LABORATORIUM LINGKUNGAN 1
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Asisten :
Rizki Rahayu
UNIVERSITAS BAKRIE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan
komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Kebutuhan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan
sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan
ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan
pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan
hingga saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada
sumber air permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air
sungai cenderung menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang
tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan
karena adanya pencemaran.
1.2.Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak merupakan semua senyawa organik yang tidak larut dan tidak
bercampur dengan air dikarenakan perbedaan massa jenisnya (Anonymous B,
2009). Lemak atau lipid merupakan suatu senyawa organik yang terdapat
pada alamyang tidak larut di dalam air, akan tetapi akan larut dalam pelarut
organic non- polar. Berdasarkan komponen dasarnya, lemak atau lipid terbagi
dalam: Lipid Sederhana; Lipid Majemuk; Lipid Turunan.
Perbedaan minyak dan lemak adalah dalam hal wujudnya pada suhu
kamar. Pada suhu kamar, lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud
cair. Oleh karena itu dikenal lemak hewani (lemak sapi) dan minyak nabati /
minyak jagung (Anonymous A, 2009). Lemak dan minyak merupakan dua zat
yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Pada suhu
kamar, lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair. Hal ini
disebabkan kandungan asam lemak jenuh dalam lemak lebih tinggi,
sedangkan minyak mengamdung asam lemak tak jenuh yang
lebih tinggi. Kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi pada minyak
menyebabkan minyak mudah teroksidasi. Minyak yang teroksidasi biasanya
berbau tengik.
Salah satu contoh air limbah adalah deterjen. Deterjen adalah senyawa
dengan ujung hidrokarbon hidrofobik dan ujung ion sulfat atau sulfonat. Sifat
dari deterjen adalah memperkecil tegangan permukaan dan menjaga agar
kotoran teremulsi dalam pelarut air. Deterjen merupakan bahan pembersih
yang umum digunakan oleh usaha industri ataupun rumah tangga. Produksi
deterjen terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan bahan pembersih (Connel dan Miller, 1995).
Pengaruh lingkungan yang paling jelas adalah adanya busa pada aliran
sungai. Dalam studi aliran sungai di Inggris yang menerima limbah air
mengandung surfaktan (2-4 ppm) tidak dapat mendeteksi perubahan apa pun
dalam struktur komunitas biota air karena surfaktan (Connell, 1995).
BAB III
METODE KERJA
3.2.1. Sampling
9.
10.
11.
12.
13.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Suhu
3. pH
4. DO
Daya Hantar
5.
Listrik
6. Kecepatan Aliran
7. Debit
4.2. Pengamatan Eksitu
1.
2.
4.3. Perhitungan
Dik :
Berat labu didih + residu = 96.1424 gr
Berat labu didih kosong = 96.0782 gr
Dit :
Berat residu = ?
Berat minyak lemak ( )=?
Jawab :
Berat residu = (m labu didih & residu) (m labu didih kosong)
= 96.1424 gr 96.0782 gr
= 0.0642 gr
1000
Berat minyak lemak ( ) = berat residu x
100
1000
= 0.0642 gr x 100
= 0.642
4.4. Pembahasan
4.4.1 Sampel
4.4.2 MBAS
KESIMPULAN
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Connel, D.W.; miller, G.J., 1995, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, UI-
Press: Jakarta
Effendi, H, 2003, Telaah kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan, Jurusan MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
IPB, Bogor
Lindu, Muhammad, Diana Hendrawan, dan Pramiati Purwaningrum. 2017.
Penuntun Praktikum Laboratorium Lingkungan 1. Jakarta: Universitas
Trisakti Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Persyaratan Kualitas Air
Minum
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.582 Tahun 1995
tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta
Baku Limbah Cair di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Rudi, La, Suratno, W., dan Paundanan, J., 2004, Perbandingan Penentuan
Surfaktan Anionik Dengan Spektrofotometer UV-ST Menggunakan
Pengompleks Malasit hijau Dan Metilen biru, Jurnal Kimia
Lingkungan, Vol. 6 No. 1, Surabaya: Universitas Airlangga
Supriyono, E.; Takashima, F.; Strussman, C.A., 1998, Toxicity of LAS to Juvenile
Kuruma Shrimp, Penaeus japonicus : A Histopathological Study On Acute
and Subchronic Levels, Journal of Tokyo University of Fisheries, Japan,
Vol. 85- 1-10