2. Indikator kimia
ikut disterilkan dan menunjukkan perubahan apabila
kondisi yang diinginkan tercapai.
a. Browne’s steriliser control tubes
tabung kecil tertutup yang mengandung campuran zat
dan indikator, suhu tinggi menghasilkan perubahan
warna dari merah-kuning-coklat-hijau. (warna hijau
timbul setelah waktu sterilisasi dan suhu tertentu
tercapai)
1. Black spot Otoklaf hingga 126o ≥25’(115o), ≥16 (120o), ≥11’ (125o)
2. Yellow spot High-vac.autoclave ≥4’(130o), ≥3’ (125o)
pada ≥ 130o
3. Green spot Oven pada 160o ≥60’(160o)
4. Blue spot Oven IR pada 180o ≥12’(180o)
b. Filter paper strip
Strip kertas saring yg salah satu ujungnya dicelup dgn 2-4-
dinitrofenilhidrazin. Pada suhu sterilisasi tertentu meleleh dan
akan merambat ke atas. Jarak yg ditempuh menunjukkan waktu
dan suhu sterilisasi.
c. Royce sachet
Khusus utk ster. dgn gas etilenoksida. Kantong polietilen
mengandung MgCl2, HCl dan biru bromfenol. Etilenklorohidrin yg
terbentuk-kuning-ungu
d. Dosimeter radiasi
Paling tepat utk kontrol ster.dgn radiasi. Dibuat dari polimetil
metakrilat merah atau nilon polivinilklorida bentuk slide. Setelah
digunakan, perubahan densitas optik karena radiasi diukur
dengan spektrofotometer cahaya tampak. Untuk radiasi 0,1 – 5,0
Mrad
3. Indikator Biologik
- Dibuat suspensi spora bakteri yg jumlah (antara 105 -
107) dan daya tahannya diketahui
- Suspensi spora ini dioleskan pada strip yg setelah
kering dimasukkan ke dalam sampul plastik atau
tabung yg diikutsertakan pada saat sterilisasi
dilaksanakan.
- Setelah sterilisasi selesai, diinkubasi dan jumlah
bakteri hidup dihitung.
a. Sterilisasi uap untuk barang kering
Strip mengandung Bac. stearothermophillus (FI IV).
Inkubasi (setelah ikut dister.) pd 65o selama 3-5 hari
dlm perbenihan (triptone soy broth).
b. Sterilisasi uap untuk larutan air
Ampul yg mengandung suspensi spora Bac.
Stearothermophillus. Inkubasi : sda
Lanjutan indikator biologik…
d. Radiasi
Strip yg mengandung Bac.pumilus (FI IV) kering.
Inkubasi pd 35-37o selama 5 hari dlm perbenihan
glukosa. Strept.faecium jg dapat dipakai.
e. Etilenoksida
Strip dgn Bac.subtilis (FI IV). Inkubasi pd 35o selama 5
hari dalam perbenihan glukosa
Pengambilan Sampel utk Uji Sterilitas
Arti bets (Batch) menurut FI IV :
Sediaan yg disterilkan dlm otoklaf; isi seluruhnya = 1
bets. Sediaan yg disterilkan secara berkesinambungan
(mis.radiasi berkas elektron ) : 1 bets adalah semua
sediaan yg disterilkan menurut cara tsb tidak lebih dari
24 jam.
Tahap kedua
- Jumlah spesimen uji : minimum 2X jumlah tahap pertama
- Jika Ө ----steril
- Jika + ----tidak steril
- Jika ada kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai
tahap kedua diuang
addendum
Uji sterilitas oleh Robot
Tujuan : utk mencegah hasil positif keliru (false positive)
karena uji sterilitas dilakukan oleh manusia (human error),
sekalipun dengan fasilitas/sarana yg memadai spt clean
room, LAF hoods, teknik aseptik canggih, dst.
Keuntungan :
- “human error”, kontaminasi ketika uji sterilitas
dilaksanakan, dapat dicegah, sehingga suatu bets (karena
hasil positif yg keliru) tdk perlu dimusnahkan
- uji ulang tidak perlu dilakukan lagi---ebih cepat
- biaya pengerjaan dapat ditekan
Lanjutan…
2. Pekerja/personil: - kostum/pakaian
- pelaksanaan
1a. Tata letak : efisien
dinding – lantai – flafon ≠ 90o
dapat dicuci dengan desinfektan
2a. Batasan jumlah partikel
Ukuran British Standard US Federal Standard
partikel
kelas Jlh/m2 Jlh/ft3 kelas Jlh/m2 Jlh/ft3
konvensional laminar
Jenis aliran British standard US federal
udara standard
LAF vertikal
LAF horizontal
urutan penyaringan udara
1. pengendapan elektrostatik
2. pra filtrasi
3. penyesuaian suhu: 200C±2 (BS)
22,20±2,8(USFS)
kelembaban:35-50% (BS)
≤ 50 % (USFS)
4. filtrasi dengan HEPA filter
d. Pembersihan & disinfeksi R.Kerja
untuk menghilangkan : - jasad renik
- debu
sumber kontaminan :- udara - pekerja
- bahan baku - perabot
pembersihan : setelah pekerjaan selesai
disinfeksi : permukaan perabot dgn:
deterjen alkali,surfaktan,Na hipoklorit,
Amm.kuaterner,etanol,isopropil alk.,lar.formaldehida
R.aseptik : fumigasi / UV
Uji ruang kerja ( R.Bersih & R.Aseptik )
1. uji kebocoran filter: aerosol photometer
2. uji kontaminasi partikel: scattering photometers
3. uji tekanan udara,suhu, kelembaban
4. uji kecepatan aliran udara
5. uji mikrobiologi: jlh j.r. hidup
syarat : unit LAF : max. 1/m3
kelas 1 : max. 5/m3
kelas 2 : max. 100/m3
Cara uji mikrob. di R.kerja
1. Settle plates / swab
cawan petri ditaruh di
tempat-tempat
tertentu
2. Bourdillon slit sampler
melalui celah kecil udara
disedot dan mengarah ke
cawan petri
f. Tata ruang (sumber : CPOB 1990)
KORIDOR
R. GP 1 R. GP 2
R. Antara BB
(+) R. penyangga Bak cuci tangan
(++) (+)
(++)
Mesin pencuci
(+) (+)
Ruang Steril
(+++)
sterilisator
2. Block SS,
Desinfection, Sterilization and Preservation, 3rd ed. Lea & Febiger.
1983
3. Turko & King, Sterile Dosage Forms, 2nd ed. Dosage & Febiger
4. Ansel CH.
Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms 4th ed. Lea &
Febiger Philadelphia. 1985
5. Farmakope
6. Lachman L,
Pharmaceutical Dosage Forms, Parenteral Medications
INJEKTABILITA
SEDIAAN PARENTERAL (PARA ENTERON)
I.Sejarah
• 1616 : William Harvey → Gigitan Ular --- racun masuk ke dalam tubuh
• 1665 : Sir Christopher Wren, suntikan opium → pembuluh vena kaki anjing
• Akhir abadb18 : Edward Jenner, vaksinasi intra dermal → cacar
↓
Subcutan
• 1836 : Lafarque, pisau bedah → dicelup morfin → neuralgia
• 1844 : Francis Rynd, Morfin (Dalam creosot) → bawah kulit,
Sir Alexander wood/ Charles Hunter
Injeksi morfin → subcutan
• 1853 : Charles-Gabriel Pravaz
Tipe Suntikan - penggunaan “ plunger-type “
• 1880 : Pasteur & Lister
- Antiseptic pada pembedahan
- Metode sterilisasi (1890)
- Stanislaus Limosine : Wadah “Ampul”
• 1923 : Florence Seibert: “Pyretic reaction”
↓
Pyrogen
• 1911 : Kausch :Pyretic reaction pada injeksi iv glukosa
• 1920 : introduksi vial (untuk insulin)
• 1926 : NF V : ampul
• 1942 : USP XII : Larutan steril : Injection
II. Penggunaan Obat Injeksi
• Semula : Larutan
• Kemudian : Bentuk Lain
→ absorpsi lambat
3. Keuntungan Injeksi
• Dalam keadaan “Cito”
• Lebih terkontrol
4. Kelemahan 5. Persyaratan Umum
• Diberikan oleh orang terlatih • Dedikasi
6. Komplikasi
• Septicemia
• Infeksi jamur
• Interaksi obat
III. PROSES UMUM
• Wadah/Penutup
4. Pengemasan, Penandaan
2. Prosedur & Fasilitas Produksi • Seluruh tahap yang diperlukan untuk
- Penyaringan
- Pengisian
- Penyegelan
- Sterilisasi
BAGAN PEMBUATAN OBAT SUNTIK
Zat berkhasiat
Pembawa Zat bantu Wadah
(Tahan panas)
Pencucian
Pencampuran
Sterilisasi
Penyaringan 2X !
Pengisian
Penutupan Wadah
Sterilisasi
Pengujian
Sterilisasi Akhir
Zat berkhasiat Pembawa ZatZat
pembantu
bantu Wadah
(termolabil)
Pencampuran
Penyaringan 4X
Pengisian
Penutupan
Pengujian
Teknik Aseptis
Zat berkhasiat
Zat berkhasiat Pembawa ZatZat
pembantu
bantu Wadah
(termolabil)
Sterilisasi
Pencampuran
Penyaringan
Penyaringan4X
Pengisian
Penutupan
Pengujian
Teknik Aseptis
IV. KOMPONEN
1. Bahan Obat
2. Bahan Pembawa
3. Bahan Aditif /b.bantu
4. Wadah
( bioburden rendah )
2. Bahan Pembawa
- PEG cair
- Propilen glikol
Gliserin 350
Aqua 450
Co. : Injeksi:
- Digoksin
- Diazepam
Macam-macam air
Minyak
Bukan Minyak
Syarat :
• Dapat dimetaboliser tubuh
• Ethyl Oleat
• Bentuk Cair pada suhu kamar
• Tidak mudah tengik • Isopropyl Myristat
• Benzyl Benzoat
Minyak
• M. Jagung
• M. Biji kapas ɳ < minyak
• M. Minyak wijen
• M. Mineral
• M. Hewani
- PEG cair
- Propilen glikol
Gliserin 350
Aqua 450
Co. : Injeksi:
- Digoksin
- Diazepam
Macam-macam air
Tipe Bebas Steril Kemasa Bakterio- Guna
Pirogen n statik
Minyak
ɳ < minyak
• M. Jagung
• M. Biji kapas
• M. Minyak wijen
• M. Mineral
• M. Hewani
Penentuan potensi/kadar
Evaluasi fisika :
pH (FI IV <1071>
falenasril@gmail.com
III. PROSES UMUM
1. Bahan baku
3. Pengendalian Mutu
• Obat
• Evaluasi terhadap semua
• Pelarut/pembawa
komponen
• Pembantu
• Pemeriksaan terhadap jalur proses
• Wadah/Penutup
produksi
• Pemeliharaan
fasilitas/alat/lingkungan 4. Pengemasan, Penandaan
- Penyegelan
- Sterilisasi
BAGAN PEMBUATAN OBAT SUNTIK
Zat berkhasiat
Pembawa Zat bantu Wadah
(Tahan panas)
Pencucian
Pencampuran
Sterilisasi
Penyaringan 2X !
Pengisian
Penutupan Wadah
Sterilisasi
Sterilisasi Akhir
Pengujian
Zat berkhasiat Pembawa ZatZat
pembantu
bantu Wadah
(termolabil)
Pencampuran
Penyaringan 4 X
Penutupan
Pengisian
Teknik Aseptis
Penutupan
Pengujian
IV. KOMPONEN
1. Bahan Obat
2. Bahan Pembawa
3. Bahan Aditif /b.bantu
4. Wadah
( bioburden rendah )
2. Bahan Pembawa
- PEG cair
- Propilen glikol
Gliserin 350
Aqua 450
Co. : Injeksi:
- Digoksin
- Diazepam
Macam-macam air
Tipe Bebas Steril Kemasa Bakterio- Guna
Pirogen n statik
Minyak
ɳ < minyak
• M. Jagung
• M. Biji kapas
• M. Minyak wijen
• M. Mineral
• M. Hewani
kebutuhan.
