Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) STASE


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal 10-15 Januari 2022

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhammad Hafiz, S.Kep

NIM : 2130913310005

JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Cronic Kidney Disease (CKD)

Banjarmasin, Januari 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns, M.Kep. Sp.Kep.MB Helda Irianni, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19830715201101 2 003
Definisi CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) Etiologi
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan 1. Infeksi, misalnya Pielonefritis kronik.
fungsi ginjal yang progresif dan irreversible 2. Penyakit peradangan, misalnya Glomerulonefritis.
dimana ginjal gagal untuk mempertahankan 3. Penyakit vaskuler hipertensif, misalnya
metabolisme dan keseimbangan cairan dan Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea stenosis arteri renalis.
dan sampah nitrogen lain dalam darah). CKD 4. Gangguan jaringan penyambung, seperti lupus
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang eritematosus sistemik (SLE), poli arteritis nodosa,
irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang sklerosis sistemik progresif.
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap 5. Gangguan kongenital dan herediter, misalnya
berupa dialisis atau transplantasi ginjal Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubuler ginjal.
6. Penyakit metabolik, seperti DM, gout,
Manifestasi Klinis hiperparatiroidisme, amiloidosis.
1. Sistem kardiovaskuler: 7. Nefropati toksik, misalnya Penyalahgunaan
Hipertensi, Pitting edema, Edema periorbital, analgetik, nefropati timbale.
pembesaran vena leher, Friction rub 8. Nefropati obstruktif.
pericardial.
2. Sistem pulmoner:
Pemeriksaan Penunjang
Krekel, nafas dangkal, kussmaul, sputum
1. Laboratorium: laju endap darah: Meninggi
kental, dan liat,
diperberat anemia, ureum dan kreatinin,
3. Sistem gastrointestinal: hiponatremi, hypokalemia, phosphate alkaline,
Komplikasi
anoreksia, mual muntah, perdarahan saluran 1. Hiperkalemia hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia,
GI, Ulserasi dan perdarahan mulut, pernafasan 2. Perikarditis, efusi pericardial peninggian gula darah, hipertrigliserida, asidosis
bau ammonia metabolic.
3. Hipertensi
4. Sistem musculoskeletal: 2. Radiologi
4. Anemia
kram otot kehilangan kekuatan otot 3. Intra Vena Pielography (IVP): untuk menilai
5. Penyakit tulang
system pelvilokalisis dan ureter
5. Integument: 6. Dehidrasi 4. USG: melihat bentuk ginjal, besar, ketebalan
warna kulit abu-abu mengkilat, pruritus, kulit 7. Gastrointestinal: mual, muntah, bau parenkim, kepadatan parenkim, ureter proksimal
kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, nafas seperti menyerupai urin 5. EKG: Untuk melihat kemungkinan hipertropi
rambut tipis dan kasar. 8. Asidosis metabolik ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia,
6. Reproduksi: amenore, atrofi testis gangguan elektrolit (hiperkalemia)
Penatalaksanaan medis
1. Cairan yang diperbolehkan adalah 500 sampai 600 ml
untuk 24 jam atau dengan menjumlahkan urine yang
Klasifikasi CDK
keluar dalam 24 jam ditamnbah dengan IWL 500ml,
2. Pemberian vitamin
3. Diet garam
4. Hiperfosfatemia dan hipokalemia ditangani dengan
antasida mengandung alumunium atau kalsium
karbonat,
5. Hipertensi ditangani dengan berbagai medikasi
antihipertensif dan control volume intravaskuler.
6. Asidosis metabolik pada gagal ginjal kronik: suplemen
makanan karbonat dan dialysis
7. Hiperkalemia biasanya dicegah dengan penanganan
dialisis yang adekuat disertai pengambilan kalium,
control kalium, kayexelate diberikan sesuai kebutuhan
8. Anemia pada gagal ginjal kronis ditangani dengan
epogen (eritropoetin manusia rekombinan). Epogen
diberikan secara intravena atau subkutan tiga kali
seminggu.
9. Transplantasi ginjal

Penatalaksanaan Keperawatan
1. Hitung intake dan output yaitu cairan : 500 cc
ditambah urine dan hilangnya cairan dengan cara lain
(kasat mata) dalam waktu 24 jam sebelumnya.
2. Elektrolit natrium dan kalium. Natrium: 500 mg dalam
waktu 24 jam.
3. Diet uremia dengan memberikan vitamin : tiamin,
riboflavin, niasin dan asam folat
PATHWAY Penyakit Ginjal Kronik
(Chronic Kidney Disease)

Penurunan laju filtrasi Proteinuria Penurunan Fungsi Ginjal Peningkatan kadar kreatinin
glomerulus dan BUN serum

Kadar Protein dalam darah Produksi Eritropoietin


turun Sindrom Uremia
Ginjal tidak mampu
mengencerkan urin sec.
maksimal Penurunan pembentukan
Penurunan tekanan osmotik
eritrosit
Mual ,muntah
Produksi urin turun dan terjadi
peningkatan kepekatan urin Cairan keluar ke Anemia
ekstraseluler
Ketidakefektifan Nutrisi
Disuria/Anuria Suplai O2 ke jaringan Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Edema
menurun

