Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INDERA PENGLIHATAN

Dosen Pengampu : Riny Natalia, SST., M.Keb

Oleh Kelompok 1 :

1. ADELIA MUNAWARAH (PO.62.24.2.21.101)

2. ANGELLICA RATNA KARTIKA (PO.62.24.2.21.104)

3. BETRIS (PO.62.24.2.21.106)

4. KHUSNUL KHOTIMAH (PO.62.24.2.21.117)

5. LOLA LORENZA (PO.62.24.2.21.119)

6. PRISCILLA (PO.62.24.2.21.126)

7. RESA SETIA NINGSIH (PO.62.24.2.21.130)

8. WIWI RATU (PO.62.24.2.21.139)

PRODI D-III KEBIDANAN REGULER XXIII-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih juga
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menuliskan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah dengan judul “Indera Penglihatan” ini kami tulis dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Anatomi

Besar harapan kami dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita
semua.

Meski telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan
makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih

Palangka Raya, 28 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................................................4
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Indera Penglihatan (Mata)................................................................................................5
2.2 Struktur Aksesori Mata......................................................................................................................5
2.3 Struktur Mata.....................................................................................................................................7
2.4 Sistem Lakrimalis..............................................................................................................................9
2.5 Otot Mata.........................................................................................................................................10
2.6 Suflai Darah....................................................................................................................................11
2.7 Bola Mata........................................................................................................................................12
2.8 Konsep Adaptasi Gelap Terang......................................................................................................15
2.9 Biooptik.........................................................................................................................................16
2.10 Proses Stimulus Penglihatan..........................................................................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat
khusus.sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi untuk menerima rangsang,
propioseptor adalah kumpulan reseptor yang tidak membentuk alat khusus.
              Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan indera
penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan dalam penglihatan.
              Alat indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata) disebut juga
fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah
reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna

1.2 Tujuan
Adapun permasalahan yang terlihat dari pembahasan indera penglihata adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan struktur mata internal dan eksternal.
2. Menjelaskan sistem lakrimalis pada mata.
3. Menjelaskan tentang otot mata dan bola mata.
4. Menjelaskan proses penyuplaian darah ke mata.
5. Menjelaskan komponen syaraf apa saja yang terkait pada mata
6. Menjelaskan konsep adapatasi gelap dan terang.
7. Menjelaskan proses biooptik pada mata.
8. Menjelaskan proses stimulus penglihatan dalam hubungannya dengan syaraf.

1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis guna menambah pengetahuan tentang anatomi Indera Penglihatan

2. Dapat memberikan pemahaman bagi pembaca khususnya tentang Indera Penglihatan.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Indera Penglihatan (Mata)


Mata adalah indra penglihat. Bentuk mata seperti bola sehingga disebut bola mata. Bola
mata terletak di dalam lekuk mata yang dibatasi oleh tulang dahi dan tulang pipi. Jadi, mata
terlindung oleh kedua tulang tersebut. Mata mempunyai bagian-bagian yang terletak di luar dan
di dalam mata.

Bola mata sendiri dilindungi oleh selaput tipis, kelopak mata, rambut mata, dan kelenjar
air mata. Kelopak mata berguna untuk berkedip, sehingga bola mata akan terhindar dari kotoran
atau benda-benda kecil lainnya. Bulu mata untuk melindungi mata dari debu ketika
membuka mata. Alis untuk menghalangi jatuhnya keringat dari kepala ke mata, sedangkan
kelenjar air mata untuk menghasilkan air mata. Air mata tersebut berguna untuk membersihkan
kotoran yang terdapat di permukaan bola mata dan menjaga mata dari kekeringan. Bagian mata
yang berwarna disebut iris. Orang Indonesia umumnya memiliki iris yang berwarna cokelat. Di
bagian tengah terdapat bulatan berwarna hitam yang dinamakan pupil. Pupil merupakan pintu
masuk cahaya. Pupil akan mengecil jika berada di tempat terang dan membesar jika berada di
tempat gelap. Pada bagian depan iris dan pupil terdapat kornea. Kornea merupakan bagian yang
bening dan transparan. Kornea berfungsi untuk memfokuskan dan mengatur cahaya yang
masuk. Lensa mata berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang dilihat. Retina
berfungsi sebagai layar penangkap bayangan benda yang dilihat

Saraf mata berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke otak. Otot mata berfungsi


untuk menggerakkan bola mata.

2.2 Struktur Aksesori Mata


1. Orbita adalah lekukan yang terisi bola mata.
a. Hanya seperlima rongga yang terisi bola mata; sisa rongga berisi jaringan ikat dan
adiposa, serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata.
b. Ada dua lubang pada orbit; foramen optik berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri
oplamik, dan fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang
berkaitan dengan otot mata.
2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik) memungkinkan
mata untuk bergerak bebas ke arah vertikal, horizontal, dan menyilang)
3. Alis mata melindungi mata dari keringat; kelopak mata (palpebrae) atas dan bawah
melindungi mata dari kekeringan dan debu.
4. Fisura palpebral atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah, ukurannya bervariasi di
antara individu dan menentukan penampakan mata.
5. Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak mata atas dan bawah;
kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelpoak mata atas dam bawah.
6. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini berisi kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat.
7. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap kelopak
(konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali di atas permukaan anterior bola mata (bulbar,
atau okular, kongjungtiva)
8. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan jaringan ikat yang rapat. Kelenjar
melbomian, yang merupakan pembesaran kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi
barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian
bawah.
9. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.
a. Air mata mengandung garam, mukosa dan lisozim, suatu bakterioksida. Cairan ini
membasahi permukaan mata dan mempertahankan kelembabannya.
b. Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata
c. Airmata keluar melalui pungtum papila lakrimal, yang menyambung kantong lakrimal.
Kantong membuka ke dalam duktus nasolakrimal, yang pada gilirannya akan masuk
rongga nasal.

2.3 Struktur Mata

Mata terdiri dari dua bagian yaitu mata bagian internal dan eksternal yaitu :
1. Mata bagian eksternal (luar)
a. Orbita (lekuk mata), pelindung mata yang terbentuk dari tulang – tulang mata.
b. Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
c. Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
d. Kelopak mata (palpebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
e. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.
2. Mata bagian internal (dalam)
1) Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika
fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih.
a. Sklera, memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk
otot ekstrisik
b. Kornea, adalah perpanjngan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan
mata. Bagian ini menstransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.
2) Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun dari koroid, badan
siliaris dan iris.
a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi
internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan
nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamen suspensori.
b. Badan Siliaris, suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid, mengandung
pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligamen suspensorik, tempat
perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomondasi penghilatan, atau kemampuan
untuk mengubah fokus dari objek berjarak jauh ke objek dekat di depan mata.
c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid merupakan bagian mata yang berwarna bening.
Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi
untuk mengendalikan diameter pupil
d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat
masuk ke interior mata.
3) Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya
sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan.
4) Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga; rongga interior dan
posterior.
a. Ruang anterior terbagi menjadi dua ruang.

Ruang anterior terletak dibelakang kornea dan di depan iris. Ruang posterior terletak
di depan lensa dan di belakang iris.
  Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi prosesus
silliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor
mengalir ke saluran schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.

Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola
mata. Jika aliran aqueous humor terhambat. Tekanan akan meningkat dan
mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaukoma.

b. Rongga posterior terletak diantara lensa dan retina dan berisi vitreus humor, semacam
gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan
mempertahankan posisi retina terhadap kornea.
5) Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini
terdiri dari lapisan terpigmentasi luar dan lapisan jaringan saraf dalam.
a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini
adalah lapisan tunggal sel epitel kunoidal yang mengandung pigmen melanin dan
berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas
cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.
b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) yang terletak bersebelahan dengan lapisan
terpigmentasi adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang
tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.
1. Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan
dengan lapisan terpigmentasi
a) Sel batang adalah neuron silindirs bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrit
sensitif cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel batang terletak terutama
pada perifer retina. Sel batang tidak sensitif terhadap warna dan bertanggung
jawab untuk penglihatan di malam hari.
b) Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat
intesitas cahaya yang tinggi dan b erperan dalam penglihatan di siang hari.
2. Neuron bipolar membentuk lapisan tengah yang menghubungkan sel batang dan
sel kerucut ke sel – sel ganglion
3. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina
untuk membentuk saraf optik.
4. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina.
Sel ini berepan untuk menghubungkan sinaps – sinaps lateral
5. Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar dan badan sel batang serta
kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian
impuls saraf jalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan sel saraf.
c. Bintik Buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada
fotoreseptor pada area ini, makan tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat
cahaya jatuh ke area ini
d. Lutea makula adalah aera kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat
e. Jalur visual ke otak (9-28)
1. Saraf optik terbentuk dari akson sel sel ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk klasma optik
2. Pada klasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal
(lateral) setiap retina tetap  berada di sisi yang sama sementara serabut neuron
yang berasal dari separuh bagian nasal (medial) setiap retina menyilang ke sisi
yang berlawanan.
3. Setelah klasma optik, serabut akson membentuk traktus optik yang memanjang
untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuklei genikulasi lateral talamus. Aksonya
menjalar ke korteks lobus oksipital
4. Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli dalam refleks pupilaris dan siliaris.

2.4 Sistem Lakrimalis


   Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak didaerah temporal bola mata. Sistem ekskresi
mulai pada pungtung lakrimal, kalikuli lakrimal, sakus lakrima, duktus nasolakrimal, neatus
inferior. Sistem lakrimal terdiri atas dua bagian yaitu :
1. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporoatero superior
rongga orbita.
2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas piungtung lakrima, kanalikuli lakrimal, saklus lakrimal,
dan duktus nasolakrimal. Saklius lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata
dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung didalam neatus inferior
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk kedalam saklus
lakrimal melalui pungtung lakrimal. Bila pungtum tidak menyinggung bola mata, maka air
mata akan keluar melalui margopalpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi
akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal. Untuk melihat adanya
sumbatan pada duktuas nasolakrimal maka sebaiknya diulakukan penekanan pada saklus
nakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir
kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.

2.5 Otot Mata


Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :
1. Oblik inferior, aksi primer
Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal, berinsersi pada
sklera  posterior  2 mm dari  kedudukan makula,  dipersarafi  saraf  okulomotor,  bekerja
untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.
2. Oblik superior, aksi primer
Oblik  superior  berorigo  pada  anulus  Zinn  dan  ala  parva  tulang  sfenodi  di  atas
foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian berjalan di atas
otot rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal  belakang
bola mata.  Oblik superior dipersarafi  saraf  ke IV atau saraf  troklear  yang keluar  dari
bagian dorsal susunan saraf pusat.
Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama
terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata melihat ke arch nasal.
Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke
nasal,  abduksi  dan insiklotorsi.  Oblik superior merupakan otot  penggerak mata  yang
terpanjang dan tertipis.
3. Rektus inferior, aksi primer
Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior  dan
bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan dengan
oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Rektus inferior dipersarafi oleh n. III.
Fungsi  menggerakkan mata -  depresi  (gerak primer) -  eksoklotorsi  (gerak sekunder)
- aduksi  (gerak  sekunder)
Rektus  inferior  membentuk  sudut  23  derajat  dengan  sumbu penglihatan.
4. Rektus lateral, aksi
Rektus lateral  mempunyai  origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen  optik.
Rektus  lateral  dipersarafi  oleh  N.  VI.  Dengan  pekerjaan  menggerakkan  mata
terutama abduksi.
5. Rektus medius, aksi
Rektus medius mempunyai  origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf  optik
yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis
retrobulbar,  dan berinsersi  5 mm di  belakang limbus.  Rektus medius merupakan otot
mata yang  paling  tebal  dengan  tendon  terpendek.  Menggerakkan  mata  untuk  aduksi
(gerak primer).
6. Rektus superior, aksi primer - elevasi dalam abduksi sekunder
Rektus superior mempunyai  origo pada anulus Zinn dekat  fisura orbita superior beserta
lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit  pada pergerakkan bola mata bila
terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan dipersarafi
cabang superior N.III. Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat
ke lateral :
a. Aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral
b. Insiklotorsi

2.6 Suflai Darah


Mata mendapat pasokan darah dari arteri oftalmika (cabang dari arteri karois interna) melalui
arteri retina, arteri siliaris, dan arteri muskularis (lihat gambar 1.5). sirkulasi konjungtiva
beranastomosis di anterior dengan cabang – cabang dari arteri karotis eksterna.
Saraf optik anterior mendapat pasokan darah dari cabang – cabang dari arteri siliaris. Retina
mendapat pasokan darah dari cabang arteriol dari arteri retina sentral. Tiap arteriol memasok
darah ke satu area di retina.
Obstruksi mengakibatkan iskemia pada sebagian besar area yang dipasok oleh arteriol tersebut.
Fovea sangat tipis sehingga tidak membutuhkan pasokan dari sirkulasi retina. Fovea mendapat
darah secara tidak langsung, seperti juga lapisan luar retina, oleh difusi oksigen dan metabolit
dari koroid melewati epitel pigmen retina.
Sel – sel endotel kapiler retina dihubungkan dengan taut erat sehingga pembuluh darah tersebut
menjadi impermeabel terhadap molekul kecil. Ini membentuk suatu ‘sawar darah retina bagiam
dalam’. Namun kapiler koroid memiliki fenetrasi dan mudah bocor. Sel – sel epitel pigmen retina
juga dihubungkan dengan taut erat dan membentuk ;sawar darah retina bagian luar’ antara koroid
yang mudah bocor dan retina.

2.7 Bola Mata


Terbenam dalam korpus adiposum orbital namun terpisah dari selubung fasial bola mata. Bola
mata terdiri atas 3 lapisan yaitu :

1. Tunika Fibrosa
Merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak putih. Pada bagian posterior di tembus oleh
nervus optikus dan menyatu dengan selubung saraf duramater. Lamina kribrosa adalah
daerah sclera yang ditembus oleh serabut saraf nervus optikus. Daerah ini relative lemah
dan dapat menonjol kedalam bola mata oleh pembesaran kavum subarahnoid yang
mengelilingi nervus opikus (N. II,). Kornea yang transparan mempunyai fungsi utama
merefraksi cahaya yang masuk dalam mata, tersusun berlapi-lapis dari luar ke dalam.
a. Epiel kornea yang bersambung dengan epitel konjungtiva.
b. Substansia propia terdiri dari jaringan ikat transparan.
c. Lamian limitans posterior.
d. Endotel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humor .
2. Lamina Vaskulosa
Dari depan ke belakang tersusun atas bagian berikut:
a. Koroid  (choroidea)
Adalah lapisan luar berpigmen dan berlapis. Lapisan dalam sangat vaskuler
karena menyentuh pembuluh darah. Koroid mengandung pleksus vena yang
luas dan mengempis saat kematian. Lapisan koroid terdiri atas bagian-bagian
berikut ini.
1) Epikoroid, lapisan sebelah luar yang terdiri atas serabut kolagen dan
serabut elastic yang tersusun longgar.
2) Lapisan pembuluh kapiler, tempat berakhirnya arteri koroid dan vena
dalam jaringan ikat longgar.
3) Koroid kapiler, lapisan kapiler tempat berakhirnya arteri koroid yang
memiliki jaringan elastin halus dan jaringan kolagen.
4) Lapisan elastika, terdapat saraf silia yang berakhir pada otot-otot, pembuluh
darah,  dan berhubungan dengan pleksus-pleksus saraf.
b. Korpus siliare
Kebelakang bersambung dengan koroid, kedepan teletak dibelakang tepi
perifer iris, terdiri atas korona siliaris, prosesus siliaris, dan muskulus
siliaris.  Persarafan siliaris nervus okulomotorius berjalan kedepan bola mata
sebagai nervus siliare Breves. Bagian terbesar dari badan siliaris mempunyai
tiga lapisan serat otot polos dan diantara serat otot terdapat jaringan elastis
yang rapat dan mengandung melanosit. Lapisan luar epitel berpigmen retina
disokong lamina basalis. Lapisan dalam tidak berpigmen dan permukaannya
tidak teratur yang merupakan perpanjangan saraf retina
c. Iris
Diafragma berpigmen yang tipis terdapat di dalam aqueous humor diantara
kornea dan lensa. Tepi iris melekat pada permukaan anterior korpus siliare
membagi ruang diantara lensa dan kornea menjadi kamera anterior dan
posterior. Serat otot iris terdiri atas serat sirkuler yang menyusun muskulus
sphinkter pupilae disekitar tepi pupil dan muskulus dilatator pupil berupa
lembaran tipis yang terletak di dekat permukaan posterior.

3. Tunika Sensoria
Retina terdiri atas pars pigmentosa, sebuah luar melekat pada koroid dan pars nervosa
sebelah dalam berhungan dengan korpus vitreum. Ujung anterior retina mebentuk cincin
berombak disebut ora serata (ora serrata retinae). Bagian anterior retina bersifat
nonreseptif dan terdiri atas sel-sel pigmen dengan lapisan epitel selinderis dibawahnya.
Di pusas bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan disebut makula lutea
yang merupakan daerah retina yang terlihat paling jelas.
Lapisan luar membentuk epitel berpigmen, sedangkan lapisan dalam menjadi retina saraf.
Suatu ruangan potensial berda diantara kedua lapisan tersebut yang dilalui oleh
penonjolan sel pigmen. Retina optikal melapisi koroid mulai dari papilla saraf dibagian
posterior hingga ora serata anterior. Suatu cekungan dangkal yang disebut fovea sentralis
terletak 2,5 mm searah temporal papilla optik. Di sekeliling fovea terdapat suatu daerah
yang dikenal sebagai bintik kuning (makula lutea). Fovea merupakan daerah penglihatan
terjelas yang tidak memiliki reseptor-reseptor di atas pila papilla optic sehingg daerah ini
disebut bintik buta.
Epitel berpigmen adalah suatu lapisan polygonal berbentuk teratur kearah ora serata dan
selnya menjadi lebih gepeng. Sejumlah besar mitokondria terletak pada plasma yang
dikelilingi oleh reticulum. Epitel berpigmen menyerap cahaya untuk mencegah
pemantulan dan berada dalam nutrisi fotoreseptor. Epitel berpigmen terlibat dalam
penggantian lamel membrane penting untuk membentuk redopsin serta pergerakan nya
dengan menimbun dan melepaskan vitamin A.
Fotoreseptor batang maupun kerucut merupakan bentuk modifikasi neuron. Sel ini
menunjukkan segmen dalam dan luar yang terletak diluar membrane limitan eksterna.
Cahaya harus melalui seluruh ketebahan retina untuk mencapai fotoreseptor.
Batang merupakan sel khusus yang mengandung fotopigmen. Redopsin dalam epitel
pigmen menunjukkan garis transversal yang saling berhungan. Batang dihubungkan oleh
serat batang dalam yang berjalan dari perikarion ke dalam lapisan pleksiform dan
berakhir dalam sebuah simpul yang mengandung gelembung sinaptik dan suatu pita
sinaptik sebagai lempeng padat.
Kerucut. Serat kerucut dalam lebih tebal jika dibandingkan dengan yang tepadat pada
batang. Kerucut mempunyai penonjolan kecil yang berhubungan dengan sel bipolar.
Kerucut yang terdapat pada fovea berbentuk lebih panjang dan ramping dibandingkan
segmen dalam dan luar, sedangkan di bagian perifer retina kerucut lebih pendek dan
tebal.Isi bola mata adalah media refraksi yang terdiri dari aqueous humor, korpus vitrous
dan lensa.

a. Aqueous humor
Cairan bening yang mengisi kamera anterior dan kamera posterior bulbi yang
merupakan secret dari prosesus siliaris. Setelah itu cairan akan mengalir kedalam
kamera posterior, kemudian kedalam kamera anterior melalui pupila dan diangkut
melalui celah-celah angulus irido kornealis kedalam kanalis schlem. Gangguan
drainase (pengeluaran cairan) aqueous humor berakibat meningkatnnya tekanan
intraocular yang dibut glukoma. Fungsi aqueous humor adalah menyokong dinding
bola mata dengan mmberi tekan dari dalam dan meberi makan pada lensa, serta
membuang produk metabolisme karena lensa tidak memiliki pembuluh darah.
b. Korpus vitreus
Mengisi bola mata dibelakang lensa merupakan gelombang transparan yang
dibungkus oleh membrane vitrea. Pada daerah perbatasan dengan lensa membrane
vitreus menebal yang terdiri atas lapisan posterior yang menutup korpus vitreum tidak
terdapat pembuluh darah, fungsinya antara lain menambah daya pembesaran mata,
menyokong permukaan posterior lensa, dan membantu melekatkan pars nervosa pada
pars pigmentosa retina.
c. Lensa
Badan bikonveks yang transparan terletak dibelakang iris, didekat korpus vitreum,
dan dikelilingi oleh prosesus siliaris, terdiri atas:
1) Kapsul elastis : membungkus struktur lensa tetap berada dalam ketegangan
sehingga lensa tetap berbentuk bulat.
2) Epitel kuboid : terbatas pada permukaan anterior lensa .
3) Serat-serat lensa : dibentuk dari epitel kuboid equator lensa. Tarikan serat-serat
ligamentum suspensorium cenderung menggepengkan lensa yang elastic
sehingga dapat difokuskan melihat obyek-obyek yang jauh.

2.8 Konsep Adaptasi Gelap Terang


Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami kesulitan dalam
penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke dalam ruangan gelap akan tampak
kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian.
Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan merangsang rod secara
maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi
apabila kepekaan retina sangat lemah, ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayangan
yang benderang yang merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objek pun yang terlihat.
Perubahan sensitifitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fenomena penyesuaian terang
dan gelap.
1. Mekanisme penyesuaian terang (cahaya)
Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energi sinar yang disebut
bawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin akan pecah, masuk ke dalam retine dan
skotopsine. Retine akan tereduksi menjadi vitamin A di bawah pengaruh enzyme alcohol
dehydrogenase dan koenzym DPN – H + H (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa
versa)..
Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan dilakukan secara terus menerus
konsentrasi rhodopsin di dalam rod akan sangat menurun sehingga kepekaan retina
terhadap cahaya akan menurun.
2. Mekanisme penyesuaian gelap
Seseorang masuk ke dalam ruangan gelap yang tadinya berada di ruangan terang, jumlah
rhodopsin di dalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang tersebut tidak dapat melihat
apa-apa di dalam ruangan gelap. Selama berada di ruangan gelap, pembentukan rhodopsin
di dalam rod sangatlah perlahan-lahan, konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang
cukup dalam beberapa menit berikutnya sehingga akhirnya rod akan terangsang oleh
cahaya dalam waktu singkat.
Selama penyesuaian gelap kepekaan retina akan meningkat mencapai nilai 1.000 hanya
dalam waktu beberapa menit saja, kepekaan retina mencapai nilai 100.000 waktu yang
diperlukan 1 jam.Sedangkan kepekaan retina akan menurun dari nilai 100.000 apabila
seseorang dari ruangan gelap ke ruangan terang. Proses penurunanan kepekaan retina
hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit.

2.9Biooptik
Dalam ilmu optic ada dua cara pendekatan gejala optic, yaitu : optika geometris dan optika fisik.

1. Optika geometris

Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus; berkas-berkas cahaya
disebut garis cahaya dan digambar secara garis lurus. Dengan menggunakan cara
pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik.

Misalnya untuk rumus cermin dan lensa :

f = focus = titik api


b = jarak benda
v = jarak bayangan
Hukum Willebrord Snelius (1581-1626) :
n = indeks bias
i = sudut dating
r = sudut bias (refraksi)

2. Optika fisik
Gejala cahaya seperti disperse, interferensi dan polarisasi tidak dapat dijelaskan melalui
metoda optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung cirri-
ciri fisik dari cahaya tersebut.
Sir Isac Newton (1642-1727) menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari
butir-butir kecil (teori kospuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang
dipelopori Plank (1858-1947), cahay itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, dengan ini lah
dapat diketahu mengapa benda itu bisa panas jika terkena sinar.
Huygens (1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang. Dari sebuah sumber
cahaya menjalarlah getaran-getaran kesemua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang tergetar
olehnya dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip Huygens yang
belum bisa menjelaskan penjalaran cahaya dari satu medium ke medium lain.
Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam disinari dengan cahaya akan
memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cahaya
memiliki sifat partikel dan gelombang magnetic. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
cahaya memiliki sifat materi(partikel) dan sifat gelombang.

2.10 Proses Stimulus Penglihatan


Reseptor penglihatan adalah sel – sel di conus (sel kerucut) dan basillus (sel batang). Conus
terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahay kuat rangsang
warna. Sel – sel basillus tersebar pada retina terutama diluar macula dan berguna sebagai
penerima rangsang cahaya bereintensitas rendah. Oleh karena itu dilakukan dua mekanisme
tersendiri di dalam retina (teori duplisitas) yaitu

1. Penglihatan photop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang hari dan
penglihatan warna dengan conus.
2. Penglihatan scotop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malm hari
dengan basillus.
Jalannya Impuls di Mata
Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima oleh reseptor pada
mata. Jalannya sinar pada mata adalah sebagai berikut :
Impuls yang timbul dalam conus atau basillus berjalan melalui neuritnya menuju ke neuron
yang berbentuk sel bipolar dan akhirnya berpindah ke neuron yang berbentuk sel multipolar.
Neurit sel – sel multipolar meninggalkan retina dan membentuk N. Optikus. Kedua
N.Optikus dibawah hipotalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma nervus
optikus, yaitu neurit – neurit yang berasal dari sebelah lateral retina tidak bersilangan.
Traktus optikus sebagian berakhir pada coliculus superior, dan sebagian lagi pada korpus
genekulatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding visura
calcarina melalui kapsula interna. Pada dinding visura calcarina inilah terdapat pusat
penglihatan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan indera
penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan dalam penglihatan. Alat
indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor
karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus
untuk mengenali perubahan sinar dan warna.

3.2 Saran
Demikian makalah ini penulis selesaikan sebagai salah satu tugas mata pelajaran
Anatomi Namun, penulis sebagai penyusun menyadari terdapat kekurangan.
Dari itu, penulis sangat mengharapkan dari pembaca, pendengar maupun Dosen
pembimbing mata Kuliah ini, untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangun dan
saran yang baik tentunya agar kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymouse. 2013. Anatomi dan FisiologiIndra Penglihatan (Online). Tersedia :


http://4sinaps.blogspot.com/2013/01/anatomi-dan-fisiologi-mata.html (28 September 2021)

Pearce, E.C. 2016. Anatomy & Physiology for Nurse. (Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis).
Cetakan Ke-28. Alih Bahasa : Sri Yuliani Handoyo. Jakarta : PT Gramedia

Stoane, Ethel.2017.Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta:ECG.


           https://id.scribd.com/doc/193088968/Makalah-Indera-Penglihatan-Kel-1

Waer, Jeremy P.T dkk. 2017. A Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga

Wikipedia. 2013. Sistem Penglihatan (Online). Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem


penglihatan (28September 2021)

Anda mungkin juga menyukai