Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4714-4721 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi pada PT. Aerofood Indonesia


Bandar Udara Soekarno Hatta Cengkareng dengan Menggunakan
Framework COBIT Versi 5.0
Joshua Soejanto1, Suprapto2, Andi Reza Perdanakusuma3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1philipus.joshua@gmail.com, 2spttif@ub.ac.id, 3andireza@ub.ac.id

Abstrak
PT. Aerofood Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang berdiri dibawah garis komando perusahaan
induk Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Garuda Indonesia, Tbk. PT. Aerofood Indonesia merupakan
perusahaan yang bergerak dalam layanan jasa in-flight catering services. Dalam kegiatan operasional
sehari-hari perusahaan PT. Aerofood Indonesia menggunakan teknologi informasi sebagai sumber
pendukung dalam kegiatan bisnis untuk menunjang infrastruktur dan komunikasi layanan jasa in-flight
catering services. Dengan diterapkannya teknologi informasi pada perusahaan PT. Aerofood Indonesia
terdapat permasalahan yang sering terjadi pada layanan teknologi informasi perusahaan. Permasalahan
ini tentu membutuhkan solusi. Untuk itu perlu adanya proses yang difokuskan dalam permasalahan yang
muncul dalam perusahaan PT. Aerofood Indonesia. Permasalahan ini mengacu pada domain DSS yang
ada pada framework COBIT versi 5. Perlu adanya proses evaluasi untuk dapat membantu untuk
memberikan informasi serta rekomendasi yang bermanfaat bagi perusahaan agar dapat mengatasi
permasalahan dalam TI perusahaan PT. Aerofood Indonesia. Proses evaluasi dilakukan berdasarkan
metode COBIT yaitu Process Assesment Model. Dari hasil evaluasi yang dilakukan perusahaan ini
mendapatkan nilai (as-is) untuk subdomain DSS01 berada pada level 3, dan nilai kapabilitas (as-is)
untuk subdomain DSS02 berada pada level 2, sedangkan nilai (as-is) untuk subdomain DSS03 berada
pada level 2. Serta dalam melakukan penilaian ditemukan kesenjangan berdasarkan nilai kapabilitas
yang diharapkan (to-be) sebesar 1,0. Dalam hal ini departemen IT yang ada pada perusahaan
menginginkan harapan yang dapat dicapai berada pada satu level tingkat diatasnya. Dengan dilakukan
evaluasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keputusan yang strategis.
Kata kunci: Evaluasi, Tata Kelola Teknologi Informasi ,COBIT 5

Abstract
PT. Aerofood Indonesia was company that had been appointed together with the command of State-
Owned Enterprises namely PT. Garuda Indonesia, Tbk. PT. Aerofood Indonesia is a company focused
in in-flight services catering services. In the daily operational activities PT. Aerofood Indonesia uses
information technology as a source of support in business activities to support infrastructure and
communication services in-flight catering services. With implemented of information technology at PT.
Aerofood Indonesia there were problems that often occured in corporate information technology
services. This problem would required a solution. For that company they need a process that is focused
in the problems appear in the company PT. Aerofood Indonesia. This problem refered to the existing
DSS domain in the framework COBIT version 5. Need an evaluation process to be able to help to
provided information and recommendations that are beneficial to the company in order to overcome the
problems in the IT company PT. Aerofood Indonesia. The evaluation process is based on COBIT method
that is Process Assessment Model. From the results of the evaluation the company is getting the (as-is)
value for the subdomain DSS01 is at level 3, and the (as-is) value for the subdomain DSS02 is at level
2, while the (as-is) value for subdomain DSS03 is at level 2. Within the assessment process founded the
gap based on the value of the expected capability (to-be) of 1.0 point. In this case the existing IT
department at the company want expectations that can be achieved at one level above level (as-is). With
this evaluation is expected to help companies to improve strategic decisions.
Keywords: Evaluation, IT Governance, COBIT 5

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4714
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4715

pada penelitian yang dilakukan dengan


1. PENDAHULUAN framework COBIT 5.
Keberadaan teknologi menjadi hal penting
bagi perusahaan yang berfokus pada lingkungan 2.1 Evaluasi
penerbangan saat ini, khususnya pada Menurut Wirawan (2012) diungkapkan
perusahaan yang memiliki layanan in-flight bahwa evaluasi merupakan sebuah riset untuk
catering service. Tentu tujuan utama yang melakukan aktifitas pengumpulan informasi
dicapai untuk meningkatkan produktivitas serta serta mengolah informasi untuk disimpulkan
pencapaian atas tujuan dalam bisnis. Dalam hal menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi
ini fokus pengelolaan layanan TI mampu untuk perusahaan atau organisasi untuk dapat dijadikan
mendukung tercapainya tujuan utama sebagai bahan pembanding dengan indikator
perusahaan. yang dimiliki, agar hasil tersebut dipergunakan
PT. Aerofood Indonesia merupakan salah sebagai alat bantu dalam pengambilan
satu perusahaan yang berfokus pada layanan in- keputusan.
flight catering service yang mengandalkan Menurut Hadi (2012), bahwa evaluasi
teknologi dalam bisnis proses yang dilakukan merupakan suatu proses untuk menerima
perusahaan. Penggunaan perangkat komputer informasi terkait sebuah obyek dan melakukan
dilakukan oleh perusahaan agar dapat penilaian serta membandingkan dengan standar
mengurangi tingkat resiko serta kerugian yang atau persyaratan yang dimiliki oleh pelaku
terjadi serta mengutamakan tujuan utama dalam evaluasi.
perusahaan selaras dengan Visi dan Misi
Perusahaan. Dalam pengamatan yang dilakukan
pada perusahaan PT. Aerofood Indonesia 2.2 Tata Kelola Teknologi Informasi
khususnya departemen teknologi informasi Menurut Surendro (2009) menjelaskan
sering terjadi permasalahan khususnya dalam bahwa konsep mengenai tata kelola teknologi
layanan IT. Hal ini terjadi karena banyak faktor informasi merupakan suatu kumpulan dari
maupun aktifitas yang belum terkendali dan proses teknologi informasi yang dikendalikan
belum memiliki aturan yang kompleks terhadap terhadap proses yang diimplementasikan, serta
penanganan IT yang ada dalam perusahaan. proses teknologi informasi tersebut dapat
Dalam melakukan penilaian terhadap mengarahkan tujuan yang diharapkan oleh
permasalahan yang terjadi maka perlu sebuah organisasi. Tata kelola merupakan hasil
melakukan evaluasi terhadap layanan TI yang pertanggung jawaban atas tindakan yang
ada dalam perusahaan PT. Aerofood Indonesia dilakukan oleh dewan eksekutif serrta
dengan framework COBIT 5, dalam hal ini manajemen untuk menjamin bahwa proses yang
evaluasi mampu untuk meningkatkan kualitas dilakukan mendukung langkah strategis
sistem serta tercapainya kesesuaian kualitas organisasi dalam tujuan bisnis.
yang diharapkan oleh perusahaan sendiri. Tentu Serta penjelasan mengenai tata kelola
dalam melakukan penelitian ini hasil yang teknologi informasi dapat disederhanakan
didapatkan dijadikan sebagai panduan dan sebagai langkah yang dilakukan oleh manajemen
rekomendasi untuk dapat menciptakan tingkat atas untuk melakukan pengelolaan
keputusan yang sejajar dengan tujuan utama terhadap teknologi informasi yang dimiliki
perusahaan PT. Aerofood Indonesia. perusahaan untuk menyelaraskan strategi bisnis
agar sesuai dengan prinsip dalam organisasi.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Dalam melakukan penelitian ini beberapa 2.3 COBIT (Control Objectives for
referensi yang terkait dengan evaluasi terhadap Information and related Technology)
tata kelola teknologi informasi dengan COBIT merupakan suatu kumpulan bagi
menggunakan framework COBIT 5 yaitu “ Audit pengelolaan teknologi dalam bentuk
Control Capability Level Tata Kelola Sistem dokumentasi yang lebih berfokus terhadap tata
Informasi Menggunakan COBIT 5”, Studi kelola teknologi informasi serta manajemen
Kasus: Direktorat TIK UPI Bandung) yang teknologi informasi. COBIT digunakan oleh
diteliti oleh Aa Rahmat Hidayat dengan hasil para auditor maupun manajemen organisasi
kematangan proses pada level 1 (performed) untuk dapat menjembatani permasalahan yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4716

berakibat terhadap resiko bisnis serta membantu 2. Performed Process


pemantauan resiko bisnis dan permasalahan Proses dijalankan hanya beberapa proses
teknis dalam penerapan teknologi informasi (satu atribut), dan proses diaktulisasikan
dalam organisasi. COBIT dikembangkan dan secara efektif mencapai tujuannya.
dibentuk oleh badan IT Governance Institute 3. Managed Process
(ITGI) yang merupakan suatu bagian dari Proses dijalankan dan dilakukan dua
Information Systems Audit and Control proses (dua atribut), dan proses
Association (ISACA). (ISACA,2012) diaktulisasikan secara umum untuk
mempermudah pemahaman proses.
2.4 COBIT 5 4. Established Process
COBIT 5 merupakan bagian dari versi Proses dijalankan dua proses (dua
framework COBIT yang dikembangkan oleh IT atribut) menetap secara berkelanjutan
Governance Institute (ITGI). COBIT 5 adalah sesuai proses sebelumnya.
sebuah kerangka dasar untuk dapat membantu 5. Predictable Process
organisasi dalam melakukan langkah untuk
Proses yang berjalan mudah diprediksi
menciptakan nilai optimal dari penggunaan TI
untuk menentukan hasil proses yang
pada organisasi. Seringkali COBIT 5
diharapkan.
memungkinkan TI dalam organisasi dikelola
serta diatur secara menyeluruh dalam ruang 6. Optimising Process
lingkup organisasi dan fungsionalitas TI serta Proses yang berjalan terus dilanjutkan
mempertimbangkan kepentingan stakeholder untuk memenuhi saran bisnis saat ini
yang berpengaruh dalam proses TI. Dalam hal dan masa mendatang.
ini COBIT 5 memiliki 5 prinsip dasar dalam
melakukan tata kelola dan manajemen terhadap
3. METODOLOGI PENELITIAN
teknologi informasi pada organisasi, yaitu :
3.1 Rancangan Penelitian
1. Memenuhi kebutuhan Stakeholder
2. Memiliki Ruang Lingkup menyeluruh Dalam melakukan penelitian ini rancangan
dalam organisasi penelitian yang dilakukan penulis yaitu
3. Menerapkan kerangka tunggal yang menggunakan metode kualitatif dan metode
terhubung yang dimiliki oleh COBIT yaitu Process
4. Menggunakan pendekatan menyeluruh Assesment Model COBIT 5, diantaranya :
5. Memiliki pemishan antara Tata Kelola 1. Metode Kualitatif
dari Manajemen Metode yang digunakan dalam proses
Dalam kerangka kerja yang dimiliki oleh pengumpulan data penelitian ini
COBIT 5 memiliki perbedaan dalam hal dilakukan untuk mengamati serta
pengelolaan kebutuhan dan aktivitas yang memahami obyek yang tidak dapat diukur
dilakukan pada struktur organisasi agar dapat dengan menggunakan ukuran yaitu
melayani tujuan yang berbeda-beda. melalui proses Observasi, Kuesioner, dan
Wawancara.
2.5 Capability Level COBIT 5 2. Metode Process Assesment Model
Dalam penggunaan Capability Level hal ini Metode ini dilakukan untuk melakukan
dilakukan untuk memahami kematangan proses pemrosesan informasi berdasarkan
yang dilakukan berdasarkan domain yang ada pengumpulan data yang dilakukan
pada COBIT 5 untuk mendefinisikan tingkat sebelumnya. Pemrosesan data dilakukan
kematangan, dan menetapkan kesenjangan yang berdasarkan tahap validasi serta tabulasi
didapatkan antara tingkat kematangan saat ini agar data yang dihasilkan sesuai dengan
(as-is) dengan tingkat kematangan yang kondisi nyata organisasi. Serta hasil akhir
diharapkan (to-be). Ada enam tingkatan dalam metode ini yaitu untuk dapat
Capability Level pada COBIT 5, yaitu : menciptakan rekomendasi yang strategis
untuk membantu organisasi dalam
1. Incomplete Process menciptakan keputusan dan perbaikan.
Proses belum lengkap dan proses terbagi
menjadi beberapa proses. Serta proses
belum dilakukukan secara menyeluruh.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4717

