Anda di halaman 1dari 9

Tugas KMB 1

Gangguan Pembuluh Darah Perifer

(Buerger Disease/Penyakit Buerger)


Yang di bimbing oleh dosen Ns. Cipto Susilo S.Kep M.Kep

Di susun oleh

Kelompok 1:

Alviatul Hasanah 1701021002

Miftahul Jannah 1701021003

Nur Hefni Yulia Ihsanul Fikrih 1701021012

Ilzamatul Mutmainnah 1701021020

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN SEMESTER II KELAS 3A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem organ yang paling penting, yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penting tertentu. Ini terdiri dari darah,
pembuluh darah, dan jantung. Semua komponen ini memainkan peran penting dalam fungsi
normal dari hati manusia dan sistem peredaran darah secara keseluruhan. Jantung memompa
darah ke berbagai organ melalui pembuluh darah, di mana oksigen dan nutrisi didistribusikan
ke bagian-bagian tubuh.
Sesuai penelitian medis, penyakit dan gangguan dari account sistem peredaran darah
untuk angka kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit lain. Kedua, keturunan dan
faktor genetik bertanggung jawab untuk menyebabkan penyakit sistem peredaran darah
manusia. Namun demikian, dengan statistik saat ini mengklaim peningkatan angka masalah
jantung dan sirkulasi, sangat penting bagi kita untuk belajar tentang masalah-masalah terkait.
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah untuk memasok oksigen, hormon, dan nutrisi
penting lainnya ke sel-sel tubuh dan jaringan. Dalam siklus ini, juga melakukan pekerjaan
menggantikan karbon dioksida dengan oksigen. Setiap gangguan atau penyimpangan dalam
siklus peredaran darah menyebabkan kondisi medis, yang dapat ringan sampai parah.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Mengidentifikasi factor anatomi dan fisiologi aliran darah perifer dan oksigenasi
jaringan.
b. Menggunakan parameter yang sesuai untuk mengkaji sirkulasi perifer.
c. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja perawatan pasien
dengan insufisiensi sirkulasi ekstremitas.
BAB II

ISI

A. Pengertian/definisi

penyakit Buerger sebagai peradangan nonatherosklerotik, keadaan bendungan yang


menganggu sirkulasi pada kaki dan tangan, menyebabkan lesi segmental dan
pembentukan thrombus pada arteri kecil dan sedang, kadang-kadang pada vena. Penyakit
ini mempunyai insiden terbanyak pada laki-laki muda dengan riwayat pengguna
tembakau. (Cheryl, L. et al. 2009 )

B. Penyebab/etiology

Penyebab pasti penyakit Buerger belum diketahui, tapi diduga berhubungan


dengan merokok, yang juga diduga karena reaksi hypersensitivitas terhadap nikotin.
Penyakit Buerger mungkin berhubungan dengan penyakit Raynauld dan mungkin terjadi
pada orang dengan penyakit autoimun.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi penyakit Buerger antara lain:

1. Klaudikasi intermitten saat melangkah, dicetuskan oleh latihan dan


mereda dengan istirahat.

2. Awalnya kaki menjadi dingin, cyanosis dan mati rasa setelah terekspos
dingin kemudian memerah menjadi panas dan mati rasa.

3. Manifestasi klinis lain adalah gangguan nadi perifer

4. Thromboplebitis superfisialis

5. Nyeri ektremitas, ulkus, gangrene.

D. Gejala
1. Nyeri berat, akut pada tangan atau kaki

2. Rasa terbakar pada tangan atau kaki

3. Kaludikasi intermitten

4. Ulkus iskemik pada bagian distal jempol atau jari

5. Kulit kebiruan atau merah pucat

6. Kaki dingin

7. Penurunan atau tidak ada nadi pada ektremitas yang terkena

8. Memburuknya gejala dengan stress emosional atau dingin

9. Adanya gejala lebih dari satu anggota gerak (biasanya bilateral dan symetris)

E. Evaluasi diagnostic

Evaluasi diagnostic dapat dilakukan melalui tindakan non invasive dan invasive.

1. Evaluasi diagnostic non invasive meliputi:

- Pengkajian fisik vaskuler; membandingkan tekanan darah systolic


pada lengan dan ankle mungkin dilakukan sebelum dan setelah
latihan/olah raga. (Normalnya, tekanan sytolik sama. Pada penyakit
atherosklerotik, tekanan di bawah area bendungan kurang dari tekanan
di lengan).

- Ultrasonography Doppler – penurunan velocitas aliran melalui


pembuluh stenosis atau tidak ada aliran pada bendungan total.

- Plethysmography segmental – penurunan tekanan distal area


bendungan.
2. Evaluasi diagnostic invasive

 Angiography – mengkonfirmasi adanya bendungan

 MRA – mengkonfirmasi adanya bendungan

 Spiral CT – memperoleh gambaran 3 dimensi arteri dan bendungan

F. Pengkajian Keperawatan

a. Auskultasi abdomen dan dengarkan adanya bruit

b. Observasi ekstremitas bawah terhadap warna, sensasi dan suhu.


Bandingkan perbedaan bilateral.

c. Inspeksi kuku terhadap penebalan, inspeksi kulit yang mengkilap, atrophy,


rambut rontok dan kering – merefleksikan perubahan kronis.

d. Kaji nyeri:

 Nyeri abdomen berat setelah makan

 Nyeri kaki dengan latihan

 Nyeri kaki saat istirahat

 Kaji ulkus jempol dan kaki

 Pengkajian nadi

G. Manajemen

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan penyakit Buerger antara lain:

a. Mengembalikan aliran darah ke area iskemia yang kritis.


b. Memelihara ektremitas

c. Mengurangi nyeri yang berhubungan dengan klaudikasi atau nyeri saat


istirahat

d. Memberikan aliran darah yang cukup untuk penyembuhan luka.

 Terapi konservasi termasuk memodifikasi factor risiko; berjalan, menurunkan


berat badan, berhenti merokok, mengontrok kondisi lain seperti DM dan
hypertensi.

 Farmakologi dengan obat antiplatelet atau antikoagulan untuk memperbaiki aliran


darah dengan meningkatkan fleksibilitas erythrosit dan menurunkan viskositas
darah.

 Jika dengan konservasi tidak cukup, dengan pembedahan revaskularisasi


(endarterectomy, arterial bypass grafting atau kombinasi keduanya) mungkin
diperlukan.

 Prosedur endovaskuler seperti PTA mungkin digunakan.

 Terapy oksygen hyperbaric mungkin digunakan untuk penyembuhan luka dan gas
gangrene.

 Amputasi ektremitas yang terkena bila ada infeksi berat atau gangrene, atau upaya
gagal untuk revaskularisasi.

H. Diagnosa Keperawatan

a. Perfusi jaringan (perifer) tidak efektif b/d penurunan aliran darah arteri.

b. Gangguan persepsi sensoris (tactil) ektremitas bawah

c. Risiko terjadinya infeksi b/d penurunan aliran darah arteri


I. Intervensi Keperawatan

a. Meningkatkan perfusi jaringan:

- Lakukan cek neurovaskuler dengan sering pada ektremitas yang


terkena.

- Inspeksi ektremitas bawah dan kaki terhadap ulkus baru atau perluasan
ulkus yang sudah ada.

- Berikan dan dorong diet seimbang untuk mempercepat penyembuhan


luka

- Dorong berjalan atau lakukan latihan ROM untuk meningkatkan aliran


darah yang akan meningkatkan sirkulasi kolateral.

- Beri dan ajarkan pemberian obat anti nyeri untuk mencapai tingkat
kenyamanan untuk ambulasi.

b. perlindungan ektremitas bawah

- Dorong pasien untuk memakai pelindung kaki seperti sandal karet atau
sepatu dengan jempol tertutup bila keluar dari tempat tidur.

- Instruksikan pasien dan keluarga untuk menjaga jalan yang leluasa


untuk menghindaricidera.

- Hindari pemakaian kaos kaki dan sepatu yang sempit.

- Instruksikan pasien untuk menghindari duduk dengan kaki disilang.

- Hindari menggunakan plester dan sabun kasar pada kulit yang terkena.

- Instruksikan pasien untuk mengecek suhu air mandi dengan tangan


sebelum masuk bath tab.
- Lakukan dan ajarkan perawatan kaki, termasuk mencuci dan
mengeringkan serta menginspeksi kaki setiap hari.

c. Mencegah infeksi

- Berikan lanolin pada ekstremitas bawah untuk mencegah kekeringan


dan kulit pecah.

- Dorong pasien untuk menggunakan kaos kaki yang bersih.

- Ajarkan pasien untuk mengenali tanda-tanda untuk dilaporkan:

o Kemerahan, bengkak, iritasi, melepuh, bau busuk.

o Gatal, rasa terbakar dan bercak-bercak merah.

o Lecet, tampilan kulit yang tidak biasanya.

o Area ulkus baru.

- Instruksikan pasien untuk mengecek ke dokter sebelum menggunakan


lotion atau cream apapun pada luka.

- Berikan antibiotic paska operasi untuk mencegah infeksi di sekitar


material prostetik graft.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, White E (2011). Medical Surgical Nursing Care Plans: Google books

Cheryl, L. et al. (2014). Chronic Disorders: An Incredibly Easy! Pocket Guide (1st edition):
Lippincott Williams & Wilkins.

Fiebach Nicholas H., Kern, David E., Thomas, Patricia A., Ziegelstein, Roy C. (2014). Principles
of Ambulatory Medicine (7th edition): Lippincott Williams & Wilkins.

Nettina, Sandra M. (2010). Lippincott Manual of Nursing Practice (9th edition): Lippincott
Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai