Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

20 September – 3 Oktober 2021

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

20 September – 3 Oktober 2021

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

Banjarbaru, September 2021


Mengetahui,

Koodinator Stase Jiwa Clinical Teacher

Dhian Ririn Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep M. Akbar Nugraha, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp,Kep.J


NIP. 19801215 200812 2 003
RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

A. Definisi
Prilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi
seseorang yang ditunjukkan dengan prilaku actual melakukan kekerasan,
baik pada diri sendiri, orang lain secara fisik maupun psikologis (Yosep,
2011)
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
yaitu adanya anggotakeluarga yang sering memperlihatkan atau
melakukan perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, adanyan riwayat penyakit atau trauma
kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA (narkoti, psikotropika dan
zat aditif lainnya) (Mukrifah Damaiyanti, 2012)
b. Psikologis
Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh
kembang seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya
ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak
mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air susu yang
cukup cenderung mengembangkan sikap agresif.
c. Sosial Budaya
Prilaku agresiv bisa tumbuh dilingkungan bersosial budaya yang
mentolelir kekerasan, proses hasil pembelajaran dari lingkungan
disekitarnya, dan proses sosialisasinya.
2. Faktor presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik
berupa injury secara fisik, psikis atau ancaman konsep diri.
a. Kondisi klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
b. Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun
eksternal dari lungkungan.
c. Keadaan Lingkungan: panas, padat dan bising

. Tanda dan Gejala


1. Mata melotot atau pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah dan tegang
5. Postur tubuh kaku
6. Pandangan tajam
7. Jalan mondar mandir

. Akibat
Menurut Townsend, perilaku kekerasan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan, baik diri sendiri maupun orang lain.
Seseorang dapat mengalami perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang
lain dapat menunjukkan perilaku (Kartikasari, 2015).
Data subjektif :
1. Mengungkapkan, mendengar atau melihat objek yang mengancam
2. Mengungkapkan perasaan takut, cemas, dan khawatir
Data objektif :
1. Wajah tegang merah
2. Mondar mandir
3. Mata melotot, rahang mengatup
4. Tangan mengepal
5. Keluar banyak keringat
6. Mata merah
7. Tatapan mata tajam
8. Muka merah
E. Fase Prilaku Kekerasan
1. Menyerang atau menghindar ( fight of flight )
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf
otonom beraksi terhadap sekresi epineprhin yang menyebbkan tekanan
darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi hcl
meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva
meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat disertai ketegangan
otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku, dan
disertai refleks yang cepat.
2. Menyatakan secara asertif
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspreikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang
lain secara fisik maupun psikologis. Di samping itu perilku ini dapat juga
untuk pengembangan diri klien
3. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting out
untuk menarik perhatian orang lain
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau anuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan

F. Rentang Respon Kekerasan


Berikut rentang respon Kekerasan (Mukrifah Damaiyanti, 2012).

Respon adaftif Respon Maladatif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Klien mampu Klien gagal Klien merasa tidak Klien Pera saan marah
mengungkapkan mencapai tujuan dapat mengekspresikan dan bermusuhan
marah tanpa kepuasan/saat mengungkapkan secara fisik, tapi yang kuat dan
menyalahkan marah dan tidak perasaannya, tidak masih terkontrol, hilang kontrol,
orang lain dan dapat berdaya dan mendorong orang disertai amuk,
memberikan menemukan menyerah lain dengan merusak
kelegaan alternatif ancaman lingkungan

G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama/ alasan masuk.
c. Faktor predisposisi.
d. Faktor presipitasi.
e. Aspek fisik/ biologis.
f. Aspek psikososial.
g. Status mental.
h. Kebutuhan persiapan pulang.
i. Mekanisme koping.
j. Masalah psikososial dan lingkungan.
k. Pengetahuan.
l. Aspek medik
2. Pohon Masalah
Prilaku Kekerasan (Effect)

Resiko Perilaku Kekerasan (Core Problem)

Harga diri rendah (Cause)

3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain
4. Rencana Tindakan Keperawatan

SP Untuk pasien Sp untuk keluarga

Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1


1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku pasien
kekerasan 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses
2. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, terjadinya Perilaku kekerasan (gunakan booklet)
obat, verbal dan spritual 3. Jelaskan cara merawat pasien Perilaku kekerasan
3. Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara 4. Latih satu cara merawat PK dengan melakukan
fisik : tarik napas dalam dan pukul kasur dan bantal kegiatan fisik : tarik nafas dalam dan pukul bantal /
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik kasur
5. Anjurkan untuk membantu sesuai jadwal kegiatan
dan memberikan pujian
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat pasien cara fisik, beri pujian
(6 benar obat, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
minum obat, akibat jika obat tidak diminum sesuai 3. Latih cara memberikan / membimbing minum obat
program, akibat putus obat) 4. Anjurkan membantu sesuai jadwal kegiatan dan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik memberikan pujian
dan minum obat
Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat, serta beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih
pujian pasien fisik 1&2 dan memberikan obat, berikan
2. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara pujian
verbal (3 cara, yaitu : mengungkapkan, meminta, 2. Latih keluarga cara membimbing : cara berbicara
menolak dengan benar) yang baik
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, 3. Latih keluarga cara membimbing kegiatan spritual
minum obat dan verbal
Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat dan verbal, beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih
pujian pasien fisik 1&2, memberikan obat, cara bicara yang
2. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara baik dan kegiatan spritual. Beri pujian.
spiritual (2 kegiatan) 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, dan rujukan.
minum obat, verbal dan spritual. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5


1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1&2, minum obat, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih
verbal dan spritual, beri pujian pasien fisik 1&2, memberikan obat, cara bicara yang
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri baik dan kegiatan spritual dan follow up. Beri
3. Nilai apakah Perilaku Kekerasan terkontrol pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke
RSJ / PKM
DAFTAR PUSTAKA

Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refka


Aditama
Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Trans Info MEdia.
Yosep Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai