Pada penelitian ini tentang “ Formulasi dan Uji Aktivitas Bunga Kamboja
diperoleh dalam keadaan segar. Sebelum dilakukan proses isolasi flavonoid bunga
kamboja merah tersebut, bunga kamboja merah di cuci sampai bersih kemudian
dirajang terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah proses
perajangan, hasilnya dimasukkan kedalam labu alas bulat yang bertujuan untuk
bunga kamboja merah dilakukan dengan metode refluks. Keuntungan dari metode
ini yaitu alat yang digunakan sederhana, dan dapat digunakan untuk bahan– bahan
sebanyak 100 g dengan pelarut aquades sebanyak 300 ml, kemudian mengisolasi
dengan metode refluks dengan suhu 50-60º C selama 2 jam. Setelah itu menyaring
42
43
ditampung kedalam beaker gelas, kemudian di pindahkan dalam corong pisah dan
ditambah 15 ml n-heksana yang berfungsi untuk memisahkan fase non polar dan
fase polar. Fase polar yang didapat setelah proses pemisahan dimasukan kedalam
beaker glass yang sudah ditimbang dahulu. Setelah proses isolasi bunga kamboja
kebenaran dari flavonoid hasil isolasi. Pada uji reaksi identifikasi flavonoid
dengan cara memasukkan 2 tetes sampel kedalam tabung reaksi 2-4 tetes larutan
H2SO4 pekat. Perubahan warna yang terjadi menjadi merah tua (Asih, 2009).
Setelah diuji identifikasi ekstrak dipanaskan pada api kecil untuk mendapatkan
ekstrak kental.
terkandung dalam bunga kamboja merah , karena dalam bunga kamboja merah
radikal bebas sintetik dalam pelarut organik pada suhu kamar oleh suatu senyawa
radikal bebas sehingga radikal bebas menangkap satu electron dari antioksidan.
Metode ini juga merupakan pengujian aktivitas antioksidan yang paling cocok
1000 ppm dan membuat larutan uji seri pada ekstrak bunga kamboja merah.
Setelah selesai membuat larutan induk dan seri, langkah selanjutnya yaitu
terhadap sinar. Panjang gelombang yang digunakan yaitu range 450-550 nm.
510 nm. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur serapan pada panjang
46
untuk setiap konsentrasi. Dari hasil absorbansi yang telah diperoleh, maka dapat
0.08
0.07
0.06
450 460 470 480 490 500 510 520 530 540 550 560
panjang gelombang
diperoleh yaitu 510 nm yang mempunyai nilai absorbansi yaitu 0,088. Setelah
larutan seri ekstrak bunga kamboja merah untuk memperoleh kurva linier dengan
untuk memperoleh % inhibisi yang digunakan untuk penentuan nilai IC50. Data %
kemudian dibuat grafik antara log konsentrasi (x) dan probit (y) sehingga
(probit dari 50%), maka nilai IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang
47
dapat menghambat 50% radikal bebas dan % inhibisi adalah perbandingan antara
selisih dari absorbansi blanko dan absorbansi sampel dengan absorbansi blanko.
y = 0.034x + 4.424
4.62 R² = 0.986
4.6
4.58
Probit % inhibisi
4.56
absorbansi
4.54
Linear (absorbansi)
4.52
4.5
4.48
4.46
4.44
0 2 4 6
Log konsentrasi (ppm)
diperoleh nilai IC50 dari ekstrak bunga kamboja merah 87 ppm, dari hasil tersebut
aktivitas antioksidan yang diperoleh yaitu aktif dengan nilai IC50 (50-100).
Hasil ekstrak bunga kamboja merah digunakan sebagai bahan aktif dalam
menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 6%, 12%, 24% yang dibuat 10
Kemudian dari hasil setelah sediaan krim yang telah dibuat dilakukan
pengujian sifat fisik meliputi uji organoleptis , uji pH, uji homogenitas, uji
dayaproteksi, uji daya sebar, dan uji daya lekat. Berikut uji sifat fisik dari sediaan
1. Uji Organoleptis
bentuk, warna, dan bau dari sediaan krim ekstrak bunga kamboja merah.
Pada penelitian hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel berikut:
pada uji bentuk setiap formula memiliki hasil yang sama. Semua krim
ekstrak bunga kamboja merah memiliki warna yang berbeda pada formula
memiliki warna kuning tua dan formula III memiliki warna kuning
Pada uji bau menghasilkan bau khas bunga kamboja merah, sehingga pada
pewangi karena pada sediaan krim yang dibuat menghasilkan bau khas
51
2. Uji pH
dibuat untuk menjamin sediaan krim tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Tabel 8. Uji pH
Replikasi Formula
I II III
1 6 6 6
2 6 6 6
3 6 6 6
Rata–rata 6 6 6
Keterangan :
Formula I : ekstrak bunga kamboja merah 6%
Formula II : ekstrak bunga kamboja merah 12%
Formula III : ekstrak bunga kamboja merah 24%
Berdasarkan tabel hasil pH, menunjukkan bahwa pH pada masing-
masing formula masih dalam range pH topikal. Hal ini ditujukkan bahwa
sediaan krim ekstrak bunga kamboja merah semua formula sesuai dengan
6,5(Tranggono,2007:20).
52
3. Uji Homogenitas
partikel padat. Hal ini agar dapat memenuhi syarat ideal krim pada uji
Replikasi Formula
I II III
1 Homogen Homogen Homogen
2 Homogen Homogen Homogen
3 Homogen Homogen Homogen
Keterangan :
Formula I : ekstrak bunga kamboja merah 6%
Formula II : ekstrak bunga kamboja merah 12%
Formula III : ekstrak bunga kamboja merah 24%
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa sediaan krim
homogen. Hal ini ditunjukkan tidak adanya partikel pada setiap masing-
masing formula.
bunga kamboja merah yang dapat menyebar pada kulit dan dengan cepat
pula memberikan efek terapi. Sediaan yang dibuat harus mempunyai daya
sebar yang luas karena semakin luas daya sebarnya maka semakin cepat
53
pula efek terapinya. Data yang diperoleh dari penelitian yaitu sebagai
berikut :
3,63 4,1 5
100 gram
3,3 3,4 6,2
Keterangan :
Formula I : ekstrak bunga kamboja merah 6%
Formula II : ekstrak bunga kamboja merah 12%
Formula III : ekstrak bunga kamboja merah 24%
Krim formula III memiliki kandungan ekstrak bunga kamboja
Semakin besar konsentasi ekstrak bunga kamboja merah dalam krim maka
mengakibatkan daya sebar krim juga semakin luas. Berbeda dengan krim
lebih sedikit yaitu 6% dan 12%, viskositasnya juga akan semakin kecil
Maka dari ketiga krim ini, yang memberikan efek daya sebar yang
baik adalah krim formula III. Krim yang dapat menyebar pada kulit secara
lebih luas dengan cepat pula memberikan efek terapinya dengan asumsi
bahwa semakin luas daya sebar suatu formula krim maka dengan cepat
melepaskan efek terapi yang diingikan di kulit. Daya sebar yang baik dapat
SPSS yaitu dengan One Way Anova untuk memperkuat data sehingga
menjadi akurat. One Way Anova terdiri dari analisis Anova dan analisis
ANOVA
hasil_uji_daya_sebar_50g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2,896 2 1,448 12,292 ,008
Within Groups ,707 6 ,118
Total 3,602 8
ANOVA
hasil_uji_daya_sebar100g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10,537 2 5,268 21,206 ,002
Within Groups 1,491 6 ,248
Total 12,027 8
Pada tabel perhitungan One way Anova uji daya sebar 100 g
antioksidan ekstrak bunga kamboja merah terhadap kulit. Uji daya lekat
ekstrak bunga kamboja merah dapat menempel pada kulit sehingga zat
Replikasi Formula
I II III
1 1,34 1,25 1,20
krim dengan kulit, dan kenyamanan pengguna. Krim yang baik mampu
pada kulit maka diharapkan semakin efektif pula dalam memberikan efek
antioksidan.
konsentrasi ekstrak bunga kamboja merah, hal ini dapat disebabkan karena
SPSS yaitu dengan One Way Anova untuk memperkuat data sehingga
57
menjadi akurat. One Way Anova terdiri dari analisis Anova dan analisis
ANOVA
hasil_uji_daya_lekat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,044 2 ,022 51,658 ,000
Within Groups ,003 6 ,000
Total ,046 8
memiliki nilai dimana nilai F hitung (51,658) > F tabel (5,145). Oleh
proteksi atau perlindungan kulit. Kriteria sediaan krim yang baik yaitu
pada saat mengamati ada tidaknya noda pada waktu 15 detik – 5 menit,
jika tidak ada noda berarti krim memberikan proteksi. Hasil penelitian uji
formula III memiliki waktu yang lebih lama dari formulasi yang lain, hal
paling baik dibandingkan dengan formulasi I dan II. Pada formulasi III
menggunakan SPSS yaitu dengan One Way Anova untuk memperkuat data
sehingga menjadi akurat. One Way Anova terdiri dari analisis Anova dan
ANOVA
Hasil_Uji_Daya_Proteksi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 183,130 2 91,565 5,304 ,047
Berdasarkan tabel perhitungan analisis Anova uji daya proteksi
Within Groups 103,578 6 17,263
Total 286,709 8
memiliki dimana nilai F hitung > F tabel atau 5,304 > 5,143. Oleh karena
59
ada pengaruh konsentrasi ekstrak pada uji daya sebar krim ekstrak bunga
kamboja merah.
dioleskan krim, jika krim nampak berkas air maka krim tersebut bertipe
M/A jika tidak nampak berkas air krim bertipe A/M (Hendra Widodo.
2013). Pada hasil penelitian uji tipe krim dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan :
Formula I : ekstrak bunga kamboja merah 6%
Formula II : ekstrak bunga kamboja merah 12%
Formula III : ekstrak bunga kamboja merah 24%
60
ketiga formula termasuk sediaan krim minyak dalam air (M/A), karena
blanko. Larutan blanko yang digunakan adalah pelarut yang digunakan untuk
pengukuran penangkal radikal bebas sintetik dalam pelarut organik pada suhu
hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas sehingga radikal bebas
menangkap satu electron dari antioksidan. Metode ini juga merupakan pengujian
aktivitas antioksidan yang paling cocok bagi pelarut etanol dan metanol. Sebelum
dispektrofotometri membuat larutan induk terlebih dahulu yaitu 1000 ppm dan
membuat larutan uji seri pada sediaan krim ekstrak bunga kamboja merah.
Setelah selesai membuat larutan induk dan seri, langkah selanjutnya yaitu
terhadap sinar. Panjang gelombang yang digunakan yaitu range 450-550 nm.
510 nm. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur serapan pada panjang
untuk setiap konsentrasi. Dari hasil absorbansi yang telah diperoleh, maka dapat
0.08
0.07
Series1
0.06
450 460 470 480 490 500 510 520 530 540 550 560
panjang gelombang
diperoleh yaitu 510 nm yang mempunyai nilai absorbansi yaitu 0,088. Setelah
larutan seri krim ekstrak bunga kamboja merah untuk memperoleh kurva linier
dengan menggunakan panjang gelombang maksimal yang diperoleh yaitu 510 nm.
untuk memperoleh % inhibisi yang digunakan untuk penentuan nilai IC50. Data %
kemudian dibuat grafik antara log konsentrasi (x) dan probit (y) sehingga
(probit dari 50%), maka nilai IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang
dapat menghambat 50% radikal bebas dan % inhibisi adalah perbandingan antara
selisih dari absorbansi blanko dan absorbansi sampel dengan absorbansi blanko.
(ppm)
1 4,23
1,3 4,48
1,9 4,80
1 4,16
1,3 4,26
1,9 4,56
1 4,33
1,3 4,48
1,9 4,85
65
Hasil dari inhibisi ketiga formulasi kemudian dibikin kurva linear, berikut
ini kurva liner dari ketiga formula krim ekstrak bunga kamboja merah :
4.9
4.8 y = 0.13x + 4.152
Probit % inhibisi
4.7 R² = 0.951
4.6
absorbansi
4.5
Linear (absorbansi)
4.4
4.3
4.2
0 2 4 6
Log konsentrasi (ppm)
4.6
4.55 y = 0.102x + 4.052
4.5 R² = 0.988
Probit % inhibisi
4.45
4.4
4.35 Absorbansi
4.3
Linear
4.25
(Absorbansi )
4.2
4.15
4.1
0 2 4 6
Log konsentrasi (ppm)
4.9
y = 0.128x + 4.204
Probit % inhibisi 4.8 R² = 0.992
4.7
4.6 Absorbansi
Linear (Absorbansi)
4.5
4.4
4.3
0 2 4 6
Log konsentrasi (ppm)
menunjukkan nilai tertinggi yaitu 194 ppm dan 162 ppm dibanding dengan hasil
dari ekstrak bunga kamboja merah yang sebelumnya telah diuji dengan metode
perendaman DPPH yang sama yaitu menghasilkan nilai 87 ppm. Faktor yang
mungkin terjadi adalah adanya reaksi penghambatan oksidasi lemak oleh senyawa
Dalam formulasi krim terdapat asam stearat yang merupakan asam lemak
lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahap utama yaitu inisiasi, propagasi, dan
terminasi. Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu suatu
senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat
Pada tahap selanjutnya, yaitu propagasi, radikal asam lemak akan bereaksi
terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi lebih lanjut menghasilkan
reaksi antar radikal bebas membentuk kompleks bukan radikal (ROO* +ROO* —
Aktif 50-100
Sedang 101-250
Lemah 250-500