Anda di halaman 1dari 7

Review Paper Mengenai Cobit 5

Judul Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi menggunakan Kerangka Kerja


COBIT 5 pada AMIK JTC Semarang

Tahun 2015

Penulis Hadi Hilmawan, Oky Dwi Nurhayati, Ike Pertiwi Windasari

Reviewer Adinda Camila Sekar Aulia (21990000429)

Tanggal 19 September 2021

Mata Kuliah Tata Kelola TI

Link Jurnal https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Article-17167-5_0554.pdf

Abstrak

Informations technology has been important elements in an organisation but getting higher
information technology implementation cost requires any company or organization to implement
an effective operation of information technology. Information technology was expected to help
organization in achieveing their business goals and providing not only financial profit but also
non-financial profit. To achieve their business goals and ensuring process of information
technology works effectively and efficiently, a continuously audit and evaluation of our IT
process need to introduced in organization. It will help organization aligning their business
process with IT process. One of IT governance framework is COBIT 5. COBIT 5 is a
comprehensive framewok that helps organizations to create optimal value from IT by
maintaining a balance between realizing benefits and optimizing risk levels and resources use.
COBIT 5 enables information and related technology to be governed and managed in a holistic
manner for the whole organizations, taking full end to end business and functional area of
responsibility, considering the IT-related intererst of internal and external stakeholders.
Pendahuluan Teknologi informasi kini dipandang sebagai media pendukung
untuk mencapai tujuan bisnis, adapun di dalamnya diharuskan
adanya keselarasan antara proses bisnis dengan teknologi
informasi. Akibat dari kesuksesan penggunaan teknologi
informasi pada bisnis perusuhaan menginspirasi para
pemimpin perguruan tinggi menerapkan proses teknologi
informasi yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan
kompetitif dan mentransformasikan layanan, proses kerja dan
hubungan antar komunitas civitas akedemik, peneliti dan
berbagai level kepentingan dan stakeholders.

Dalam jurnal ini yang menjadi objek penelitian adalah AMIK


JTC Semarang yang merupakan organisasi pendidikan tinggi
yang berfokus dalam pengembangan tenaga kerja professional
dalam bidang teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi dilakukan oleh AMIK JTC Semarang untuk
mencapai tujuannya namun hal itu belum mampu dikelola
dengan baik, keselarasan dalam proses teknologi informasi
dan proses bisnis yang masih belum dievaluasi. Dalam hal ini
dibutuhkan audit untuk memastikan bahwa kebutuhan,
kondisi, dan pilihan stakeholder sesuai dengan tujuan
organisasi menetapkan priorotas dalam pengambilan
keputuasan, dan memantau kinerja berdasarkan tujuan dan
arahan.

COBIT merupakan kerangka kerja atau panduan best practices


manajemen dan teknologi informasi. Pada AMIK JTC
Semarang sendiri menggunakan COBIT 5 yang merupakan
merupakan kerangka COBIT paling baru. Keunggulan COBIT
5 yang mengemukakan bahwa mereka telah mengidentifikasi
beberapa tantangan yang dihadapi COBIT Maturity Model
dan menawarkan model penelitian alternatif. Mereka telah
mendemonstrasikan bahwa ternyata alternatif model penilaian
berdasarkan ISO/IEC yaitu COBIT 5 memiliki kriteria
penelitian yang lebih akurat, konsisten, dan obyektif. 

Tujuannya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengidentifikasi


bagaimana proses TI yang berlangsung di AMIK JTC apakah
sudah berjalan dan terkelola dengan baik dan juga dilakukan
identifikasi terhadap kondisi yang diharapkan di masa
mendatang.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara
melakukan identifikasi terhadap proses TI yang dilakukan
dengan melakukan observasi, wawancara, kuisoner, dan studi
lapangan, dan melakukan identifikasi terhadap kondisi yang
diharapkan di masa mendatang yang dilakukan dengan
wawancara kepada para pengambil kebijakan dan pembacaan
dokumen Rencana Strategis AMIK tahun 2010-2014.
Dasar Teori A. Tata Kelola Teknologi Informasi
Merupakan sebuah proses dimana organisasi
menyelaraskan IT Actions dengan visi dan misi yang
ingin dicapai oleh organisasi yang didalamnya
meliputi budaya-budaya, pengorganisasian, peraturan
dan praktik yang menghasilkan sistem pengawasan
dan transparansi dalam pemanfaatan IT. Tata Kelola
TI menerangkan siapa yang membuat keputusan dan
bagaimana keputusan tersebut dibuat dalam IT.

B. COBIT 5
COBIT 5 merupakan framework terbaru yang dirilis
pada tahun 2012, dilengkapi beberapa fitur tambahan,
diantaranya 5 prinsip dan 7 enablers. Dalam COBIT
sendiri diperkenalkan unsur VAL IT, yaitu sebuah
kerangka tata kelola yang meliputi prinsip penerimaan
dari proses pendukung yang berhubungan dengan
evaluasi dan seleksi yang memungkinkan investasi TI
dalam bisnis melakukan realisasi dari manfaat, dan
memberikan nilai dari investasi tersebut. Adapun
dalam COBIT 5 terdapat pemisahan antara proses tata
kelola dengan proses manajemen, sehingga dapat
disimpulkan COBIT 5 dibangun berdasarkan
pengembangan dari COBIT sebelumnya dengan
mengintegrasikan VAL IT.

Menurut COBIT keputusan bisnis yang baik


didasarkan pada pengetahuan dan informasi yang
relevan, komprehensif, dan tepat waktu. COBIT 5
menyelaraskan 5 prinsip yang memungkinkan
organisasi membangu sebuah framework tata kelola
yang efektif berdasarkan pendekatan holistic dan 7
enabler yang disediakan mengoptimalisasikan
investasi bidang teknologi informasi dan memberikan
keutungan pada stakheolders.

Adapun untuk memahami kerangka kerja COBIT 5


perlu diketahui faktor penggerak dan poses yang
terdapat didalamnya juga indikator penilaian yang
diberikan terhadap proses assessmenys model di
COBIT 5. Pada COBIT 5 memiliki 2 area kerja utama
yang didalamnya terdapat 5 domain utama, yaitu:
a. Governance
1. Evaluate, Direct, and Monitor (EDM)
b. Management of Enterprise IT
2. Align, Plan, and Organise (APO)
3. Build, Acquire, and Implement (BAI)
4. Deliver, Service, and Support (DSS)
5. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)

C. Proses Capability Level


Diperlukan adanya pemahaman terhadap status sistem
teknologi informasi bagi organisasi agar dapat
memutuskan tingkat manajemen dan kontrol yang
harus diberikan, oleh karena itu perusahaan perlu
mengetahui apa yang harus diukur dan bagaimana
pengukuran tersebut dilakukan. Pada COBIT 5 sendiri
dikenal dengan nama Capability Level. Model
pengukuran ini didasarkan pada standar ISO/IEC
15504 Software Engineering-Process Assesment
Standard. Ada 6 level proses yang harus dicapai pada
setiap proses, diantaranya:
a. Level 0 (Incomplete), tidak dilaksanakan atau
sedikit/tidak ada bukti sistematis tujuan proses.
b. Level 1 (Performed), telah mencapai tujuan proses.
c. Level 2 (Managed), diimplementasikan dalam
model yang terkelola (direncanakan, dimonitor,
dan disesuaikan) dengan produk kerja yang tepat,
dikendalikan, dan dipelihara. 
d. Level 3 (Established), terimplementasi sesuai
standar yang ada.
e. Level 4 (Predictable), beroperasi sesuai batas yang
ditentukan untuk mencapai hasil proses. 
f. Level 5 (Optimized), terus ditingkatkan untuk
memenuhi kodisi terkini yang relevan dan
diarahkan pada tujuan bisnis.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan Setelah melakukan proses pengumpulan data dan analisis
kebutuhan stakeholder, dapat disimpulkan beberapa hal
berikut:
1. Universitas Esa Unggul memiliki benuk infrastruktur
Teknologi Informasi yang baik sehingga mampu
mendukung adanya kegiatan operasional dan proses
pembelajaran yang berlangsung.
2. Adanya infrastruktur ini sendiri diperlukan dukungan
dengan memberikan dan memperhatikan mengenai
keberadaan sistem informasi dana tau perangkat lunak
yang baik sehingga bisa lebih memberikan kepuasan
kepada para stakeholder.
3. Perlu adanya pengembangan dalam bidang tata kelola
teknologi informasi untuk menjadikannya lebih baik
dan tata kelola yang sesuai dengan best practice yang
nyata dalam lapangan, khususnya teknologi informasi
yang ada di dalam Universitas Esa Unggul untuk
berjalan lebih baik kedepannya.

Kelebihan Dalam hal perancangan dan pembentukan tata kelola


teknologi dalam bidang operasional dan pengajaran kampus
menggunakan COBIT 5 dinilai cukup efektif, terlebih
diketahui bahwa COBIT 5 secara tegas memisahkan antara
tata kelola dengan sitem pengaturan (manajemen) dalam suatu
usaha. Dimana dalam bidang tersebut memudahkan institusi
untuk melakukan pemisahan antara proses operasional dengan
tata kelola.

Kekurangan Dalam hal ini yang dinilai kurang adalah penyediaan fasilitas
perangkat lunak yang mendukung kinerja sistem tata kelola TI
sehingga dapat menyebabkan efek berupa pelayanan dan
pelaksanaan tata kelola TI tidak berjalan secara efektif dan
baik.

Anda mungkin juga menyukai