8 Mei 2018
Oleh :
Kelompok 15
1. Mayang Nuur Ervani (082001600035)
2. Nada Noer Halimah (082001600044)
Asisten Laboratorium :
Renata Perwita sari
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas air sungai yang
berada pada Jalan Kali Sekertariat Utara. Metode yang digunakan pada praktikum
ini adalah metode survey, yaitu dengan cara mengunjungi langsung lokasi
pengambilan sampel. Penelitian yang dilakukan ada dua jenis yaitu penelitian ex-situ
di laboratorium dan penelitian in-situ. Adapun teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah metode grab sampling, yaitu dengan menggunakan alat
sampling, water sampler.
Dari hasil yang diambil kemudian akan diteliti di laboratorium. Setelah
memperoleh hasil pengamatannya kemudian akan dibandingkan dengan baku mutu
yang tertera pada PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, dan PERMENKES No. 492 Tahun 2010 Adapun
tempat dan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :
4.2 Perhitungan
4.2.1 Debit Sungai
Diketahui :
Lebar : 35,5 meter
Panjang : 3 meter
Kedalaman : 1,8 meter
Waktu : 120 detik
Ditanyakan : Q?
Jawab :
Luas : Jarak × Lebar = 3 meter × 35,5 meter = 106,5 m²
Aliran Kecepatan Sungai :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
𝑉 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
3𝑚
𝑉 =
120 𝑑𝑡𝑘
= 0,025 𝑚 ⁄𝑑𝑡𝑘
Debit Sungai :
𝑄 =𝐴𝑋𝑉
𝑚
= 106,5 𝑚2 𝑋 0,025 = 2,6625 𝑚3/𝑑𝑡𝑘
𝑑𝑡𝑘
Ditanyakan : C?
Jawab :
y = a+bx
0,791= 0,1 + 00,0213x
x = 31,5164
mg Abs − Int
C =
L Slope
mg 0,791 − 0,1197 mg
C = = 31,5164 ⁄L
L 0,0213
Gambar 2. Grafik penetapan detergen sebagai Mbas
4.3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan sampel yang diambil pada pagi hari pukul
07.00 WIB keadaan cuaca cerah dengan suhu 27oC. Lokasi pengambilan sampel
berada di jalan secretariat utara tepat nya dibelakang indosiar. pengambilan sampel
menggunakan alat yang sudah disiapkan oleh laboran pada laboratorium lingkungan.
Sampel di ambil tepat pada 2/3 dari permukaan sungai. Keadaan fisik sungai terlihat
berwarna keruh dan menghasilkan bau tak sedap. Kecepatan arus dihitung dengan
menggunakan sehelai daun dengan pengukuran dengan menggunakan jarak 3 m dan
dicatat waktunya selama 2 menit menghasilkan debit sebesar 2,6625 m3/s. Pada
percobaan ex situ yang dilakukan di laboratorium untuk mengukur Suhu, pH, dan
DO. Suhu air sampel sebesar 27,1°C, Suhu air yang tinggi disebabkan oleh intensitas
sinar matahari yang masuk ke badan air cukup tinggi karena lokasi pengukuran
sampel merupakan daerah terbuka yang terkena sinar matahari secara langsung
Intensitas paparan radiasi sinar matahari yang masuk ke badan air serta kerapatan
vegetasi di sekitar bantaran sungai juga mempengaruhi suhu air sungai. Semakin
banyak intensitas radiasi sinar matahari yang mengenai badan air maka akan
membuat suhu air sungai akan semakin tinggi. Nilai pH air sampel yaitu sebesar 7,21
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MenKes/Per/IV/2010, kadar pH
yang diperbolehkan sebesar 6,5 – 9,0 maka air sampel dikategorikan sebagai pH
normal, Sebagian besar biota akuatik dapat hidup dengan baik pada kondisi pH ini.
Lalu dicari kandungan DO (dissolved oxygen) didapatkan sebesar 0,82 mg/L jika
dibandingkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Th. 2001 angka baku
mutunya sebesar 3 mg/L pada kelas III ini adalah baku mutu minimal sehingga untuk
sungai ini baku mutu masih belum tercapai DO sungai tersebut masih dikatakan
sangat rendah.
4.3.1 Penentuan Minyak dan Lemak
Pada praktikum ini dilakukan percobaan penentuan minyak dan lemak dan
percobaan penetapan detergen sebagai MBAS. Percobaan pertama yaitu percobaan
penentuan minyak dan lemak, Minyak dan lemak yang mencemari air, sering
dimasukkan dalam kelompok padatan karena mengapung di atas permukaan air.
Minyak dan lemak tidak dapat larut dalam air. Oleh karena itu diperlukan
penganalisaan limbah yang disebabkan karena adanya minyak dan lemak didalam air,
sebelum dibuang langsung ke lingkungan. Adapun tujuan dari penganalisaan tersebut
adalah untuk mengetahui kadar minyak dan lemak dalam air atau limbah cair,
sehingga dapat diketahui layak atau tidak layaknya limbah tersebut dibuang langsung
ke sungai .Penetapan minyak dan lemak ada berbagai macam, namun pada percobaan
praktikum ini digunakan metode penetapan menggunakan metode Partisi-Gravimetri
yang didasarkan pada ekstraksi minyak dan lemak yang larut dalam air menggunakan
pelarut organik seperti freon, eter atau n-heksana. Dalam percobaan ini air sampel
pHnya diturunkan harus sama dengan 2, tujuan dari penurunan pH ini agar sampel
pada suasana asam lemak dan minyak dapat larut pada pelarutnya. proses pemisahan
lemak dan minyak dilakukan pada corong pisah. penambahan n-heksana berfungsi
sebagai pengekstraksi atau melarutkan minyak dan lemak yang terdapat pada sampel
air karena n-heksana merupakan pelarut non polar, sehingga dapat melarutkan
senyawa yang akan diisolasi, lalu selanjutnya zat minyak dan lemak ditetapkan
berdasarkan penimbangan sebelum dan sesudah zat minyak dan lemak melalui suatu
pemisahan. Adanya kandungan lemak dan minyak selain dilihat dari hasil akhir
konsentrasi dapat dilihat pula secara fisik pada saat analisa di laboratorium yaitu
timbulnya lapisan minyak. Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu
kemampuannya yang tidak spesifik melarutkan minyak dan lemak, namun juga zat
organik lain yang terkandung di dalam air. Selain itu pada tahap penguapan pelarut,
dikhawatirkan ada senyawa hidrokarbon rantai pendek dan hidrokarbon aromatis
sederhana yang ikut menguap, hal tersebut dapat mengurangi keakuratan nilai
konsentrasi minyak dan lemak dalam sampel air ysng digunakan.
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, Sungai Grogol di Jalan kali
sekretariat utara mempunyai kadar minyak dan lemak sebesar 8000 mg/L. Menurut,
Peraturan Pemerintah No. 82 Th. 2001 kadar minyak dan lemak untuk air sungai
yaitu 1000 ug/L yaitu sama dengan 1 mg/L. Sedangkan, menurut Peraturan Gubernur
No.122 Th.2005 baku mutu limbah cair domestik secara komunal adalah 20 mg/L.
Jadi kandungan minyak dan lemak di Sungai Grogol di Jalan kali sekretariat utara
sudah melebihi ambang batas yang ditentukan untuk sungai. Adanya lapisan minyak
pada permukaan air menyebabkan penetrasi cahaya matahari dan oksigen ke dalam
air menjadi berkurang. Minyak dan lemak yang jenuh akan sulit diuraikan oleh
mikroorganisme, sehingga kualitas air Sungai Grogol di Jalan kali sekretariat utara
menurun. Sumber pencemar yang ada pada sungai tersebut berasal dari rumah tangga
dan industri seperti pabrik dan bengkel dan tempat makan yang berada di sekitar
Sungai Grogol di Jalan kali sekretariat utara.
4.3.2 Penetapan Detergen Sebagai MBAS
Pada praktikum Penetapan Detergen Sebagai MBAS digunakan untuk
mengukur kadar surfaktan anionik dalam air alamiah dan limbah. Metode ini terdiri
dari tiga tahapan, yaitu ekstrasi larutan asam berair mengandung biru metilen berlebih
dengan kloroform, lalu pencucian dengan air, dan yang terakhir pengukuran warna
biru dalam kloroform dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.
Alkil sulfonat linear merupakan surfaktan anionik yang umum digunakan sebagai
standar dalam metode MBAS. Surfaktan anionik bereaksi dengan biru metilen
membentuk pasangan ion berwarna biru yang larut dalam pelarut organik, Intensistas
pembentukkan warna biru dalam fase organik selanjutnya diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm sebagai MBAS. Serapan yang
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, Sungai Grogol di Jalan kali
sekretariat utara mempunyai kadar surfaktan sebesar 31,5164 mg/L. Menurut,
Peraturan Pemerintah No. 82 Th. 2001 kadar detergen sebagai MBAS untuk air
sungai yaitu 200 ug/L sama dengan 0,2 mg/L. Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MenKes/Per/IV/2010 pada daftar syarat kualitas air bersih
kadar maksimum detergen yang diperbolehkan adalah 0,5 mg/L. Jadi kandungan
detergen pada Sungai Grogol di Jalan kali sekretariat utara sudah melebihi ambang
batas yang ditentukan untuk sungai. Meskipun tidak bersifat toksik, keberadaan
surfaktan dapat menimbulkan rasa pada air dan dapat menurunkan absorpsi oksigen
di perairan, dengan demikian akan menyebabkan kematian biota air. Kemampuan
fotosintetis dapat terhenti. Permasalahan juga ditimbulkan oleh deterjen yang
mengandung banyak polifosfat. Keberadaan fosfat yang berlebihan menstimulir
terjadinya eutrofikasi di dalam perairan.
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan parameter pH, Sungai Grogol di jalan kali sekretariat utara masih
dalam peruntukannya.
2. Berdasarkan parameter DO, Sungai Grogol di jalan kali sekretariat utara
sudah tidak sesuai dalam peruntukannya.
3. Berdasarkan parameter minyak dan lemak, Sungai Grogol di jalan kali
sekretariat utara sudah tidak sesuai dalam peruntukannya.
4. Berdasarkan parameter surfaktan, Sungai Grogol di Sungai Grogol di jalan
kali sekretariat utara sudah tidak sesuai dalam peruntukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber
Widya Anonymous A. 2009. Minyak dan Lemak. URL:
(http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/17/minyak-dan-lemak/, diakses pada 2
Juni 2017).
Connel, D.W.; miller, G.J., 1995, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, UIPress:
Jakarta Effendi, H, 2003, Telaah kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan, Jurusan MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan IPB, Bogor
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.582 Tahun 1995
tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta
Baku Limbah Cair di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Rudi, La, Suratno, W., dan Paundanan, J., 2004, Perbandingan Penentuan Surfaktan
Anionik Dengan Spektrofotometer UV-ST Menggunakan Pengompleks
Malasit hijau Dan Metilen biru, Jurnal Kimia Lingkungan, Vol. 6 No. 1,
Surabaya: Universitas Airlangga
Supriyono, E.; Takashima, F.; Strussman, C.A., 1998, Toxicity of LAS to Juvenile
Kuruma Shrimp, Penaeus japonicus : A Histopathological Study On Acute
and Subchronic Levels, Journal of Tokyo University of Fisheries, Japan, Vol.
85- 1-1