Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan program pemberian

makanan pendamping ASI pada balita dengan usia 6 sampai 24 bulan

(Wahyuni,2015). Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara

bertahap baik bentuk maupun jumlah, hal tersebut dimaksudkan untuk

menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima makanan. Namun pada

kenyataannya praktik pemberian MP-ASI dini di Malang khususnya di Desa

Mendalan Wangi masih sering dilakukan, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan

gangguan pencernaan misalnya diare, muntah, dan sulit buang air besar atau ileus

obstruksi. Menurut Mpangulu (2016) dan Raharjoe (2008), penyebab tingginya

praktik pemberian MP-ASI terlalu dini salah satu faktor yang mempengaruhinya

adalah perilaku ibu itu sendiri.

Pemberian MP-ASI dini di Indonesia memiliki presentase cukup tinggi,

berdasarkan SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 bayi

yang mendapat makanan pendamping ASI usia 0–1 bulan sebesar 6-05%, pada

usia 2–3 bulan sebesar 11,75%, dan usia 4–5 bulan sebesar 32,9%. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2014) dinyatakan bahwa di Jawa Timur

pemberian makanan pendamping ASI sebesar 45,7%. Menurut hasil penelitian

irawati (2007) dalam Mariani Nina Nirmaya (2015), lebih dari 50% bayi Indonesia

mendapatkan makanan pendamping ASI sebelum usia 1 bulan. Menurut hasil studi

pendahuluan di Posyandu Sekar Putih Desa Mendalanwangi Kecamatan Wagir Dari

11 ibu yang diwawancarai di Posyandu Sekarputih Desa Mendalan Kecamatan


Wagir memberikan makanan MP-ASI dini rata rata saat anak berusia 4 bulan, jenis

makanan yang diberikan yaitu nasi tim, bubur kemasan, biskuit dan pisang. Alasan

ibu memberikan MP-ASI dini dikarenakan produksi ASI sedikit, adanya anjuran dari

tetangga, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan luar rumah dan pengasuhan

anak diserahkan kepada orang lain, bayi rewel dan menangis terus.

Adanya kepercayaan ibu bahwa jika menyusui anak dapat menurunkan

kondisi fisiknya dan kehawatiran ibu tentang produksi ASI yang tidak mencukupi

kebutuhan makanan bayi serta masih mengikuti kepercayaan orang-orang terdahulu

bahwa jika diberikan makanan pendamping bayi akan cepat besar, hal tersebut

berpotensi menyebabkan adanya praktik pemberian MP-ASI dini pada bayi.

Pemberian MP-ASI dini berdampak pada ketidaknormalan proses pencernaan bayi,

hal tersebut dikarenakan pencernaan bayi < 6 bulan hanya mampu mencerna

makanan dalam bentuk cair. Ketidaknormalan proses pencernaan akibat MP-ASI

dini dapat menimbulkan berbagai penyakit diantaranya adanya kejadian infeksi yang

tinggi seperti diare, muntah dan sulit buang air besar (Cott, 2003 dalam Mariani Nina

Nirmaya, 2015) disamping itu pemberian makanan pendamping ASI juga akan

mempengaruhi tingkat kecerdasan otak setelah dewasa seperti memicu terjadinya

obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung koroner (Nadesul, 2005 dalam Mariani

Nina Nirmaya, 2015).

Untuk mengubah perilaku dibutuhkan pola pikir yang baik dan pemahaman.

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang pemberian

MP-ASI salah satunya yaitu dengan dilakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan.

Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya yang direncanakan untuk

menyebarkan pesan menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
diharapkan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,

mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan peran penderita

dan keluarga mengatasi masalah kesehatan (Pratiwi, 2010). Diperlukan juga

pendekatan budaya dalam membahas kepercayaan/tradisi meskipun ibu bayi sudah

mendapatkan edukasi namun apabila tidak dibarengi dengan sosialisasi budaya

dengan arahan yang benar maka MP-ASI dini akan terus berlangsung. Berdasarkan

latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Gambaran

Perilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI Dini Pada Balita di Posyandu Sekar Putih

Desa Mendalan Kecamatan Wagir Kabupaten Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini pada

Balita Di Posyandu Sekar Putih Desa Mendalanwangi Kecamatan Wagir?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu dalam

pemberian MP-ASI dini pada balita Di Posyandu Sekar Putih Desa Mendalanwangi

Kecamatan Wagir.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bermanfaat sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang gambaran

perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini pada balita dan sebagai bahan

teori perkuliahan sehingga menunjang ilmu yang ada dan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan peneliti dalampengembangan dan penerapan

ilmu yang didapat selama perkuliahan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Menjadi pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam

melakukan riset sehingga mampu mengetahui Gambaran Perilaku Ibu

dalam Pemberian MP-ASI Dini pada Balita.

2. Bagi Petugas dan Pengurus Posyandu

Dapat memberikan informasi dan masukan dalam memberikan perawatan

pada balita terutama untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu dalam

Pemberian MP-ASI Dini pada Balita.

3. Bagi Responden

Dapat memberikan motivasi untuk menerapkan Pemberian MP-ASI Dini

pada Balita di Posyandu Sekar putih Desa Mendalanwangi Kecamatan

Wagir.

Anda mungkin juga menyukai