Anda di halaman 1dari 3

Penentuan panjang gelombang maksimum

anpros
Prosedur pertama dalam menentukan panjang gelombang maksimum adalah
mengencerkan larutan KMnO4 10-3 M menjadi larutan KMnO4 3x10-4 M terlebih
dahulu. Hitung berapa banyak larutan KMnO4 10-4 yang harus diambil dengan
menggunakan rumus pengenceran. Setelah didapat nilai 3 ml, kemudian ambil
larutan tersebut dengan menggunakan pipet ukur. Pindahkan ke dalam labu ukur
berukuran 10 ml dan tambahkan aquades hingga tanda batas. Setelah itu, gojlok
sebanyak 8-12 kali hingga larutan menjadi homogen. Pindahkan kembali larutan
KMnO4 3x10-4 ke dalam tabung reaksi yang telah dibungkus dengan alumunium
foil. Kemudian, pindahkan larutan hasil pengenceran tersebut ke dalam kuvet
dengan menggunakan pipet tetes hingga mencapai tanda batas. Hindari
menyentuh atau memegang langsung dinding kuvet yang halus agar
perhitungan absorbansi tetap akurat. Nyalakan spektrofotometer dan tunggu
hingga 30 menit agar siap untuk digunakan. Siapkan juga kuvet berisi cairan
aquades yang akan digunakan sebagai blanko. Setelah spektrofotometer siap
untuk digunakan, atur panjang gelombang cahaya yang akan digunakan (490550 nm) dan masukkan terlebih dahulu blanko ke dalam spektrofotometer dan
tekan tombol berwarna hijau. Tunggu hingga nilai absorbansi blanko muncul di
layar. Setelah nilai absorbansi blanko muncul, tekan tombol OA/100% T untuk
menetralkan. Keluarkan kuvet blanko dan masukkan kuvet berisi larutan KMnO4
3x10-4. Tekan kembali tombol hijau dan tunggu hingga nilai absorbansi larutan
KMnO4 keluar. Catat nilai absorbansinya dan tentukan nilai yang paling besar
dari tiap-tiap panjang gelombang yang dipancarkan spektrofotometer.
Anhas??
Dalam metode pengukurannya, spektrofotometer menggunakan prinsip yang
berdasarkan pada nilai absorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu
melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang nantinya akan
ditentukan seberapa konsentrasinya (Lestari, 2007). Menurut hasil perhitungan
pencarian panjang gelombang maksimum dengan menggunakan panjang
gelombang 490-550 nm, maka didapatlah nilai absorbansi 0,537 untuk panjang
gelombang 490 nm. Kemudian, nilai absorbansi 0,724 untuk panjang gelombang
500 nm, nilai 0,618 untuk panjang gelombang 510 nm, nilai 0,685 untuk panjang
gelombang 520 nm. Berikutnya, didapatkan nilai absorbansi 0,506 untuk panjang
gelombang 530 nm, nilai 0,400 untuk panjang gelombang 540 nm, dan yang
terakhir bernilai 0,319 untuk panjang gelombang 550 nm. Berdasarkan data di
atas, nilai absorbsi tertinggi terjadi pada panjang gelombang 500 nm. Maka
dapat dipastikan panjang gelombang maksimum yang dicari adalah sebesar 500
nm.
Penentuan kurva standar
Dalam pembuatan kurva standar, dibutuhkan lima larutan KMnO4-3 dengan
konsentrasi berbeda-beda. Setelah dibuat, ukur absorbansi dari tiap-tiap larutan
dengan menggunakan panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan

pada prosedur sebelumnya (500 nm). Catat tiap hasilnya dan masukkan data ke
dalam perangkat lunak pengolah angka Microsoft Excel untuk kemudian diolah.
Buatlah tabel yang berisikan nilai konsentrasi dan absorbansinya dari tiap-tiap
larutan. Blok tabel tersebut dan klik insert pada menubar. Klik scatter dan
kemudian pilih scatter withsmooth line. Setelah kurva muncul pada layar, klik fx
pada kurva hingga muncul persamaan y=ax+b. Persamaan tersebutlah yang
akan digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel yang telah
diketahui nilai absorbansinya
Anhas??
Dalam pembuatan kurva standar, diperlukan setidaknya lima larutan KMnO4
yang berbeda-beda konsentrasinya (Ismunandar, 2008). Kelima larutan tersebut
harus diukur absorbansinya menggunakan anjang gelombang maksimum yang
telah ditentukan (500 nm). Berdasarkan hasil kurva yang telah dibuat
menunjukkan bahwa ada hubungan berbanding lurus antara konsentrasi suatu
larutan dengan nilai absorbansinya.
Bahas hasil konsentrasi sampel KMnO4
Setelah dicari nilai absorbansi kedua sampel dengan menggunakan perangkat
spketrofotometer dengan panjang gelombang acuan sebesar 500 nm, maka
diperoleh nilai absorbansi sampel A sebesar 0,630 dan sampel B sebesar 0,846.
Untuk menentukan berapa konsentrasi dari kedua sampel tersebut, masukkan
nilai absorbansi (y) dari tiap-tiap laurutan ke dalam persamaan yang telah
diperoleh dari kurva standar.

y=ax+b
0,630=2467 x 0,0125

x=0,00026 M

y=ax+b

0,846=2467 x0,0125
x=0,000347 M

Simpulan

Pada praktikum penentuan konsentrasi zat warna menggunakan


Spektrofotometer UV-VIS, praktikan diharapkan dapat membuat kurva standar
kalium permanganat (KMnO4). Selain itu, praktikan juga dibebankan untuk
mampu dalam menentukan konsentrasi kalium permanganat (KMnO4) dalam
larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan metode
spektrometri. Metode tersebut menggunakan prinsip, yakni pengukuran
intensitas warna larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dibandingkan
dengan warna larutan standar.
Pada tahapannya, praktikan terlebih dahulu harus mengencerkan larutan KMnO4
yang tersedia di laboratorium. Kemudian memasukkan hasil pengencerannya ke
dalam alat spektrofotometer dengan wadah kuvet. Setelah itu, catat nilai
absorbansinya beserta nilai panjang gelombang maksimumnya. Untuk membuat
kurva standar, praktikan juga harus menyiapkan lima larutan KMnO4 dengan
konsentrasi berbeda-beda. Lakukan seperti tahapan sebelumnya dengan acuan
panjang gelombang 500 nm, kemudian catat, dan olah dalam perangkat lunak
pengolah angka microsoft excel.

Anda mungkin juga menyukai