Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR HASIL PENELITIAN

DETERMINAN FAKTOR PERILAKU PERAWAT


DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI LUKA OPERASI
Oleh : Primiandrianza Prorenata
Latar Belakang
Latar Belakang
ILO
HAIs  10.972 kasus ILO dari
608.174 prosedur operatif
 HAIs merupakan (1,8%). (NHSN, 2014)
karakteristik  897 kasus ILO dari 5550
utama dari RUMAH
SAKIT
prosedur operatif
masalah utama (16,17%). (RSUD Kendal,
keselamatan 2016)
pasien.  standar kejadian HAIs
 HAIs yang paling adalah kurang dari 1,5%.
sering adalah (Permenkes No. 129 thn
ILO/SSI Perilaku Perawat 2008)
 Keberhasilan pengendalian infeksi pada  ILO  indikator rawat
tindakan perawatan luka bukanlah ditentukan luka yg tdk baik
oleh canggihnya peralatan yang ada, tetapi  Perilaku penerapan
ditentukan oleh kesempurnaan perawat dalam prosedur perawatan luka
melaksanakan perawatan klien secara benar yang benar dari perawat
merupakan hal yg paling
 Perilaku perawat dalam merawat luka operasi
penting dalam upaya PPI
 dari 3 faktor yaitu: predisposing factors,
luka operasi
enabling factors, dan reinforcing factors
DATA STUDI PENDAHULUAN
 mencuci tangan dan mengganti sarung tangan steril tdk
dilakukan
 terdapat 38 set alat  1 set alat digunakan pada
beberapa pasien. sering dijumpai kekurangan berupa
sarung tangan steril

 perawat merasa dengan mengganti sarung tangan steril hanya


akan memperpanjang proses dalam melakukan perawatan luka
 Pengawasan maupun pengendalian terhadap kegiatan
perawatan luka di ruang bedah belum efektif dan terstruktur

Infeksi Luka Operasi sebanyak 16,17% dari 5550


tindakan pembedahan pada tahun 2016.
Diperlukan penelitian lebih lanjut
PERUMUSAN MASALAH tentang “Determinan Faktor
Perilaku Perawat dalam Upaya
Pencegahan dan Pengendalian
ILO sebanyak 16,17% dari 5550 Infeksi Luka Operasi”
tindakan pembedahan pada
tahun 2016

RSUD dr. H. Soewondo Kendal


1. perawat tidak mencuci tangan dan tidak
mengganti sarung tangan steril saat
melakukan perawatan luka, perawat
2. merasa dengan mengganti sarung tangan
steril hanya akan memperpanjang proses
Ketidaksempurnaan perawat dalam melakukan perawatan luka.
dalam penerapan prosedur 3. 1 set alat digunakan untuk beberapa
kewaspadaan standar yang pasien dan sering dijumpai kekurangan
benar pada perawatan luka berupa sarung tangan steril.
operasi 4. Pengawasan maupun pengendalian
terhadap kegiatan perawatan luka di
ruang bedah belum efektif dan terstruktur
PERTANYAAN PENELITIAN
PERTANYAAN PENELITIAN • Apakah faktor sikap, pengawasan
dan ketersediaan alat berhubungan
dengan perilaku perawat dalam
upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi luka operasi di
RSUD dr. H. Soewondo Kendal?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi hubungan sikap dengan perilaku perawat
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi luka
operasi.
2. Mengidentifikasi hubungan pengawasan dengan perilaku
perawat dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
luka operasi.
3. mengidentifikasi hubungan ketersediaan alat dengan perilaku
perawat dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
luka operasi.
4. Menganalisa hubungan sikap, pengawasan, dan ketersediaan
alat dengan perilaku perawat dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi luka operasi.
Kerangka
KerangkaTeori
Teori
Faktor Predisposisi Perilaku Perawat
(Predisposing): Pelaksana
• Pengetahuan
• Sikap Upaya pencegahan dan
• Keyakinan pengendalian infeksi luka operasi
• Nilai-nilai
• kepercayaan
Baik Tidak Baik
Faktor Pemungkin
(enabling):
Infeksi Luka
• Ketersediaan Alat
Operasi
• Adanya kebijakan
Lama Hari
(SPO)
Rawat Sesuai Dampak Infeksi
• Keterampilan perawat
Standar Luka Operasi
Faktor Penguat pada Pasien
 
