Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENYAKIT

ASUHAN KEPERAWATAAB DASAR MANUSIA

DENGAN TB DI RUANG DAHLIA RS PARU JEMBERA

A. Definisi

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama


menyerang pasien.Parenkim paru, tuberkulosis paru merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh hasil mycobacterium, tuberkulosis adalah
penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim saluran pernafasan
bagian bawah (wijaya, 2013 hal 137).

Tuberkulosisi adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir organ
tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan, tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal
dariorang yang terinfeksi tersebut (sycura. price).

Klasifikasi tuberkulosis dari sistem lama :

1. Pembagian secara patologis.


a. Tuberkulosis primer
b. Tuberkulosis post-primer
2. Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkulosis paru (koch pulmonum)
aktif-non aktif dan qusen (bentuk aktif yang menyembuh).
3. Pembagian secara radiologis (luar lesi)
a. Tuberkulosis minimal
b. Moderately adventced tuberkulosis
c. For advanced tuberkulosis

Klasifikasi menurut american thoracic society :

1. Kategori 0 : Tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak


negative, tes tuberkulosis negatif.
2. Kategori 1 : Terpajan tuberkulosis, tetapi tidak terbukti ada infeksi,
riwayat kontak positif, tes tuberkolosis negatif.
3. Kategori 2 : Terinfeksi tuberkulosis tetapi tidak sakit, tes teberkulosis
radiologi dan sputum negatif.
4. Kategori 3 : terinfeksi tuberkulosis dan sakit.

Klasifikasi di Indonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan


mikrobiologis

1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
a. TB tersangka yang diobati, sputum BTA (-), tetapi tanda lain positif
b. TB tersangka yang tidak diobati : sputum BTA (-) dan tanda-tanda lain
juga meragukan
c. TB paru kasus lalai berobat
Penderita TB lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali sesuai
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Penderita yang menghentikan pengobatan ˂ 2 minggu pengobatan
OAT dilanjutkan sesuai jadwal
2. Penderita menghentikan pengobatan > 2 minggu
3. Berobat ≥ 4 bulan, BTA negatif dan klinik, radiologik negatif,
pengobatan OAT stop
4. Berobat ≤ 4 bulan, BTA positif pengobatan dimulaidari awal
5. Berobat < 4 bulan berhenti, pengobatan dimulai dari awal dengan
panduan yang sama
6. Berobat < 4 bulan, berhenti berobat > bulan, BTA negatif akan
tetapi klinik dan radiologik positif, pengobatan mulai awal
7. Berobat < 4 bulan BTA negatif, berhenti berobat 2-4 minggu
pengobatan, pengobatan diteruskan sesuai jadwal
d. TB paru kasus kronik
1. Pengobatan TB paru kronik, jika belum ada hasil uji resistensi
berikan RHZES.
2. Jika tidak mampu diobati INH seumur hidup pertimbangkan
pembedaan untuk meningkatkan kemungkinan penyentuhan
3. Kasus TB kronik perlu dirujuk ke ahli paru
3. Pengobatan suportif atau simtomatik
Pengobatan yang diberikan pada penderita TB perlu diperhatikan
kesadaran klinisnya bila keadaan klinis baik atau tidak ada indikasi rawat,
dapat rawat jalan.
Tambahan atau suportif /sistomatik meningkatkan daya tbuh atau
mengatasi gejala dan keluhan.
a. Penderita rawat jalan
Makan-makanan yang dianggap bergizi, bila prlu dapat diberikan
vitamin tambahan, bila demam dapat diberikan obat penurun
demam, bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala
batuk , sesak nafas dan lainnya.
b. Penderita rawat inap
TB di luar paru yang mengancam jiwa : TB milier, meningitis TB,
TB paru disertai keadaan atau komplikasi seperti : batuk darah

B. Etiologi

Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tubercolosis. Basil ini


tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanas, sinar matahari dan
sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobacterium tuberkulosis yaitu tipe
human. Basil tipe bevin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus, basil tipe human bisa berada di tipe bercak sudah (droplet)
dan udara yang berasal dari penderita TBC dan orang rentan infeksi juga bisa
menghirupnya. Setelah inhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan
hidup dan melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada organ lain,
dimana infeksi laken dapat bertahan sampai bertahun tahun (patrick dovery).

Dalam perjalanan infeksinya terdapat empat fase

1. Fase 1 (fase tuberkulosis primer)


Masuk kedala paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
pertahanan tubuh
2. Fase 2
3. Fase 3 (fase laten) fase denagn kuman yang tidur bertahun-tahun atau
seumur hidup dan reaktivitas juka terjadi perubahan keseimbangan daya
tahan tubuh, dan bisa terdapat di tulang panjang, verterba tuba fallopi,
leher, dan ginjal
4. Fase 4 dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar paa
pragan yang lain dan yang kedua ke ginjal setelah paru
C. Manifestasi Klinis
Menurut wijaya (2013, hal 40) gambaran klinis TB paru dapat dibagi
menjadi 2 golongan, gejala respitorik dan gejala sistonik
1. Batuk , gejala batuk timbulpaling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan
2. Batuk darah, darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi mungkin
tampak beberapa garis atau bercak darah, gumpalan darah atau darah
segera dalam jumlah sangat banyak
3. Sesak nafas, gejala ini ditemukan bisa karena kerusakan parenkim paru
sudah luas atau karena ada hal lain seperi efusi pleura, pneuno thorak,
anemia, dan lain-lain
4. Nyeri dada, nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan,
gejala ini timbul apabila sistem pernafasan di pleura rusak
D. Patofisiologi
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi
sebagai suatu yunit yang terdiri dari satu sampai tiga basil kerena gumpalan
yang lebih besar cenderung tertahan ditongga hidung dan tidak menyebabkan
penyakit setelah dirongga alveolus (biasanya dibagian bawah lobus atas dan
dibagian atas lobus bawah).
Alveolus yang terseran akan mengalami konsilidasi dan timbul gejala
pnemonia akut, basil juga menyebar melalui kelenjar limfe, regional,
makrofag mengola impiltrasi menjadi panjang sebagian bersatu, sehingga
terbentuk sel tuber kel spiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
biasanya berlansung selam 10-20 hari. Lesi primer paru-paru disebut ghen dan
gabungan terserangnya kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan
kompleks ghon. Materi tuberculosis yang dilepaskan dari dinding korteks
akan masuk ke percabgan trakea bronkia, proses ini dapat terulang kembali
pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring.
E. Pemeriksaan
Menurut somahtri (2007, hal 62) ada beberapa pemeriksaan penunjang klien
dengan tuberkulosis paru untuk dilakukan pada pasien dengan tuberkulosis
yaitu :
1. Laboratorium darah rutin
2. Pemeriksaan sputum BTA
3. Tes PAP
4. Tes montok
5. Pemeriksaan radiologi
F. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4 bulan atau 7 bulan, obat yang digunakan dari panduan obat utama
dan
1. Obat anti tuberkulosis (OAT) jenis obat yang digunakan
a. Rifampisin
b. Pirazinamid
c. Strep tomigin
d. Etam butol

Jenis obat tambahan lainnya

a. Ranomisin
b. Ruinolon
c. Obat lain masih dalam penelitian, mikrolid, amoksilinm + asam klauulanat
d. Non farmakologi ada 4 terapi
1. Terapi non farmakologi dengan mengkonsumsi makanan bergizi
seperti mineral dan vitamin
2. Terapi non farmakologi dengan tinggal dilingkungan sehat
Phatway

Microbacterium

teberkulosa Droplet infection Masuk lewat jalan nafas

Menempel pada paru

Keluar dari tracheo


dionchial bersama Menetap di jaringan
Dibersihkan oleh mikrofag
sekret paru

Terjadi proses peradangan


Sembuh tanpa
pengobatan

Pengeluaran zat pirogren Tumbuh dan


berkembang di
sitoplasma makrofag

Mempengaruhi hipotalamus

Mempengaruhi sel

hipertensi

Kompleks primer Limfangitas lokal Limfadinitis regional

Menyebar ke orang lain Sembuh sendiri tanpa


Sembuh dengan bekas
(paru, saluran pencernaan, pengobatan
fibrinosis
tulang) melalui media
(Bronkogen percantinoltam,
hematogen, limfogen)

Anda mungkin juga menyukai