Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan praktikum minyak dan lemak ini adalah untuk menentukan
kadar minyak dan lemak dalam contoh uji air dan air limbah secara gravimetri
serta untuk mengetahui prinsip analisis gravimetri pada pengujian minyak dan
lemak.

1.2 Metode Percobaan

Metode yang digunakan pada praktikum minyak dan lemak ini adalah metode
Ekstraksi gravimetri.

1.3 Prinsip Percobaan

Minyak dan lemak dalam contoh uji air di ekstraksi dengan pelarut organik dalam
corong pisah dan untuk menghilangkan air yang masih tersisa digunakan Na2SO4
anhidrat . Pada proses ektraksi akan terbentuk dua lapisan, lapisan atas ditampung
dan dikeringkan pada suhu kamar, residu yang tertinggal ditimbang sebagai
minyak dan lemak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol. Lemak dan
minyak merupakan ester yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
dan gliserol. Lemak merupakan jenis trigliserida yang dalam suhu ruang berwujud
padat, sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang (Pargiyanti, 2019).

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida
yaitu senyawa organik yang mempunyai satu sifat khas yaitu tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik misalnya ether, benzhene, dan lainnya. Lemak
dan minyak terdapat pada hampir semua jenis bahan pangan dan masing-masing
mempunyai jumlah kandungan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, analisis kadar
lemak suatu bahan pangan sangat penting dilakukan agar kebutuhan kalori suatu
bahan makanan bisa diperhitungkan dengan baik. Penentuan kandungan lemak
menggunakan pelarut, selain lemak komponen-komponen lain seperti fosfolipida,
sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen lain akan ikut terlarut maka
kadar lemak disebut lemak kasar (crude fat). Cara analisis kadar lemak kasar
secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu cara kering dan cara basah. Salah satu
cara analisis lemak dengan cara kering yaitu menggunakan metode ekstraksi
soxhlet (Pargiyanti, 2019).

2.2 Perbedaan Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasil gliserol. Perbedaan antara
suatu lemak dan minyak adalah lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair
pada suhu kamar. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh sedangkan minyak
tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Minyak dan lemak sama-sama berasal dari ikatan Karbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) (Panagan, 2012).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Lemak dapat dibedakan dari minyak berdasarkan pada asam lemak yang
terikat
dan wujudnya pada suhu ruang. Lemak banyak mengandung asam lemak jenuh
(satturated fatty acid). Lemak memiliki titik leleh di atas suhu ruang dan lebih
tinggi dibandingkan minyak sehingga lemak umumnya berwujud padat pada suhu
ruang sedangkan minyak berwujud cair. Perubahan fase dari minyak cair menjadi
lemak padat diantarannya adalah dengan meningkatkan titik lelehnya melalui
reaksi adisi yaitu dengan menambahkan atom hidrogen pada sisi ikatan rangkap
rantai karbon asam lemak sehingga membentuk ikatan jenuh (disebut juga reaksi
hidrogenasi). Contoh lemak padat yaitu: butter, lard, dan margarin sedangkan
salah satu contoh dari minyak cair yaitu minyak sawit (Kusnandar, 2019).

2.3 Sumber Minyak dan Lemak di Perairan

Di dalam air terdapat minyak dan lemak yang berasal dari berbagai sumber.
Sumber utama dari pencemaran minyak dan lemak umumnya adalah air buangan
dari masyarakat, rumah tangga, industri dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan
sumber utama pencemaran minyak dilaut berasal dari tumpahan minyak, baik dari
proses di kapal, pengeboran lepas pantai, maupun akibat kecelakaan kapal. Selain
itu, sumber tumpahan minyak dapat berasal dari operasi kapal tanker, terminal
bongkar muat tengah laut, scrapping kapal, bilga, dan tangki bahan bakar
(Sulistyono, 2013).

Secara umum, sumber pencemaran laut oleh tumpahan minyak bersumber


aktivitas transportasi minyak, pengeboran minyak lepas pantai, pengilangan
minyak dan pemakaian bahan bakar produk minyak bumi. Penyebabnya, bisa
karena kesengajaan, atau kecelakaan, seperti kebocoran pipa pemboran minyak
atau karamnya kapal tanker pengangkut minyak. Namun apa pun penyebabnya,
tumpahan minyak yang mencemari laut pada akhirnya berdampak negatif bagi
organisme laut. Laut yang tercemar minyak dapat mengancam kehidupan
beberapa jenis burung dan organisme aquatik pantai, seperti berbagai jenis ikan,
terumbu karang, hutan mangrove, dan rusaknya wisata pantai. Tumpahan minyak
juga akan menghambat/mengurangi transmisi cahaya matahari kedalam air laut
karena diserap oleh minyak dan dipantulkan kembali ke udara. Pencemaran laut

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
oleh bahan kimia dari perusahaan kapal merupakan suatu ancaman yang
benar-
benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui
apa itu pencemaran laut khususnya oleh bahan kimia, bagaimana terjadinya
pencemaran tersebut, dampaknya pencemaran tersebut terhadap ekosistem laut,
serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani pencemaran laut tersebut
(Darza, 2020).

2.4 Dampak Minyak dan Lemak Terhadap Lingkungan dan Perairan

Minyak dan lemak yang terdapat di badan air akan membentuk lapisan di
permukaan, karena nilai dari densitas minyak lebih kecil dari densitas air. Lapisan
minyak dan lemak tersebut akan menghalangi masuknya cahaya matahari
sehingga tumbuhan air tidak dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, minyak dan
lemak mampu mengikat oksigen yang dibutuhkan biota air untuk respirasi.
Penurunan estetika ekosistem perairan juga akan terjadi apabila ada pencemaran
minyak dan lemak. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu agar sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan (Maharani, 2017).

Masuknya zat-zat organik dan anorganik ke badan air secara berlebihan,


berdampak buruk pada perairan laut dan menyebabkan penurunan kualitas air laut
secara fisik, kimia, dan biologi. Bahan pencemar yang masuk ke wilayah pesisir
dan laut bisa berasal dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemar dari
suatu sumber bisa berbeda dari sumber yang lain, dengan komposisi yang
berbeda-beda pula. Dengan demikian dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan juga bervariasi. Status mutu suatu perairan merupakan tingkat kondisi
mutu perairan yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan
(Hamuna,dkk, 2018).

Minyak merupakan salah satu sumber pencemar dalam perairan, yang disebabkan
karena berbagai hal mulai dari eksplorasi minyak bumi, pengilangan minyak,
kecelakaan transportasi, kebocoran pipa, ataupun pembuangan air buangan kamar
mesin dan kapal lainnya. Cemaran minyak ini dapat menimbulkan polusi terhadap
perairan dan laut yang berdampak pada turunnya daya dukung lingkungan yang

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
berdampak pada terganggunya keberlangsungan hidup organism dalam
perairan
tersebut. Menurut Peraturan Menteri Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim, disebutkan bahwa kegiatan di atas kapal dapat menyumbang
bahan pencemar diantaranya; minyak, bahan cair beracun, muatan bahan
berbahaya dalam bentuk kemasan, kotoran, sampah, udara, air ballast, dan atau
barang dan bahan berbahaya bagi lingkungan yang ada di kapal. Dengan
demikian, setiap awak kapal wajib melakukan pencegahan dan menanggulangi
pencemaran yang bersumber dari kapalnya (Pamungkas, 2018).

2.5 Metode Analisis Minyak dan Lemak

Analisis gravimetri ialah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
suatu senyawa tertentu. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan
berat atom- atom unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa
yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara seperti: metode gravimetri
pengendapan, metode penguapan, dan metode lainnya. Metode gravimetri
memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji
dan perlu faktor-faktor koreksi untuk digunakan (Rahmelia, 2015).

Analisis minyak dengan metode gravimetri dilakukan dalam beberapa variasi


berdasarkan tingkat ekstrak dan volume sampel. Selain itu, jenis minyak juga
menjadi bagian yang diinvestigasi pengaruhnya terhadap kualitas metode
(Setyani, 2014). Menurut Greenberg (1992) metode gravimetri, pertama tentukan
total suspensi padatan kemudian tuang sampel yang telah tercampur kedalam
wadah tidak kurang dari 1 liter dan sampel secukupnya dengan kedalaman 20cm.
Diamkan selama 1 jam tanpa mengganggu material yang mengapung, lalu sedot
larutan bagian bawah.

2.6 Pengolahan Minyak dan Lemak

Ekstraksi/pemisahan yang digambarkan sebagai proses perpindahan satu atau


lebih komponen dari satu fasa ke fasa lain. Salah satu teknik ekstraksi adalah
ekstraksi berpengaduk. Proses pemisahan jenis ini selalu melibatkan dua fase.
Idealnya kedua fase ini tidak saling terlarut pada saat proses ekstraksi

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
berlangsung. Sampel bisa merupakan suatu gas, suatu cairan atau suatu padat.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi. Perbedaan metode, pelarut,
suhu serta waktu ekstraksi akan berpengaruh terhadap jumlah rendemen serta
kualitas ekstrak yang didapatkan (Wildan,dkk, 2013).

Metode penekanan mekanik merupakan metode pengambilan minyak yang paling


tua. Metode ini juga disebut dengan full pressing. Pada proses ini, minyak diambil
dengan cara diperas dari padatan yang biasa disebut cake. Proses ini biasanya
dilakukan setelah bahan diberi perlakuan awal dengan pemasakan atau
pengeringan dengan tujuan untuk meningkatkan perolehan minyak. Jika yang
dilakukan hanya penekanan saja tanpa ekstraksi, maka proses penekanan
dilakukan sehingga semua minyak terambil secara maksimal. Namun penekanan
yang dilakukan sebelum proses ekstraksi bertujuan untuk mengambil sebagian
saja minyak yang mudah terambil pada proses penekanan, baru kemudian sisa
minyaknya diambil dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut. Penekanan
mekanik dapat dilaksanakan pada temperatur tinggi atau temperatur rendah
(Setiawan, 2016).

2.7 Peraturan Terkait Minyak dan Lemak

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021tentang

1. Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditetapkan


bahwa baku mutu kandungan minyak dan lemak dalam air sungai dan sejenisnya
adalah sebesar 1 mg/L untuk kelas II. Baku mutu yang diterapkan untuk kelas II
dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
Baku mutu air telah ditetapkan dalam peraturan tersebut sesuai dengan kelasnya
dengan penjabaran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Baku Mutu Minyak dan Lemak dalam Air Sungai dan Sejenisnya
Parameter Unit Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Minyak dan Lemak mg/L 1 1 1 10
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Keterangan:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DOKUMENTASI KEGIATAN SAMPLING

Dokumentasi Sampling Barak Politeknik Negeri Padang

Barak Poli terletak di Jl. Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera
Barat. Barak Poli ini digunakan oleh mahasiswa dan tenaga pendidik Politeknik
Negeri Padang untuk sarapan dan juga makan siang. Barak ini buka dari pagi
hingga sore untuk melayani para konsumennya.
Hari/Tanggal : Jumat/16 September 2022
Waktu : 14.10 WIB
Lokasi : Barak Poli
Koordinat : 00°54ʼ46ˮLS 100°28ʼ2ˮBT
Elevasi : 317 mdpl
Suhu : 23°
Cuaca : Cerah Berawan Arus
: Laminar Kelompok/Shift :
1(SATU)/IV(EMPAT)

Gambar 1. Kondisi Eksisting Wilayah Sampling

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Gambar 2. Pengambilan Sampel

Gambar 3. Pengukuran Ph dan DO

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Gambar 4. Sampel

FARHAN 2110942035
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Gelas ukur 50 ml dan 25 ml
Berfungsi untuk mengukur volume larutan.
2. Beaker glass 600 ml dan 100 ml
Berfungsi sebagai wadah/tempat penampung untuk mengaduk,
mencampur dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam
laboratorium;
3. Labu semprot
Berfungsi untuk membersihkan alat dan pengenceran;
4. Statip dan klem
Berfungsi untuk meletakkan alat seperti corong pisah agar tidak mengalami
pergeseran posisi;
5. Tang krus
Berfungsi untuk menjepit dan memindahkan alat;
6. Desikator plastik
Berfungsi sebagai pengering bahan yang diuapkan;
7. Corong
Berfungsi untuk memindahkan atau memasukkan larutan ke wadah yang
mempunyai dimensi pemasukan sampel bahan kecil dan untuk menyaring
campuran kimia;
8. Corong pisah
Berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah yang lain
dengan ukuran yang sama ataupun berbeda;
9. Spatula
Berfungsi untuk mengambil bahan kimia berbentuk padat, seperti Na2SO4
anhidrat;
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
10. Kertas saring whatman
Berfungsi untuk memisahkan partikel suspense dengan cairan;
11. Oven
Berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan beaker glass.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. N-hexana dengan titik didik 69°C
Berfungsi sebagai pelarut dalam blanko dan sampel sehingga menciptakan
batas bawah dan batas atas pada corong pisah;
2. Kristal natrium sulfat, Na2SO4 anhidrat
Berfungsi untuk menghilangkan air yang masih tersisa pada corong pisah.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pra Praktikum

Cara kerja yang dilakukan pada pra praktikum ini adalah:


1. Dua buah beaker glass disiapkan, lalu dicuci bersih dengan sabun dan
dikeringkan menggunakan tisu;
2. Beaker glass tersebut masing-masing diberi label sampel dan blanko;
3. Masing-masing beaker glass dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan
o
dengan suhu 105 C selama 1 jam;
4. Setelah selesai dipanaskan, beaker glass dikeluarkan dari oven
menggunakan tangkrus dan dimasukkan ke dalam desikator selama 10
menit;
5. Setelah 10 menit, beaker glass ditimbang beratnya menggunakan neraca
analitik sebanyak 5 kali dan dicatat beratnya;

3.3.2 Praktikum

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:


1. Blanko dan sampel air diukur volumenya sebanyak 50 ml dan masing-masing
dimasukkan ke dalam corong pisah;

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
2. N-hexana diukur sebanyak 15 ml dan dimasukkan masing-masing ke
dalam
corong pisah yang telah diisi oleh blanko dan sampel air tadi, kemudian
dikocok selama dua menit;
3. Cairan bagian bawah dikeluarkan dari corong sampai batas yang terbentuk
dari kocokan;
4. Cairan bagian atas yang tersisa pada blanko dan sampel air disaring dengan
kertas saring menggunakan Na2SO4 ke dalam beaker glass yang telah
dipanaskan tadi;
5. Langkah 2-4 dilakukan sebanyak dua kali;
6. Ekstrak minyak dan lemak pada blanko dan sampel air dimasukkan ke dalam
lemari asam dibiarkan selama dua hari.

3.3.3 Pasca Praktikum

Cara kerja yang dilakuakan pada pasca praktikum ini adalah:


1. Setelah dua hari, panaskan blanko dan sampel pada suhu 105 di oven
selama 1 jam hingga didapat berat keringnya;
2. Kemudian, ditimbang dengan neraca analitik dan catat hasilnya.

3.4 Perhitungan

Adapun rumus yang digunakan pada pratikum minyak dan lemak adalah:
B 1000
L

Keterangan:
A = berat beaker glass + ekstrak (mg)
B = berat beaker glass kosong (mg)

FARHAN 2110942035
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data
Tabel 4.1 Data Berat Beaker Glass pada Sampel
Massa Beaker Glass (mg)
No. Penimbangan ke-
Sampel (A) Sampel (B)
1. I 62.672 62.622
2. II 62.671 62.622
3. III 62.671 62.622
4. IV 62.672 62.623
5. V 62.671 62.624
Rata-rata 62.671 62.622
Sumber: Hasil Praktikum Kimia Lingkungan, 2022

Tabel 4.2 Data berat beaker glass pada Blanko


Massa Beaker Glass (mg)
No. Penimbangan ke-
Blanko (A) Blanko (B)
1. I 61.922 61.908
2. II 61.922 61.908
3. III 61.922 61.908
4. IV 61.921 61.907
5. V 61.921 61.908
Rata-rata 62.921 61.907
Sumber: Hasil Praktikum Kimia Lingkungan, 2022

4.2 Perhitungan

4.2.1 Sampel

Kadar minyak dan lemak pada sampel adalah:

A = 62.671 mg
B = 62.622 mg
ml contoh uji 50 ml

( B) 1000

62 6 1 62 622 1000
50
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
4 1000
50
80 L

Kadar minyak dan lemak pada blanko adalah:


A = 62.921 mg
B = 61.907 mg
ml contoh uji 50 ml
( B) 1000

62 21 61 0 1000
50
14 1000
50
280 L
Kadar minyak lemak pada sampel = sampel – blanko
= 980 mg/L – 280 mg/L
= 700 mg/L

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
4.3 Pembahasan

Pengambilan sampel air dilakukan di badan air Barak Politeknik Negeri Padang
pada hari Jumat tanggal 16 September 2022 pukul 14.10 WIB. Titik koordinat
s p b s p 0°54’46” LS 100°28’2” BT s
sekitar lokasi adalah 23°C dan elevasi 89 mdpl. Keadaan cuaca pada saat
pengambilan sampel adalah cerah berawan dengan kondisi arus laminer. Sampel
diambil dengan cara memasukkan wadah sampel secara langsung ke badan air.
Saat pengambilan sampel pastikan wadah sampel hanya dibuka di dalam air dan
ditutup kembali di dalam air tanpa menyisakan sedikitpun gelembung di dalam
wadah. Kondisi larutan sampel yang diambil adalah keruh dan sedikit berbau.
Setelah dilakukan pengukuran pH dan DO dari sampel, didapatkan hasil nilai
pH sampel adalah 6,9 dan nilai DO 3,3.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kadar maksimum minyak dan
lemak dalam air danau dan sungai adalah 1 mg/L untuk kelas II. Kadar minyak
dan lemak yang terkandung dalam sampel yaitu 980 mg/L, sedangkan kadar
minyak dan lemak pada larutan blanko adalah 280 mg/L. Kadar minyak dan
lemak yang terkandung dalam larutan sampel yang diuji pada saat praktikum
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Hal ini berarti air dari larutan sampel
melebihi batas maksimum kandungan minyak dan lemak dalam perairan, serta
tidak dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan/atau untuk peruntukan
lain yang mengsyaratkan baku mutu yang serupa dengan kelas II sesuai dengan
peraturan.

Berdasarkan literatur seharusnya kadar minyak dan lemak pada blanko adalah 0
mg/L karena blanko berisi aquadest yang merupakan air murni. Kadar minyak dan
lemak yang didapatkan untuk blanko pada saat praktikum adalah 280 mg/L.
Berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021 baku mutu minyak dan lemak untuk kelas II
adalah 1 mg/L, sedangkan dari hasil praktikum kadar minyak dan lemak pada
sampel adalah 980 mg/L. Kesalahan yang terjadi pada saat praktikum

FARHAN 2110942035
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
disebabkan oleh praktikan yang kurang berhati-hati saat melaksanakan
praktikum
sehingga menyebabkan terkontaminasinya aquadest dan larutan sampel dengan
zat-zat lain yang mengandung minyak dan lemak.

Minyak merupakan salah satu sumber pencemar dalam perairan. Pencemaran oleh
minyak disebabkan karena berbagai hal mulai dari eksplorasi minyak bumi,
pengilangan minyak, kecelakaan transportasi, kebocoran pipa, ataupun
pembuangan air buangan kamar mesin dan kapal lainnya. Cemaran minyak ini
dapat menimbulkan polusi terhadap perairan dan laut yang berdampak pada
turunnya daya dukung lingkungan yang berdampak pada terganggunya
keberlangsungan hidup organisme dalam perairan tersebut.

Proses pengolahan minyak dan lemak salah satunya dengan cara ekstraksi. Proses
Ekstraksi/pemisahan digambarkan sebagai proses perpindahan satu atau lebih
komponen dari satu fasa ke fasa lain. Salah satu teknik ekstraksi adalah ekstraksi
berpengaduk. Proses pemisahan jenis ini selalu melibatkan dua fase. Idealnya
kedua fase ini tidak saling terlarut pada saat proses ekstraksi berlangsung. Sampel
bisa merupakan suatu gas, suatu cairan atau suatu padat. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses ekstraksi seperti : perbedaan metode, pelarut, suhu
serta waktu ekstraksi akan berpengaruh terhadap jumlah rendemen serta kualitas
ekstrak yang didapatkan.

Peran Sarjana Teknik Lingkungan melalui percobaan ini adalah Sarjana Teknik
Lingkungan diharapkan mampu untuk mencarikan solusi dan melakukan upaya
pengelolaan yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada, dengan
melakukan inovasi baru untuk mengembangkan berbagai metode dan teknologi
yang lebih efektif untuk mengatasi minyak dan lemak yang ada di perairan.
Sarjana Teknik Lingkungan juga diharapkan dapat melakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahaya minyak dan lemak di dalam air yang digunakan dan
dikonsumsi sehari-hari secara berkelanjutan dan sebagainya. Sehingga masyarakat
mulai sadar akan dampak yang bisa ditimbulkandari air yang tercemar minyak dan
lemak serta mampu mengajak masyarakat untuk lebih peduli lagi dalam menjaga
lingkungan.

FARHAN 2110942035
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa:


1. Kandungan minyak dan lemak pada blanko adalah sebesar 280 mg/L;
2. Kandungan minyak dan lemak pada sampel adalah sebesar 980 mg/L;
3. Kandungan minyak dan lemak pada sampel melebihi standar baku mutu
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 karena kadar maksimum minyak
dan lemak yang diatur untuk kelas II adalah 1 mg/L; Hal ini berarti air dari
larutan sampel tidak dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman
dan/atau untuk peruntukan lain yang mepersyaratkan baku mutu yang serupa
dengan kelas II sesuai dengan peraturan.
4. Proses pengolahan minyak dan lemak secara ekstraksi/pemisahan
digambarkan sebagai proses perpindahan satu atau lebih komponen dari satu
fasa ke fasa lain.

5.2 Saran

Saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum ini adalah:

1. Praktikan selanjutnya sangat diharapkan untuk lebih teliti dalam melakukan


praktikum, untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan
praktikan sebelumnya;
2. Masyarakat sangat diharapkan untuk lebih peduli dengan pengelolaan
limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga sebelum dibuang ke lingkungan
perairan;
3. Pemilik Industri sangat diharapkan untuk dapat mengelola limbah minyak
dan lemak yang dihasilkan oleh industrinya agar tidak mencemari
lingkungan perairan;
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

4. Pemerintah diharapkan dapat melakukan pengawasan dan pemantauan


untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran tersebut;
5. Sarjana Teknik Lingkungan diharapkan mampu menerapkan ilmu yang
didapatkan untuk menciptakan teknologi dan inovasi baru dalam menangani
masalah tersebut.

FARHAN 2110942035
DAFTAR PUSTAKA

Pargiyanti, P. (2019). Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet


Menggunakan Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal
of Laboratory, 1(2), 29-35.

Panagan, A. T., Yohandini, H., & Wulandari, M. (2012). Analisis kualitatif dan
kuantitatif asam lemak tak jenuh omega-3, omega-6 dan
karakterisasi minyak ikan patin (Pangasius pangasius). Jurnal
Penelitian Sains, 15(3).

Kusnandarferi. 2019. KimiaPangan: Komponen Makro. Jakarta: ptumiaksara

Sulistyono. 2013. Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut


pada Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya.
3(1): 50 dan 52.

Darza, S. E. (2020). Dampak pencemaran bahan kimia dari perusahaan kapal


indonesia terhadap ekosistem laut. Jurnal Ilmiah MEA
(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(3), 1831-1852.

Maharani, Valencia Safir. 2017. Pengolahan Minyak dan Lemak Limbah


Industri. Tugas Akhir. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.

Hamuna, Baigo. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran
Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik
Depapre, Jayapura. Jurnal ilmu lingkungan, Program Studi Ilmu
Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP : Semarang.

Pamungkas, F. S., Haeruddin, H., & Rudiyanti, S. (2018). Efektivitas


Penggunaan Oil Skimmer dalam Upaya Penangan Tumpahan
Minyak di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari Kota Tegal.
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 6(2),
120-127..
Rahmelia, Deskriana, Anang Wahid M. Diah, and Irwan Said. "Analisis kadar
kalium (K) dan kalsium (Ca) dalam kulit dan daging buah terung
kopek ungu (solanum melongena) asal desa nupa bomba
kecamatan tanantovea kabupaten donggala." Jurnal Akademika
Kimia 4.3 (2015): 143-148.

Setyani, dkk. 2014. Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan


Lemak pada Contoh Uji Air. Jurnal riset Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri.

Greenberg, Arnold E., Lenore S. Clesceri, dan Andrew D. Eaton. 1992.


Standar methods for the examination of water and
wastewater.Washington, DC: Victor Graphics, Inc.

Wildan, A., Hartati, I., & Widayat, W. (2013). Proses pengambilan minyak
dari limbah padat biji karet dengan metode ekstraksi berpengaduk.
Majalah Ilmiah MOMENTUM, 9(1).

Setiawan, A. (2016). Pengaruh Temperatur dan Tekanan Terhadap Perolehan


Rendemen dan Kualitas Minyak Kemiri Dengan Menggunakan
Penekan Hidrolik (Effect of Temperature and Pressure On The
Yield and Quality of Candlenut Oil with Press Hydroulic)
(Doctoral dissertation, UNDIP).

Anda mungkin juga menyukai