TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum minyak dan lemak ini adalah untuk mengetahui kadar
minyak dan lemak dalam larutan sampel serta memahami prinsip analisis
gravimetri pada pengujian kandungan minyak dan lemak.
Metode yang digunakan pada praktikum minyak dan lemak ini adalah metode
Ekstraksi gravimetri.
Minyak dan lemak dalam contoh uji air di ekstraksi dengan pelarut organik dalam
corong pisah dan untuk menghilangkan air yang masih tersisa digunakan Na2SO4
anhidrat. Pada proses ektraksi akan terbentuk dua lapisan, lapisan atas ditampung
dan dikeringkan pada suhu kamar, residu yang tertinggal ditimbang sebagai
minyak dan lemak.
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5).
Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Febrian, 2018).
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau trigliserol, yang berarti
triester dari gliserol. Jadi, lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang (Febrian, 2018).
Minyak yang terdapat didalam air dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber
utama dari pencemaran minyak dan lemak umumnya adalah air buangan dari
masyarakat, rumah tangga, industri dan sumber-sumber lainnya. Minyak tidak
larut di dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyak maka minyak
tersebut akan tetap mengapung, kecuali jika terdampar ke pantai atau tanah
disekeliling sungai. Minyak dan lemak yang biasanya berasal dari bahan makanan
hewani dan nabati, limbah sisa makanan yang dibuang ke perairan akan
mengakibatkan terakumulasinya minyak dan lemak di perairan. Kegiatan industri
dan pabrik biasanya menghasilkan limbah yang mengandung minyak dan lemak
yang berasal dari peralatan atau mesin-mesin yang digunakan. Limbah industri
tersebut jika tidak diolah dengan benar pada instalasi pengolahan air limbah maka
akan dapat mencemari perairan. Sumber minyak dan lemak di laut biasanya
berasal dari aktivitas kapal yang ada di laut, seperti buangan dari pembakaran
bahan bakar pada kapal (Soemarjo, 2009).
Sumber dari tumpahan minyak di laut beragam sumbernya, tidak hanya berasal
dari kecelakaan kapal tanker saja namun juga akibat beberapa operasi kapal dan
bangunan lepas pantai. Sumber dari pencemaran laut ini diantaranya adalah
tumpahan minyak (oil spill), sisa damparan amunisi perang, buangan dari proses
di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan
sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan
pestisida dari pertanian. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal
dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun
akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber
pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena
akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat
signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Sulistyono, 2013).
Minyak tidak dapat larut didalam air dan akan mengapung di permukaan air.
Bahan buangan minyak yang di buang ke lingkungan perairan akan mengapung
dan menutupi permukaan air. Lapisan minyak tersebut akan mengganggu
kehidupan mikroorganisme di dalam air, hal ini dikarenakan lapisan minyak akan
menghalangi difusi oksigen dari udara ke air sehingga jumlah oksigen yang
terlarut dalam air akan berkurang. Selain itu adanya lapisan minyak tersebut, juga
akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga proses
fotosintesis oleh tanaman air menjadi terhambat (Riza, Bambang, & Kismartini,
2015).
Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat
berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses
fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin
menurun. Selain dari pada itu, air yang telah tercemar oleh minyak juga tidak
dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali dalam cairan yang berminyak
terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti senyawa benzena, senyawa toluena dan
lain sebagainya (Utama & Wibowo, 2018).
Keterangan:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelompok/Shift : 1(SATU)/IV(EMPAT)
Modul : Minyak dan Lemak
Lokasi : Barak Poli
Hari/Tanggal : Jum’at/16 September 2022
Koordinat : 00o54’46’’LS 100o28’2’’BT
Elevasi : 317 mdpl
3.3.2 Praktikum
3.4 Perhitungan
Adapun rumus yang digunakan pada pratikum minyak dan lemak adalah: Kadar
(A-B)×1000
minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
Keterangan:
A = berat beaker glass + ekstrak (mg)
B = berat beaker glass kosong (mg)
BAB IV
4.2 Perhitungan
4.2.1 Sampel
Kadar minyak dan lemak pada sampel adalah:
A = 62.671,4 mg
B = 62.622,6 mg
ml contoh uji 50 ml
( A - B) X 1000
Kadar minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
(62.671,4 mg-62.622,6 mg) x 1000
¿
50 ml
4.2.2 Blanko
A = 61.921,6 mg
B = 61.907,8 mg
ml contoh uji 50 ml
( A - B) X 1000
Kadar minyak-lemak (mg/L) =
ml contoh uji
(61.921 ,6 mg-61.907,8 mg) x 1000
=
50 ml
(13,8 mg) x 1000
¿
50 ml
¿ 276 mg/L
4.3 Pembahasan
Pada pratikum minyak dan lemak ini digunakan sampel air yang berasal dari
Barak Poli Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat.
Barak Poli memiliki arus laminar, tempat ini biasanya digunakan oleh
Hasil yang didapat saat pratikum melebihi baku mutu yang ditetapkan, hal ini
terjadi karena adanya kesalahan pratikan dalam melakukan praktikum, yaitu
praktikan memegang beaker glass yang seharusnya dipegang menggunakan
tang krus agar partikel yang ada di tangan praktikan tidak melekat pada beaker
glass dan ikut tertimbang. Kesalahan lain adalah saat mencampurkan N-hexana
dengan blanko dan sampel air corong pisah digoyangkan tidak 45°. Cara
penghomogenan yang tidak sempurna akan membuat minyak dan lemak yang
dihomogenkan tidak bisa terhomogen sempurna karena lemak dan minyak
melekat pada dinding-dinding corong pisah.
Sampel yang mengandung kadar minyak dan lemak yang tinggi, apabila
dibuang ke perairan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama
akan mempengaruhi ekosistem dan kehidupan di dalam air itu sendiri. Minyak
dan lemak dengan kadar berlebih dapat membentuk lapisan tipis di atas
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil praktikum minyak dan lemak adalah:
1. Kandungan minyak dan lemak yang terdapat pada sampel adalah 976 mg/ L;
2. Kandungan minyak dan lemak yang terdapat pada blanko adalah 276 mg/L;
5.2 Saran