INDERA PENGLIHATAN
Oleh Kelompok 1 :
3. BETRIS (PO.62.24.2.21.106)
6. PRISCILLA (PO.62.24.2.21.126)
2021
KATA PENGANTAR
Segala Puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih juga
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menuliskan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah dengan judul “Indera Penglihatan” ini kami tulis dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Anatomi
Besar harapan kami dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita
semua.
Meski telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan
makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................................................4
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Indera Penglihatan (Mata)................................................................................................5
2.2 Struktur Aksesori Mata......................................................................................................................5
2.3 Struktur Mata.....................................................................................................................................7
2.4 Sistem Lakrimalis..............................................................................................................................9
2.5 Otot Mata.........................................................................................................................................10
2.6 Suflai Darah....................................................................................................................................11
2.7 Bola Mata........................................................................................................................................12
2.8 Konsep Adaptasi Gelap Terang......................................................................................................15
2.9 Biooptik.........................................................................................................................................16
2.10 Proses Stimulus Penglihatan..........................................................................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun permasalahan yang terlihat dari pembahasan indera penglihata adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan struktur mata internal dan eksternal.
2. Menjelaskan sistem lakrimalis pada mata.
3. Menjelaskan tentang otot mata dan bola mata.
4. Menjelaskan proses penyuplaian darah ke mata.
5. Menjelaskan komponen syaraf apa saja yang terkait pada mata
6. Menjelaskan konsep adapatasi gelap dan terang.
7. Menjelaskan proses biooptik pada mata.
8. Menjelaskan proses stimulus penglihatan dalam hubungannya dengan syaraf.
1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis guna menambah pengetahuan tentang anatomi Indera Penglihatan
Bola mata sendiri dilindungi oleh selaput tipis, kelopak mata, rambut mata, dan kelenjar
air mata. Kelopak mata berguna untuk berkedip, sehingga bola mata akan terhindar dari kotoran
atau benda-benda kecil lainnya. Bulu mata untuk melindungi mata dari debu ketika
membuka mata. Alis untuk menghalangi jatuhnya keringat dari kepala ke mata, sedangkan
kelenjar air mata untuk menghasilkan air mata. Air mata tersebut berguna untuk membersihkan
kotoran yang terdapat di permukaan bola mata dan menjaga mata dari kekeringan. Bagian mata
yang berwarna disebut iris. Orang Indonesia umumnya memiliki iris yang berwarna cokelat. Di
bagian tengah terdapat bulatan berwarna hitam yang dinamakan pupil. Pupil merupakan pintu
masuk cahaya. Pupil akan mengecil jika berada di tempat terang dan membesar jika berada di
tempat gelap. Pada bagian depan iris dan pupil terdapat kornea. Kornea merupakan bagian yang
bening dan transparan. Kornea berfungsi untuk memfokuskan dan mengatur cahaya yang
masuk. Lensa mata berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang dilihat. Retina
berfungsi sebagai layar penangkap bayangan benda yang dilihat
Mata terdiri dari dua bagian yaitu mata bagian internal dan eksternal yaitu :
1. Mata bagian eksternal (luar)
a. Orbita (lekuk mata), pelindung mata yang terbentuk dari tulang – tulang mata.
b. Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
c. Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
d. Kelopak mata (palpebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
e. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.
2. Mata bagian internal (dalam)
1) Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika
fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih.
a. Sklera, memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk
otot ekstrisik
b. Kornea, adalah perpanjngan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan
mata. Bagian ini menstransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.
2) Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun dari koroid, badan
siliaris dan iris.
a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi
internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan
nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamen suspensori.
b. Badan Siliaris, suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid, mengandung
pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligamen suspensorik, tempat
perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomondasi penghilatan, atau kemampuan
untuk mengubah fokus dari objek berjarak jauh ke objek dekat di depan mata.
c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid merupakan bagian mata yang berwarna bening.
Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi
untuk mengendalikan diameter pupil
d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat
masuk ke interior mata.
3) Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya
sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan.
4) Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga; rongga interior dan
posterior.
a. Ruang anterior terbagi menjadi dua ruang.
Ruang anterior terletak dibelakang kornea dan di depan iris. Ruang posterior terletak
di depan lensa dan di belakang iris.
Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi prosesus
silliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor
mengalir ke saluran schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.
Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola
mata. Jika aliran aqueous humor terhambat. Tekanan akan meningkat dan
mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaukoma.
b. Rongga posterior terletak diantara lensa dan retina dan berisi vitreus humor, semacam
gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan
mempertahankan posisi retina terhadap kornea.
5) Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini
terdiri dari lapisan terpigmentasi luar dan lapisan jaringan saraf dalam.
a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini
adalah lapisan tunggal sel epitel kunoidal yang mengandung pigmen melanin dan
berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas
cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.
b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) yang terletak bersebelahan dengan lapisan
terpigmentasi adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang
tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.
1. Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan
dengan lapisan terpigmentasi
a) Sel batang adalah neuron silindirs bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrit
sensitif cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel batang terletak terutama
pada perifer retina. Sel batang tidak sensitif terhadap warna dan bertanggung
jawab untuk penglihatan di malam hari.
b) Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat
intesitas cahaya yang tinggi dan b erperan dalam penglihatan di siang hari.
2. Neuron bipolar membentuk lapisan tengah yang menghubungkan sel batang dan
sel kerucut ke sel – sel ganglion
3. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina
untuk membentuk saraf optik.
4. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina.
Sel ini berepan untuk menghubungkan sinaps – sinaps lateral
5. Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar dan badan sel batang serta
kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian
impuls saraf jalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan sel saraf.
c. Bintik Buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada
fotoreseptor pada area ini, makan tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat
cahaya jatuh ke area ini
d. Lutea makula adalah aera kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat
e. Jalur visual ke otak (9-28)
1. Saraf optik terbentuk dari akson sel sel ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk klasma optik
2. Pada klasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal
(lateral) setiap retina tetap berada di sisi yang sama sementara serabut neuron
yang berasal dari separuh bagian nasal (medial) setiap retina menyilang ke sisi
yang berlawanan.
3. Setelah klasma optik, serabut akson membentuk traktus optik yang memanjang
untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuklei genikulasi lateral talamus. Aksonya
menjalar ke korteks lobus oksipital
4. Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli dalam refleks pupilaris dan siliaris.
1. Tunika Fibrosa
Merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak putih. Pada bagian posterior di tembus oleh
nervus optikus dan menyatu dengan selubung saraf duramater. Lamina kribrosa adalah
daerah sclera yang ditembus oleh serabut saraf nervus optikus. Daerah ini relative lemah
dan dapat menonjol kedalam bola mata oleh pembesaran kavum subarahnoid yang
mengelilingi nervus opikus (N. II,). Kornea yang transparan mempunyai fungsi utama
merefraksi cahaya yang masuk dalam mata, tersusun berlapi-lapis dari luar ke dalam.
a. Epiel kornea yang bersambung dengan epitel konjungtiva.
b. Substansia propia terdiri dari jaringan ikat transparan.
c. Lamian limitans posterior.
d. Endotel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humor .
2. Lamina Vaskulosa
Dari depan ke belakang tersusun atas bagian berikut:
a. Koroid (choroidea)
Adalah lapisan luar berpigmen dan berlapis. Lapisan dalam sangat vaskuler
karena menyentuh pembuluh darah. Koroid mengandung pleksus vena yang
luas dan mengempis saat kematian. Lapisan koroid terdiri atas bagian-bagian
berikut ini.
1) Epikoroid, lapisan sebelah luar yang terdiri atas serabut kolagen dan
serabut elastic yang tersusun longgar.
2) Lapisan pembuluh kapiler, tempat berakhirnya arteri koroid dan vena
dalam jaringan ikat longgar.
3) Koroid kapiler, lapisan kapiler tempat berakhirnya arteri koroid yang
memiliki jaringan elastin halus dan jaringan kolagen.
4) Lapisan elastika, terdapat saraf silia yang berakhir pada otot-otot, pembuluh
darah, dan berhubungan dengan pleksus-pleksus saraf.
b. Korpus siliare
Kebelakang bersambung dengan koroid, kedepan teletak dibelakang tepi
perifer iris, terdiri atas korona siliaris, prosesus siliaris, dan muskulus
siliaris. Persarafan siliaris nervus okulomotorius berjalan kedepan bola mata
sebagai nervus siliare Breves. Bagian terbesar dari badan siliaris mempunyai
tiga lapisan serat otot polos dan diantara serat otot terdapat jaringan elastis
yang rapat dan mengandung melanosit. Lapisan luar epitel berpigmen retina
disokong lamina basalis. Lapisan dalam tidak berpigmen dan permukaannya
tidak teratur yang merupakan perpanjangan saraf retina
c. Iris
Diafragma berpigmen yang tipis terdapat di dalam aqueous humor diantara
kornea dan lensa. Tepi iris melekat pada permukaan anterior korpus siliare
membagi ruang diantara lensa dan kornea menjadi kamera anterior dan
posterior. Serat otot iris terdiri atas serat sirkuler yang menyusun muskulus
sphinkter pupilae disekitar tepi pupil dan muskulus dilatator pupil berupa
lembaran tipis yang terletak di dekat permukaan posterior.
3. Tunika Sensoria
Retina terdiri atas pars pigmentosa, sebuah luar melekat pada koroid dan pars nervosa
sebelah dalam berhungan dengan korpus vitreum. Ujung anterior retina mebentuk cincin
berombak disebut ora serata (ora serrata retinae). Bagian anterior retina bersifat
nonreseptif dan terdiri atas sel-sel pigmen dengan lapisan epitel selinderis dibawahnya.
Di pusas bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan disebut makula lutea
yang merupakan daerah retina yang terlihat paling jelas.
Lapisan luar membentuk epitel berpigmen, sedangkan lapisan dalam menjadi retina saraf.
Suatu ruangan potensial berda diantara kedua lapisan tersebut yang dilalui oleh
penonjolan sel pigmen. Retina optikal melapisi koroid mulai dari papilla saraf dibagian
posterior hingga ora serata anterior. Suatu cekungan dangkal yang disebut fovea sentralis
terletak 2,5 mm searah temporal papilla optik. Di sekeliling fovea terdapat suatu daerah
yang dikenal sebagai bintik kuning (makula lutea). Fovea merupakan daerah penglihatan
terjelas yang tidak memiliki reseptor-reseptor di atas pila papilla optic sehingg daerah ini
disebut bintik buta.
Epitel berpigmen adalah suatu lapisan polygonal berbentuk teratur kearah ora serata dan
selnya menjadi lebih gepeng. Sejumlah besar mitokondria terletak pada plasma yang
dikelilingi oleh reticulum. Epitel berpigmen menyerap cahaya untuk mencegah
pemantulan dan berada dalam nutrisi fotoreseptor. Epitel berpigmen terlibat dalam
penggantian lamel membrane penting untuk membentuk redopsin serta pergerakan nya
dengan menimbun dan melepaskan vitamin A.
Fotoreseptor batang maupun kerucut merupakan bentuk modifikasi neuron. Sel ini
menunjukkan segmen dalam dan luar yang terletak diluar membrane limitan eksterna.
Cahaya harus melalui seluruh ketebahan retina untuk mencapai fotoreseptor.
Batang merupakan sel khusus yang mengandung fotopigmen. Redopsin dalam epitel
pigmen menunjukkan garis transversal yang saling berhungan. Batang dihubungkan oleh
serat batang dalam yang berjalan dari perikarion ke dalam lapisan pleksiform dan
berakhir dalam sebuah simpul yang mengandung gelembung sinaptik dan suatu pita
sinaptik sebagai lempeng padat.
Kerucut. Serat kerucut dalam lebih tebal jika dibandingkan dengan yang tepadat pada
batang. Kerucut mempunyai penonjolan kecil yang berhubungan dengan sel bipolar.
Kerucut yang terdapat pada fovea berbentuk lebih panjang dan ramping dibandingkan
segmen dalam dan luar, sedangkan di bagian perifer retina kerucut lebih pendek dan
tebal.Isi bola mata adalah media refraksi yang terdiri dari aqueous humor, korpus vitrous
dan lensa.
a. Aqueous humor
Cairan bening yang mengisi kamera anterior dan kamera posterior bulbi yang
merupakan secret dari prosesus siliaris. Setelah itu cairan akan mengalir kedalam
kamera posterior, kemudian kedalam kamera anterior melalui pupila dan diangkut
melalui celah-celah angulus irido kornealis kedalam kanalis schlem. Gangguan
drainase (pengeluaran cairan) aqueous humor berakibat meningkatnnya tekanan
intraocular yang dibut glukoma. Fungsi aqueous humor adalah menyokong dinding
bola mata dengan mmberi tekan dari dalam dan meberi makan pada lensa, serta
membuang produk metabolisme karena lensa tidak memiliki pembuluh darah.
b. Korpus vitreus
Mengisi bola mata dibelakang lensa merupakan gelombang transparan yang
dibungkus oleh membrane vitrea. Pada daerah perbatasan dengan lensa membrane
vitreus menebal yang terdiri atas lapisan posterior yang menutup korpus vitreum tidak
terdapat pembuluh darah, fungsinya antara lain menambah daya pembesaran mata,
menyokong permukaan posterior lensa, dan membantu melekatkan pars nervosa pada
pars pigmentosa retina.
c. Lensa
Badan bikonveks yang transparan terletak dibelakang iris, didekat korpus vitreum,
dan dikelilingi oleh prosesus siliaris, terdiri atas:
1) Kapsul elastis : membungkus struktur lensa tetap berada dalam ketegangan
sehingga lensa tetap berbentuk bulat.
2) Epitel kuboid : terbatas pada permukaan anterior lensa .
3) Serat-serat lensa : dibentuk dari epitel kuboid equator lensa. Tarikan serat-serat
ligamentum suspensorium cenderung menggepengkan lensa yang elastic
sehingga dapat difokuskan melihat obyek-obyek yang jauh.
2.9Biooptik
Dalam ilmu optic ada dua cara pendekatan gejala optic, yaitu : optika geometris dan optika fisik.
1. Optika geometris
Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus; berkas-berkas cahaya
disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan menggunakan cara
pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik.
2. Optika fisik
Gejala cahaya seperti disperse, interferensi dan polarisasi tidak dapat dijelaskan melalui
metoda optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung cirri-
ciri fisik dari cahaya tersebut.
Sir Isac Newton (1642-1727) menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari
butir-butir kecil (teori kospuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang
dipelopori Plank (1858-1947), cahay itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, dengan ini lah
dapat diketahu mengapa benda itu bisa panas jika terkena sinar.
Huygens (1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang. Dari sebuah sumber
cahaya menjalarlah getaran-getaran kesemua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang tergetar
olehnya dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip Huygens yang
belum bisa menjelaskan penjalaran cahaya dari satu medium ke medium lain.
Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam disinari dengan cahaya akan
memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cahaya
memiliki sifat partikel dan gelombang magnetic. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
cahaya memiliki sifat materi(partikel) dan sifat gelombang.
1. Penglihatan photop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang hari dan
penglihatan warna dengan conus.
2. Penglihatan scotop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malm hari
dengan basillus.
Jalannya Impuls di Mata
Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima oleh reseptor pada
mata. Jalannya sinar pada mata adalah sebagai berikut :
Impuls yang timbul dalam conus atau basillus berjalan melalui neuritnya menuju ke neuron
yang berbentuk sel bipolar dan akhirnya berpindah ke neuron yang berbentuk sel multipolar.
Neurit sel – sel multipolar meninggalkan retina dan membentuk N. Optikus. Kedua
N.Optikus dibawah hipotalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma nervus
optikus, yaitu neurit – neurit yang berasal dari sebelah lateral retina tidak bersilangan.
Traktus optikus sebagian berakhir pada coliculus superior, dan sebagian lagi pada korpus
genekulatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding visura
calcarina melalui kapsula interna. Pada dinding visura calcarina inilah terdapat pusat
penglihatan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan indera
penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan dalam penglihatan. Alat
indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor
karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus
untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
3.2 Saran
Demikian makalah ini penulis selesaikan sebagai salah satu tugas mata pelajaran
Anatomi Namun, penulis sebagai penyusun menyadari terdapat kekurangan.
Dari itu, penulis sangat mengharapkan dari pembaca, pendengar maupun Dosen
pembimbing mata Kuliah ini, untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangun dan
saran yang baik tentunya agar kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, E.C. 2016. Anatomy & Physiology for Nurse. (Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis).
Cetakan Ke-28. Alih Bahasa : Sri Yuliani Handoyo. Jakarta : PT Gramedia