Proposal Penelitian
Oleh
FRETTY SITORUS
200204097
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan judul “Hubungan Iklim Oragnisasi Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana di Puskesmas Medan Labuhan”
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Prakata....................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan
1 Latar Belakang...............................................................................1
2 Rumusan Masalah..........................................................................2
3 Tujuan Penelitian...........................................................................2
4 Manfaat Penelitian.........................................................................4
1. Iklim Organisasi..............................................................................5
2. Kepuasan Kerja...............................................................................9
1 Kerangka Konsep........................................................................12
2 Variabel.......................................................................................12
3 Definisi Operasional....................................................................13
4 Hipotesa Penelitian......................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu organisasi tidak terlepas dari lingkungan yang mengelilinginya,baik internal
maupun eksternal dari lingkungan organisasi itu sendiri salah satunya adalah budaya
organisasi. Budaya organisasi sebagai salah satu lingkungan organisasi sangat
mempengaruhi iklim dan terciptanya iklim atau suasana organisasi. Iklim atau suasana
organisasi merupakan bagian dari kultur organisasi dan suasana organisasi yang
dipandang dipahami oleh anggota organisasi
Iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja atau lingkungan psikologis dalam
organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaannya (Gibson,dkk,2000).
Wirawan (2007) menyatakan bahwa iklim organisasi merupakan gambaran suasana yang
dirasakan nyata oleh orang orang dalam organisasi. Iklim organisasi menekankan pada
kualitas lingkungan internal organisasi yang dapat mempengaruhi perilaku setiap anggota
organisasi sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja
Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Wexley dan Yulk
1977). Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan perasaan individu
terhadap puas atau tidak puas dalam pekerjaannya (Rivai,2004). Tercapainya kepuasan
kerja perawat dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dapat tercapai.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) menyatakan bahwa perawat di
Puskesmas memiliki kepuasan kerja sedang sampai tinggi,sedangkan perawat yang
memiliki kepuasan kerja rendah tidak ada. Hal ini menurut Robbins (1996) bahwa
seorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan menunjukkan sikap positif terhadap
pekerjaannya,sedangkan seorang dengan tingkat kepuasan kerja yang rendah akan
menunjukkan sikap negative terhadap pekerjaannya
Menurut santoso soeroso (2002) kepuasan kerja adalah sikap umum yang
merupakan pencerminan dari beberapa sikap yang saling terkait dari seseorang terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja perawat merupakan sasaran penting dalam manajemen
sumber daya manusia,karena secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
produktivitas kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
kepada pasien.
Pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan bentuk pelayanan yang diberikan
kepada klien oleh suatu tim keperawatan. Tim keperawatan merupakan tim kesehatan
yang selalu berada pada garis depan dalam menghadapi masalah kesehatan klien selama
24 jam. Oleh karena itu diperlukan iklim kerja yang kondusif untuk dsapat meningkatkan
kepuasan kerja dari perawat sehingga akan memunculkan perbaikan kerja perawat itu
sendiri yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dari pelayanan kesehatan dari
rumah sakit itu sendiri
Fenomena yang terjadi sekarang ini banyak puskesmas yang berlomba lomba
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan tujuan untuk menarik minat dan
kepercayaan masyarakat pada puskesmas tersebut,sehingga puskesmas menuntut para
pelayan kesehatan khususnya perawat untuk lebih aktif dan memiliki skill yang baik
dalamn memberikan pelayanan kesehatan sehingga beban kerja perawat menjadi
meningkat. Hal tersebut menjadikan perawat menginginkan iklim kerja yang kondusif
dan imbalan yang sesuai dengan beban kerja yang dirasakan sehingga tercapailah tujuan
puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu contohnya yaitu
Puskesmas Medan Labuhan
Puskesmas Medan Labuhan merupakan puskesmas di kecamatan Medan Labuhan
yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara
professional,efisien dan efektif sesuai standar pelayanan yang bermutu.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungahn iklim organisasi dengan kepuasan kerja perawat
pelaksana di Puskesmas Medan Labuhan
3.2. Tujuan Khusus
1 Sasaran utama organisasi puskesmas adalah masyarakat,baik yang sakit maupun yang
tidak sakit,yang fungsinya memberikan pelayanan kesehatan,pengobatan dan perawatan
kepada masyarakat
2 Puskesmas sangat bergantung pada responsif masyarakat. Segala kegiatan Puskesmas
harus diintegrasikan dengan kebutuhan masyarakat yang datang ke Puskesmas.
Kebutuhan pasien lebih dikedepankan dari pada kebutuhahn pribadi dari perawat
3 Puskesmas harus memiliki tanggung jawab yang jelas untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
4 Puskesmas lebih cenderung pada bentuk sosio procedural
5 Beban kerja Puskesmas dan kegiatan staf professional hampir tidak dapat
dikendalikan,khususnya kegiatan dokter dan kebutuhan perawatan bagi pasien juga
meningkat.
6 Kepala Puskesmas memiliki wewenang dan kekuasaan dalam pengambilan kebijakan.
Karena hal ini setiap ruangan kerja di Puskesmas memiliki masing masing pemimpin
sehingga pengendalian dan perintah berada dibawah kepemimpinan kepala ruangan
7 Puskesmas adalah badan formal yang sangat bergantung pada peraturan dan procedural.
Oleh karena itu perawat- dituntut untuk bekerja sama dengan sesama anggota dalam
memecahkan suatu masalah
8 Puskesmas menuntut kegiatan yang efisien dan prestasi kerja yang dapat diatur agar
efektivitas organisasi secara keseluruhan dapat tercapai.
2 Kepuasan Kerja
2.1. Pengertian Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaan. Sikap ini tercermin dalam moral kerja kedisiplin dan prestasi kerja
(Handoko,2001 ; Luthan,2006;Fathoni,2006)
Menurut (Mc Closky,1974 dalam Gillies,1996;Blum,1956 dalam
As’ad,2003;Muchlas,2005;Robbins,2006) kepuasan kerja merupakan suatu sikap
umum seorang individu terhadap pekerjaannya yang berhubungan dengan rekan
kerja,peraturan/kebijakan organisasi,standar kinerja,hidup dengan suasana kerja dan
lain lain.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan kepuasan kerja perawat
adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya yang
ditentukan oleh seberapa baik hasil yang diharapkan dalam memenuhi harapan dan
kenyataan yang dirasakan. Perawat yang menikmati kepuasan kerja dalam tugasnya
akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari balas jasa walaupun itu penting.
2.2. Teori-teori Kepuasan Kerja
Ada berbagai teori yang dikemukakan para ahli tentang kepuasan kerja As’ad
(2003) mengatakan 3 teori yang biasanya selalu dipakai dalam membahas tentang
kepuasan kerja yaitu :
a. Teori Keseimbangan (Equity Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Adams (1963) dimana prinsip dari teori ini
menyatakan bahwa individu akan merasa puas atau tidak puas,tergantung
apakah ia merasakan adanya keadilan atau keseimbangan komponen utama
dari teori ini adalah :
1) Masukan yang dianggap mendukung pekerjaan
2) Hasil dimana sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja
yang diperoleh dari pekerjaannya seperti gaji dan penghargaanb
berupa pujian
b. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy Theory)
Teori ini menyatakan bahwa apabila yang diperoleh individu lebih besar
daripada yang diinginkan maka individu tersebut menjadi lebih puas
walaupun terdapat ketidaksesuaian. Sebaliknya jika kenyataan dirasakan tidak
sesuai yang diinginkan maka semakin besar pula ketidakpuasaan seorang
terhadap pekerjaan.
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu factor instrinsik yaitu factor yang berasal dari dalam diri
perawat itu sendiir seperti harapan dan kebutuhan individu tersebut,dan factor
ekstrinsik yaitu factor yang berasal dari luar diri perawat antara lain kebijakan tempat
seseorang bekerja,kondisi fisik lingkungan kerja,sistem penggajian dan sebagainya
Menurut Robbins (2001) ada 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
seseorang dalam bekerja yaitu kedudukan dalam
organisasi,pangkat/golongan,umur,jaminan finansial (sosial) dan mutu pengawasan
Selain itu,faktor faktor yang dapat menyebabkan kurang kepuasan kerja perawat
menurut Kron (1987,dalam, Lolita,2004) yaitu perawat sering mengeluh banyaknya
tugas non-keperawatan yang harus dilakukan sehingga perawat menjadi kecewa
karena tidak dapat mempratekkan keperawatan professional secara maksimal dan
kurangnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan praktek
keperawatan serta kurangnya pengendalian dalam situasi kerja dimana jumlah
perawat tidak seimbang dengan beban kerja sehingga pemberian pelayanan kesehatan
kurang optimal.
2.4. Mengukur Kepuasan kerja
Tolak ukur yang mutlak dari kepuasan kerja seseorang tidak ada,karena kepuasan
kerja seseorang dalam bekerja relative tidak sama dan memiliki alasan yang berbeda-
beda. Menurut Robbins (2002) ada dua pendekatan yang dapat mengukur kepuasan
kerja perawat yaitu :
a. Angka nilai global tunggal
Metode angka nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu-individu
untuk menjawab suatu pertanyaan,contohnya “Bila semua hal
dipertimbangkan,seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda?”
b. Skor penjumlahan
Metode ini mengenali unsur-unsur utama dalam suatu pekerjaan dan
menanyakan perasaan karyawan mengenai tiap unsur. Factor faktor yang
lazim akan dicakup adalah kerja yang menantang,gaji yang pantas,kondisi
kerja yang mendukung,rekan kerja yang mendukung dan kesempatan promosi.
Faktor ini dinilai pada suatu skala baku dan kemudian dijumlahkan untuk
menciptakan skor kepuasan kerja keseluruhan
2.5 Teori Mengenai Hubungan Antara Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja
Sejumlah besar penelitian iklim organisasi telah dipusatkan pada hubungan
persepsi iklim organisasi dengan kepuasan kerja. Bukti korelasi antara kedua variabel
tercampur. Johanneson (1973) menyatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan iklim
organisasi dan kepuasan kerja sebagai dua istilah yang berbeda untuk fenomena yang
sama. Hipotesa ini menarik minat para peneliti,tetapi kebanyakan temuan hasil
penelitian tidak mampu mendukung pernyataan diatas. Penelitian La Follette dan
Sims (1975) menemukan bahwa adanya korelasi yang tidak sama antara ukuran iklim
dan prestasi kerja. Jika iklim organisasi dengan kepuasan kerja adalah sama,maka
korelasi keduanya dengan variabel lain seharusnya sama (Jewell dan Siegall,1990)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka kerangka konseptual dapat
digambarkan sebagai berikut :
3.2. Variabel
Variabel Dependen
Kepuasan Kerja Kepuasan kerja Kuisioner terdiri dari Oridinal Kepuasan Kerja
perawat dalam 20 item pernyataan Baik : 61-80
dipengaruhi dari
lima aspek yaitu : Kepuasan Kerja
kerja yang secara Cuikup Baik :
mental 41-61
menantang,gaji yang
pantas,kondisi kerja Kepuasan Kerja
yang kondusif ,rekan Kurang Baik :
kerja yang 20-40
mendukung,dan
kesempatan promosi
4 Hipotesa Penelitian
Adanya hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di
Puskesmas Medan Labuhan