(reinforcing):
• Pengawasan
• Reward and
Punishment
KerangkaKonsep
Kerangka Konsep
1. Ada hubungan sikap dengan perilaku perawat dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi luka operasi.
2. Ada hubungan pengawasan dengan perilaku perawat
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi luka
operasi.
3. Ada hubungan ketersediaan alat dengan perilaku perawat
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi luka
operasi.
4. Ada hubungan yang paling dominan antara sikap,
pengawasan dan ketersediaan alat dengan perilaku
perawat dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi luka operasi.

HIPOTESIS
HIPOTESIS
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis
• Deskriptif analitik observasional dengan metode Cross Sectional
Penelitian

• Independent : Sikap, Pengawasan, Ketersediaan alat.


• Dependent : Perilaku perawat dalam upaya pencegahan dan pengendalian
Variabel infeksi luka operasi
• Confounding : Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan

• Seluruh perawat pelaksana di ruang kenanga, bougenville, dan anggrek


Populasi RSUD dr. Soewondo Kendal

• Total sampling, perawat pelaksana di ruang kenanga, bougenville, anggrek


Sampel RSUD dr. Soewondo Kendal, Sebanyak 50 Perawat

• Ruang kenanga, bougenville, anggrek RSUD dr. Soewondo Kendal


Tempat • Bulan Januari - Maret 2018
dan Waktu
Hasil Uji Validitas
Hasil Uji Validitas
danRealibilitas
dan Realibilitas
VALIDITAS ISI VALIDITAS KONSTRUK
• 2 Ahli  1 akademisi ahli dan 1 • Dilakukan pada 30 responden di
praktisi ahli RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
• Dilakukan dengan cara menelaah Wonogiri.
kesesuaian antara tujuan penelitian • Teknik yang digunakan  korelasi
dengan butir-butir pernyataan Pearson Product Moment
• Sikap (20)  5 pernyataan kurang • Instrumen Valid  r hitung > r
sesuai  perbaikan konten  Valid tabel (0,361)
• Pengawasan (7)  Valid
• Ketersediaan Alat (17)  4 item RELIABILITAS
tidak sesuai  dieliminasi  13 item
valid • Dengan membandingkan nilai r
• Perilaku perawat (12) Valid hitung, yaitu Alpha Cronbach dengan
nilai konstanta (0,361).
• Instrumen Reliabel  r hitung > r
tabel (0,361)
HasilPenelitian
Hasil Penelitiandan
danPembahasan
Pembahasan
(AnalisaUnivariat)
(Analisa Univariat)

Tabel distribusi Frekuensi


Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja, dan Pelatihan
di RSUD dr. H. Soewondo Kendal (n = 50)
Variabel n %
Umur Remaja 4 8
Umur Dewasa 46 92
Jenis Kelamin Laki-laki 7 14
Jenis Kelamin Perempuan 43 86
Pendidikan D3 29 58
Pendidikan Ners 21 42
Masa Kerja Baru 17 34
Masa Kerja Lama 33 66
Pernah Mengikuti Pelatihan Perawatan Luka 15 30
Tidak Pernah Mengikuti Pelatihan Perawatan Luka 35 70
HasilPenelitian
Hasil Penelitiandan
danPembahasan
Pembahasan
(AnalisaUnivariat)
(Analisa Univariat)

Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Perawat Di RSUD dr. H.