3.2 Tahapan Penelitian yang digunakan dalam metode kualitatif


Berdasarkan masalah yang diteliti oleh dan juga metode COBIT 5 yaitu Process
penulis. Pada penelitian ini, penulis melakukan Assesment Model.
beberapa langkah sistematis dan logis agar dapat 3. Melakukan observasi pendahuluan untuk
digunakan sebagai pedoman yang mudah mendapatkan permasalahan yang terjadi.
dipahami dan dimengerti dalam menyelesaikan Dalam melakukan observasi pendahuluan
permasalahan. Hal ini beberapa langkah atau mengamati aktifitas IT yang dianggap
tahapan yang digunakan dalam penelitian ini dapat menimbulkan permasalahan IT bagi
dapat disimpulkan pada gambar dibawah ini: kegiatan operasional perusahaan.
4. Menentukan identifikasi masalah
berdasarkan studi kasus yang ditemukan.
Dalam hal ini merujuk terhadap penentuan
domain COBIT 5 yang sesuai untuk
dilakukan penelitian yaitu DSS01, DSS02,
dan DSS03.
5. Melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan melakukan pengumpulan data
dengan metode Observasi, Kuesioner, dan
Wawancara.
6. Melakukan pemrosesan data dengan
menggunakan metode yang dimiliki oleh
Process Assesment Model COBIT 5.
Dalam hal ini proses dilakukan yaitu
menilai berdasarkan proses sebelumnya
untuk mendapatkan nilai kematangan (as-
is) dan (to-be)
7. Melaporkan hasil kesenjangan proses
yang ditemukan dalam proses analisis
tingkat kematangan Capability Level serta
merumuskan rekomendasi yang sesuai
bagi perusahaan khususnya dalam domain
DSS01, DSS02, dan DSS03.
8. Menyimpulkan hasil penelitian terhadap
tata kelola yang diteliti serta memberikan
saran yang sesuai bagi penelitian
berikutnya.

4. SURVEY & PENGUMPULAN DATA


4.1 Obyek Penelitian
Gambar 1. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
PT. Aerofood Indonesia khususnya divisi IT.
Penelitian difokuskan untuk meneliti
Berdasarkan gambar 1 langkah-langkah yang pengelolaan infrastruktur IT, pengelolaan
dilakukan adalah manajemen permintaan layanan IT, serta
1. Dimulai dari penjabaran mengenai kondisi manajemen masalah IT dalam perusahaan.
perusahaan secara umum untuk Obyek utama adalah layanan manajemen dalam
melakukan penelitian. Dalam hal ini IT Perusahaan. Penelitian ini termasuk dalam
memahami tentang kegiatan operasional penelitian non-implementatif.
IT yang ada dalam perusahaan PT. Selama penilaian yang dilakukan dalam
Aerofood Indonesia perusahaan PT. Aerofood Indonesia, apabila
2. Melakukan studi pustaka terhadap cara jawaban dari responden tidak sesuai dengan
untuk melakukan pengumpulan data. kondisi konkret yang ada dalam perusahaan,
Dalam hal ini memahami tentang langkah maka akan dilakukan pengurangan nilai bobot.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4718

4.2 RACI Chart wawancara singkat secara langsung responden.


Pengambilan informasi yang diperoleh Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai bahan acuan dalam pengelolaan termasuk dalam wawancara bebas. Hal ini
informasi yang sesuai dalam melakukan dilakukan untuk mencari kebenaran informasi
pengisian kuesioner dalam penelitian yang terhadap responden. Tujuan utama dalam
dilakukan berdasarkan pemetaan RACI Chart. melakukan wawancara adalah memahami
Pemetaan RACI Chart dilakukan berbeda-beda keselarasan atas hasil nilai yang diberikan
dalam setiap proses yang ada pada COBIT 5 responden dalam lembar Capability Level
karena menyesuaikan kewenangan penanggung khususnya pada domain DSS COBIT 5.
jawab pada setiap proses. Dalam melakukan
pemetaan RACI Chart dapat dilakukan untuk 4.4 Observasi
membentuk pembagian dalam evaluasi setiap
Pengumpulan informasi yang dilakukan
proses yang ada dalam penelitian ini. Hal ini
dengan melakukan observasi dilakukan untuk
pemetaan RACI Chart disesuaikan pada setiap
menelaah bukti yang diperoleh. Dan bukti
aktivitas proses berdasarkan pemetaan terhadap
tersebut juga memberikan hasil yang valid
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses.
terhadap temuan bukti dalam penelitian.
Pembagian RACI dibagi berdasarkan R (pihak
yang menjalankan proses), A (pihak yang
bertanggung jawab pada proses), C (pihak yang Tabel 2. Dokumen Pendukung Penelitian
memberi masukkan terhadap proses), I (pihak No. Nama Dokumen
yang diberi informasi). Penelitian ini terfokus
pada pemetaan RACI Chart berdasarkan 1 SOP BackUp Procedure
tanggung jawab sumber daya manusia yang 2 SOP Perawatan Komputer
terlibat dalam proses untuk mengelola
infrastruktur IT perusahaan, mengelola 3 Work Order Request
permintaan layanan, serta mengelola masalah.
4 IT Checklist
Tabel 1. Pemetaan RACI Chart
5 Jadwal Perawatan Komputer
Key Management Practice R A C I
DSS01 Chief Information 1 2 1 6 History Card UPS
Officer 7 Summary Work Order Request
Head IT Operation 3 2
Service Manager 2 2 8 Formulir Attendance List
DSS02 Chief Information 1 5 9 Meeting List
Officer
Head IT Operation 4 3 10 IT Internal Audit Document
Service Manager 3 3 1
DSS03 Chief Information 1 1 Pada Tabel 2 dijelaskan bahwa untuk memahami
Officer tentang dokumen yang digunakan sebagai bahan
Head IT Operation 3 2 acuan dalam menetapkan proses Capability
Service Manager 2 3 Level khususnya pada subdomain DSS01,
Pada Tabel 1 dijelaskan bahwa untuk DSS02, DSS03 yang ada dalam perusahaan PT.
memahami pembagian terhadap responden. Hal Aerofood Indonesia. Dalam dokumen
ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pendukung ini juga sebagai bahan pertimbangan
penelitian sehingga dilakukan pemetaan RACI dalam menentukan kualitas evaluasi tata kelola
Chart. Tentu saja pemetaan RACI Chart untuk dalam perusahaan.
memahami komposisi serta pemahaman
terhadap beberapa proses yang ada pada
subdomain COBIT 5 yang dilakukan dalam 4.4 Hasil Kuesioner
perusahaan. Setelah melakukan proses observasi dan
proses wawancara yang dilakukan pada
perusahaan PT. Aerofood Indonesia maka hasil
4.3 Wawancara
untuk masing-masing proses Capability adalah
Dalam melakukan pengumpulan data juga sebagai berikut :
dilakukan instrumen penelitian dalam bentuk
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4719

 DSS 01 - Manage Operations yaitu pada level 2 dan level yang diharapkan
Tabel 3. Hasil Kuesioner DSS01 berada pada level 3.
Responden 0 1 2 3 4 5
4.5 Perhitungan Capability Level
1 F F L P N
Tahapan yang dilakukan setelah memperoleh
2 F F L P N
nilai Capability Level masing-masing proses,
3 F F L P N dilakukan tahap untuk melakukan perhitungan
Target V Process Assesment.

Tabel 6. Hasil Penilaian Capability Level


Pada Tabel 3 dijelaskan bahwa untuk
memahami hasil yang diperoleh dalam Proses Assesment Results
penentuan nilai Capability Level DSS 01 COBIT Proses Target Capability Bobot Nilai
5. Dalam hasil yang diperoleh kondisi proses
DSS01 4 3 9 3
DSS 01 berada pada level established process
yaitu pada level 3 dan level yang diharapkan DSS02 3 2 6 2
berada pada level 4. DSS03 3 2 6 2

 DSS 02 - Manage Service Request and Pada Tabel 6 dijelaskan bahwa untuk
Incidents menyimpulkan hasil penelitian dan perolehan
Tabel 4. Hasil Kuesioner DSS02 target berdasarkan wawancara yang dilakukan
dalam penentuan domain kepada pihak PT.
Responden 0 1 2 3 4 5
Aerofood Indonesia. Nilai yang diperoleh
1 F L P N N Capability Level diperoleh berdasarkan hasil
2 F L P N N dari wawancara, kuesioner, dan observasi yang
3 F L P N N berpanduan pada metode Process Assesment
Model COBIT 5. Dan pembobotan adalah hasil
Target V dari perkalian nilai Capability dan responden.

Pada Tabel 4 dijelaskan bahwa untuk 4.6 Temuan Hasil Audit


memahami hasil yang diperoleh dalam Hasil dari pengumpulan data dalam bentuk
penentuan nilai Capability Level DSS 02 COBIT kuesioner, wawancara, serta observasi yang
5. Dalam hasil yang diperoleh kondisi proses dilakukan pada perusahaan PT. Aerofood
DSS 02 berada pada level managed process Indonesia, ditemukan hasil sebagai berikut :
yaitu pada level 2 dan level yang diharapkan
1. Kondisi Fisik terhadap master list
berada pada level 3.
terhadap kepemilikan komputer untuk
masing-masing departemen lain
 DSS 03 - Manage Problems khususnya yang dikelola oleh PT.
Tabel 5. Hasil Kuesioner DSS03 Aerofood Indonesia belum ada.
Responden 0 1 2 3 4 5 2. Media backup data server berada di
1 F L P N N lokasi yang terpisah.
2 F L P N N 3. Keamanan terhadap server belum
tersedianya smoke detector.
3 F L P N N
Target V 4. SOP terhadap Backup Procedure di
update setiap 3 tahun sekali.
5. Prosedur proses informasi terutama
Pada Tabel 5 dijelaskan bahwa untuk
dalam Operasional TI masih belum
memahami hasil yang diperoleh dalam
didefinisikan secara jelas.
penentuan nilai Capability Level DSS 03 COBIT
5. Dalam hasil yang diperoleh kondisi proses 6. Pengukuran terhadap karakterisasi
DSS 03 berada pada level managed process proses belum ada.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4720

7. Belum ada bukti untuk pengendalian Pada Tabel 9 dijelaskan bahwa untuk
terhadap permintaan layanan memahami hasil dalam Analisis Capability
Level DSS03 yang dilakukan pada perusahaan
8. Proses penanganan masalah yang rumit
PT. Aerofood Indonesia diketahui bahwa nilai
sangat sulit dikarenakan pedoman
kematangan proses DSS03 saat ini adalah
penangan masalah belum jelas.
bernilai level 2 yaitu managed process.
Sedangkan untuk pencapaian level yang
diharapkan yaitu bernilai level 3. Terjadi Gap
5. EVALUASI DAN ANALISIS DATA
atau kesenjangan dalam proses DSS03 ini
5.1 Analisis Capability Level DSS01 sebesar 1.

Tabel 7. Analisis Capability Level DSS01


5.4 Rekomendasi
(as-is) (to-be) Gap Setelah memperoleh hasil dari analisa
DSS01 3 4 1 terhadap tingkat kematangan proses, maka
penelitian ini akan memberikan rekomendasi
yang sesuai dalam tiap proses agar kinerja
Pada Tabel 7 dijelaskan bahwa untuk perusahaan dalam pengelolaan teknologi
memahami hasil Analisis Capability Level informasi dapat meningkat. Rekomendasi yang
DSS01 yang dilakukan pada perusahaan PT. sesuai adalah sebagai berikut :
Aerofood Indonesia diketahui bahwa nilai
kematangan proses DSS01 saat ini adalah  DSS01 perlu adanya panduan secara khusus
bernilai level 3 yaitu established process. untuk memantau kinerja TI yang
Sedangkan untuk pencapaian level yang diterapkan, menyediakan dokumen secara
diharapkan yaitu bernilai level 4. Terjadi Gap tertulis untuk melakukan kegiatan
atau kesenjangan dalam proses DSS01 ini perbaikan, mendeskripsikan pedoman
sebesar 1. keseluruh manajemen perusahaan,
mengembangkan tujuan kuantitatif dan
proses penjadwalan serta menjelaskan alur
5.2 Analisis Capability Level DSS02 penggunaan SOP yang dimiliki divisi IT.
 DSS02 perlu adanya metode verifikasi
Tabel 8. Analisis Capability Level DSS02 terhadap masalah yang terjadi, perlu adanya
dokumen kontrol yang lebih detail,
(as-is) (to-be) Gap
mengimplementasi proses permintaan
DSS02 2 3 1 layanan secara tepat, dan membuat
dokumen permintaan layanan yang sesuai
serta menjadwalkan pelatihan khusus untuk
Pada Tabel 8 dijelaskan bahwa untuk
karyawan.
memahami hasil dalam Analisis Capability
Level DSS02 yang dilakukan pada perusahaan  DSS03 perlu adanya jendela antarmuka
PT. Aerofood Indonesia diketahui bahwa nilai untuk mengkomunikasikan tanggung jawab
kematangan proses DSS02 saat ini adalah terhadap penanganan masalah IT,
bernilai level 2 yaitu managed process. mendeskripsikan informasi terhadap
Sedangkan untuk pencapaian level yang penanganan masalah IT, membuat
diharapkan yaitu bernilai level 3. Terjadi Gap dokumen standar operasional, menjelaskan
atau kesenjangan dalam proses DSS02 ini proses penanganan masalah pada
sebesar 1. perusahaan dalam bentuk dokumen.

6. PENUTUP
5.3 Analisis Capability Level DSS03
6.1 Kesimpulan
Implementasi tata kelola teknologi pada
Tabel 9. Analisis Capability Level DSS03
perusahaan PT. Aerofood Indonesia sudah
(as-is) (to-be) Gap berjalan sesuai prosedur terutama dalam
DSS03 2 3 1 pengelolaan infrastruktur TI dalam perusahaan.
Namun beberapa hal yang menjadi faktor
penghambat dalam proses dalam implementasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4721

TI dikarenakan belum adanya dokumentasi yang ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Processes.
lengkap serta belum adanya bagan maupun USA: IT Governance Institute.
jendela antar muka untuk mengkomunikasikan
masalah TI secara efektif. ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation. USA:
Perolehan dari nilai kematangan proses IT Governance Institute.
yang didapatkan dalam proses DSS01 adalah
level 3 yaitu established process dan nilai yang ISACA. 2012. COBIT 5 Process Assessment
diharapkan dalam DSS01 adalah level 4. Model. USA: IT Governance Institute.
Ditemukan kesenjangan gap sebanyak 1. Namun
pada perolehan nilai kematangan proses yang Surendro, Kridanto. 2009. Implementasi Tata
didapatkan dalam proses DSS02 adalah level 2 Kelola Teknologi Informasi. Bandung:
yaitu managed process dan nilai yang Informatika.
diharapkan dalam DSS02 adalah level 3.
Ditemukan kesenjangan gap sebanyak 1. Setelah Wirawan. 2012. Evaluasi :Teori, Model,
itu untuk perolehan nilai kematangan proses Standar, Aplikasi, dan Profesi. Depok :
yang didapatkan dalam proses DSS03 adalah PT Raja Grafindo Persada.
level 2 yaitu managed process dan nilai yang
diharapkan dalam DSS03 adalah level 3.
Ditemukan kesenjangan gap sebanyak 1. Setelah
memahami hasil dari analisa tersebut maka
diberikan rekomendasi yang sesuai tiap proses.

6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap
perusahaan PT. Aerofood Indonesia, saran yang
tepat dalam langkah pengembangan evaluasi
tersebut dengan menggunakan framework
COBIT 5 sebagai berikut :
 Dalam melakukan penelitian pada
perusahaan PT. Aerofood Indonesia
diharapkan mampu menangani masalah
terhadap pengelolaan terhadap infrastruktur
serta manajemen layanan maupun masalah
berdasarkan rekomendasi dalam penelitian.
 Agar dapat memahami lebih detail terhadap
kondisi PT. Aerofood Indonesia,
diharapkan peneliti lain dapat
menggunakan kerangka kerja lain untuk
membandingkan nilai kematang proses
yang ada dalam perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Nur. 2011. Corporate Social Responsibility


edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hidayat, Aa Rahmat. 2015. Audit Control


Capability Level Tata Kelola Sistem
Informasi Menggunakan COBIT 5 Studi
Kasus : Direktorat TIK UPI Bandung.
Bandung.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai