Dalam penentuan kadar fe dalam sampel menggunakan spektrofotometri visibel perlu dibuat
larutan standar. Tujuannya adalah untuk membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk
menghitung kadar besi dalam sampel air. Sebelumnya dilakukan pematchingan kuvet dengan larutan
CoCl2 berwarna merah muda. Sedangkan dalam pengukuran larutan standar dan sampel digunakan
blanko berupa campuran larutan hidroksilamin-HCl, larutan natrium asetat, orto-fenantrolin dan
aquades. Larutan kompleks yang terbentuk berwarna orange. Langkah selanjutnya adalah penentuan
panjang gelombang maksimum. Rentang panjang gelombang yang diuji adalah 400-600 nm. Dari
percobaan, pada panjang gelombang yang berbeda zat sampel menyerap cahaya dengan absorbansi
yang berbeda pula. Semakin besar panjang gelombang yang diberikan semakin besar pula
absorbansinya, namun pada keadaan tertentu nilai absorbansi kembali menurun dengan bertambahnya
panjang gelombang. Jika dilihat dari data percobaan, pada panjang gelombang 400 nm molekul-molekul
dalam larutan standar hanya mampu memperoleh absorbansi sebesar 0,125 atau hanya 12,5% cahaya
yang diserap pada panjang gelombang tersebut. Nilai absorbansi ini terus meningkat hingga pada
panjang gelombang 520 nm dengan absorbansi 0,453 atau 45,3 % cahaya diserap. Kemudian absorbansi
kembali menurun dengan meningkatnya panjang gelombang. Hal ini berarti pada panjang gelombang
tersebut kemampuan molekul-molekul menyerap cahaya kembali menurun. Dari hasil percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa larutan standar tersebut menyerap cahay secara naksimal terjadi pada
panjang gelombang 520 nm.
Dari pengukuran deret larutan standar diperoleh data konsentrasi dan % transmitansi. Nilai
%transmitansi, kemudian dikonversikan dalam nilai absorbansi yaitu A= -log T. Dari data tersebut dibuat
kurva kalibrasi yaitu plot kedalam grafik hubungan antara konsentrasi dan transmitansi
Dari grafik tersebut diperoleh nilai persamaan garis y = 0.207x. Persamaan garis tersebut
digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sample air sumur. Secara analisis kualitatif dan data yang
diperoleh, data absorbansi sample air sample dibanding dengan larutan deret standar. Jika ada salah
satu deret larutan standar mempunyai nilai absorbansi yang sama dengan nilai absorbansi sample air
sumur, maka kemungkinan konsentrasi sample tersebut mengandung kadar besi yang sama dengan
konsentrasi salah satu larutan deret standard tersebut. Untuk memastikan hasil analisis kualitatif
tersebut, maka dilakukan analisis kuantitatif, dengan menggunakan persamaan garis y = 0.207x. Melalui
perhitungan, diperoleh hasil bahwa konsentrasi besi dalam sample air sumur yang dianalisis adalah
0,57488 ppm.