2. Vial: - Umumnya untuk dosis ganda
e. Thermal koefisien lebih besar dari tipe 1 - kapasitas 0,5-100 mL
f. Kadar oksida bebas > tipe II - Isi dapat diambil sebagian.
-Sisa masih steril
g. Tipe ini cocok untuk cairan2 anhidris/zat2
yang kering 3. Botol: - Infus sekali pakai
h. Harus disterilkan sebelum diisi dg - Kapasitas 100-1000mL
- Wadah bekas masih dapat
sterilisasi panas kering, tidak dengan dipakai
otoklaf.
Spesifikasi tipe gelas menurut USP-NF
Tipe Gambaran umum Tipe Uji Ukuran H2SO4
3. Transparan
- pengawet (-)
KEKURANGAN
• Tidak bening→kontrol kurang
• Mudah melunak/meleleh
• Relatif baru→perlu penelitian
V. PYROGEN
Definisi?
Berada dalam sediaan
- Kontaminasi dalam bahan baku
- Kontaminasi dalam sediaan
΅ Secara umum: adanya pyrogen→pertanda kondisi produksi tak
terkontrol baik
2. Vial, Botol
-Tutup dng karet stl diisi, ukuran tutup pas.
- Pasang kap aluminium
Dibuka dng merusak
Sbg jaminan sediaan belum dirusak
Lyofilisasi (Pengeringan beku) FAKTOR YG MEMPENGARUHI KECEPATAN
PENGERINGAN
Batasan; proses pengeringan, dimana
partikel air disublimasikan dari suatu 1. Ketinggian atau kedalaman larutan
sediaan setelah dibekukan terlebih dahulu. 2. Kadar/ kandungan zat padat dalam
Titik tolak: Es dapat mengalami sublimasi larutan
pada tekanan 3mmHg. 3. Daya hantar panas
4. Ukuran partikel es, makin halus makin
KEUNTUNGAN cepat
1. Sediaan biologis dan farmasi tertentu Catt: Proses ini lambat →24jam
yang sebenarnya tidak tahan dalam air
dapat diproses dalam air (→untuk FAKTOR YG MEMPENGARUHI FORMULASI
memudahkan proses pengisian) dikeringkan - Bila bahan aktif kadar <<, langsung
pada suhu rendah (→gangguan faktor diproses, sisa pengeringan sukar terlihat.
suhu<<). - → + zat padat: 10-25%
a) Na IK fosfat
Disimpan/dipasarkan dalam keadaan kering
b) As sitrat
(→relatif lebih stabil)
c) As Tartrat
2. Produk lebih mudah larut/ lebih cepat d) Gelatin
3. Produk relatif lebih stabil e) Karbohidrat: dextrose,
manitol
PROSES
Filtrasi
Isikan kewadah secara aseptis
Selama proses wadah tetap terbuka
Lindungi terhadap kontaminasi menjelang
selama; setelah proses pengeringan
PENGENDALIAN MUTU
3.GODOK DENGAN
AIR
4.TYNDALISASI
5.PASTEURISASI
2. METODE KALOR 1.OVEN
KERING 2.PIJAR
3.API BUNSEN
4.BAKAR DENGAN
ETANOL
3. FILTRASI FILTER 0,22 µm
4. KIMIA
5. GAS
6. RADIASI
Metode sterilisasi
Tujuan : Agar sediaan menjadi steril
Cara Sterilisasi :
1. Dengan kalor : “Basah”
- uap air jenuh di bawah tekanan (otoklaf)
- uap air mengalir (dandang)
- digodok dalam air
- Tyndalisasi dan Pasteurisasi
2. Dengan kalor : “ Kering”
- Pemijaran
- Dengan api bunsen
- Dibakar dengan etanol (96%)
- Udara panas (oven)
…lanjutan Cara Sterilisasi
Prinsip
Jasad renik mati : koagulasi/denaturasi protein
• High vacuum autoclave
• Cara pakai otoklaf
- didihkan air,
- katup dibuka ± 10’ ( udara keluar )*
- tutup katup --- suhu 121oC
- catat waktu, biarkan 15’
- matikan pemanas ,tunggu sp tek.0
- buka katup -- biarkan beberapa
saat
- sediaan dikeluarkan
…lanjutan ster.kalor basah
Tekanan Suhu (oC)
(psig) Uap Camp. 50-50 Udara
5 109 94 72
10 115 105 90
15 121 112 100
115 10 30 BP
118 12,5 30 BP
121 15 15 BP + USP
124 18 15 BP
126 20 10 BP
129 24 10 BP
134 30 3 BP
138 40 3 BP
Waktu ster. untuk wadah volume tertentu
• Bacillus stearothermophilus
b. Uap air mengalir (UAM) dlm dandang
1. FI II : 98 – 100OC = 30’
2. FI III : 98 – 100OC = 30’ (+ klorkresol 0,2%)
Tujuan : zat berkhasiat terurai pada suhu
otoklaf.
Perlu ditambah bakterisida lain, seperti :
benzalkonium Cl- 0,01%, fenol 0,5 %, fenil
merkuri asetat/nitrat 0,002%
1. Tyndallisasi
BP 1932 : Sterilisasi zat yang tidak tahan 115oC
Asas : pemanasan pada 80oC = 1 jam, selama 3
hari berturut-turut (vegetatif mati-sporaveg-
mati, dst)
…lanjutan
• Definisi filtrasi :
memisahkan partikel dari cairan atau gas mll saringan yg
menahan partikel, tetapi meneruskan kedua zat tsb (dgn
tekanan, vakum atau hidrostatik)
• Tujuan :
1. menjernihkan suatu larutan (partikel disaring)
2. mengumpulkan partikel (zat) yg tersaring utk diolah
lebih lanjut;
3. mengumpulkan dan memisahkan jasad renik agar
sediaan cair menjadi steril
Jenis saringan
1. Berkefeld (Jerman): tanah silika (diatomaceous earth,
kieselguhr)
NB: AS= Mandler; Inggris=Saludor
ukuran V(viel, kasar), N (normal), & W (wenig, filter
bakteri)
2. Pasteur-Chamberland;Doulton;Silas: porselin poreus
3. Seitz: asbes(bentuk pelat)-utk depirogenisasi
4. Gelas masir(sintered glass, glass filtered) : G3 utk
partikel, G5 utk filter bakteri.
5. Filter membran (Millipore, Sartorius): polikarbonat
ester selulosa asetat; 0,22m (filter bakteri)
Cara sterilisasi : no.1,2,3 : 121o=16’ atau 170o=60’
No.4 dicuci dgn campuran H2SO4pekat + HNO3pekat
aa(80o), lalu ster.121o=15’
Jenis saringan berdasarkan mekanisme penyaringan
Juli 2008
Uji filter membran :
BUBBLE POINT TEST
Asas: filter dibasahi dgn pelarut tertentu (tek.perm.ﻻmN/m2), diberi
tekanan P hingga timbul gelembung udara pd permukaan
D = (30 x 133,322) ﻻ
P
D = ukuran pori (m)
P = tekanan (mN/m2)
• NB:
1. antara fibrous dan HEPA filter dilakuan
pengaturan suhu dan kelembaban udara.
2. Sebelumnya udara dilalui pengendapan
elektrostatik (electrostatic precipitator)
Untung rugi ster. secara filtrasi
Keuntungan :
1. Sterilisasi utk senyawa termolabil
2. Jasad renik mati/hidup tersaring;cocok utk
keadaan darurat (filter membran 0,22 µm)
Kerugian:
1. Syarat pembuatan secara aseptik dipenuhi
(personalia, ruangan)
2. Kecuali dgn filter membran dan G3, ada gejala
absorpsi zat
3. Uji sterilitas dari tiap bacth.
TEKNOLOGI FARMASI
SEDIAAN STERIL
Pustaka
• Avis KE, Lachman L,Lieberman A; 1986; Pharmaceutical Dosage
Forms: Parenteral Medication;vol.2; Marcel Dekker,Inc.,New York
• Pedoman CPOB
STERILISASI
Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa mampu
- mendefinisikan steril & sterilisasi
- memahami kinetika matinya mikroorg.
- memahami nilai D, Z, Q10, F0 dalam rangka validasi
proses sterilisasi
- menggolongkan mikroorg.berdasarkan resistensi
terhadap suhu
- menguraikan terjadinya termoresistensi mikroorg.
- menyebutkan mikroorg. Uji untuk proses sterilisasi
tertentu
steril
Definisi klasik
Steril = mutlak bebas (100% bebas) dari mikroorg. (
patogen/ non patogen, vegetatif /non vegetatif )
Def.sekarang
Steril = apabila kemungkinan tidak-sterilnya 1
bets adalah lebih kecil dari 1 per juta ( probability
10-6 )
Farmakope NORWEGIA 1980- FI IV
SAL = Sterility Assurance Level = - log 10
SAL : 6 ( Ster.akhir )
SAL : 3 ( Aseptik )
Kinetika – mati mikroorg.
Mengikuti tingkat reaksi orde satu (first order
reaction)
-dC dN
---- = k C ---- = - k N
dt dt
- integral : ln Nt – ln N0 = - k t
k = konst.kecep.mati mikroorg.
log Nt – log N0 = K’ t
k’ = atas dasar log
A: kurva lazim B: mikroorg../spora
Log jml mkr hdp
t t
t t
Nilai DT ( Decimal Reduction Time )
= waktu (dalam menit ) yg diperlukan
untuk mengurangi mikroorg. Dengan 90 %
atau dengan 1 log siklus pada kurva (
sisa 10 % dari jumlah awal )
Bac.stearoth.
D o
121 C = 1 menit
T = 121oC
104
103
Jumlah j.r. hidup
D=1
102
D=1
101
D=1
100
D=1
10-1
0 1 2 3 4 5 6 menit
• Log Nt = log No – k’t
log 1/10 No = log No – k’D
No = bioburden
Tt - To
D = ------------------- FI = 10 t/D
log No – log Nt
Contoh : Bac.stearoth.
D 121oC = 1,5 menit
Jika 12 menit pasokan letalitas = 8D (=10 12/1,5)
Jika No= 102 dan pasokan letal.= 2D
jumlah j.r.= 102-10-2 = 1
Jika 2D, sisa 6D probabilitas j.r. hidup = 10-6
• Nilai Z = selisih suhu (oF atau oC) yang
menyebabkan perubahan nilai D menjadi
1/10 kalinya
Bac.stearoth.
D 110oC = 20 menit
Bila Z=9
suhu : 110oC+ 9oC = 119oC nilai D=2
suhu : 119 + 9 = 128oC nilai D=0,2
Hubungan nilai D – nilai Z
Z =10
• Nilai Fo ( dalam rangka validasi)
= waktu sterilisasi ( menit) yang setara
jika disterilkan dalam uap air jenuh pada
121oC atau suhu lain
D o = 2 menit
120 C
Fo = 2 ( log 104 + 6 )
= 20 menit
garis merah :
suhu otoklaf
Garis hitam :
suhu sediaan
Kelomp Jenis mikroorganisme
ok
Waktu inaktivasi mikroorg.
resisten 80oC 100oC 121oC 134oC
si
Ia Bakteri vegetatif 1-5’
Virus,kapang,ragi
Ib Spora kapang 1-10’
Virus hepatitis 1-5’
II Spora bakteri resist. 1-60’
Rendah ( B.anthrax)
III Spora bakt.resist( 60’-60 jam
Bac.stearothermophilus) 8-12’ 1-2’
50 % 56 oC
Kulit (cortex)
25 % 77 oC
6 % 145oC
Protoplasma : protein + DNA
utk hidup (H2O ± 15%) :
spora ± 70% H2O
• Mikroorganisme uji
Proses sterilisasi Mikroorganisme uji
Pembawa
Disterilkan sebelum dipakai :
•Air suling → t = 30’ (dididihkan)
•Minyak - nabati (ol. Arach.) :150o = 1j/ 250o = ¼ j
- sintetik
Wadah
Ampul, vial, flakon, botol tetes, tube : dalam kaleng
→ 150o = 1 j/ 250o = ¼ j
NB : - tutup vial karet : 115-116o = 30’
(prakt. : digodok dalam air suling → 30’)
- infus dalam wadah plastik : “blow – fill - seal”