Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NURHIKMAH SAHNI

NIM : G70117082

 Analisis termal adalah pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai fungsi suhu.
Pengukuran dalam analisis termal meliputi suhu transisi, termogravimetri dan analisis
cemaran.
 analisa termal seringkali digunakan untuk sifat-sifat spesifik tertentu. Misalnya entalpi,
kapasitas panas, massa dan koefisien ekspansi termal. Pengukuran koefisien ekspansi
termal dari batangan logam merupakan contoh sederhana dari analisa termal. Contoh
lainnya adalah pengukuran perubahan berat dari garam-garam oksi dan hidrat pada saat
mengalami dekomposisi akibat pemanasan
 Teknik-teknik yang mencakup dalam metode analisis termal adalah:
(Analisis termogravimetri termogravimetric analysis=TGA),yang didasari pada
perubahan berat akibat pemanasan. Analisis diferensial termal(diferential thermal
analysis=DTA),di dasari pada perubahan kandungan panas akibat perubahan temperature
dan titrasi termometrik.
 Suhu transisi meliputi DTA dan DSC. Dalam DTA (Differential Thermal Analysis),panas
diserap atau diemisikan oleh sistem kimia bahan yang dilakukan dengan pembanding
yang inert (Alumina, Silikon, Karbit atau manik kaca) karena suhu keduanya
ditambahkan dengan laju yang konstan.
 Dalam DSC (Differential Scanning Calorimetry), sampel dan pembanding juga
bergantung pada penambahan suhu secara terus-menerus, namun panas yang
ditambahkan baik ke sampel atau ke pembanding dilakukan seperlunya, hal ini untuk
mempertahankan agar suhu keduanya selalu sama.
 Penambahan panas dicatat pada recorder, panas ini digunakan untuk mengganti
kekurangan atau kelebihan sebagai akibat dari reaksi endoterm atau eksoterm yang terjadi
dalam sampel.
 Analisis termal dan kalorimetri untuk air, memungkinkan untuk mengamati kristalisasi,
leleh (es) serta penguapan. Yang sesuai dengan fenomena entalpi yang cukup tinggi,
bahkan sampel air yang sedikit atau larutan encer dapat dianalisis dengan standar DSC.
Konstituen kecil dari makanan, seperti kafein atau vitamin, juga dapat dianalisis dengan
teknik ini. Kafein, misalnya, menunjukkan transisi solid-solid sekitar 135 °C dan meleleh
sekitar 230 °C.
 Aplikasi, Karakterisasi dengan menggunakan DTA banyak dilakukan oleh banyak
peneliti karena perbedaan karakteristik material terhadap perilaku panas yang unik.
Misalnya pada penelitian yang telah dilakukan oleh A. Schilling dan M. Reibeltl, DTA
memiliki kegunaan untuk mengukur variasi entropi.[4] Differential-thermal analysis
(DTA) banyak digunakan pada bidang kimia dan material untuk mengetahui
termodinamika dari sebuah reaksi dan transisi fasa.[5] Pada banyak kasus, pengukuran
metode DTA digunakan untuk mengetahui secara kualitatif sifat termodinamika suautu
material di atas temperature.

Anda mungkin juga menyukai