Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PEMBERDAYAAN SISWA SEBAGAI KADER

“PEDULI” (PENGENDALIAN DAN ELIMINASI) DBD


PADA SISWA SMPN 41 PADANG
Pentingnya Lingkungan Sekolah yang Sehat
• Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi
ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia sekolah bagi
anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit, seperti Diare,
penyakit infeksi, DBD, dan lain-lain. Di samping itu, usia sekolah juga
merupakan masa yang paling tepat untuk menanamkan pengertian dan
kebiasaan hidup sehat.
• Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan kesehatan masyarakat dan
bangsa di masa depan. Salah satu faktor yang penting yang menentukan status
kesehatan adalah kesehatan lingkungan.
• Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga telah mencanangkan konsep “Sekolah
Sehat, salah satu caranya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
dan aman.
PEMBAHASAN

Definisi DBD
• Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albocpictus

• DBD adalah salah satu penyakit yang dapat berakibat fatal dan pada
waktu dekat bisa merenggut nyawa. Virus dengue sebagai penyebab
DBD hanya dapat ditularkan melalui nyamuk.
Ciri-ciri DBD
• Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami fase
demam selama 2-7 hari,

• fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan demam yang cukup tinggi 40 0C

• fase ke-dua penderita mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita
akan mengalami turunnya demam hingga 37 0C dan penderita akan merasa dapat
melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika tidak
mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi
penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan).

• Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan
demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan
perlahan naik kembali normal kembali.
Gejala/Tanda Lanjutan DBD

1) Gejala/Tanda Awal
a. Mendadak panas tinggi, tampak lemah dan lesu.
b. Seringkali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi pendarahan di lambung.
c. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (petekie) seperti berkas gigitan
nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit.
d. Untuk membedakannya kulit diregangkan, apabila bintik merah itu
hilang bukan tanda petekie.
2) Gejala/Tanda Lanjutan
a. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan
b. Mungkin terjadi muntah atau buang air besar bercampur darah
c. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin
berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat meinggal dunia
d. Pendarahan terjadi di seluruh jaringan tubuh, tanda pendarahan bisa
tampak atau tidak tampak.
Pengendalian DBD
1. Upaya pemberantasan vector dilakukan melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN). Kegiatan ini dilakukan melalui pengasapan dengan insektisida dalam 2 siklus :
 Siklus yang pertama semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan nyamuk-
nyamuk lainnya akan mati. Namun, akan muncul nyamuk-nyamuk baru yang berasal
dari jentik yang memang tidak dapat dibasmi pada siklus pertama. Oleh karena itu
perlu dilakukan penyemprotan siklus kedua.
 Siklus kedua penyemprotan yang kedua dilakukan 1 minggu sesudah penyemprotan
yang pertama agar nyamuk yang baru tersebut akan terbasmi sebelum sempat
menularkan kepada orang lain.
2. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Kerja Operasional
(Pokjanal) DBD

3. Upaya promosi kesehatan dilakukan di semua sector, termasuk


pembentukan Juru Pembasmi Jentik (Jumantik) pada anak sekolah
dan pramuka

4. Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera (early diagnosis


and promot treatment)
Pencegahan DBD
Upaya pencegahan terhadap penularan DBD dilakukan dengan
pemutusan rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kegiatan yang optimal adalah melakukan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) dengan cara “3 M” plus selain itu juga dapat
dilakukan dengan larvasidasi dan pengasapan (foging).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
dengan 3 M plus meliputi :

1) Mengurus tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC,


drum dan sebagainya sekurang-kurangnya seminggu sekali.
2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong
air/tempayang dan lain-lain.
3) Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air
seperti botol plastic, kaleng, ban bekas dll atau membuang pada
tempatnya.
Selain itu tambahan dengan cara lainnya
(PLUS) yaitu :
1) Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seeming ngu sekali.
2) Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
3) Tutup lubang-lubang pada potongan bamboo, pohon dan lain-lain dengan tanah.
4) Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti pelepah pisang atau tanaman lainnya.
5) Mengeringkan tempat-tempat lain yang dapat menampung air hujan di perkarangan, kebun, pemakaman,
rumah-rumah kosong dan lain sebagainya.
6) Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan kepala timah, ikan tempalo, ikan nila, ikan
guvi dan lain-lain.
7) Pasang kawat kasa.
8) Jangan penggantung pakaian di dalam rumah.
9) Tidur menggunakan kelambu.
10) Atur pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
11) Gunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
12) Lakukan larvasidasi yang membutuhkan larvasida misalnya temephos di tempat-tempat yang sulit dikuras atau
di daerah yang sulit air.
13) Menggunakan ovitrap, Larvitrap maupun Mosquito trap.
14) Menggunakan tanaman pengusir nyamuk seperti: lavender, kantor semar, sereh, zodia, geranium dan lain-lain
Thank You

Anda mungkin juga menyukai