Hambatan Eliminasi Urin Kelebihan Volume Cairan CRT >2dtk

Intoleransi Aktivitas
Ketidak efektifan perfusi
jaringan perifer
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE

Pengkajian Identitas pasien, Keluhan Utama, Riwayat Penyakit, Pola Fungsional Gordon, Pemeriksaan Fisik
Diagnosis 1. Hambatan Eliminasi Urin
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Intoleransi Aktivitas
4. Ketidakefektifan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Diagnosis NOC NIC


Hambatan Eleminasi Urin Manajemen Cairan
Eliminasi Urin Setelah dilakukan tindakan 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan
keperawatan selama 2 x 12 jam catat output.
klien menunjukkan tanda penurunan 2. Masukkan kateter urin
hambatan eleminasi urindengan 3. Berikan diuretic yang diresepkan
kriteria hasil: Kateterisasi Urin
1. Jumlah urin yang 1. Monitor intake dan output
dikeluarkan (3-5) 2. Pertahankan tekhnik aseptik
2. Pola eleminasi (3-5) 3. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
3. Nyeri saat kencing (3-5) perawatan kateter yang tepat

Kelebihan Setelah dilakukan asuhan Manajemen cairan


Volume Cairan keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji status cairan ; timbang berat
volume cairan seimbang. badan,keseimbangan masukan dan
dengan kriteria hasil: haluaran, turgor kulit dan adanya
Keseimbangan Cairan edema
1. Pasien terbebas dari edema 2. Batasi masukan cairan
(4-5) 3. Identifikasi sumber potensial cairan
2. Turgor kulit pasien ( 4-5) 4. Jelaskan pada pasien dan keluarga
3. Tekanan darah pasien (4-5) rasional pembatasan cairan
4. Keseimbangan intake dan 5. Kolaborasi pemberian cairan sesuai
outout 24 jam terapi.
6. Monitor tanda tanda vital

Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas


Aktivitas keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
pasien tidak mengalami infeksi Medik dalam merencanakan progran terapi
dengan kriteria hasil : yang tepat.
Activity Tolerance 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
1. Saturasi oksigen saat beraktivitas 3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
(3 ke 5) yang sesuai dengan kemampuan fisik,
2. Nadi saat beraktivitas (3 ke 5) psikologi dan social
3. Pernapasan saat beraktivitas (3 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
ke 5) mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
4. Tekanan darah sistolik saat 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
beraktivitas (3 ke 5) aktivitas seperti kursi roda, krek
5. Tekanan darah diastolic saat 6. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
beraktivitas(3 ke 5) diwaktu luang
6. Aktvitas sehari-hari(3 ke 5) 7. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
8. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
9. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Manajemen energi
1. Monitor intake nutrusu untuk
mengetahui energy adekuat
2. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai
cara meningkatkan asupan energy dari
makanan
Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Nutritional Management
Nutrisi Kurang keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor adanya mual dan muntah
dari Kebutuhan nutrisi seimbang dan adekuat. 2. Monitor adanya kehilangan berat badan
Tubuh Kriteria Hasil: dan perubahan status nutrisi.
Nutritional Status 3. Monitor albumin, total protein,
1. Nafsu makan meningkat hemoglobin, dan hematocrit level yang
2. Tidak terjadi penurunan BB menindikasikan status nutrisi dan untuk
3. Masukan nutrisi adekuat perencanaan treatment selanjutnya.
4. Menghabiskan porsi makan 4. Monitor intake nutrisi dan kalori klien.
5. Hasil lab normal (albumin, 5. Berikan makanan sedikit tapi sering
kalium) 6. Berikan perawatan mulut sering
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diet sesuai terapi
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation Management
perfusi jaringan keperawatan selama 3 x 8 jam 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
perifer tingkat sirkulasi atau aliran darah peka terhadap panas, dingin, tajam, tumpul
kejaringan perifer membaik dengan 2. Monitor adanya paratese
kriteria hasil : 3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi
statur sirkulasi kulit jika ada lesi atau laserasi
1. Tanda – tanda vital (3 ke 5) 4. Monitor kemampuan BAB
2. Tekanan sistolik (3 ke 5) 5. Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung
3. Tekanan diastolik (3 ke 5) 6. Kolaborasikan pemberian analgetik
4. Capillary refill time (3 ke 5) 7. Monitor adanya tromboplebitis
8. Diskusikan mengenai penyebab perubahan
sensasi
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2018. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Guyton, Arthur C. 2007. Buku ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2018. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2018-2020. Oxford: Wiley Blackwell.

Moore Hacker.2001. Esensial Obstetri dan Genekologi. Edisi 11. Jakarta : Buku
kedokteran EGC.

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2018. Nursing Outcomes
Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Prince, Sylvia Anderson, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Edisi 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah Brunner &


Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai