Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGI FEVER DI
RUANG ANAK RSD IDAMAN BANJARBARU

Tanggal 17 – 23 Januari 2022

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGI FEVER DI
RUANG ANAK RSD IDAMAN BANJARBARU

Oleh

Muhammad Hafiz, S.Kep


NIM. 2130913310005

Banjarbaru, Januari 2022


Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembibing Lahan

Windy Yuliana Budianto, Ns, M.Biomed Winda Nur Islamy, S. Kep., Ns


NIP. 1990 2014 1 152 NIP. 19940607 201902 2015
DHF (DENGUE HEMORRHAGIC FEVER)

Merupakan penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypty yang berpera sebagai pembawa virus dengue yang dapat menyerang pada anak
dan remaja atau orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama demam.

 Masa inkubasi dari dengue antara


3-15 hari namun rata-rata 5-7
Stadium Klinis ETIOLOGI hari.
Penyebab penyakit DBD ini adalah  Tanda dini infeksi dengue,
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue:
“Virus Dengue” termasuk group B adalah:
1. Derajat I (Ringan): terdapat demam Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan  Demam tinggi
mendadak selama 2-7 hari disertai sekarang dikenal sebagai genus flavinus,  Facial flushing (kulit memerah
gejala klinis lain dengan manifestasi family flaviridiae dan mempunyai 4 seperti malu)
perdarahan ringan: uji Touniket + serotype, yaitu: DEN I, DEN II, DEN III,  Tidak ada tanda-tanda ISPA
2. Derajat II: ditemukan pula perdarahan dan DEN IV  Tidak tampak fokal infeksi
kulit dan manifestasi perdarahan lain.
3. Derajat III: ditemukan tanda-tanda dini  Uji tourniket positif
renjatan  Trombositopenia
4. Derajat IV: termasuk DSS dengan nadi  Hematokrit meningkat
dan tekanan darah yang tidak terukur.
Penatalaksanaan

 DBD derajat I
 Minum banyak (1,5-2 liter perhari)
Pemeriksaa Penunjang  Kompres hangat
 Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering.
1. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi
 DBD derajat II
Laboratorium: Trombositopenia (< 100.000/mm3)
 Minum banyak (1,5-2 liter perhari)
Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal).
 Infus RL / Asering
2. Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan
3. Isolasi virus pemeriksaa darah klien dan jaringan  DBD derajat III
 Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam
4. igM ELISA (enzym linked immunosorbet assay) mendeteksi
antibody yang medeteksi virus dengue  DBD derajat IV
5. tes NS1 (cek protein yang dimiliki oleh virus dangue dalam  Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih dahulu
darah) sampai nadi teraba dan tekanan darah sudah mulai terukur
 Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat dan
paracetamol
 Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan PRC(Pack
Red Cell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari 10.
Pathway DHF

Virus masuk melalui


Nyamuk aedes aegypty
carrierya nyamuk

Virus masuk dgn bantuan


Stress Hospitalisasi
carrierya nyamuk

Infeksi virus dengue Masuk RS

Kurang informasi
Diagnosis Keperawatan
1. Ansietas b.d stressor
Pengkajian 2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
1. Identitas klien 3. Ketidakefektifan pola nafas
ASKEP
2. Keluhan utama 4. Hipertermia b.d peyakit
3. Riwayat peyakit 5. Resiko perdarahan
4. Pemeriksaan fisik 6. Resiko syok
5. Pemeriksaa diagostik 7. Ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan
6. Pemeriksaa laboratorium b.d asupa makanan kurang
8. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi

Ansietas b.d stresor


Nyeri akut b.d agen cidera biologis
NOC : Kontrol Kecemasan Diri NOC: Kontrol nyeri Hipertemia b.d penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan
NOC: Thermoregulasi
1 x 60 menit diharapkan kecemasan klien selama 2 x 60 menit nausea pasien
mampu berkurang dengan kriteria hasil : teratasi dengan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan Keperawatan
1. Mengenali kapan nyeri terjadi (1 ke selama 1x60 menit masalah pasien teratasi
1. Memantau intensitas kecemasan (2 ke 4) kreiteria hasil:
2. Mencari informasi untuk mengurangi 3)
kecemasan (2 ke 4) 2. Menggambarkan faktor penyebab (1 1. Peningkatan suhu kulit (3 ke 5)
3. Menggunakan Teknik relaksasi untuk ke 3) 2. Hipertemia (3 ke 5)
mengurangi kecemasan (2 ke 4) 3. Dehidrasi (3 ke 5)
3. Menggunakan tindakan pencegaha (1
NIC: Pengaturan suhu
NIC : Pengurangan Kecemasan ke 3)
4. Menggunakan analgesik yang 1. Monitor suhu paling tidak setiap 2
1. Bantu mengidentifikasi situasi yang jam, sesuai kebutuhan
memicu kecemasan klien direkomendasikan (1 ke 3)
2. Monitor warna kulit
2. Gunakan ketenangan dalam pendekatan NIC : Manajemen nyeri 3. Berikan anti piretik sesuai kebutuhan
untuk menenagkan klien 1. Tentukan lokasi, kualitas dan 4. Tingkatkan intake cairan dan
3. Jelaskan seluruh prosedir tindakan kepada keparahan nyeri pasien sebelum nutrisi adekuat
klien dengan perasan yang mungkin muncul pegobatan pasien 5. Kompres hangat pasien pada lipat paha
pada saat melakukan tindakan dan aksila
4. Berikan informasi tentang diagnose, 2. Cek perintah pengobatan meliputi 6. Tingkatkan sirkulasi udara
prognosis, dan tindakan dosis, dan frekuensi pemberian 7. Monitor hidrasi seperti turgor
5. Anjurkan kepada keluarga selalu menemani kulit, kelembaban membran
obat
klien mukosa
3. Cek adanya riwayat alergi obat
6. Motivasi klien utnuk mengungkapkan
perasaan, pengharap dan ketakutan
7. Ajarkan klien tekhnik relaksasi
Risiko perdarahan Risiko syok
NOC : ffsKontrol Defisiensi pengetahuan
NOC : Kontrol Kecemasan Diri
risiko NOC : Kontrol Kecemasan Diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 60 menit diharapkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit diharapkan
kecemasan klien mampu berkurang selama 1 x 60 menit diharapkan kecemasan kecemasan klien mampu berkurang
dengan kriteria hasil : klien mampu berkurang dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil :
1. Mengidentifikasi faktor risiko (1 ke 1. Memantau intensitas kecemasan (2 ke 4) 1. Memantau intensitas kecemasan (2 ke
3) 4)
2. Mencari informasi untuk 2. Mencari informasi untuk
2. Mengembangkan strategi yang mengurangi kecemasan (2 ke 4) mengurangi kecemasan (2 ke
efektif dalam mengontrol 3. Menggunakan Teknik relaksasi 4)
risiko (1 ke 2) untuk mengurangi kecemasan (2 ke 3. Menggunakan Teknik
3. Megenali faktor risiko individu (1 ke 4) relaksasi untuk mengurangi
2) NIC : Pengurangan Kecemasan kecemasan (2 ke 4)
NIC : Pencegahan perdarahan NIC : Pengurangan Kecemasan
1. Bantu mengidentifikasi situasi yang
1. Bantu mengidentifikasi situasi yang
1. Monitor dengan ketat risiko memicu kecemasan klien memicu kecemasan klien
terjadinya perdarahan pada 2. Gunakan ketenangan dalam pendekatan 2. Gunakan ketenangan dalam
pasien untuk menenagkan klien pendekatan untuk menenagkan klien
3. Jelaskan seluruh prosedir tindakan kepada 3. Jelaskan seluruh prosedir tindakan
2. Gunakan kasur terpeutik untuk kepada klien dengan perasan yang
klien dengan perasan yang mungkin
mengurangi trauma kulit mungkin muncul pada saat
muncul pada saat melakukan tindakan
melakukan tindakan
3. Monitor komponen koagulasi 4. Berikan informasi tentang diagnose,
4. Berikan informasi tentang diagnose,
darah (termasuk protrombin prognosis, dan tindakan prognosis, dan tindakan
timen (PT), partial tromboplastin 5. Anjurkan kepada keluarga selalu 5. Anjurkan kepada keluarga selalu
time (PTT) dan trombosit dengan menemani klien menemani klien
cara yang tepat. 6. Motivasi klien utnuk mengungkapkan 6. Motivasi klien utnuk
4. Lindungi pasien dari truma perasaan, pengharap dan ketakutan mengungkapkan perasaan,
7. Ajarkan klien tekhnik relaksasi pengharap dan ketakutan
yang dapat menyebabkan
7. Ajarkan klien tekhnik relaksasi
perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman TH, Kamitsuru S, 2018, NANDA International Nursing Diagnosis:


Definitions and Classification 2018 – 2020. Oxord: Wiley Blackwell

Moorhead Sue, Jhonson Marion, Maas Meridean L, Et all, 2016, Nursing Outcomes
Classification, Mosby.

Moorhead Sue, Jhonson Marion, Maas Meridean L, Et all, 2016. Nursing Interventions
Classification, Mosby.

Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai