Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“ ASUHAN KEPERAWATAN KOMUITAS : PENYAKIT


INFEKSI (DBD) ”

OLEH :
KELOMPOK 5

1. RESTI JULITA (18301064)


2. RESKY HIDAYAT (18301065)
3. RISKA RAMADANI (18301066)
4. ROSA ANJANI (18301067)
5. SALIMA CERLINA LAIA (18301068)
6. YOLA AGUSTINA SYAFITRI (18301069)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Komunitas II”. Penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Keluarga yaitu Ibu Dr. Ezalina, S.Kep,
Ns, M.Kes dan juga kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
selesai pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penulis, makalah ini masih banyak kekurangan dalam
pembuatan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca yang berguna
untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 20 Mei 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi penyakit DBD
B. Etiologi penyakit DBD
C. Fase-fase penyakit DBD
D. Tanda dan gejala DBD
E. Faktor-faktor yang berperan dalam penularan DBD
F. Pencegahan DBD
G. Asuhan Keperawatan DBD berdasarkan kasus
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Demam berdarah (DBD) merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus flavivirus, famili flavivired, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den 1, den 2,
den 3, den 4,melalui perantara nyamuk aedes aegypti atau aedes alphobictus. Keempat
serotipe dengue terdapat di Indonesia, den 3 merupakan serotipe dominan dan banyak
berhubungan dengan kasus berat diikuti serotipe 2. Infeksi virus dengue telah menjadi
masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena
peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah yang terkena wabah dan
manifestasi klinis berat. Spektrum klinis infeksi dengue dapat dibagi menjadi (1) gejala
klinis paling ringan tanpa gejala, (2) demam dengue (DD), (3) demam berdarah dengue
(DBD), dan (4) demam berdarah dengue disertai syok (sindrom syok dengue).
(Hardiono,dkk (2003 : 99)).
DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di lima wilayah WHO yaitu: 20
negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di
Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat. Seluruh wilayah tropis di dunia saat
ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara bersama-sama di
wilayah Amerika, Asia Pasifik, dan Afrika, diantaranya Indonesia, penyakit DBD
sekarang sudah menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia.
Di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan ada lebih dari 20 juta kasus infeksi
yang mengakibatkan sekitar 24.000 kematian. Selama epidemi dengue, serangan terjadi
sekitar 40-50%, tetapi bisa mencapai 80-90%. Diperkirakan rata-rata terdapat 500.000
kasus DHF yang dirawat di rumah sakit setiap tahunnya. Setidaknya 2,5% kasus
mengalami kematian. Tanpa penanganan yang tepat, kematian pada DHF bisa mencapai
lebih dari 20%. Dengan dukungan terapi suportif intensif modern, angka kematian dapat
ditekan sampai kurang dari 1%.(Menurut WHO (2001)).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menarik rumusan masalah yaitu “
Bagaiaman asuhan keperawatan komunitas: penyakit infeksi (DBD)?”
3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk menejelaskan mengenai Askep Komunitas Dengan Masalah Kesehatan
Populasi: Penyakit Infeksi (DBD).
B. Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan tentang definisi penyakit DBD
2. Untuk menjelaskan tentang etiologi penyakit DBD
3. Untuk menjelaskan tentang fase-fase penyakit DBD
4. Untuk menjelaskan tentang tanda dan gejala DBD
5. Untuk menjelaskan tentang faktor-faktor yang berperan dalam penularan DBD
6. Untuk menjelaskan tentang pencegahan DBD
7. Untuk menjelaskan tentang asuhan Keperawatan DBD berdasarkan kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit DBD


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus (Kemenkes, 2016).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat
serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi
sampai timbulnya renjatan (sindroma renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran
plasma yang dapat menyebabkan kematian (Rohim dkk, 2002 ; 45).
B. Etiologi penyakit DBD

C. Fase-fase penyakit DBD


Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami fase
demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari penderita akan merasakan demam yang
cukup tinggi 40º C, kemudian pada fase kedua penderita mengalami fase kritis pada hari
ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 37º C dan
penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada
fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal,
akan terjadi penurunan trombosit secara drastic akibat pemecahan pembuluh darah
(pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7, penderita akan
merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit
akan perlahan naik kembali dan normal kembali (Kemenkes, 2016).

D. Tanda dan gejala DBD


Adapun tanda dan gejala DBD yaitu sebagai berikut.
a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
b. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dana tau melena; maupun berupa uji
tourniquet positif.
c. Trombositopnia (trombosit ≤ 100.000/mm3)
d. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan permeabilitas
vascular yang ditandai salah satu atau lebih anda berikut:
1. Peningkatan hematocrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline atau penurunan
sebesar itu pada fase konvalesens
2. Efusi pleura, asites atau hypoproteinemia/hipoalbuminemia

E. Faktor-faktor yang berperan dalam penularan DBD


Penularan penyakit DBD dipengaruhi oleh interaksi tiga faktor, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor pejamu (target penyakit, inang) dalam hal ini adalah manusia yang rentan
tertular penyakit DBD.
2. Faktor penyebar (vektor) dan penyebab penyakit (Agen), dalam hal ini adalah virus
DEN tipe 1-4 sebagai agen penyebab penyakit, sedangkan nyamuk aedes aegypti
dan aedes albopictus berperan sebagai vektor penyebar penyakit DBD.
3. Faktor lingkungan, yakni lingkungan yang memudahkan terjadinya kontak
penularan penyakit DBD.

F. Pencegahan DBD
Kasus demam berdarah terjadi karena perilaku masyarakat yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan
salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan
dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih. Berbagai upaya dilakukan untuk
mencegah merebaknya wabah DBD, yaitu diantaranya:
a) Menguras
Kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air
seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
Dinding bak maupun penampungan udara juga harus di gosok untuk membersihkan
dan mencampakkan telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat
hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus
siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
b) Menutup
Kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan udara seperti bak mandi
maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang mengubur
barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan
dapat menjadi sarang nyamuk.
Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur
ulang), kita juga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas
yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah (Kemenkes,
2019). Yang alam plus-nya adalah upaya pencegahan-pencegahan tambahan sebagai
berikut.
a. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
b. Menggunakan obat anti nyamuk
c. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
d. Gotong royong membersihkan lingkungan
e. Periksa tempat-tempat penampungan udara
f. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
g. Memberikan larvasida pada penampungan udara yang susah dikuras
h. Memperbaiki saluran dan talang udara yang tidak lancar
i. Menanam tanaman pengusir nyamuk

G. Asuhan Keperawatan DBD berdasarkan kasus


KASUS

Satu tim perawat komunitas saat ini sedang melakukan asuhan keperawatan di satu
daerah yang terletak di pesisir sungai. Hasil winshield survey terdapat banyak sampah
berserakan serta air yang tergenang karena sedang musim hujan. Hasil wawancara
dengan kader jumantik mengatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah endemis
DBD. Tahun lalu terdapat satu kasus meninggal serta 12 orang yang terkena DBD. Saat
ini belum ada kasus DBD yang terjadi. Hasil pendataan didapatkan bahwa 45% warga
jarang menguras bak mandi, 35% warga tidak mengetahui penggunaan bubuk abate,
hanya 10% warga yang menggunakan kelambu anti nyamuk untuk tidur. Padahal
berdasarkan data dari kader, hampir seluruh rumah telah mendapatkan bantuan kelambu.
Pembahasan kasus:
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
BAB IV
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan uraian diatas, maka dapat penulis ambil kesimpulan dario
penyusunan makalah ono yuaitu diantaranya:
a. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus
b. Adapun tanda dan gejala DBD yaitu demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus, dan adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dana tau melena; maupun
berupa uji tourniquet positif.
c. Upaya pencegahan uyang dapat dilakukan untuk menghidari terjadinya DBD ini yaitu
dapat dilakukan hal-hal berikut: menguras bak mandi sesering mungkin, mengubur
sampah, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, Menggunakan obat anti nyamuk,
memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan
lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan udara, meletakkan pakaian bekas
pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan udara yang
susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang udara yang tidak lancar, dan menanam
tanaman pengusir nyamuk.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa materi yang penulis buat ini masih banyak kekurangan. Jadi
untuk itu kami meminta kepada pembaca untuk memberikan saran, ktitikan, dan hal-hal
lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik lagi. Agar pembuatan
makalah berikutnya lebih baik lagi, dan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Dengue Di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Bandung: Mizan Media Utama.

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan. EGC ; Jakarta
https://promkes.kemkes.go.id/?p=7443 akses 18 Mei 2021

https://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus akses 18 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai