PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesadahan
++ ++
bahwa Ca dan Mg dalam air dapat membentuk senyawa komplek
dengan Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) pada pH tertentu. Untuk
mengetahui titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator logam
(Eriochrom blak T dan Murexida). Kesadahan dapat menyebabkan
pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi disebabkan oleh
Calsium, Magnesium, Stronsium dan Ferrum. Masalah yang timbul adalah
sulitnya sabun berbusa. Kesadahan dinyatakan dalam mg/lt padanan
Kalsium Karbonat.
Kesadahan atau kekerasan (hardness) air berbeda dengan keasaman air,
sekalipun keduanya erat kaitannya. Keduanya dapat dibedakan dengan
mudah. Air asam biasanya menunjukkan reaksi lunak, sedangkan air sadah
biasanya keras. Oleh karena itu, kesadahan air sering disebut kekerasan air
(hardness). Totok Sutrisno (2010:36), menyatakan bahwa kesadahan
merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam
valensi dua. Dapat pula oleh banyaknya material dalam air yang berasal dari
batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul.
Elemen terbesar (major elemen) yang terkandung dalam air adalah
++ ++ + +
kalsium (Ca ), magnesium (Mg ), natrium (Na ), dan kalium (K ). Ion-ion
- - - - -
tersebut dapat berikatan dengan CO3 , HCO3, SO4 , Cl , NO3 , dan PO4 .
Kadar mineral tersebut dalam tanah sangat bervariasi, tergantung jenis
tanahnya. Kandungan mineral, inilah yang menentukan parameter keasaman
dan kekerasan air (M. Ghufran H. Khordi K, 2011:75).
KesadahanMg2+
mg Mg 1000
= X (V EDTA( a)−V EDTA (b )) X M EDTA X Ar Mg
L volume sampel
2.2 ion klorida
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas air sungai yang
berada pada Jalan Kali Sekertariat Utara. Tingkat parameter yang diukur adalah
penetapan kesadahan dan klorida pada air. Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode survey, yaitu dengan cara mengunjungi langsung
lokasi pengambilan sampel. Penelitian yang dilakukan ada dua jenis yaitu
penelitian ex-situ di laboratorium dan penelitian in-situ. Adapun teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode grab sampling, yaitu
dengan menggunakan alat sampling, water sampler.
No Alat Bahan
.
No Alat Bahan
.
6. - EDTA 0,0084 N
3.2.3 Klorida
No Alat Bahan
.
3. Buret KI 5%
3. Buret KH-NaOH
4. Statif CH3COOH
No Alat Bahan
.
5. - Larutan kanji
6. - Na2S2O3 0,0125 N
3.3.1 Sampling
Tabel 3.1 Cara Kerja Sampling
No Cara Kerja Gambar
1. Siapkan alat sampling vertikal.
Celupkan alat sampling ke dalam
sungai sedalam ½ sampai dengan
2/3 kedalaman.
3.3.4 Klorida
2. Tambahkan 1 ml larutan KI
1 Pengambilan Sampel
2 Suhu
3 pH
4 DHL
4.1.2 Hasil Pengamatan Kesadahan Total
Gambar
NO. Sebelum diteteskan Sesudah diteteskan
Sesudah dititrasi
indikator indikator
1.
NO Gambar
Sebelum diteteskan Setelah ditambahkan Sesudah titrasi
.
indikator maurixide
1.
Gambar
NO. Sebelum diteteskan Setelah di teteskan
Sesudah titrasi
indikator indikator
1.
Gambar
Setelah di tambahkan
NO
Sebelum ditambahkan larutan kanji + serbuk
. Sesudah titrasi
indikator KI + Larutan
CH3COOH
1.
4.2. Perhitungan
Perhitungan
mg Mg 1000
= X ( Vrata−rata a ) −(Vrata−rata b) X M EDTA X Ar Mg
L volume sampel
1000
¿ X (5,5 mL−5,5mL ) X 0,01 M X 24
25 ml
¿ 0 mgMg/ L
Perhitungan
Dik : Vol Na2S2O3 = 31,4 mL
Vol air sampel = 25 mL
Konsentrasi Na2S2O3 = 0,025 N
Berat equivalen Cl- = 35,45
¿ 1113,13 mgCl−¿¿
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang penetapan
kesadahan, ion klorida, dan sisa klor pada air sampel. Pengambilan air sampel ini
diambil di Kali Sekretaris Jalan Utara pada pukul 07.25. Air sampel di masukkan
ke dalam jerigen dengan posisi dimiringkan hingga penuh sampai tidak ada
gelembung udara di dalam jerigen tersebut. Setelah itu sampel yang sudah
dipindahkan ke dalam gelas piala di ukur pH, suhu, DO, dan DHL yang
terkandung dalam larutan tersebut. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan
diperoleh hasil pH 12, suhu 26,3 ℃, DHL 334 µs/cm
Pada percobaan pertama, praktikan melakukan percobaan penetapan
kesadahan total. Penetapan kesadahan total ini dilakukan dengan metode EDTA
(Etilen Diamin Tetra Asetat) dengan mengukur volume larutannya yang
digunakan sebagai titran. 25 ml air sampel yang dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer di encerkan dengan air suling sampai 50 ml. setelah di tambahkan
larutan penyangga dan indikator EBT, ketika indikator EBT sebanyak satu spatula
ditambahkan, warna larutan di dalam labu erlenmeyer berubah warna menjadi
merah anggur. Ketika di titrasi dengan larutan EDTA 0,0084 N larutan berubah
warna menjadi biru keruh. Praktikan melakukan titrasi sebanyak empat kali,
volume EDTA yang terpakai pada titrasi pertama sebanyak 8 ml, titrasi kedua
sebanyak 11,6 ml, titrasi ke tiga sebanyak 16,1 ml dan titrasi terakhir sebanyak
16,2 ml. Maka dari ke empat titrasi tersebut volume yang digunakan sebagai
perhitungan yaitu titrasi ke tiga dan ke empat karena memiliki perbedaan volume
0,1 ml dimana batas perbedaan volume yang diizinkan adalah sebanyak ± 1 m.
kedua volume tersebut di rata-rata sebagai volume larutan EDTA yang terpakai.
Setelah melakukan perhitungan untuk mengetahui kesadahal total (mg CaCO3/L)
adalah 542,640 mg CaCO3/L .
Pada percobaan kedua, yaitu kesadahan Ca2+. Dengan menggunakan larutan
EDTA 0,0084 N sebagai larutan titran yang dititrasi dengan 25 ml air sampel
yang telah ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1 N. Larutan ini menghasilkan
warna yang keruh sehingga perlu ditambahkan larutan KCN 10% kemudian
ditambahkan satu spatula indikator Mourixide. Titrasi dilakukan sebanyak tiga
kali. Titrasi pertama menggunakan EDTA sebanyak 7,8 ml, titrasi kedua
sebanyak 2,7 ml, dan titrasi yang ketiga sebanyak 2,8 ml. Dari ketiga titrasi ini
volume yang digunakan adalah 2,7 ml dan 2,8 ml yang dirata-rata menjadi 2,75
ml. Kesalahan yang terjadi pada titrasi pertama adalah kebocoran pada buret yang
digunakan, sehingga hasil titrasi tidak akurat. Setelah melakukan perhitungan,
kesadahan Ca2+ adalah sebesar 36,96 mgCa /L dan kesadahan Mg2+ adalah sebesar
108,0576 mgMg/ L.
Percobaan ketiga adalah penetapan ion klorida dengan menggunakan larutan
AgNO3 0,0123 N sebagai larutan titran yang dititrasi dengan 100 ml air sampel
yang ditambahkan dengan 1 ml K2CrO4 5%, sehingga larutan berubah warna
menjadi warna kuning terang. Ketika dititrasi dengan larutan AgNO3 0,0123 N
sebanyak 13,4 ml warna larutan berubah menjadi warna merah bata. Larutan ini
merupakan larutan sampel uji. Sedangkan untuk larutan blanko sebanyak 1,2 ml.
Percobaan terakhir adalah penetapan sisa klor dengan larutan Na2S2O3
0,0125 N sebagai larutan titran yang dititrasi dengan larutan 25 ml air sampel
yang telah ditambahkan larutan KI-NaOH sebanyak 1 ml, kemudian ditambahkan
pula larutan CH3COOH sebanyak 1 ml. Setelah itu ditambahkan pula larutan kanji
yang merubah warna menjadi biru. Larutan ini harus segera dititrasi dengan
larutan Na2S2O3 0,0125 N karena warna yang diberikan oleh larutan kanji akan
cepat berubah sehingga dapat memengaruhi jumlah volume larutan titran yang
dibutuhkan. Titrasi dihentikan setelah warna larutan menjadi tepat hilang, didapat
volume yang dibutuhkan sebanyak 0,2 ml. Setelah dilakukan perhitungan jumlah
sisa klor yang terdapat di dalam larutan tersebut adalah sebesar 3,5450 mg/L.
Berdasarkan PERGUB No. 582 tahun 1995 Kali sekretaris dapat di golongkan ke
golongan D yang peruntukkannya adalah usaha perkotaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abditya, Hendra. 2010. Analisis biaya uji kualitas air sumur. Other Thesis,
Uns. Dalam
http://eprints.uns.ac.id/182/7rct=j&sa=U&ved=analisis+biaya+uji+kualitas+a
ir+sumur&usg=AOvVaw3N8TZBA50BqNRq_eTLyqn8 (diakses pada
tanggal 13 april 2018 pukul 13.44)