Anda di halaman 1dari 43

MANUSIA DAN KEUTUHAN CIPTAAN : KONSEPSI ALKITAB, MAN DENGAN

CIPTAAN LAIN, MAKNA KPKC

DIBIMBIMG OLEH

Pdt. Nurmaya Simanjuntak, S.Th., M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

OLYHABANA SITUMORANG [21600248]


GRACE LAOLY [21600254]
ROBIN HOOD LAIA [21600247]

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSENT.A 2021
MANUSIA DAN KEUTUHAN CIPTAAN

Manusia Menurut Konsepsi Alkitab

Dalam alkitab menjelaskan bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Manusia merupakan

satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi. Dalam kitab kejadian 1:26

mengatakan “baiklah kita menjadikan manusia”, yang berarti bahwa pada waktu Allah

hendak menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu bermusyawarah dengan Allah

Anak dan Roh Kudus. Allah menciptakan manusia gambar dan rupa Allah atau IMAGO

DEI ( kejadian 1:26-27 ). Gambar dan rupa Allah yang terdapat dalam diri manusia

adalah gambar alamiah dan moral bukan secara fisik.

Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab 

Sesuai dengan kesaksian Alkitab, keutuhan ciptaan dipahami sebagai suatu bentuk
ketergantungan manusia dengan lingkungannya. Seluruh ciptaan merupakan satu
kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain. Manusia ditempatkan Tuhan
sebagai mahkota ciptaan-Nya karena manusia lebih tinggi statusnya dari ciptaan
yang lain dan mempunyai tanggung jawab khusus terhadap ciptaan yang lain.
Tanggung jawab manusia ditandai dengan mengasihi seluruh ciptaan yang
terdapat di sekitarnya. Tanggung jawab tersebut dilakukan manusia bukan saja
karena manusia diciptakan sebagai mandataris Allah yang bertanggung jawab
terhadap seluruh ciptaan tetapi tanggung jawab ini dilakukan karena manusia pada
dasarnya hidup dalam ketergantungan dengan ciptaan lainnya. Itu berarti bahwa
manusia hidup dalam ketergantungan dengan makhluk dan ciptaan lainnya. Karena
itu hubungan antara manusia dengan ciptaan lainnya merupakan suatu kesatuan
yang tak terpisahkan. 
Dalam Alkitab banyak ditemui aspek kesaksian penciptaan yaitu: 

 Allah adalah pencipta dan pemilik mutlak (Kejadian 1:1 ; Mazmur 24:1 ;
Yesaya 48:12-13), 

 Allah pemberi dan pemelihara semua hidup di dunia ini (Mazmur


104:29b−30), 
 Allah menyediakan sumber yang berlimpah dan aneka untuk dinikmati
manusia dan ciptaan lain (Mazmur 104:10−18 ; 2 :27-28), 
 Roh Allah itu aktif terlibat, tidak hanya dikegiatan awal penciptaan tetapi
juga dalam mereproduksi kehidupan dalam kesinambungan pemeliharaan
dan pembaharuan alam semesta (Mazmur104:30), 
 Allah menciptakan beraneka tumbuhan dan spesies binatang yang berjuta-
juta banyaknya (Mazmur 104:24), 
 Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan rupa Allah (Imago Dei), laki-
laki dan perempuan sama dihadapan Allah (Kejadian 1:27), 
 Allah menciptakan manusia agar menjadi mitra dan teman sekerja Allah
dalam memelihara ciptaan-Nya (Keluaran 1:28; Mazmur 8:6), 
 Membentuk tatanan ciptaan supaya manusia hidup beraturan dalam waktu,
iklim dan ruang yang dapat dihuni (Kejadian1:1−31; Yesaya 45:18), 
 Allah menciptakan dunia dari yang tidak ada menjadi ada atas kehendak-
Nya sendiri (Wahyu 4:11), 
 Keharmonisan dan berekosistem dari seluruh ciptaan-Nya, dalam kasih dan
anugerah yang telah diatur untuk bergerak bebas, sejahtera, bahagia, dan
aman (Mazmur 104:10−23). 

Manusia Dan Ciptaan Lain


Manusia dan alam memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dimana manusia
membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup. Namun saat ini kondisi alam
semakin memprihatinkan, banyak kerusakan yang terjadi karena ulah manusia yang
memiliki kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya eksploitatif. Terjadinya
kekeringan, tanah-tanah tandus, erosi tanah, hilangnya pohon pelindung, banjir, tanah
longsor, pencemaran atmosfir, air, tanah, dan merosotnya kesuburan serta struktur
tanah, degradasi tanah (penurunan kualitas tanah), perubahan iklim, semua itu
semestinya menyadarkan kita bahwa alam atau lingkungan hidup di mana kita tinggal
ini terancam kelestariannya. Semua ulah manusia yang hanya mengeksploitasi alam
demi keuntungan (ekonomis) semata, tanpa mempedulikan kesehatan alam ciptaan
dan kelestarian serta keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa depan, akan
berakibat negatif bahkan bisa fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi
tidak ramah dan bersahabat dengan manusia. Alam tidak menjadi tempat yang
memberikan kenyamanan dan ketentraman untuk manusia menyelenggarakan hidup.
Manusia lupa diri, bahwa mereka adalah mahluk yang diberi kepercayaan oleh Allah,
untuk menjaga maupun merawat alam semesta ini. Artinya manusia seharusnya
bertanggungjawab atas keberlangsungan yang ada di alam semesta ini. Kondisi alam
yang baik tentunya akan mendukung segala aspek kehidupan manusia, sehingga
menciptakan kedamaian, dan kenyamanan bagi seluruh mahluk hidup di muka bumi
ini.

Melihat dari keprihatinan inilah, tema yang diusung dalam memperingati hari
perdamaian internasional adalah Climate Action For Peace. Dimana pada kesempatan
ini kita diajak untuk berefleksi dan melakukan sebuah aksi nyata, untuk melawan
kerusakan dan menjaga bumi sebagai bentuk tanggungjawab kita. Dalam kitab
Mazmur pasal 104 kita diingatkan posisi kita sebagai manusia, dimana dalam pasal ini
mengemukakan bahwa manusia sebagai bagian dari alam ciptaan Allah, manusia dan
alam ditempatkan setara dan samasama berada di bawah kuasa Allah. Dalam nyanyian
Mazmur ini kita dapat menyaksikan bagaimana Allah diagungkan sebagai pencipta
yang sungguh besar, bahwa kehidupan dalam alam semesta adalah bersumber dari Dia
saja, dengan kekuasaanNya segala sesuatunya hidup.

Di Mazmur 104, manusia disebut dalam urutan yang sama dengan makhluk yang lain
dan habitatnya. Manusia mempunyai kedudukan yang setara dengan makhluk hidup
yang lain. Manusia memang merupakan penguasa alam, tetapi manusia itu juga
ciptaan Allah, artinya ia rapuh dan bergantung kepada Allah. Mungkin saat ini banyak
orang berpendapat bahwa untuk dapat menjaga atau menata alam, maka saat ini
manusia harus memiliki otoritas terlebih dahulu. Namun yang dibicarakan adalah
mengenai menjaga alam dan bukan hanya sekedar manusia mengelola alam yang
mengandalkan pada wewenang sebagai penguasa. Manusia yang ingin menata alam
dalam rangka menyelamatkan alam, harus terlebih dahulu menyadari bahwa sebelum
manusia yang menata alam, sudah ada Tuhan yang lebih dahulu menata. Tuhan
menatanya dengan adil, sehingga penataan tersebut memperlihatkan irama yang
teratur. Kita manusia yang ditata Allah, ternyata merupakan bagian dari alam, maka
dari itu dalam Mazmur 104 digambarkan bahwa habitat itu menentukan.

Dengan demikian, kita sebagai ciptaan yang diberi mandat Allah, untuk menjaga alam
hendaknya berkomitmen untuk merawat alam ciptaan-Nya, untuk menciptakan
kedamaian dan menjaga generasi masa mendatang. Kekuasaan yang diberikan Allah
kepada manusia adalah kuasa sebagai penatalayan yang bertanggungjawab, termasuk
penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang ada. Suatu hal yang mustahil jika
Allah menciptakan bumi dan menyerahkan kepada manusia hanya untuk dihancurkan
atau dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan sekarang dengan mengorbankan
kesejahteraan atau “mengkhianati anak cucu kita” di masa mendatang. Sebaliknya,
kuasa tersebut merupakan pendelegasian atas alam ciptaan, yang di dalamnya
memuat unsur pertanggungjawaban baik kepada Allah sebagai Sang Pemilik bumi dan
kepada sesama (sebuah kesolidaritasan) serta rasa hormat terhadap lingkungan hidup
kita. Selamat menjaga alam sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada dan
menciptakan kedamaian dimuka bumi ini.

MAKNA KPKC ( KEADILAN, PERDAMAIAN, DAN KEUTUHAN CIPTAAN )

A. Keadilan menurut konsepsi Alkitab

Kata keadilan dalam alkitab berasal dari istilah “ tsedeq “ atau “ tsedeqah “
yang artinya “ lurus “ atau “ langsung “. Kedua kata ini mengacu kepada standard etika
dan moral. Sehingga istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku
dan moral para hakim dalam menjelaskan tugasnya. Ada tiga unsur yang
menonjol di dalam keadilan, yaitu etika, peradilan dan teokratis. Berkaitan dengan
keadilan, kehidupan manusia harus berlandaskan ketiga unsur diatas ini.

Apabila kehidupan individu atau kelompok berpadanan dengan ketiga unsur di


atas maka martabat dan wibawa manusia itu akan semakin tinggi dan terhormat
( bandingkan Yesaya 1 : 21 ). Tugas utama raja atau hakim adalah melaksanakan
keadilan dalam persekutuan umatNya.

( bandingkan keluaran 23 : 7-8 ; Amos 16 : 12;1 Tawarikh 18 : 14 ). Didalam


kepemimpinan mereka di pengadilan, mereka harus menonjolkan unsur Teokratis,
yaitu menghormati Allah. Hidup dan melayani berazaskan hormat kepada allah
ditandai dengan suatu sikap yang solider terhadap orang miskin, tertindas dan
terbelakang.

Dalam Perjanjian Baru jelas terlihat bahwa pengabdian yang dilakukan kepada Tuhan
Yesus juga meliputi pengabdian kepada orang:orang yang berkekurangan, sakit,
tertindas, terkurung dan orang asing (Mateus 25:31-46). Keadilan harus ditegakkan
dengan nyata melalui hubungan antara sesama manusia dengan masyarakat lainnya.
Keadilan juga berlaku bagi-tatanan alam, masyarakat dan korelasi antara manusia
dengan sesamanya. Dalam keadilan terwujud harmoni, keseimbangan dan keselarasan
seluruh unsur-unsur alam. Keadilan dan pemberian sedekah yang sudah terbiasa bagi
masyarakat Mesir merupakan penampakan arti keadilan dan damai sejahtera dalam
tatanan alam dan masyarakat. Keadilan dan syalom ini tidak terpisahkan satu dengan
yang lain, walaupun dari beberapa sisi masih dapat dilihat perbedaan. Dari keutuhan
unsur keadilan dan syalom inilah menjadi jelas hubungan antara keadilan dan
pelestarian lingkungan.

B. Perdamaian

di dalam Alkitab istilah “perdamaian” berakar dari kata “syalom” (Ibrani) dan
“eirene” (Yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan
senang akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan
atau kesehatan (bandingkan Lukas 11:12, Mazmur 73:3 dan Mazmur 38:4). Setiap
individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti
kesejahteraan dan keamanan serta ketenteraman jiwa terjamin. Sebaliknya setiap
individu tidak akan merasakan kedamaian bila ia hidup didalam suasana perang dan
kekacauan p(bandingkan 2 Raja 5:26, Roma 12:18 Yakobus 3:18: Pengkhotbah 3:8:
Lukas 14:32: Kisah Rasul 12:20 dan 1 Korintus 14:33).

Syalom atau eirene yang berarti selamat dan sempurna selalu diharapkan oleh
setiap individu. Pengharapan ini selalu terdengar dengan ucapan “salam” yang hampir
pada setiap pertemuan dan perpisahan diucapkan seseorang kepada yang lain. Karna
itu sampai akhir hayat manusia, setiap individu selalu mengharapkan “selamat” di
dalam hidupnya. Hal ini dapat dimengerti dengan ungkapan yang selalu terdengar dari
hampir semua individu yang mengatakan: “Pergilah dengan selamat...” (Hakim-hakim
18:6), “Pulanglah dengan selamat...” (I Samuel 25:35), “Engkau akan mati dengan
damai” (Yeremia 34:5).

Keyakinan dan perasaan aman serta tanggung-jawab setiap individu atau


kelompok terhadap Allah merupakan suatu sarana yang mempererat hubungan
mereka dengan Allah. Persekutuan di dalam masyarakat akan menjadi efektip bila
mereka mampu hidup bersama dalam kedamaian dan kesejahteraan dan dalam
keamanan yang secara menyeluruh terjamin. Hal ini dapat dilihat dari ceritera tentang
Yusuf anak Yakub (Kejadian 37-50). Syalom akan muncul bila upaya manusia yang
menonjolkan kekuatan, kekuasaan dan kekerasan dalam berbagai aspek dan praktek
kehidupan dapat diminimisasi atau dihilangkan. Sebab perang yang mengandalkan
kekuatan dan kekerasan bukanlah suatu tujuan atau usaha untuk mencapai tujuan
hidup manusia. Sebaliknya, perdamaian dan keadilan yang dilandasi dengan kasih
terhadap sesama merupakan citacita seluruh Makhluk di atas bumi. Kedatangan Allah
di Sion sekaligus meniadakan sikap permusuhan, mengganti perang dengan damai
melalui penggudangan dan pelucutan segala bentuk senjata perang.

C. Keutuhan Ciptaan

Syalom selalu berorientasi pada perdamaian masa depan yang ditandai dengan
pewujudan damai, keadilan dan penciptaan sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Perpaduan ketiga unsur ini sangat berkaitan dengan keselamatan manusia kini dan di
masa depan. Hal ini sesuai dengan isi Yesaya 32 :15-17 : “sampai dicurahkan kepada
kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan di
kebun buahbuahan itu akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan
tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman
untuk selama-lamanya”.

Dari ayat-ayat ini menjadi jelas dimengerti tentang prinsip-prinsip keutuhan


ciptaan. Kebun buah-buahan dibentuk dari padang gurun, dan kebun buah-buahan
dianggap hutan hijau yang dipandang sebagai lambang kesuburan. Baik bagi padang
gurun maupun buah-buahan berlaku keadilan dan kebenaran yang menumbuhkan
damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman yang abadi.

Ciptaan tidak dapat dipahami hanya menyangkut alam saja. . Ciptaan


mencakup keseluruhan yang utuh, termasuk masyarakat dan lingkungannya, baik
unsur politik maupun aneka keilmuan lainnya. Itu sebabnya dalam Yohanes 3:16
dikatakan bahwa Allah mengasihi dunia ini, bukan hanya manusia saja. Jadi keutuhan
ciptaan akan terjamin bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan
terhadap kekerasan dapat dipelihara secara konsekwen.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi yang kami pelajari adalah sebagai berikut,

Jadi manusia dan ciptaan lainnya merupakan konsep yang saling bergantung satu sama
lain. Allah menciptakan alam semesta lalu Allah menciptakan manusia dalam hari
terakhir penciptaannya. Makna penting dari penciptaan ini ialah bahwa alam semesta
ini diciptakan untuk manusia. Manusia sebagai wakil Allah di bumi yang bertugas untuk
menjaga dan memelihara alam semesta yang telah diciptakan Allah. Yesus sendiri
memperlihatkan hubungan manusia dengan alam yang sangat dekat dan saling terikat.
Yesus juga mengajarkan agar manusia selalu bersikap baik terhadap semua ciptaan
Allah. Hal itu menunjukkan bahwa Yesus mengasihi serta memiliki cinta kasih terhadap
semua ciptaan Allah termasuk alam semesta dan semua yang terdapat di dalamnya.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
KASUS KPKC DI INDONESIA

MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP : SAMPAH

DOSEN PENGAMPU:

Pdt.Nurmaya Simanjuntak, M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Yanti Tiara Br Siahaan (21600250)

Fransfella Arfansyah (21600251)

Nickson Danendra Hot Roganda Nainggolan (21600252)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2021
KASUS KPKC DI INDONESIA

KPKC (Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan) adalah nilai nilai


alkitabiah. Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan pada hakikatnya adalah nilai-
nilai Kerajaan Allah. Pada dirinya, Allah sendiri terlibat dan bertekad menjadikan dunia
ini sebagai tempat yang adil dan damai, memberikan kehidupan yang bermartabat bagi
setiap makhluk. Hal ini berarti perjuangan untuk menegakkan keadilan agar tercapainya
perdamaian dengan membangun relasi yang benar dengan alam dan sesama makhluk
hidup lainnya. KPKC berkaitan dengan mengatasi persoalan manusia,ketidakpuasan
terhadap pengadilan,perubahan iklim dan kerusakan alam yang diakibatkan oleh
ketidaksadaran manusia

Di Indonesia,sudah banyak hal yang terjadi dalam melanggar keadilan serta


kedamaian suatu ciptaan. Misalnya saja kebakaran hutan di Kalimantan yang terjadi
beberapa waktu yang llau,kekerasan terhadap perempuan dan anak dibawah
umur,ketidakadilan putusan hukum pada kaum warga biasa harga karena suatu materi
dan masih banyak lainnya. Tentu hal ini menjadi bukti bahwa kita sudah gagal dalam
menjaga keutuhan ciptaan-Nya. Maka dari itu,pada pembahasan ini,kami akan berfokus
pada KPKC di bidang lingkungan hidup. Dengan mengangkat judul “Kasus Manusia
dan Lingkungan Hidup : Sampah”

1. Kronologis Kasus
Ancaman hidup pinggiran sungai akibat sampah
Lautan sampah di Teluk Jakarta, Muara Angke, Jakarta Utara menjadi perhatian publik
sepekan terakhir ini. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sampai turun tangan
langsung membersihkan sampah bersama pasukan oranye. Lokasi tumpukan sampah
tersebut berada di pesisir pantai samping Kawasan Hutan Mangrove Ecomarine Muara
Angke.

Sementara itu dalam komentarnya Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno menyebutkan
bahwa sampah di Teluk Jakarta sudah ada sejak 2014. Namun, selama ini sampah tersebut
belum sempat ditangani.
Menurut salah satu penjaga kawasan hutan manggrove, Roni (65), tumpukan sampah ini
mulai banyak sejak Februari 2018. Sampah saat ini lebih banyak dibanding sebelumnya.
Kasudin Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu Yusen Hardiman menjelaskan sampah
berkerumun di lokasi karena terbawa rob dan angin barat. Dia menegaskan, sampah yang
muncul di tepian Muara Angke berasal dari lautan lepas.

Pemerintah DKI Jakarta menyebutkan bahwa dugaan sementara sumber sampah berasal dari
Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah DKI Jakarta kesulitan menjelaskan secara
spesifik dari mana sampah-sampah tersebut berasal dan bagaimana dapat menumpuk di
kawasan Hutan Mangrove Muara Angke hanya pada saat rob dan gelombang besar pada
saat anginbarat.

Minimnya data dan pengetahuan tentang pola pergerakan sampah di wilayah Jakarta dan
sekitarnya, serta belum adanya kajian teknis yang mendalam mengenai permasalahan
sampah menjadi kendala Pemerintah DKI Jakarta dalam menjelaskan detail sumber sampah
di kawasan Muara Angke dan ketidaksadaran masyarakat dalam membuang sampah pada
tempatnya dan mengelola sampah dengan baik tanpa harus merusak alam yang sudah Tuhan
ciptakan dan yang seharusnya dilestarikan bukan dicemari dengan sampah

Ada 13 sungai di Wilayah DKI Jakarta yang berpotensi menyumbang sampah Teluk
Jakarta. Sungai tersebut adalah Kali Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali
Krukut, Kali Grogol, Kali Baru Barat, Kali Ciliwung, Kali Baru Timur, Kali Cipinang, Kali
Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung.

Sementara itu di wilayah Bekasi ada tiga sungai besar yang bermuara ke Laut Jawa yaitu
Sungai Citarum, Sungai Bekasi, dan Sungai Cikarang. Di wilayah Tangerang ada Sungai
Cisadane yang mengalir dari daerah Bogor dan bermuara di Laut Jawa. Sungai-sungai di
wilayah sekitar Jakarta ini juga berpotensi menyumbang sampah ke Teluk Jakarta.

Data Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menunjukan bahwa 7000 ton sampah
diproduksi oleh warga DKI Jakarta setiap harinya. Total produksi per tahun mencapai 2,5
juta ton sampah. Dari angka tersebut, apabila mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Jenna Jambeck di mana 4.6% sampah daratan terbuang ke laut, maka kurang lebih 115000
ton sampah per tahun atau 315 ton per hari terbuang ke Teluk Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, ada kurang lebih 100 ton sampah
yang menumpuk di Muara Angke. Bila dibandingkan dengan jumlah sampah yang terbuang
ke laut sebanyak 315 ton per hari maka dibutuhkan penanganan yang lebih menyeluruh dan
terintegrasi untuk menangani sampah Teluk Jakarta.
Penanganan
Yang harus dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta selain menerapkan penanganan jangka
pendek seperti pemasangan jaring di sungai-sungai wilayah Jakarta dan pencegahan agar
sampah tidak terbuang ke laut, perlu dilaksanakan juga penanganan jangka menengah dan
jangkapanjang.

Penanganan jangka menengah adalah dengan melakukan penelitian komperhensif terhadap


sampah di Teluk Jakarta. Penelitan diawali dengan melakukan survei dan pemetaaan
sumber-sumber pencemaran sampah di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penelitian
selanjutnya adalah dengan melakukan pemodelan pola sebaran partikel sampah di Teluk
Jakarta.

Penanganan jangka panjang adalah dengan menerapakan regulasi dan kebijakan terkait
sampah. Pemerintah DKI Jakarta dapat mengacu kepada rencana aksi nasional yang tengah
disusun oleh sebelas kementerian termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kementerian Koordinator bidang kemaritiman

2. Analisa Kasus
Sampah plastik merupakan jenis sampah anorganik, yang sangat sulit untuk diuraikan.
Di Indonesia sendiri, produksi sampah plastik meningkat setiap tahunnya. Terkhusus di
salah satu teluk di Jakarta, yaitu Muara Angke. Sebagian masyarakat yang tinggal disana
berprofesi sebagai buruh. Hal itu disebabkan oleh keberadaan pabrik kertas indonesia
(pakerin) yang bekerja sama dengan America dan beberapa Negara Eropa, dan telah
beroperasi sejak tahun 1977 dan mengalami pengembangan tahun 1985 di wilayah
tersebut. Keberadaan sampah plastik yang dihasilkan dari pabrik tersebut adalah sampah
yang tercampur kedalam sampah kertas yang dihasilkan pabrik tersebut, sehingga
dimanfaatkan oleh sebagian warga desa sebagai sumber penghasilan warga dengan cara
dibeli dari supir truk yang membawa sampah tersebut, kemudian dipilah oleh warga, lalu
diolah dan dijual kepada pabrik tahu dan kerupuk disana sebagai bahan bakar. Namun,
keberadaan sampah plastik yang tercampur dalam sampah kertas tersebut menjadi
masalah illegal sehingga mendapat perhatian dari pemerintah untuk diberhentikan,
sehingga berpengaruh terhadap pendapatan sebagian warga yang bekerja dalam memilah
sampah plastik tersebut.
 Sampah sebagai ancaman kesehatan
Lingkungan desa bangun yang sudah sejak lama menerima masuknya sampah impor
plastik tentu membuat lingkungannya kurang sehat. Penumpukan sampah tersebut dapat
menjadi sarang penyakit yang berdampak buruk bagi kesehatan warga disana. Hal itu
dibuktikan dengan adanya warga yang akhirnya berani melapor kepada pemerintah
mengenai ketidaknyamanannya atas kondisi lingkungan sampah tersebut. Namun selama
ini terpaksa dibungkam karena mengingat banyak warga yang bergantung pada sampah
tersebut sebagai sumber penghasilan mereka. Hanya tetap saja, kita tidak boleh
menyampingkan masalah kesehatan demi hal ekonomi.
 Tindakan dan Solusi Pemerintah
Pemerintah Jakarta mengatakan bahwa sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang
berada disekitaran Muara Angket yang sudah terbiasa membuang sampah diteluk itu
walaupun pemerintah sudah menyediakan tempat pembuangan sampah. Oleh Karna
itu,kita tidak boleh mengesampingkasan masalah kesehatan
Pemerintah melalui berbagai tindakan dengan penanganan jangka menengah adalah
dengan melakukan penelitian komperhensif terhadap sampah di Teluk Jakarta. Penelitan
diawali dengan melakukan survei dan pemetaaan sumber-sumber pencemaran sampah di
wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penelitian selanjutnya adalah dengan melakukan pemodelan
pola sebaran partikel sampah di Teluk Jakarta. Sedangkan Penanganan jangka panjang
adalah dengan menerapakan regulasi dan kebijakan terkait sampah. Pemerintah DKI Jakarta
dapat mengacu kepada rencana aksi nasional yang tengah disusun oleh sebelas kementerian
termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Koordinator bidang
kemaritiman
 Tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup sampah
Manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai hak dan kewajiban yang secara ideal harus
diperlakukan secara seimbang.tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan
kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuat nya. Dalam
kejadian 1:26-28menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Allah dengan memberi mereka kuasa atas seluruh bumi.Dan kejadian 1:28 yaitu itu untuk
memelihara seluruh isi bumi.maka dari itulah manusia memiliki tanggung jawab terhadap
lingkungan termasuk lingkungan hidup sampah.tanggung jawab terhadap lingkungan hidup
adalah sikap atau perilaku tentang kewajiban menjaga alam,mencintai dan melestarikan
alam. contoh sikap tanggung jawab manusia terhadap lingkungan atau lingkungan hidup
sampah tidak membuang sampah di sembarangan tempat, mengolah hasil limbah yang
dapat diolah kembali seperti plastik dan botol bekas yang dapat dijadikan sebagai
kerajinan tangan,bergotong-royong serta tidak mengekploitasi alam secara berlebihan
maksudnya adalah tidak memanfaatkan hasil alam secara berlebihan.
 KPKC dan Lingkungan hidup sampah
Kpkc merupakan singkatan dari keadilan perdamaian keutuhan ciptaan menjunjung tinggi
keadilan dan menentang tindak kekerasan.keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan
merupakan perjuangan untuk menegakkan keadilan agar tercapai perdamaian dengan
membangun relasi secara benar dan wajar dengan alam dan segala isinya.prinsip-prinsip
moral yang harus dimiliki untuk meningkatkan keadilan perdamaian dan keutuhan
ciptaan,yaitu sikap hormat terhadap alam tanggung jawab moral terhadap alam solidaritas
kosmis kasih sayang dan kepedulian terhadap alam tidak membahayakan atau merusak
alam hidup sederhana dan selaras dengan dengan mengetahui nilai-nilai dari KPKC akan
menumbuhkan sikap atau rasa syukur atas ciptaan tuhan mulai dari lingkungan hidup
mengenal pemanfaatan kekayaan alam yang bijaksana, mengetahui cara menanggulangi
atau mengatasi kerusakan lingkungan, salah satunya seperti lingkungan hidup sampah.nilai
KPKC dalam lingkungan hidup sampah mampu mengembangkan nilai keadilan dan
perdamaian dan keutuhan ciptaan.seperti menjaga lingkungan sekitar dari sampah-
sampah, memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang yang untuk
kerajinan tangan serta mengenali bencana-bencana yang dapat diakibatkan oleh sampah
seperti banjir dan lain-lain
3. Refleksi
Menurut kitab suci Kejadian 1 dan 2, lingkungan hidup manusia merupakan bagian dari
bumi yang diciptakan Tuhan. Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya secara
sempurna. Artinya, Allah menciptakan bumi dan segala isinya sebagai suatu cara Tuhan
untuk memelihara manusia di Bumi yang diciptakanNya. Namun bumi bukan milik
manusia, bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan. Dalam kitab Mazmur 24:1-2
dikatakan: “Dialah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di
dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas
sungai-sungai”. Manusia hanya diberi mandat untuk menjaga dan memelihara bumi dan
segala isinya. Namun, mandat yang Tuhan percayakan kepada manusia sering
disalahgunakan, yaitu dengan mengeksploitasi bumi tidak beraturan sehingga merusak
alam dan memberi dampak negatif bagi banyak orang disekitarnya.
Setiap manusia harus selalu memperjuangkan situasi keadilan, perdamaian dan
keutuhan manusia itu sendiri. Manusia juga harus memiliki tanggung jawab moral
terhadap alam (moral responsibility for nature), kepedulian terhadap alam (caring for
nature) serta tidak merusak alam (no harm) agar kita sebagai manusia yang diberi kuasa
oleh Tuhan untuk menjaga dan memelihara lingkungan di bumi, dapat hidup selaras
dengan alam. Marilah kita belajar mengolah apa yang ada di lingkungan alam kita agar kita
dapat bersahabat dengan alam.
Terutama kepedulian terhadap lingkungan hidup sampah. Sampah bisa menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kita,asal kita mau mengolahnya dengan baik, namun
sebelum itu kita harus bisa mengenal dan memilah mana kira-kira sampah yang dapat di
daur ulang dan tidak. Sehingga dapat mengurangi keberadaan sampah di lingkungan.
Namun, sampah juga bisa menjadi ancaman bagi kesehatan dan juga alam, dengan
penumpukan sampah di lingkungan, dapat membuat kita terkena penyakit secara fisik
Maka dari itu, mari mengawali aksi dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi
hal itu kita lakukan di aderah satu-satunya tempat tinggal kita
“Luangkan 100 jam setiap tahun untuk tujuan kebersihan dan menyenangkan hati
Tuhan”
KASUS MANUSIA DAN LINGKUNGAN :
PENCEMARAN/LIMBAH