Soewondo Kendal
Variabel Frekuensi %
Sikap Positif 26 52
Sikap Negatif 24 48
Total 50 100

Tabel Distribusi Frekuensi Pengawasan


Variabel Frekuensi %
Pengawasan Baik 34 68
Pengawasan Tidak Baik 16 32
Total 50 100
HasilPenelitian
Hasil Penelitiandan
danPembahasan
Pembahasan
(AnalisaUnivariat)
(Analisa Univariat)
Tabel Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat
di RSUD dr. H. Soewondo Kendal
Variabel Frekuensi %
Ketersediaan Alat Lengkap 28 56
Ketersediaan Alat Tidak Lengkap 22 44
Total 50 100

Tabel Distribusi Frekuensi Perilaku Perawat


Karakteristik Frekuensi %
Perilaku Baik 35 70
Perilaku Tidak Baik 15 30
Total 50 100
(Analisa Bivariat)
(Analisa Bivariat)
Hubungan Sikap dengan Perilaku Perawat dalam Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Luka Operasi
Perilaku Perawat
Total
Sikap Baik Tidak Baik OR p value
f % f % n %
Positif 23 88,5 3 11,5 26 100
0,130
Negatif 12 50 12 50 24 100 0,003
(0,031-0,553)
Total 35 70 15 30 50 100

• Mayoritas perawat mempunyai sikap positif berperilaku baik sebanyak 23


perawat (88,5%)
• Terdapat hubungan yg signifikan (p = 0,003)
• Relevan: Setiyawati (2008)  ada hubungan yang bermakna antara sikap
dengan perilaku kepatuhan perawat dalam pencegahan ILO (p = 0,020).
• Analisa: Umam K (2010), Winardi J (2004)  Sikap sangat memegang
peranan penting dalam pelayanan keperawatan karena dapat berubah dan
dibentuk sehingga dapat mempengaruhi perilaku perawat.
(AnalisaBivariat)
(Analisa Bivariat)
Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Perawat dalam Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Luka Operasi
Perilaku Perawat
Total
Pengawasan Baik Tidak Baik OR p value
f % f % n %
Baik 29 85,3 5 14,7 34 100
0,103
Tidak Baik 6 37,5 10 62,5 16 100 0,001
(0,026-0,414)
Total 35 70 15 30 50 100
• Mayoritas perawat mendapatkan pengawasan yang baik berperilaku baik
yaitu sebanyak 29 perawat (85,3%).
• Ada hubungan yang bermakna antara pengawasan dengan perilaku perawat
(p=0,001).
• Relevan: Utami (2016)  terdapat pengaruh kualitas supervisi kepala ruang
terhadap kepatuhan perawat pelaksana melakukan standar cuci tangan
(p=0,001).
• Analisa: Suyanto (2009)  pengawasan sangat diperlukan untuk perbaikan
kerja perilaku perawat.
(Analisa Bivariat)
(Analisa Bivariat)
Hubungan Ketersediaan Alat dengan Perilaku Perawat dalam Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Luka Operasi
Perilaku Perawat
Total
Ketersediaan Baik Tidak Baik
OR p value
Alat
f % f % n %

Lengkap 23 82,1 5 17,9 28 100 0,261


Tidak Lengkap 12 54,5 10 45,5 22 100 (0,072- 0,035
Total 35 70 15 30 50 100 0,939)
• Dengan ketersediaan alat yang lengkap perawat memiliki perilaku yang baik
sebesar 82,1%.
• Ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan alat dengan perilaku perawat
(p=0,035).
• Relevan: Yuliana (2012)  ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana
dan fasilitas pencegahan di tempat kerja dengan kepatuhan terhadap kewaspadaan
standar (p = 0,030)
• Analisa: Nurkhasanah (2013)  Ketersediaan sarana merupakan faktor pendukung
yang sangat penting terhadap penerapan kewaspadaan standar, terutama dalam
melayani pasien di rumah sakit.
HasilPenelitian
Hasil Penelitiandan
danPembahasan
Pembahasan
(AnalisaMultivariat)
(Analisa Multivariat)
Seleksi Bivariat
No. Variabel p value Keterangan

1 Sikap 0,003* Berhubungan, Kandidat


2 Ketersediaan Alat 0,035* Berhubungan, Kandidat
3 Pengawasan 0,001* Berhubungan, Kandidat

Pemodelan Multivariat
95% C.I.for
No. Variabel B Wald P value OR EXP(B)
Lower Upper
1 Sikap 1,773 4,624 0,032 5,886 1,170 29,616
2 Ketersediaan Alat 1,253 2,528 0,112 3,500 0,747 16,394
3 Pengawasan 1,981 6,279 0,012 7,252 1,540 34,157
Hasil Multivariat
95% C.I.for
No. Variabel B Wald P value OR EXP(B)
Lower Upper
1 Sikap 1,792 5.006 0,025 6,000 1,249 28,832
2 Pengawasan 2,048 7.278 0,007 7,754 1,751 34,333

• Uji Regresi Logistik : faktor yang paling dominan adalah pengawasan (p = 0,007;
OR = 7,754)
• Kron T, Gray A (1987) : Supervisi klinik memberikan pengajaran, pengarahan,
observasi, hingga evaluasi  perawat dapat mengembangkan kemampuan serta
mengatasi keterbatasannya dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar.
• Suarly, Bahtiar Y (2009) : Supervisi yang dilakukan pihak manajemen atau atasan
bertujuan untuk meningkatkan dan mengarahkan pelaksana untuk berkeja sesuai
standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit untuk menghindari
kesalahan dan kelalaian saat bekerja yang dapat merugikan pasien, perawat serta
pihak rumah sakit.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian

• Penggunaan kuesioner

• Jawaban yang diberikan oleh responden pada kuesioner


terkadang tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

• Adanya pernyataan negatif  responden merasa bingung


dikarenakan jawaban pernyataan negatif dalam kuesioner
berbanding terbalik dengan jawaban pernyataan positif serta
dapat menimbulkan bias pada jawaban yang diberikan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan


perilaku perawat (p=0,003).
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan
perilaku perawat (p=0,001).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan alat
dengan perilaku perawat (p=0,035).
4. Pengawasan merupakan faktor yang paling dominan
berhubungan dengan perilaku perawat (p=0,007; OR=7,754),
dengan adanya pengawasan yang baik akan memberikan
dampak perilaku perawat yang baik dalam upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi luka operasi.
Saran
Bagi Responden
• Mencuci tangan  sebelum, sesudah, pindah pasien
• Handscoen non steril (buka balutan)  steril (perawatan luka)
• Mengupayakan sarung tangan steril saat tidak tersedia
• Menggunakan 1 set alat per pasien
• Menegakkan prinsip steril dalam perawatan luka

Bagi Manajemen RS
• Ketua tim, kepala ruang, kepala unit, Kabid keperawatan dan tim PPI
sebagai role model  fungsi pengawasan secara langsung perawat
pelaksana merujuk pada SPO yang telah ditetapkan
• perlu adanya pemberian reward and punishment yg terstruktur 
meningkatkan motivasi perawat
• penambahan item alat  Menjamin ketersediaan alat
• meningkatkan kemampuan, ilmu dan perilaku profesional perawat 
mengadakan pelatihan
Bagi Profesi Keperawatan
• sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi profesi keperawatan
untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan
keperawatan serta menghindari resiko terjadinya infeksi luka
operasi

Bagi Ilmu Keperawatan


• Peneliti berharap adanya penelitian lanjut terkait dengan
masalah perilaku perawat dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi luka operasi yang tidak hanya dengan
penelitian kuantitatif namun juga penelitian kualitatif dengan
meneliti variabel-variabel yang lain terkait perilaku perawat
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi luka operasi
 karakteristik perawat, budaya, keyakinan, nilai, norma sosial,
keterampilan, dan reward maupun punishment
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai