Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN

TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum minyak dan lemak ini adalah untuk mengetahui kadar
minyak dan lemak dalam larutan sampel serta memahami prinsip analisis
gravimetri pada pengujian kandungan minyak dan lemak.

1.2 Metode Percobaan

Metode yang digunakan pada praktikum minyak dan lemak ini adalah metode
Ekstraksi gravimetri.

1.3 Prinsip Percobaan

Minyak dan lemak dalam contoh uji air di ekstraksi dengan pelarut organik dalam
corong pisah dan untuk menghilangkan air yang masih tersisa digunakan Na2SO4
anhidrat. Pada proses ektraksi akan terbentuk dua lapisan, lapisan atas ditampung
dan dikeringkan pada suhu kamar, residu yang tertinggal ditimbang sebagai
minyak dan lemak.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
BAB
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163 II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5).
Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Febrian, 2018).

Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau trigliserol, yang berarti
triester dari gliserol. Jadi, lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang (Febrian, 2018).

2.2 Perbedaan Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak juga memiliki beberapa perbedaan. Beberapa perbedaan


minyak dan lemak tersebut yaitu (Soemarjo, 2009):
1. Lemak memiliki asam lemak yang ikatan rangkapnya sedikit (asam
lemak jenuh) sedangkan pada minyak, asam lemaknya memiliki
banyak ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh);
2. Lemak memiliki titik leleh tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh
rendah;
3. Lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang, sedangkan minyak
berwujud cair pada suhu ruang;
4. Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak umumnya dari
tumbuhan;
5. Lemak biasanya kurang reaktif, sedangkan minyak lebih reaktif karena
memiliki ikatan rangkap pada asam lemaknya.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
2.3 Sumber Minyak dan Lemak di Perairan
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Minyak yang terdapat didalam air dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber
utama dari pencemaran minyak dan lemak umumnya adalah air buangan dari
masyarakat, rumah tangga, industri dan sumber-sumber lainnya. Minyak tidak
larut di dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyak maka minyak
tersebut akan tetap mengapung, kecuali jika terdampar ke pantai atau tanah
disekeliling sungai. Minyak dan lemak yang biasanya berasal dari bahan makanan
hewani dan nabati, limbah sisa makanan yang dibuang ke perairan akan
mengakibatkan terakumulasinya minyak dan lemak di perairan. Kegiatan industri
dan pabrik biasanya menghasilkan limbah yang mengandung minyak dan lemak
yang berasal dari peralatan atau mesin-mesin yang digunakan. Limbah industri
tersebut jika tidak diolah dengan benar pada instalasi pengolahan air limbah maka
akan dapat mencemari perairan. Sumber minyak dan lemak di laut biasanya
berasal dari aktivitas kapal yang ada di laut, seperti buangan dari pembakaran
bahan bakar pada kapal (Soemarjo, 2009).

Sumber dari tumpahan minyak di laut beragam sumbernya, tidak hanya berasal
dari kecelakaan kapal tanker saja namun juga akibat beberapa operasi kapal dan
bangunan lepas pantai. Sumber dari pencemaran laut ini diantaranya adalah
tumpahan minyak (oil spill), sisa damparan amunisi perang, buangan dari proses
di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan
sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan
pestisida dari pertanian. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal
dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun
akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber
pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena
akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat
signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Sulistyono, 2013).

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
2.4 Dampak Minyak dan Lemak Terhadap Lingkungan dan
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Perairan

Minyak tidak dapat larut didalam air dan akan mengapung di permukaan air.
Bahan buangan minyak yang di buang ke lingkungan perairan akan mengapung
dan menutupi permukaan air. Lapisan minyak tersebut akan mengganggu
kehidupan mikroorganisme di dalam air, hal ini dikarenakan lapisan minyak akan
menghalangi difusi oksigen dari udara ke air sehingga jumlah oksigen yang
terlarut dalam air akan berkurang. Selain itu adanya lapisan minyak tersebut, juga
akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga proses
fotosintesis oleh tanaman air menjadi terhambat (Riza, Bambang, & Kismartini,
2015).

Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat
berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses
fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin
menurun. Selain dari pada itu, air yang telah tercemar oleh minyak juga tidak
dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali dalam cairan yang berminyak
terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti senyawa benzena, senyawa toluena dan
lain sebagainya (Utama & Wibowo, 2018).

2.5 Metode Analisis Minyak dan Lemak

Metode gravimetri merupakan salah satu kimia analisis kuantitatif yang


merupakan perkalian bobot endapan dengan faktor gravimetrinya (berat molekul),
banyaknya analisis dalam sampel. Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat
dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut
cair. Sering kali campuran bahan padat dan cair sukar dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya,
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal
semacam itu, sering kali ekstraksi menjadi satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis (Rohman, 2007).

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Prosedur dari metode gravimetri yaitu penimbangan berat yang
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
didapat dari proses pemisahan analit dari zat-zat lain dengan metode
pengendapan. Zat yang telah diendapkan ini kemudian disaring dan residu yang
tertinggal dikeringkan pada suhu 103o-105o C serta ditimbang dan endapan
diusahakan harus murni terhindar dari paparan udara dan degradasi sampel
sampai didapatkan berat konstan. Terakhir dapat dihitung total padatan
tersuspensi yang diperoleh (Greenberg, 1992).

2.6 Pengolahan Minyak dan Lemak

Proses pengolahan minyak pengolahan minyak dan lemak, dilakukan tergantung


pada sifat alami minyak atau lemak tersebut serta hasil akhir yang dikehendaki.
Ekstraksi adalah pengolahan dengan pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan cara sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau
sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis. Ekstraksi minyak
atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun ekstraksi minyak atau
lemak itu bermacam-macam, yaitu ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut
minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang
rendah yaitu sekitar 1 % atau lebih rendah. Mutu minyak kasar yang dihasilkan
cenderung menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan
minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan
dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline
carbon disulfide, karbon tetra klorida, benzene dan n-heksan. (Kayadoe, 2012)

2.7 Peraturan Minyak dan Lemak

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
ditetapkan bahwa baku mutu kandungan minyak dan lemak dalam air sungai dan
sejenisnya adalah sebesar 10 mg/L untuk kelas IV. Baku mutu yang diterapkan

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
untuk kelas IV hanya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
dan peruntukan lain yang mempersyaratkan baku mutu yang sama. Baku mutu
air telah ditetapkan dalam peraturan tersebut sesuai dengan kelasnya dengan
penjabaran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Baku Mutu Minyak dan Lemak pada Perairan
Parameter Satuan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan

Minyak dan Air Sungai dan


mg/L 1 1 1 10
Lemak Sejenisnya
Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021

Keterangan:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
DOKUMENTASI SAMPLING
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Kelompok/Shift : 1(SATU)/IV(EMPAT)
Modul : Minyak dan Lemak
Lokasi : Barak Poli
Hari/Tanggal : Jum’at/16 September 2022
Koordinat : 00o54’46’’LS 100o28’2’’BT
Elevasi : 317 mdpl

Gambar 1. Kondisi Eksisting Wilayah Sampling


Pengambilan sampel air dilakukan di badan air Barak Poli pada hari Jum’at
tanggal 16 September 2022 pukul 14.10 WIB. Keadaan cuaca cerah berawan.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Gambar 2. Cara Pengambilan Sampel


Sampel di ambil pada aliran air yang memiliki arus laminar.

Gambar 3. Pengukuran pH dan DO


Ph yang didapat setelah pengukuran adalah 6.9 dan DO 3,3 mg/L
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3.1 Alat
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Gelas ukur 50 ml dan 25 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan;
2. Beaker glass 600 ml dan 100 ml
Berfungsi sebagai wadah/tempat penampung untuk mengaduk, mencampur
dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium;
3. Labu semprot
Berfungsi untuk membersihkan alat dan pengenceran;
4. Statip dan klem
Berfungsi untuk meletakkan alat seperti corong pisah agar tidak mengalami
pergeseran posisi;
5. Tang krus
Berfungsi untuk menjepit dan memindahkan alat;
6. Desikator plastik
Berfungsi sebagai pengering bahan yang diuapkan;
7. Corong
Berfungsi untuk memindahkan atau memasukkan larutan ke wadah yang
mempunyai dimensi pemasukan sampel bahan kecil dan untuk menyaring
campuran kimia;
8. Corong pisah
Berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah yang lain
dengan ukuran yang sama ataupun berbeda;
9. Spatula
Berfungsi untuk mengambil bahan kimia berbentuk padat, seperti Na2SO4
anhidrat;

10. Kertas saring whatman


Berfungsi untuk memisahkan partikel suspense dengan cairan;
11. Oven
Berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan beaker glass.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3.2 Bahan
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


1. N-hexana dengan titik didik 69°C
Berfungsi sebagai pelarut dalam blanko dan sampel sehingga menciptakan
batas bawah dan batas atas pada corong pisah;
2. Kristal natrium sulfat, Na2SO4 anhidrat
Berfungsi untuk menghilangkan air yang masih tersisa pada corong pisah.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pra Praktikum

Cara kerja yang dilakukan pada pra praktikum ini adalah:


1. Dua buah beaker glass disiapkan ,lalu dicuci bersih dengan sabun dan
dikeringkan menggunakan tisu;
2. Beaker glass tersebut masing-masing diberi label sampel dan blanko;
3. Masing-masing beaker glass dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan
dengan suhu 105oC selama 1 jam;
4. Setelah selesai dipanaskan, beaker glass dikeluarkan dari oven
menggunakan tangkrus dan dimasukkan ke dalam desikator selama 10
menit;
5. Setelah 10 menit, beaker glass ditimbang beratnya menggunakan neraca
analitik sebanyak 5 kali dan dicatat beratnya;

3.3.2 Praktikum

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:


1. Blanko dan sampel air diukur volumenya sebanyak 50 ml dan masing-masing
dimasukkan ke dalam corong pisah;
2. N-hexana diukur sebanyak 15 ml dan dimasukkan masing-masing ke dalam
corong pisah yang telah diisi oleh blanko dan sampel air tadi, kemudian
dikocok selama dua menit;
3. Cairan bagian bawah dikeluarkan dari corong sampai batas yang terbentuk
dari kocokan;

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
4. Cairan bagian atas yang tersisa pada blanko dan sampel air disaring
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
dengan kertas saring menggunakan Na2SO4 ke dalam beaker glass yang telah
dipanaskan tadi;
5. Langkah 2-4 dilakukan sebanyak dua kali;
6. Ekstrak minyak dan lemak pada blanko dan sampel air dimasukkan ke dalam
lemari asam dibiarkan selama dua hari.

3.3.3 Pasca Praktikum

Cara kerja yang dilakuakan pada pasca praktikum ini adalah:


1. Setelah dua hari, panaskan blanko dan sampel pada suhu 105 ℃ di oven
selama 1 jam hingga didapat berat keringnya;
2. Kemudian, ditimbang dengan neraca analitik dan catat hasilnya.

3.4 Perhitungan

Adapun rumus yang digunakan pada pratikum minyak dan lemak adalah: Kadar
(A-B)×1000
minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
Keterangan:
A = berat beaker glass + ekstrak (mg)
B = berat beaker glass kosong (mg)

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis,DAFTAR
Padang 25163PUSTAKA
Febrian, Reza. 2018. Makalah Farmakologi Minyak Lemak Nabati. Jakarta:
Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN).
Pamungkas, Fajar Sisik. 2017. Efektivitas Penggunaan Oil Skimmer dalam
Upaya Penanganan Tumpahan Minyak. Journal of Maquares, Vol. 6 No 2,
121
Sulistyono. 2013. Dampak Tumpahan Minyak (Oil Silli) di Perairan Laut pada
Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Jurnal Forum
Teknologi. Majalah Ilmu Pusdiklat Migas: Swara Putra.
Riza, F., Bambang, A. N., & Kismartini. 2015. Tingkat Pencemaran Lingkungan
Perairan Ditinjau Dari Aspek Fisika, Kimia dan Logam di Pantai Kartini
Jepara. Indonesian Journal of Conservation, Vol. 4 No. 1 , 52-60
Soemarjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.
Utama, F. Y., & Wibowo, H. 2018. Analisis Preventive Maintenance Terhadap
Submersible Pump 100 DLC5 7,5 T Dalam Instalasi Pengolahan Air
Limbah. Jurnal INAJET: Vol. 01 No. 01 , 35-43
Kayadoe, R. 2012. Pengaruh Pengolahan terhadap Komposisi Minyak dan Lemak.
Jakarta: Erlangga.
Greenberg, Arnold E. dkk. 1992. Standar Methods for The Examination of
Water and Wastewater. Washington, DC: Victor Graphics, Inc.
Rohman, R. 2007. Pengolahan Minyak dan Lemak. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia

BAB IV

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand LimauHASIL DAN
Manis, Padang PEMBAHASAN
25163
4.1 Data
Tabel 4.1 Data Berat Beaker Glass pada Sampel
Massa Beaker Glass (mg)
No. Penimbangan ke-
Sampel (A) Sampel (B)
1. I 62.672 62.622
2. II 62.671 62.622
3. III 62.671 62.622
4. I 62.672 62.623
V
5. V 62.671 62.624
Rata-rata 62.671,4 62.622,6
Sumber: Hasil Praktikum Kimia Lingkungan, 2022

Tabel 4.2 Data berat beaker glass pada Blanko


Massa Beaker Glass (mg)
No. Penimbangan ke-
Blanko (A) Blanko (B)
1. I 61.922 61.908
2. II 61.922 61.908
3. III 61.922 61.908
4. IV 61.921 61.907
5. V 61.921 61.908
Rata-rata 61.921,6 61.907,8
Sumber: Hasil Praktikum Kimia Lingkungan, 2022

4.2 Perhitungan

4.2.1 Sampel
Kadar minyak dan lemak pada sampel adalah:
A = 62.671,4 mg
B = 62.622,6 mg
ml contoh uji 50 ml
( A - B) X 1000
Kadar minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
(62.671,4 mg-62.622,6 mg) x 1000
¿
50 ml

(48,8 mg) x 1000


¿
50 ml
¿ 976 mg/L

4.2.2 Blanko

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kadar minyak dan lemak pada blanko adalah:
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

A = 61.921,6 mg
B = 61.907,8 mg
ml contoh uji 50 ml
( A - B) X 1000
Kadar minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
(61.921 ,6 mg-61.907,8 mg) x 1000
=
50 ml
(13,8 mg) x 1000
¿
50 ml
¿ 276 mg/L

4.3 Pembahasan
Pada pratikum minyak dan lemak ini digunakan sampel air yang berasal dari
Barak Poli Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat.
Barak Poli memiliki arus laminar, tempat ini biasanya digunakan oleh

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
mahasiswa dan tenaga pendidik Politeknik Negeri Padang untuk
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
sarapan dan juga makan siang. Pengambilan sampel dilakukan pada hari Jum’at,
tanggal 16 September 2022 pukul 14.10 WIB. Koordinat titik sampling yaitu
00o54’46’’LS 100o28’2’’BT, dengan elevasi daerah 317 mdpl. Kondisi cuaca
pada saat sampling cerah berawan dengan suhu 23oC. Sampel tersebut memiliki
pH 6,9 dan kadar DO terukur sebesar 3,3 mg/L.

Data yang diperoleh setelah dilakukan pratikum menyatakan bahwa kandungan


minyak dan lemak yang terukur pada sampel adalah sebanyak 976 mg/L.
Kandungan minyak dan lemak yang terukur pada blanko adalah sebanyak 276
mg/L. Hasil percobaan tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dituliskan bahwa baku mutu
untuk minyak dan lemak pada kelas 1-3 sebesar 1 mg/L dan pada kelas 4
sebesar 10 mg/L. Jika dibandingkan dengan kelas 2 yaitu sebesar 1 mg/L.
Maka, hasil percobaan memiliki selisih yang cukup besar dibandingkan dengan
peraturan pemerintah. Sampel tersebut melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.

Hasil yang didapat saat pratikum melebihi baku mutu yang ditetapkan, hal ini
terjadi karena adanya kesalahan pratikan dalam melakukan praktikum, yaitu
praktikan memegang beaker glass yang seharusnya dipegang menggunakan
tang krus agar partikel yang ada di tangan praktikan tidak melekat pada beaker
glass dan ikut tertimbang. Kesalahan lain adalah saat mencampurkan N-hexana
dengan blanko dan sampel air corong pisah digoyangkan tidak 45°. Cara
penghomogenan yang tidak sempurna akan membuat minyak dan lemak yang
dihomogenkan tidak bisa terhomogen sempurna karena lemak dan minyak
melekat pada dinding-dinding corong pisah.

Sampel yang mengandung kadar minyak dan lemak yang tinggi, apabila
dibuang ke perairan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama
akan mempengaruhi ekosistem dan kehidupan di dalam air itu sendiri. Minyak
dan lemak dengan kadar berlebih dapat membentuk lapisan tipis di atas

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
permukaan air. Lapisan tipis ini disebabkan karena masa jenis minyak
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
yang lebih besar dibandingkan air sehingga minyak akan mengapung
membentuk lapisan tipis. Dampak limbah minyak dan lemak jika dibuang tanpa
diolah terlebih dahulu akan menimbulkan akibat dan resiko terhadap kesehatan
manusia, keseimbangan lingkungan/ekologi dan keindahan estetika lingkungan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa air dan minyak tidak dapat bercampur,
sehingga apabila minyak terdapat di dalam badan air, akan mengapung diatas
permukaan air sehingga menghalangi oksigen untuk masuk kedalam air,
akibatnya makhluk hidup yang berada di dalam air, tidak mendapatkan oksigen
yang cukup untuk hidup, selain itu juga tanaman yang berada didalam air tidak
dapat melakukan fotosintesis akibat kekurangan oksigen.

Teknologi yang dapat dilakukan untuk pengolahan pencemaran minyak dan


lemak yaitu ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction). Prinsip dari proses
ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan
lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu
sekitar 1% atau lebih rendah. Mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung
menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak
akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam
proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline carbon
disulfide, karbon tetra klorida, benzene dan n-heksan.

Peran Sarjana Teknik Lingkungan yaitu untuk menganalisis apakah kadar


minyak dan lemak pada suatu perairan melebihi atau tidak melebihi baku mutu.
Jika kadar minyak dan lemak melebihi baku mutu, Sarjana Teknik Lingkungan
dapat menentukan upaya pengelolaan yang tepat atau pun menciptakan
teknologi pengelolaan yang tepat untuk mengurangi kadar minyak dan lemak di
perairan tersebut sampai memenuhi baku mutu yang ada. Selain itu, peran
Sarjana Teknik Lingkungan juga untuk menciptakan sistem pengolahan yang
tepat untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil praktikum minyak dan lemak adalah:
1. Kandungan minyak dan lemak yang terdapat pada sampel adalah 976 mg/ L;
2. Kandungan minyak dan lemak yang terdapat pada blanko adalah 276 mg/L;

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3. Perbandingan dengan literatur Peraturan Pemerintah
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa kadar minyak dan l
emak yang terkandung dalam air limbah di kelas 2 maksimal sebesar 1 mg/.
Maka, Kandungan minyak dan lemak pada sampel melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan pemerintah;
4. Teknologi yang dapat dilakukan untuk pengolahan pencemaran minyak dan
lemak yaitu ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan praktikan setelah melakukan praktikum


minyak dan lemak, adalah:
1. Praktikan diharapkan dapat lebih teliti, memahami prinsip dan prosedur
percobaan, dan menghindari hal yang dapat mengkontaminasi alat-alat dan
bahan praktikum agar tidak salah saat melakukan analisis;
2. Masyarakat diharapkan untuk lebih menjaga lingkungan dengan tidak
membuang limbah mengandung minyak dan lemak langsung ke badan air;
3. Pemilik Industri sangat diharapkan untuk dapat mengelola limbah minyak dan
lemak yang dihasilkan oleh industrinya agar tidak mencemari lingkungan
perairan;
4. Pemerintah diharapkan dapat menjalankan pengawasan berkelanjutan untuk
pengendalian pencemaran lingkungan;
5. Sarjana Teknik Lingkungan diharapkan mampu menemukan solusi pengolahan
minyak dan lemak diperairan yang efektif dan efisien.

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

AMELIA PUTRI ARWANDA 2110943015

Anda mungkin juga menyukai