Dibimbing Oleh

Pdt. Nurmaya Simanjuntak, S.Th., M.Si

Disusun Oleh Kelompok III :

1. Adira Sitanggang (21600255)

2. Deniro Purba (21600253)

3. David Simangunsong (21600275)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

T.A 2021
KPKC KEADILAN PERDAMAIAN KEUTUHAN CIPTAAN

Keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan merupakan bagian yang integral


dalam spiritualitas Kristiani. Tanpa memperjuangkan ketiga hal ini, pewartaan Gereja
mengenai Kabar Gembira akan terasa timpang dan tidak utuh. Mengapa timpang atau
tidak utuh? Karena Gereja nmeneruskan tugas perutusan Yesus sebagaimana tertulis di
Injil: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab la telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan la telah mengutus Aku
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tahanan, dan penglihatan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan
tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lk 4:18-19). Ini dikatakan Yesus di awal karya-
Nya. la menyadari bahwa misi-Nya adalah mewartakan Injil Kerajaan Allah. Mengenai
Kerajaan Allah, St. Paulus menulis: " ... Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Rm
14:17). Karena semakin menyadari hal ini, di keuskupan-keuskupan mulai dibentuk
komisi keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (justice, peace, and integrity of
creation). Beberapa kongregasi atau tarekat religius bahkan telah terlebih dahulu
mendirikan komisi ini sebagai bagian dari karya kerasulan mereka.

Di Indonesia, sudah banyak hal yang terjadi yang melanggar keadilan serta kedamaian
suatu ciptaan. Misalnya saja, kebakaran hutan di Kalimantan, kekerasan terhadap
perempuan dan anak dibawah umur,ketidakadilan putusan hukum pada kaum warga
biasa dan masih banyak lainnya. Tentu hal ini menjadi bukti bahwa kita sudah gagal
dalam menjaga keutuhan ciptaan-Nya. Maka dari itu, pada bahasan ini, kami akan
berfokus pada KPKC di bidang lingkungan hidup. Dengan mengangkat judul “Kasus
Manusia dan Lingkungan : Pencemaran/Limbah.”

I. KRONOLOGI KASUS
Pencemaran Lingkungan di Sungai Dawe Akibat Kegiatan Pembuangan Limbah
Industri Pabrik Tahu

Sungai Dawe yang berada di Kabupaten Kudus tepatnya di Desa Ngembalrejo,


Kecamatan Bae, terdapat sungai yang keruh sejak beberapa tahun yang lalu. Sejumlah
desa yang terdampak dari pencemaran limbah ini antara lain adalah Desa Ngembalrejo,
Desa Hadipolo, Desa Golantepu, Desa Mejobo, dan Desa Temolus. Kegiatan industri
limbah itu berasal dari pabrik tahu yang ada di Dukuh Kemang, Dukuh Karangbener,
Kecamatan Bae, Kudus. Menurut Supaat, ketua RT 02 RW 06 Dukuh Boto Kidul, Desa
Ngembalrejo mengatakan bahwa akibat limbah industri pabrik tahu ini telah mencemari
sungai yang menimbulkan warna keruh dan berbusa sejak tahun 2015 dan menimbulkan
bau tidak sedap hingga ke perumahan warga. Ada juga beberapa sumur warga
terkontamnasi akibat dari tercemarnya sungai tersebut. Padahal dulunya Sungai Dawe
merupakan sungai bersih yang sebagian warga masih memanfaatkannya untuk mencuci
baju, mandi, atau memancing namun beberapa tahun belakangan dengan adanya limbah
pabrik ini masyarakat tidak lagi beraktivitas di dekat sungai tersebut. Beberapa warga
memakai sumur hanya untuk mencuci baju, tidak lagi buat konsumsi karena imbas dari
limbah tersebut sehingga warga harus membeli air isi ulang untuk konsumsi sehari-
sehari yang lebih higienis. Ditambah lagi pada saat sekarang, atau musim kemarau.
Sungai menjadi keruh dan bau menyengat sangat dikeluhkan oleh warga dekat bantaran
sungai tersebut. Warga meminta supaya pemerintah segera mengambil tindakan untuk
mengatasi permasalahan pencemaran air ini, selain itu juga warga telah memberi
masukan kepada pengelola pabrik tahu agar tidak lagi membuang limbah pada sungai
namun tidak ada titik terang. (Tribun Jateng, 2017) Pelaksana tugas (Plt) Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (PKLH) Kabupaten Kudus,
Abdul Halil dalam menindak lanjuti permasalahan pencemaran lingkungan Sungai
Dawe di Desa Ngemabalrejo ini meminta kepada pihak pengusaha tahu untuk membuat
surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Baik izin usaha maupun lingkungan sehingga
pihaknya dapat membuat anggaran untuk pembuatan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) komunal untuk pengusaha. Halil mengatakan bahwa pihaknya akan segera
mencari tahu dengan cara langsung terjun ke lapangan. Sebab, banyak pengusaha yang
tidak paham bagaimana cara mengolah limbah, hal tersebut merupakan akibat dari tidak
punya surat izin lingkungan. Kalau pengusaha tersebut telah membuat surat seharusnya
pencemaran lingkungan ini tidak pernah terjadi karena tentu sebelum mendirikan
bangunan sudah dijelaskan diberi pemahaman tentang cara mengolah limbah. Jika
pencemaran lingkungan ini terus menerus terjadi maka pihaknya tidak segan untuk
memberikan tindakan tegas kepada pengusaha yang telah diatur dalam perda. (Jawa Pos
Radar Kudus, 2017)

II. ANALISIS KASUS

Pencemaran lingkungan akibat kegiatan limbah industri pabrik tahu dalam perspektif
sustainable development. Sustainable development Terdiri dari tiga pilar yakni
ekonomi,sosial, dan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, meningkatnya kualitas hidup masyarakat serta memberikan dampak bagi
masa depan agar generasi mendatang dapat menikmati apa yang ada di bumi ini tanpa
mengurangi akses yang ada. Dalam hal ini yang utama adalah aspek ekonomi
memberikan pengaruh yang signifikan pada suatu daerah, karena dengan meningkatnya
ekonomi maka bisa dikatakan daerah tersebut sebagian masyarakatnya bisa dibilang
mandiri atau mampu sehingga dengan adanya kegiatan industri pabrik tau tersebut bisa
memberikan efek yang positif pada masyarakatnya. Namun, ada beberapa hal yang
membuat faktor ekonomi ini tidak sustain apabila dengan adanya kegiatan indutri ini
justru tidak memberikan efek yang menguntungkan kepada masyarakat. Pada kasus
kegiatan pabrik industri di Kabupaten Kudus ini terlihat aspek ekonomi berjalan secara
sustain karena dengan adanya 17 pabrik industri yang ada di kabupaten tersebut bisa
merekrut masyarakat sebagai karyawan pabrik, dan terlihat juga apabila suatu
perusahaan pabrik akan menjalankan suatu kegiatan industri pasti merekrut orang
sebanyak-banyaknya apalagi industri tersebut masih dalam pengelolaan yang tradisional
masih menggunakan tenaga manusia. Masyarakat yang berumur produktif sangat
dibutuhkan, sehingga angka pengangguran berkurang dengan adanya kegiatan industri
pabrik tersebut. Selanjutnya pada pilar sustainable development yang kedua yaitu
tentang sosial, yang menjadi fokusnya adalah bagaimana management sumber daya
manusia dapat dikelola dengan baik sesuai dengan kemampuan masing-masing
individu, apakah memumpuni di bidangnya atau tidak. Namun dalam hal aspek sosial
ini perlu digaris bawahi bahwa apabila pilar ekonomi telah berjalan dengan baik
otomatis permasalahan sosial akan mengikuti bagaimana jalannya suatu kebijakan
tersebut. Apabila ekonomi telah membaik, sedikitnya angka kemiskinan dan
pengangguran maka aspek sosial pun jarang atau bahkan tidak akan terjadi. Aspek
sosial yang lebih di arahkan pada keadaan sosial masyarakatnya yang apabila terlibat
secara langsung dapat mempengaruhi kondisi sosial yang ada. Pihak pengelola dan
masyarakat berkontribusi dengan baik sehingga terlihat apakah dengan adanya
perencanaan pengembangan tersebut dpat dilihat apakah pada program ini tepat sasaran
atau tidak. Dalam aspek lingkungan, pada paper ini lebih spesifik menjelaskan
bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam melihat situasi yang sedang meresahkan
masyarakat di sekitar bantaran sungai dawe akibat kegiatan industri limbah pabrik yang
merusak atau mencemari air sungai. Pemerintah bekerjasama dengan seluruh
anggotanya bertugas bertanggung jawab dalam strategi kebijakan di setiap
peraturannya, membuat program supaya tercapainya lingkungan yang baik akan tetapi
dalam hal penyelenggaraan pembangunan nasional. Sehingga peran pemerintah sangat
penting. Dalam aspek lingkungan ini lebih berfokus bagaimana proses atau sistem
keberlangsungan yang ada baik dalam skala jangka panjang maupun jangka pendek.
Yang dimaksudkan disini untuk memelihara kelestarian lingkungan oleh pihak terkait
yang mengembangkan usahanya. Namun pada kenyataanya disini kasus limbah ini
terjadi karena pihak pengelola yang lalai dalam hal mengurus surat izin yang seharusnya
pada saat awal mendirikan sudah diperhitungkan bagaimana keadaan kondisi geografis,
sosial, budaya dan ekonomi. Segala sesuatu yang direncanakan harus terarah, rasional
sesuai dengan kondisi yang ada, dan ketepatan waktu. Hal tersebut diatas lah merupakan
tugas pemerintah dalam mewujudkan modernisasi sesuai dengantantangan dan kondisi
masyarakat yang lebih banyak berpendidikan rendah sehingga membuat pola pikir
mereka belum bisa setara. Lalu langkah selanjutnya peran pemerintah selaku katalisator
atau sebagai penengah antara pihak swasta dengan masyarakat apabila ada
permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Tetapi apabila pemerintah sudah baik
dalam menjalankan tugasnya sebagai katalisator seharusnya pencemaran lingkungan
tidak pernah terjadi, apabila itu terjadi berarti pemerintah belum memaksimalkan
tugasnya. Pemerintah (Badan Lingkungan Hidup) yang memiliki tugas sebagai badan
yang mengawasi terkait lingkungan, supaya para pengusaha diharapkan mengatasi
permasalahan apabila pihak perusahaan melanggar hukum terkait pembuangan limbah.
Dalam hal ini dibutuhkan kontribusi dari pemerintah dan masyarakat.

Pencemaran terjadi karena limbah dari perusahan telah masuk ke dalam sumber daya
alam. Masyarakat merasa sangat dirugikan karena hal itu berdampak lebih besar karena
sumur warga pun terkontaminasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan peluang perusahaan untuk membangun sebuah industri
apakah hal tersebut sustain atau tidak terhadap lingkungan masyarakat setempat, disini
jelas terlihat bahwa dengan adanya pabrik industri tahu di dekat sungai dawe hal
tersebut tidak sustain karena pabrik tahu tidak memiliki tempat khusus untuk mengelola
limbah. Akibat yang ditimbulkan dari limbah tersebut adalah tercemarnya sungai
menjadi keruh, bau dan berbusa sehingga masyarakat sangat terganggu dengan keadaan
tersebut.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :

 Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai.
Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air
limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

 Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

 Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

 Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zatorganik yang dibuang kelingkungan perairan, maka


perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

Pengendalian Pencemaran Air

Banyak hal yang bias kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air antara
lain:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah kesungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya
tidak tercemar.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman


pohon.Pohon selain bias mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah
banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal.
Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah
resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bias
menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-
sumber air potensial di bawahnya.

III. REFLEKSI

Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala
sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan harmonis
yang terintegrasi dan saling memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi,
sikap eksploitatif terhadap alam merupakan bentuk penodaan dan perusakan terhadap
karya Allah yang agung itu. Hal ini menurut kami kelompok memberikan makna bahwa
mengajarkan untuk menghargai lingkungan alam dan segala jenis makhluk hidup
lainnya yang berdampingan dengan manusia agar selalu terjaga keseimbagannya. Kami
belajar agar selalu menghargai tiap ciptaan yang telah Allah berikan kehidupan mulai
dengan tidak membuang sampah sembarangan yang efeknya dapat menimbulkan banjir
karna sampah-sampah yang terbuang sembarangan dapat menyumbat titik-titik saluran
air sehingga mengganggu kehidupan manusia maupun alam, dan efek lainnya yaitu
sampah-sampah plastik yang terbuang dengan sembarangan tidak mudah hancur yang
mana jika sampah-sampah tersebut sampai terbawa ke laut lepas, maka makhluk hidup
yang berada dalam laut akan ikut terkena efeknya, ikan-ikan dapat mati karena menelan
sampah plastik yang dapat merusak sistem pencernaan mereka.

Contoh ayat lain yang menjadi patokan kami terhadap lingkungan alam yaitu Kolose
1:15-23, Dalam perikop ini diungkapkan hal yang terkait erat dengan hal keutamaan
Kristus, khususnya karya pendamaian, penebusan, dan penyelamatan-Nya atas semua
ciptaan. Dalam ayat 23 dikatakan bahwa Injil diberitakan kepada seluruh alam. Melalui
Kristus dunia diciptakan, dan melalui Kristus pula Allah berinisiatif melakukan
pendamaian dengan ciptaan-Nya. Kristus membawa pendamaian dan keharmonisan
bagi semua ciptaan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Penebusan Kristus juga
dipahami sebagai penebusan yang mencakup seluruh alam dan ciptaan (ekoteologis).
Penyelamatan juga mencakup pendamaian atau pemulihan hubungan yang telah rusak
antara manusia dan ciptaan lainnya. Dan dapat disimpulkan baik manusia maupun
segala ciptaan atau makhluk yang lain merupakan suatu kesatuan. Pada ayat ini juga
mengajarkan kami agar lebih menghargai makhluk hidup ciptaan Allah yang lain.
Contohnya kami merawat tumbuhan di rumah agar polusi-polusi udara yang ada
disekitar rumah dapat diserap oleh tumbuhan yang efeknya udara-udara di sekitar rumah
jauh lebih segar dan sehat, hal ini memulihkan hubungan manusia dengan makhluk
hidup lainnya.

“When environment changes, there must be a corresponding

change in life.” — Charles Lindbergh


MAKALAH AGAMA
PENGERTIAN GENDER, KETIDAKADILAN GENDER,
BENTUK BENTUK KETIDAKADILAN GENDER,
KESETARAAN GENDER, KEADILAN GENDER, DAN
KESIMPULAN

DISUSUN OLEH :
Nama nama kelompok :
1. Meilani Amanda Br Ginting (21600256)
2. Putra Ferbi Satria Sembiring (21600257)
3. Christian Silalahi (21600258)

Dosen : pdt. Nurmaya Simanjuntak, S.Th., M.Si

Fakultas Ilmu Hukum


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
1. PENGERTIAN GENDER
Gender adalah persepsi masyarakat atau yang mengacu pada peran, perilaku,
ekspresi, dan identitas seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Istilah ini
juga erat hubungannya dengan orientasi seksual, misalnya homoseksual,
heteroseksual, dan biseksual.

Istilah lain yang berkaitan dengan gender adalah identitas gender. Identitas
gender merupakan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Pada
kasus transgender, bisa saja seorang laki-laki memandang dan menganggap
dirinya adalah seorang perempuan, atau sebaliknya.

Kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-


Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.

Disana dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan


rupa Allah yaitu laki-laki dan perempuan. Tuhan memberi perintah
yang jelas bahwa kita haris beranakcucu dan bertambah banyak.
Apakah laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan keturunan? Tentu
saja tidak.

2 . KETIDAKADILAN GENDER
Secara sederhana, Ketidakadilan Gender adalah istilah yang biasa digunakan
untuk menunjukkan perlakuan yang berbeda terhadap gender (gender
differences). Karenanya, ketidakadilan gender lebih merupakan ideologi, sistem
dan struktur di mana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari
sistem tersebut

3. BENTUK BENTUK KETIDAKADILAN GENDER


1. SUBORDINASI
>< Suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu
jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.
2. MARGINALISASI
>< suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
memarganalisasi seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah dengan
menggunakan asumsi Gender.
3. DISKRIMINASI
>< Sebuah ketidakadilan dengan pembedaan sikap dan perlakuan terhadap
sesama manusia berdasarkan jenis kelamin
4. STEREOTIPE
>< sering diartikan sebagai ejekan, juga merupakan gambaran gambaran atau
angan angan atau tanggapan tertentu terhadap individu atau kelompok yang di
kenai prasangka.
5. BEBAN GANDA
>< Beban pekerjaan yang di terima salah satu jenis kelamin lebih banyak
dibandingkan jenis kelamin lainnya. Upaya maksimal yang dilakukan mereka
adalah mensubstitusikan pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti
pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya.
6. KEKERASAN
>< suatu keadaan dimana seseorang melakukan Tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.

Kejadian 2 : 23 “Lalu berkatalah manusia itu: “inilah dia, tulang dari tulang ku
dan daging dari daging ku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki laki.”
Artinya, seorang laki laki dan perempuan memiliki sumber yang sama, yang
mana merupakan satu kesatuan serta satu keutuhan dan hal ini bukan merujuk
siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih rendah. Ayat ini juga menjelaskan
bahwa kekerasan tidak boleh dilakukan kepada perempuan yang mana
memiliki nilai kesucian dan kehormatan yang sama di mata Allah.
4. KESETARAAN GENDER
Kesetaraan gender adalah seperti sebuah frase (istilah) “suci” yang
sering diucapkan oleh para aktivis sosial, kaum feminis, politikus, bahkan
hampir oleh para pejabat negara. Istilah kesetaraan gender dalam tataran
praksis, hampir selalu diartikan sebagai kondisi ‘ketidaksetaraan” yang dialami
oleh para wanita. Maka istilah kesetaraan gender sering terkait dengan istilah-
istilah diskriminasi terhadap perempuan, seperti; subordinasi, penindasan,
kekerasan dan semacamnya.
Diskriminasi gender pada dasarnya adalah setiap pembedaan,
penyingkiran atau pembatasan atau sebaliknya yakni pilih kasih yang dilakukan
seseorang karena alasan gender, sehingga mengakibatkan penolakan
pengakuan dan kebahagiaan serta penolakan keterlibatan, dan pelanggaran
atas pengakuan hak asasinya dan persamaan antara lelaki dan perempuan,
serta hak dasarnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial serta budaya.
CONTOH KESETARAAN GENDER
1. Posisi di masyarakat Sama dengan laki laki
2. Mendapatkan kesempatan pendidikan formal setinggi tingginya
3.Tidak di Perlakukan kasar
4. Tidak ada Kesenjangan di Dunia Pekerjaan
5. Mendapatkan ruang untuk berpolitik
6. Memiliki hak Kepemilikan yang sama.
Kejadian 2 : 18 “Tuhan Allah berfirman, “tidak baik manusia itu seorang diri
saja aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.

Artinya, wanita diciptakan untuk menjadi rekan yang mengasihi dan menolong
laki laki. Selaku rekan ia harus bersama sama menanggung tanggung jawab laki
laki dan bekerja sama dengannya dalam memenuhi maksud Allah bagi
kehidupan laki laki dan keluarga mereka. Terdapat juga dalam Efesus 5 : 22 “
Kasih Kristus adalah dasar suami isteri”
5. Keadilan Gender
 Keadilan gender dikembangkan oleh pihak pihak yang khawatir bahwa istilah
“kesetaraan gender” tidak memadai baik di tingkat konseptual maupun di tingkat
praktek untuk memberikan gambaran yang cukup kuat atau kemampuan yang
cukup untuk mengatasi, beragam ketidakadilan berbasis gender yang terus menerus
berlangsung yang membuat para perempuan dan kelompok rentan lainnya
menderita. Untuk mewujudkan keadilan gender diperlukan rangkaian proses yang
relevan untuk menghilangkan kesenjangan antara perempuan dan laki laki yang di
produksi atau di reproduksi dalam keluarga, masyarakat, negara, serta pasar.
Seperti yang tertulis di dalam Alkitab “karena ia akan dipakaikan dengan keadilan
dan kebenaran ( yesaya 11:5).

6. Kesimpulan
Pada Alkitab banyak diketahui tentang Gender, ketidakadilan gender,
kesetaraan gender antara lain : Allah menciptakan manusia itu menurut
gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia, laki laki dan perempuan
diciptakanNya mereka (Kejadian 1 : 27), “Tuhan Allah berfirman, “tidak baik
manusia itu seorang diri saja aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia ( kejadian 2 : 18). Perempuan diciptakan untuk menemani
dan mengasihi laki laki.
Hubungan laki laki dan perempuan harus saling melengkapi. Sebaimana yang telah di
sampaikan oleh Allah kasih Kristus adalah dasar suami isteri ( Efesus 5:22)
Ketidakadilan dapat dihadi oleh siapa saja baik itu laki laki ataupun perempuan.
Ketidakadilan yang terjadi itu beraneka ragam termasuk ketidakadilan terhadap
perempuan. Untuk itu seharusnya pola pikir mengenai perempuan lemah dan tidak
berkompeten itu harus dihapuskan. Pola pikir mengenai kedudukan laki laki lebih
tinggi dari pada perempuan tidak hanya tertanam dalam pikiran laki laki tetapi juga
dalam pola pikir perempuan itu sendiri, sehingga tidak mudah untuk mengubahnya.
Namun Allah mengatakan bahwa kedudukan laki laki dan perempuan itu adalah sama.
TUGAS KELOMPOK AGAMA

Nama Kelompok :
1. Yaso'aro Waruwu 19600065
2. Oscar Willyam Panjaitan 17600134
3. Putra I.H. Telaumbanua (18600119)
4. Indah Adetya Manik 20600262
Grup : E
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen
Dosen Pengasuh : Pdt. Nurmaya R.A. Simanjutak, M.Si.

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


FAKULTAS HUKUM
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah kekerasan (khususnya dalam rumah tangga) merupakan salah satu
bentuk kejahatan yang melecehkan dan menodai harkat kemanusiaan, sertapatut
dikategorikan sebagai jenis kejahatan melawan hukum kemanusiaan. Namundemikian,
tidak semua kejahatan megandung unsur-unsur kekerasan, dan tidaksemua tindakan
kekerasan dapat dikatakan sebagai kompenen kejahatan.1.Tindak kekerasan dalam
masyarakat sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Berbagi pendapat, persepsi, dan
definisi mengenai kekerasan dalam rumah tangga berkembang dalam masyarakat. Pada
umumnya orang berpendapat bahwa KDRT adalah urusan intern keluarga dan rumah
tangga. Berbagai kasus berakibat fatal dari kekerasan orang tua terhadap anaknya,
suami terhadap istrinya, majikan terhadap rumah tangga, terkuak dalam surat kabar dan
media massa.Kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan merupakan hal yang
baru. Namun, selama ini selalu dirahasikan atau ditutup-tutupi oleh keluarga,maupun
oleh korban sendiri atau keluarga.
Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga mengandung sesuatu yang spesifik
atau khusus. Kekhususan tersebut terletak pada hubungan antara pelaku dan korban,
yaitu hubungan kekeluargaan atau hubungan pekerjaan (majikan-pembantu rumah
tangga).Kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu permasalahan dalam keluarga.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa menimpa siapa sajatermasuk, suami,
istri, dan anak. Dalam skripsi ini hanya akan membahas secara umum pengertian
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dipersempit mengenai penganiayaan
oleh suami terhadap istri. Hal ini bisa dimengerti karena kebanyakan korban dalam
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah istri.Bila kita lihat lebih jauh banyak
sekali keluarga yang tidak bahagia, rumah tangga yang selalu ditiup oleh badai
pertengkaran dan percekcokan. Dengan keadaan yang semacam ini istri manapun tidak
akan nyaman dalam menjalani kehidupannya.Dalam Undang-undang RI No.23 Tahun
2004 mengenai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kebanyakan adalah
perempuan, harus mendapat perlindungan dari negara dan/atau masyarakat agar
terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau
perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusian.
Pada umumnya masalah kekerasan dalam rumah tangga sangat erat kaitannya
dengan ketiadaan akses perempuan kepada sumber daya ekonomi (financial modal dan
benda-benda tidak bergerak seperti tanah, dan sumbersumber kesejahteraan lain), usia,
pendidikan, agama dan suku bangsa. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
dialami perempuan juga berlapis-lapis artinya bentuk kekerasan yang dialami
perempuan bisa lebih dari satu bentuk kekerasan baik secara fisik, psikologis, seksual
dan ekonomi. Maka Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untukmelakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasaan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.2 Di sisi lain pelaku tindak pidana
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam penerapan sanksi pidana masih sering
terjadi dualisme di dalam penerapan ketentuan pemidanaan. Dualisme itu terjadi yakni
dengan berlakunya Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) ternyata masih berlaku pula aturan dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Kekerasan terhadap perempuan menurut
perserikatan bangsa-bangsa dalam deklarasi penghapusan kekerasan terhadap
perempuan, kekerasan terhadap perempuan adalah segala bentuk tindakan kekerasan
yang berbasis gender yang mengakibatkan atau akan mengakibatkan rasa sakit atau
penderitaan terhadap perempuan baik secara fisik, seksual, psikologis, termasuk
ancaman, pembatasan kebebasan, paksaan, baik yang terjadi di area publik atau
domestik.
Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan atau sikap yang dilakukan
dengan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan perempuan baik secara fisik maupun
secara psikis. Hal penting lainnya ialah bahwa suatu kejadian yang bersifat kebetulan
(eccidental) tidak dikategorikan sebagai kekerasan walaupun menimbulkan kerugian
pada perempuan3. Pengertian di atas tidak menunjukkan bahwa pelaku kekerasan
terhadap perempuan hanya kaum pria saja, namun dalam kehidupan keluarga sering
terjadi pertentangan dan perbedaan pendapat yang saling berujung pada tindak
kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami terhadap istri. Sehingga suami yang
semestinya berfungsi sebagai pengayom justru berbuat yang jauh dari harapan
anggotakeluarganya. Dalam KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) mendapat
tanggapan yang serius dari berbagai organisasi perempuan baik yang berhubungan
dengan pemerintah maupun nonpemerintah hingga lahirnya UU No. 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Kekerasan Dalam Rumah
Tangga khususnya penganiayaan terhadap istri, merupakan salah satu penyebab
kekacauan dalam masyarakat. Berbagai penemuan penelitian masyarakat bahwa
penganiayaan istri tidak berhenti pada penderitaan seorang istri atau anaknya saja,
rentetan penderitaan itu akan menular ke luar lingkup rumah tangga dan selanjutnya
mewarnai kehidupan masyarakat kita.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologi, atau penelantaran rumah
tangga termasuk juga hal-hal yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak percaya, atau penderitaan psikis
berat pada seseorang. Undang-undang ini juga tidak bertujuan untuk mendorong
perceraian, sebagaimana sering dituduhkan orang. Undang-undang Penghapusan
KekerasanDalam Rumah Tangga ini justru bertujuan untuk memelihara keutuhan rumah
tangga yang (benar-benar) harmonis dan sejahtera dengan mencegah segala bentuk
kekerasan sekaligus melindungi korban dan menindak pelaku kekerasan dalam rumah
tangga berfungsi sebagai pengayom justru berbuat yang jauh dari harapan anggota
keluarganya. Dalam KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) mendapat tanggapan
yang serius dari berbagai organisasi perempuan baik yang berhubungan dengan
pemerintah maupun nonpemerintah hingga lahirnya UU No. 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Secara garis besar faktor-faktor yang menjadikan kekerasan dalam rumah tangga
dapat dirumuskan menjadi dua, yakni faktor eksternal dan faktor internal.Salah satu
indikasi permasalahan sosial yang berdampak negatif pada keluarga adalah kekerasan
yang terjadi dalam lembaga keluarga, hampir semua bentuk kekerasan dalam keluarga
oleh laki-laki misalnya pemukulan terhadap istri, pemerkosaan dalam keluarga dan lain
sebagainya semua itu jarang menjadi bahan pemberitaan masyarakat karena dianggap
tidak ada masalah, sesuatu yang tabu atau tidak pantas dibicarakan korban, dari berbagai
bentuk kekerasan yang umumnya adalah perempuan lebih khususnya lagi adalah istri
cenderung diam karena merasa sia-sia. Para korban biasanya malu bahkan tidak berani
menceritakan keadaanya kepada orang lain
Dampak kekerasan yang dialami oleh istri dapat menimbulkan akibat secara
kejiwaan seperti kecemasan, murung, setres, minder, kehilangan percaya kepada suami,
menyalahkan diri sendiri dan sebagainya. Akibat secara fisik seperti memar, patah
tulang, cacat fisik, ganggungan menstruasi, kerusakan rahim, keguguran, terjangkit
penyakit menular, penyakit-penyakit psikomatis bahkan kematian.Penderitaan akibat
penganiayaan dalam rumah tangga tidak terbatas pada istri saja, tetapi menimpa pada
anak-anak juga. Anak-anak bisa mengalami penganiayaan secara langsung atau
merasakan penderitaan akibat menyaksikan penganiayaan yang dialami ibunya, paling
tidak setengah dari anak-anak yang hidup di dalam rumah tangga yang didalamnya
terjadi kekerasan juga mengalami perlakuan kejam. Sebagian besar diperlakukan kejam
secara fisik, sebagian lagi secara emosional maupun seksual Menyaksikan kekerasan
merupakan pengalaman yang sangat traumatis bagi anak-anak, mereka sering kali diam
terpaku, ketakutan, dan tidak mampu berbuat sesuatu ketika sang ayah menyiksa ibunya
sebagian berusaha menghetikan tindakan sang ayah atau meminta bantuan orang lain.
Menurut data yang terkumpul dari seluruh dunia anak-anak yang sudah besar
akhirnya membunuh ayahnya setelah bertahun-tahun tidak bisa membantu ibunya yang
diperlakan kejam. Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan pelajaran pada anak
bahwa kekejaman dalam bentuk penganiayaan adalah bagian yang wajar dari sebuah
kehidupan. Anak akan belajar bahwa cara menghadapi tekanan adalah dengan
melakukan kekerasan. Menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan anak
sesuatu yang biasa dan baik-baik saja. KDRT memberikan pelajaran pada anak laki-laki
untuk tidak menghormati kaum perempuan. Berdasarkan fungsi hukum, baik sebagai
sarana rekayasa sosial mampu sebagai sarana kontrol sosial, maka setiap peraturan yang
mengatur retribusi diciptakan untuk dijalankan sesuai dengan tujuan dan makna yang
dikandungnya. Warga masyarakat (individu) sebagai pihak yang dituju oleh peraturan
wajib dengan lapang hati dan penuh pengertian penuh kepada hukum tersebut. Adanya
peraturan-peraturan hukum dan lembaga-lembaga serta aparat penegak hukum yang
dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang diperlukan tanpa didukung oleh kesadaran
warga masyarakat sebagai individu anggota masyarakat, maka kemungkinan hukum itu
mengalami banyak hambatan dalam penerapannya karena perilaku individu bermacam-
macam.
 Rumah Tangga

Pengertian rumah tangga tidak dapat ditemukan dalam deklarasi PBB tersebut,
namun secara umum dapat diketahui bahwa rumah tangga merupakan organisasi
terkecil dalam masyarakat yang terbentuk karena adanya ikatan perkawinan. Biasanya
rumah tangga terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak.Pengertian rumah tangga atau
keluarga hanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa yang menjadi
obyek pembicaraan tentang kekerasaan terhadap perempuan. Karena terjadinya
kekerasaan dalam sebuah rumah tangga sebenarnya bukan merupakan hal yang baru.
Namun selama ini selalu dirahaisakan oleh keluarga, maupun korban itu sendiri.
 Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan sesuatu perbuatan terhadap seseorang


terutama perempuan yang dilakukan oleh pasangannya (suami), yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,psikologis, atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan pelakunya adalah
suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang
tersubordinasi di dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang
mempunyai hubungan darah,perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan
suami, dan anak bahkan pembatu rumah tangga yang tinggal dalam sebuah rumah
tangga. Tidak semua tindakan KDRT dapat ditangani secara tuntas karena korban sering
menutupnutupi dengan alasan ikatan struktur budaya, agama, dan belum di pahaminya
sistem hukum yang berlaku. Padahal perlindungan oleh negara dan masyarakat
bertujuan untuk memberi rasa aman terhadap korban serta menindak pelakunya.
 Jenis-jenis Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Banyak orang (entah itu Si Pelaku maupun korban) tidak mengerti, apa saja
tindakan yang dikategorikan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Seperti yang
diatur dalam Undang-undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga (KDRT), jenis kekerasan yang termasuk KDRT adalah :
1. KekerasanTerbuka (overt) yakni kekerasan fisik yang dapat dilihat,seperti
perkelahian, pukulan, tendangan, menjambak, mendorong, sampai pada membunuh.
2. Kekerasan Tertutup (covert) biasanya dikenal dengan kekerasan psikis atau
emosional. Kekerasan ini sifatnya tersembunyi, seperti ancaman, hinaan, atau cemooh
yang kemudian menyebabkan korban susah tidur,tidak percaya diri, tidak berdaya,
terteror, dan memiliki keinginan bunuh diri.
3. Kekerasan Seksual merupakan kekerasan yang dilakukan untuk memuaskan hasrat
seks (fisik) dan verbal (fisik). Secara fisik misalnya pelecehan seksual (meraba,
menyentuh organ seks, mencium paksa, memaksa berhubungan seks dengan pelaku atau
orang ketiga,memaksa berhubungan intim. Sedangkan verbal seperti membuat
komentar, julukan, atau gurauan porno yang sifatnya mengejek, juga membuat ekspresi
wajah, gerakan tubuh, atau pun perbuatan seksual lain yang sifatnya melecehkan dan
atau menghina korban.
4. Kekerasan Finansial atau Definisi Kekerasan yang dilakukan dalam bentuk
eksploitasi, memanipulasi, dan mengendalikan korban dengan tujuan finansial. Serta
memaksa korban bekerja, melarang korban bekerja tapi menelatarkannya, atau
mengambil harta pasangan tanpa sepengetahuan.

 Pandangan Menurut Kristen TerhadapKekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan hal baru lagi yang kita dengar
untuk saat ini, mungkin hal ini sering kita jumpai yang mana sering melihat kejadian ini
secara nyata dengan mata kepada sendiri. Memang pada dasarnya kekerasan bukan
hanya terjadi dalam keluarga saja masih banyak lagi sebenarnya kekerasan yang sering
terjadi serta dengan alasan bermacam-macam. Dari kekerasan dalam rumah tangga yang
sering menjadi korban biasanya seorang istri. Maka dari itu harus belajar menjadi suami
yang baik menurut alkitab. Namun kekerasan dalam rumah tangga atau (KDRT) hal ini
biasanya dipicu dengan adanya masalah internal yang mungkin dilakukan salah satu
dari anggota keluarga tersebut, misalnya kekerasan yang dilakukan oleh seorang suami.
Sangat penting untuk seorang suami memahami tanggung jawab ayah dalam
keluarga kristen, atau mencari solusi dari permasalahan yang dialami. Dengan tidak
menemukan jalan keluar pada saat emosi jelas akan menimbulkan konflik bahkan
mengakibatkan konflik fisik. Dengan kekerasan rumah tangga ini, maka kita akan
membahas bagaimana pandangan Kristen dengan hal tersebut. Dari pelanggaran
tersebut sebenarnya ada ayat alkitab tentang pelanggaran ham. Tetapi sebenarnya jelas
jika kekerasan dalam rumah tangga tidak diijinkan dan tidak berkenan dengan ajaran
agama Kristen.
Efesus5:22-24 mengatakan “22 Hai isteri, tunduklah kepadasuamimu seperti kepada
Tuhan, 23 karena suami adalah kepala isterisama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24 Karena itusebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suamidalam segala sesuatu.”
Dalam ayat ini memang menjelaskan jika seorang istriharus tunduk kepada suami,
namun tidak juga suami harus bersikap semena-menakepada istri yang mana harus juga
menghargainya dan tidak membuat tindak fisikyang menyakiti dari istri tersebut.
Efesus5:25-33 mengatakan “25Hai suami, kasihilahisterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkandiri-Nya baginya 26untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannyadengan memandikannya dengan air dan
firman, 27supaya dengan demikianIa menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat ataukerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela. 28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnyasendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
29Sebabtidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya
danmerawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 30 karena kitaadalah anggota
tubuh-Nya. 31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkanayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadisatu daging. 32Rahasia ini besar, tetapi
yang aku maksudkan ialah hubunganKristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi
kamu masing-masingberlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri
hendaklahmenghormati suaminya.”
Dalam ayat ini sangat jelas bukan jika suami tidak seharusnya bertindak semaunya
kepada istrinya melainkan harus memiliki kasih sabagaimana Kristus mengasihi jemaat.
Ayat ini juga mengajarkan jika suami harus rela berkorban untuk istrinya tanpa alasan
apapun. perilaku tersebut juga termasuk dalam contoh kebudayaan yang sesuai dengan
iman kristen. Sangat jelas sekali dengan beberapa ayat diatas jika kekerasan dalam
rumah tangga sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Bahkan hal tersebut
sudah disampaikan dalam Alkitab.
Memang betul dalam ayat alkitab tidak menjelaskan dengan rinci hukuman apa yang
nantinya akan didapatkan seperti yang ada dalam UU. Namun hal tersebut jelas
bertentangan dengan apa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita selama ini.
Sebagai orang Kristen perlu kite mengikuti keteladanan samuel yang mana selalu
mengikuti dari ajaran yang Tuhan Yesus perintahkan. Terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga sama saja mencoreng dan tidak mengindahkan dari apa yang sudah
diajarkan Tuhan Yesus kepada kita selama ini. Ajaran yang diberikan Tuhan Yesus jelas
menjalaskan jika kita harus saling mengasihi satu sama lain terlebih dalam anggota
keluarga. Pada dasarnya kekerasan dalam rumah tangga tidak akan pernah terjadi bila
menanamkan konsep kasih dalam keluarga tersebut dan menlandasi sebuah keluarga
dengan takut akan Tuhan.
 Contoh Kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Seorang suami, Choiron (34) warga Jalan Demak Nomor 266 Surabaya,
Jawa Timur tega menjual istrinya ke orang lain untuk digauli secara bersama-
sama. Bahkan perbuatan tersebut sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Ia
memaksa istrinya melakukan hubungan intim bersama-sama dengan dua hingga
tiga pria sekaligus termasuk dirinya. Perbuatan pelaku terungkap setelah polisi
menyelidiki akun media sosial Facebook yang menawarkan jasa layanan seks.
Tarif yang dipatok sebesar Rp500 ribu, tetapi dibayar Rp 200 ribu terlebih
dahulu, sisanya saat permainan selesai.
Saat diintrogasi polisi, Choiron mengatakan kalau istrinya hypersex,
tidak puas berhubungan hanya dengan satu orang saja. Selain tersangka, polisi
juga menangkap Sugianto (30) warga Sidoarjo yang berperan memasarkan
korban. Keduanya diamankan bersama satu lembar bill hotel biru, tiga unit
gadget, dan sisa uang transaksi sebesar Rp 275 ribu. Kedua tersaangka dijerat
dengan Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang PTPPO dan atau Pasal 296
KUHP tentang melakukan perdagangan orang yang ancaman hukumannya
maksimal 15 tahun penjara.
 Hubungan kasus dengan Materi Agama

Kasus di atas sangat tidak di dukung dan bertentangan oleh agama dikerenakan
inilah perbutan dosa yang tidak manusiawi. Manusia yang melakukan kasus di
atas merupakan yang memang akal logikanya sudah betul-betul hilang. Hal ini
merupakan dosa terbesar dimana sang suami harus memperjual belikan istrinya
dan mendapatkan keuntungan besar dalam hal tersebut, sedangkan tertulis pada
alkitab di Ulangan pasal 5 : 7 ; Ulangan pasal 5 : 10. Dimana pada ayat ke 7
dikatakan disebutkan jangan engkau berzina dan pada ayat ke 10 jangan engkau
mengingini akan rumah sesamamu. Jangan engkau mengingini akan istrinya,
atau pembantunya laki-laki atau perempuan, ternaknya atau segala sesuatu yang
mereka punya.

Anda mungkin juga menyukai