUDI KASUS PT. BRI CABANG BANGKINANG)

Megawati 1, Fauzi Amrullah2


1,2
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau
JL.HR Soebrantas KM 115 Tampan Pekanbaru
Email :mega.zahara@gmail.com1, satryakharisma@rocketmail.com2

ABSTRAK

Implementasi teknologi informasi untuk mendukung Proses Bisnis dalam mencapai tujuannya sudah
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Evaluasi terhadap peran teknologi informasi dengan
menggunakan model Maturity level CobIT 4.1 sangat berguna untuk pengembang teknologi informasi
maupun para pengelola. Evaluasi terhadap proses teknologi informasi perlu dilakukan agar proses bisnis yang
ada pada PT. BRI Cabang Bangkinang tersebuat dapat melakukan perbaikan-perbaikan. Evaluasi yang
dilakukan berdasarkan COBIT 4.1 khusus mengelola kualitas sistem informasi (PO8). Untuk mengevaluasi
proses tersebut digunakan model maturity level.Maturity level akan mengukurtingkat kematangan TI saat ini
dan harapan di masa yang akan datang. Pada penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran teknologi
informasi pada PT BRI Cabang Bangkinangberdasarkan model kematangan standar COBIT 4.1 khususnya
pengelolaan kualitas system informasi (PO8)berada pada level3 (defined process). Kondisi di mana
organisasi telah memiliki prosedur baku formal dan tertulis untuk mengelola kualitas TI dan telah
disosialisasikan ke segenap jajaran manajemen dan karyawan untuk dipatuhi dan dijalankan dalam aktifitas
sehari-hari. Hanya saja masih belumoptimal terhadap prosedur-prosedur pada PT BRI Cabang Bangkinang.
Diperlukan standar operasional yang jelas untuk setiap system informasi yang digunakan, sehingga mampu
mendukung pencapaian kinerja yang lebih baik bagi perusahaan.
Kata Kunci: CobIT, MaturityModel, Pengelolaan Teknologi Informasi

ABSTRACT

Implementation ofinformationtechnologyto supportbusiness processin achievingits objectiveshas


beenavery important requirement. Evaluation of therole ofinformationtechnologyby using model COBIT
4.1Maturitylevels are very useful for developers and information technology managers. Evaluation of the
information technology needs to bedone so that theexisting business processes in PT BRI branch at
Bangkinang can make repairs. Evaluations are conducted by the COBIT4.1 specifically to manage the
quality of information systems (PO8. The process used to evaluate the level of maturity model. Maturity level
will measure the current level of IT maturity and hope in the future. In this study, we concluded that the role
of information technology in PT. BRI branch Bangkinang based on COBIT 4.1 maturity model standards
particularly quality management information system (PO8) are at level 3 (defined process). Conditions in
which the organization has a for written standard operating procedures for managing IT quality and have
been socialized to all levels of management and employees to be obeyed and executed in daily activities. It
justis not optimal for procedures at PT. BRI Branch Bangkinang. Clear operational standards required for
each system information is used, so as to support the achievement of better performance for the company.
Keyword: CobIT, IT Governance, Maturity Model

PENDAHULUAN Permasalahan yang terjadi di lingkungan PT


BRI khususnya pada divisi IT saat ini adalah
Teknologi informasi merupakan pelaksanaan kinerja IT belum maksimal, hal ini
kebutuhan yang sangat penting bagi suatu disebabkan karena pergantian kepemimpinan
perusahaan, termasuk di dalamnya PT BRI. yang sering terjadi. Selain itu kurangnya
Pengelolaan informasi yang baik akan pengetahuan untuk menilai kualitas software
menunjang keberhasilan organisasi untuk yang digunakan sehingga tidak diketahui
memperoleh keunggulan yang lebih kompetitif. apakah aplikasi yang digunakan efektif dan

99
Megawati, et al../ Evaluasi Tingkat Kematangan Teknologi Informasi

efisien untuk proses bisnis yang ada. Dari manajer bisnis suatu organisasi. COBIT
permasalahan tersebut penulis mencoba untuk mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang
melakukan penelitian mengenai “Evaluasi terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang
Tingkat Kematangan TeknologiInformasi pada terbagi ke dalam empat buah domain proses,
PT BRI Cabang Bangkinang dengan meliputi :
Menggunakan Model Maturity Level pada 1. Plan and Organise (10 proses), meliputi
Kerangka Kerja CobIT pada Domain Plan and strategi dan taktik yang berkaitan dengan
Organiseterutama pada domain PO 8 yaitu identifikasi pemanfaatan IT yang dapat
“Mengelola Kualitas“.Maturity model memberikan kontribusi dalam pencapaian
digunakan untuk mengukur tingkat kematangan tujuan bisnis.
teknologi informasi. Tujuan pengukuran tingkat 2. Acquire and Implement (7 proses),
kematangan ini sebagai acuan bagi perusahaan merupakan domain proses yang merealisasikan
untuk perbaikan proses kedepan, khususnya strategi IT, serta solusisolusi IT yang
proses pengelolaan kualitas (PO8). diperlukan untuk diterapkan pada proses bisnis
Keselarasan antara penerapan TI organisasi. Pada domain ini pula dilakukan
dengan strategi bisnis dan tujuan organisasi pengelolaan perubahan terhadap sistem
dapat dicapai melalui pengelolaan TI yang baik. eksisting untuk menjamin proses yang
Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan berkesinambungan.
permasalahan yang nantinya akan diuraikan 3. Deliver and Support (13 proses), yaitu
solusinya sebagai berikut :”Bagaimana domain proses yang berhubungan dengan
mengetahui tingkat kematangan IT pada PT pelayanan yang diberikan, mulai dari operasi
BRI Cabang Bangkinang terhadap domain plan tradisional terhadap keamanan dan aspek
and organize tertutama pada domain PO8 ( kesinambungan hingga pelatihan.
mengelolah kualitas ).” 4. Monitor and Evaluate (4 proses), merupakan
domain yang memberikan pandangan bagi
Batasan masalah dalam penelitian ini: pihak manejemen berkaitan dengan kualitas dan
1. Evaluasi dilakukan menggunakan kepatuhan dari proses yang berlangsung dengan
COBIT 4.1 domain Planning and kendali-kendali yang diisyaratkan.
organizing (PO) departemen TI BRI
cabang Bangkinang khusus proses Maturity Model
mengelola kualitas (PO8: manage
quality) IT Maturity Model merupakan model
2. Rekomendasi pengelolaan TI dalam yang digunakan untuk mengukur tingkat
penelitian ini terutama pada domain kematangan pengelolaanteknologi informasi
PO8 yaitu mengelolah kualitas. dalam suatu organisasi.Model pengukuran ini
mengadopsi Capability Maturity Model untuk
CobIT (Control Objectives for Information perangkat lunak yang dipublish Software
and Related Technology ) Engineering Institute, Carniege Mellon
University.IT Maturity Model terdiri dari lima
COBIT merupakan kerangka kerja tingkat kematangan pengelolaan IT, meliputi :
pengendalian internal yang berkaitan dengan tingkat 0 (non-existent), tingkat 1 (initial),
teknologi informasi, yang dipublikasikan oleh tingkat 2 (repeateable), tingkat 3 (defined),
Information System Audit and Control tingkat 4 (managed) dan tingkat 5 (optimised).
Foundation di tahun 1996 dan di-update pada Semakin tinggi maturity level akan semakin
tahun 1998 dan 2000. COBIT dibuat dengan baik proses pengelolaan teknologi informasi,
tujuan melakukan penelitian dan pengembangan yang secara tidak langsung bermakna semakin
terhadap sekumpulan kontrol teknologi reliable dukungan teknologi informasi dalam
informasi, yang dapat diterima secara proses pencapaian tujuan organisasi.
internasional bagi kepentingan auditor dan

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105 100
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Gambar 1. Maturity Model [sumber:www.isaca.org]

Penjelasan pengelolaan TI pada skala maturity proses manajemen dalam


dibagi menjadi 6 level : mengembangankan proyek adalah
institutionalized, dengan memungkinkan
1. Level 0 (Non-existent) organisasi untuk mengulangi pengalaman
Perusahaan tidak mengetahui sama sekali yang berhasil dalam mengembangkan
proses teknologi informasi di proyek sebelumnya, walaupun terdapat
perusahaannya. proses tertentu yang tidak sama. Tingkat
efektif suatu proses mempunyai
2. Level 1 (Initial Level) karakteristik seperti; practiced,
Pada level ini, organisasi pada umumnya dokumentasi, enforced, trained, measured,
tidak menyediakan lingkungan yang stabil dan dapat ditingkatkan. Product
untuk mengembangkan suatu produk baru. requirement dan dokumentasi perancangan
Ketika suatu organisasi kelihatannya selalu dijaga agar dapat mencegah
mengalami kekurangan pengalaman perubahan yang tidak diinginkan.
manajemen, keuntungan dari
mengintegrasikan pengembangan produk 4. Level 3 (Defined Level)
tidak dapat ditentukan dengan perencanaan Pada level ini, proses standar dalam
yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan suatu produk baru
pengembangan tidak dapat diprediksi dan didokumentasikan, proses ini didasari pada
tidak stabil, karena proses secara teratur proses pengembangan produk yang telah
berubah atau dimodifikasi selama diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan
pengerjaan berjalan beberapa form dari satu untuk membantu manejer, ketua tim dan
proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung anggota tim pengembangan sehingga
pada kemampuan individual atau term dan bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses
variasi dengan keahlian yang dimilikinya. yang telah didefenisikan dengan baik
mempunyai karakteristik; readiness
3. Level 2 (Repeatable Level) criteria, inputs, standar dan prosedur dalam
Pada level ini, kebijakan untuk mengatur mengerjakan suatu proyek, mekanisme
pengembangan suatu proyek dan prosedur verifikasi, output dan kriteria selesainya
dalam mengimplementasikan kebijakan suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab
tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu yang didefinisikan jelas dan dimengerti.

101
Megawati, et al../ Evaluasi Tingkat Kematangan Teknologi Informasi

Karena proses perangkat lunak proses kerja dalam perusahaan,


didefinisikan dengan jelas, maka meningkatkan kualitas, efektifitas, serta
manajemen mempunyai pengatahuan yang kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim
baik mengenai kemajuan proyek tersebut. pengembangan produk menganalisis
Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam kesalahan dan defects untuk menentukan
pengawasan dan kualitas produk yang penyebab kesalahannya. Proses
diawasi. pengembangan melakukan evaluasi untuk
mencegah kesalahan yang telah diketahui
5. Level 4 (Managed Level) dan defects agar tidak terjadi lagi.
Pada level ini, organisasi membuat suatu
matrik untuk suatu produk, proses dan METODE PENELITIAN
pengukuran hasil. Proyek mempunyai
kontrol terhadap produk dan proses untuk Tahapan penelitian diawali dengan
mengurangi variasi kinerja proses sehingga merumuskan tujuan dan ruang lingkup
terdapat batasan yang dapat diterima. penelitian, mengobservasi kondisi pengelolaan
Resiko perpindahan teknologi produk, IT pada PT BRI Cabang Bangkinang yang
prores manufaktur, dan pasar harus merupakan studi kasus penelitian ini hingga
diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses diperoleh indikator keberhasilan proses IT
pengembangan dapat ditentukan karena domain PO. Indikator-indikator tersebut
proses diukur dan dijalankan dengan limit kemudian digunakan untuk mengukur as-is IT
yang dapat diukur. Maturity Model.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah usulan
6. Level 5 (Optimized Level) model IT serta rekomendasi perbaikan proses
Pada level ini, seluruh organisasi IT. Secararinci, metodologi yang digunakan
difokuskan pada proses peningkatan secara dalam penelitian ini terlihat pada gambar 3
terus-menerus. Teknologi informasi sudah berikut:
digunakan terintegrasi untuk otomatisasi

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105 102
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Gambar 2. Metodologi Penelitian

HASIL PEMBAHASAN peningkatan ekonomi masyarakat.

a. Profil Perusahaan 2. Memberikan pelayanan prima kepada


Bank BRI Cabang Bangkinang adalah nasabah melalui jaringan kerja yang
perusahaan yang bergerak dibidang jasa tersebar luas dan didukung oleh sumber
perbankan dengan fokus UMKM (Usaha Mikro daya manusia yang profesional dengan
Kecill Menengah). melaksanakan praktek good corporate
Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka governance.
yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 3. Memberikan keuntungan dan manfaat
Misi BRI : yang optimal kepada pihak-pihak yang
1. Melakukan kegiatan perbankan yang berkepentingan.
terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil
dan menengah untuk menunjang

103
Megawati, et al../ Evaluasi Tingkat Kematangan Teknologi Informasi

b. Mengidentifikasi Critical Success Factor e. Mengukur as-is IT Maturity Level dan


(CSF) Proses IT Gap
CSF adalah suatu ketentuan dari Pada bagian ini dilakukan pengukuran tingkat
organisasi dan lingkungannya yang kematangan IT pada kondisi current.
berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan. Pengukurandilakukan dengan
CSF dapat ditentukan jika objektif organisasi observasi/kuisioner sesuai dengan indikator
telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah sasaran proses yang telah
menginterpretasikan objektif secara lebih jelas diidentifikasisebelumnya. Terhadap hasil
untuk menentukan aktivitas yang harus kemudian dilakukan gap analysis untuk
dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. mengetahui berapa besar kekurangan tiapproses
Di bagian ini, ditentukan CSF dari untuk mencapai kondisi ideal (skala 5 atau level
proses IT yang berlangsung pada organisasi PT optimised). Hasil tingkat kematangan proses
BRI Cabang Bangkinang dengan pendekatan pengelolaan kualitas seperti terlihat pada table
Top Down. Diketahui bahwa IT Objectives PT berikut:
BRIadalah :
a) Menjamin adanya layanan IT yang ada No Nama Proses as-is
mampu mendukung peningkatan kualitas maturity
program level
PT BRI. 1. PO8 – 2.9
Berdasarkan observasi terhadap IT Mengelola
objective diidentifikasi CSF dari proses Kualitas
pengelolaan IT sebagai berikut :
1. Adanya unit yang bertanggung jawab Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa
terhadap penyediaan layanan IT, yang memiliki as-is IT maturity level adalah 2.9. Hal ini berarti
tujuan dan strategi IT yang terdefinisi dengan bahwa tingkat kematangan IT pada PT BRI
jelas. Domain PO Cabang Bangkinang berada diantara level
Kemudian diidentifikasi faktor sukses repeateable dandefined . Pada tingkat
Pengelolaan IT yang berada di domain PO kematangan ini, umumnya sebagian proses IT
.Faktor sukses ini lebih lanjut disebut CSF level telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang
2 yang didefinisikan sebagai berikut. telah disepakati,namun tidak disertai dengan
1. Mengevaluasi kualitas sistem IT sesuai adanya bukti formal berupa dokumen prosedur
dengan kebutuhan bisnis institusi. standar, sehingga operasional proses memiliki
ketergantungan cukup besar pada pengetahuan
c. Pemetaan CSF ke domain proses PO individu pelaku proses. Ketiadaan dokumen
Setiap faktor kritis yang telah formal tersebut akan memperbesar respon time
diidentifikasi pada level 2 kemudian digunakan ketika terjadi gangguan terhadap sistem IT.
sebagai dasar pemilihan proses IT pada domain
PO. Satu CSF dipetakan ke dalam satu atau Rekomendasi Perbaikan Proses
lebih proses IT berdasarkan relevansi antara
CSF dengan cakupan dan sasaran proses IT Rekomendasi perbaikan proses berisi
berdasarkan dokumen COBIT. Dari hasil resume kondisi tingkat kematangan IT institusi
pemetaan pada tabel dibawah ini diketahui serta faktor-faktor yangharus diperbaiki untuk
bahwa terdapat proses domain PO dalam tiap proses IT. Rekomendasi ini dibuat dengan
pengelolaan IT pada perusahaan yaitu : membuat interpretasi dari tiap
Critical Success Factor Proses IT COBIT tingkatkematangan proses berdasarkan
Mengevaluasi kualitas PO8 – Mengelola dokumen COBIT, dan memberikan usulan
sistem IT Kualitas perbaikan proses IT agar mencapai tingkat
sesuai dengan kematangan proses yang lebih baik.
kebutuhan bisnis Nama Proses : PO8 ( Mengelola Kualitas )
perusahaan As-is maturity level : defined
Interpretasi Proses

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105 104
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 99 – 105
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

1. Pihak manajemen bisnis mulai d. memfasilitasi knowledge sharing


memahami bahwa kualitas layanan IT antar individu penanggung jawab
yang baik akanmendukung operasional proses sehingga tiap orang akan
institusi. memiliki tingkat penguasaan sistem
2. Pengelolaan kualitas layanan IT mulai yang sama.
dilakukan, namun belum menjadi
bagian yang rutin untuk dilakukan, dan DAFTAR PUSTAKA
cara melaksanakannya masih
tergantung pada pemahaman Informastion Technology Governance Institute.
individupelaksana proses. (ITGI) (2007). COBIT ver. 4.1.
3. Pihak manajemen harus memiliki Framework, Control Objectives,
pemahaman yang sama tentang Management Guildnes, Maturity Model.
perlunya pengelolaankualitas layanan
IT, dan menetapkan kebijakan yang Jogiyanto, H.M, (2008), Metodologi Penelitian
berkaitan dengan pengelolaan Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit
kualitaslayanan IT Andi
4. Pihak manajemen perlu mendefinisikan
tingkat layanan IT yang masih dapat Jogiyanto. 2010. Sistem Tata Kelola Teknologi
diterimaPerlu ditentukan prosedur- Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi.
prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan kualitas layanan IT Pederiva, A., “ The CobIT Maturity Model in a
5. Perlu dipertimbangkan untuk mulai Vendor Evaluation Case,”Journal of
menggunakan tool dalam proses Information System Audit, March, 2003
pengukuran dan monitoring kualitas
layanan IT. www.isaca.org (akses tanggal 06 agustus 2014)
6. Perlunya pelatihan, workshop,
knowledge sharing bagi personel
pelaksana proses pengelolaan kualitas

KESIMPULAN
1. Teridentifikasi proses pada domain Plan
and Organise (PO) terutama mengelola
kualitas PO8 berpengaruh dalam
pengelolaan IT pada PT BRI Cabang
Bangkinang.
2. Dari hasil pengukuran maturity model,
diketahui bahwa tingkat kematangan IT
domain PO 8 berada antara tingkat
repeatable dan defined dengan skor rata-
rata 2.9. Secara umum, perbaikan proses
dapat dilakukan dengan :
a. mendefinisikan (secara formal) dan
mensosialisasikan kebijakan, prosedur
serta standar yangdibutuhkan dalam
pengelolaan informasi;
b. mengelola dokumen pengoperasian
setiap proses layanan IT; sehingga
diharapkan ketergantungan sistem
terhadap individu penanggung jawab
dapat diperkecil.
c. menjalankan fungsi pengawasan,
pelaporan dan evaluasi proses,

105

Anda mungkin juga menyukai