Disusun Oleh :
Nama : 1. Salshabila Akbarani N I1C018012
2. Viska Berlian I1C018028
3. Nur Halimah I1C018046
4. Afif Hariawan Pratama I1C018052
5. Shabrina Angger Pratiwi I1C018082
Kelas/ Kelompok :B /6
Tanggal Praktikum : Selasa, 15 September 2020
Dosen pembimbing : Dhadhang Wahyu K., M.Sc., Apt
Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt
Triyadi Hendra Wijaya, S.Farm., M.Si
Asisten Praktikum :Maulina Intan
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2020
PERCOBAAN 1 PEMBUATAN KURVA BAKU
A. Tujuan
Mengetahui dan melakukan cara pembuatan kurva baku baku pembanding obat
tertentu menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, alat-alat gelas dan
spektrofotometer UV. Bahan-bahan yang digunakan adalah baku pembanding
piroksikam
C. Cara Kerja
1. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Piroxicam
Piroxicam
- Ditimbang sebanyak 50 mg
- Dilarutkan dalam 100 mL HCl pH 1,2
Larutan piroxicam
Diencerkan dengan HCL pH 1,2 mL ke 7 konsentrasi berbeda hingga didaptkan absorbansi larutan pada
2 ppm (25 ml) 4 ppm (25 ml) 5 ppm (10 ml) 7,5 ppm (10 ml) 8 ppm (10 ml)
Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil
sebanyak 1 ml sebanyak 2 ml sebanyak 1 ml sebanyak 1,5 ml sebanyak 1,6 ml
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
pipet ukur (5ml) pipet ukur (5ml) pipet ukur (5ml) pipet ukur (5ml) pipet ukur (5ml)
dan ditambahkan dan ditambahkan dan ditambahkan dan ditambahkan dan ditambahkan
pelarut ke dalam pelarut ke dalam pelarut ke dalam pelarut ke dalam pelarut ke labu
labu ukur(50ml) labu ukur(50ml) labu ukur labu ukur ukur(50ml)
hingga tanda hingga tanda (50ml)hingga (50ml)hingga hingga tanda
batas batas tanda batas tanda batas batas
Nilai Absorbansi
Dibuat kurva hubungan absorbansi sebagai fungsi konsentrasi sehingga diperoleh persamaan r
y= a + bx.
PERCOBAAN I
Lembar Laporan Hasil Percobaan
Mengetahui,
.....................................
Asisten Praktikan
2. Perhitugan pengenceran
Larutan induk = 50 µg /1 mL = 50 ppm
2 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50 ppm = 25mL . 2 ppm
o V1 = 1 mL
4 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50 ppm = 25mL . 4 ppm
o V1 = 2 mL
5 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50 ppm = 10 mL . 5ppm
o V1 = 1 mL
7,5 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50ppm = 10mL . 7,5 ppm
o V1 = 1,5mL
8 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50ppm = 10mL . 8 ppm
o V1 = 1,6mL
10 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50ppm = 10 mL . 10ppm
o V1 = 2 mL
15 ppm
o V1 . M1 = V2 . M2
o V1 . 50ppm = 10 mL . 15ppm
o V1 = 3mL
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 3 6 9 12 15
Konsentrasi
4. Pembahasan
Piroksikam merupakan zat aktif obat yang memiliki indikasi antiinflamasi
golongan non-steroid (NSAID) dengan mekanisme menghambat sintesis
prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) yaitu
COX-1 dan COX-2 pada jalur arachidonat. Selain memiliki aktivitas antiinflamasi,
piroksikam juga dapat digunakan sebagai analgesic dan antipiretik (Drugs, 2020).
Uraian lainnya menurut Depkes RI (1979 ; 2014) meliputi :
- Nama lain : Piroksikam, piroxicamum, piroxikam
- Struktur kimia : C15H13N3O4S
- Rumus struktur :
Pada kurva baku, merupakan plot konsentrasi baku (X) versus respon
instrumen (Y) dan hubungan keduanya adalah linier (Watson, 2007). Pada
praktikm kali ini kosentrasi dijadikan sumbu X dan absrbansi sebagai sumbu Y.
Persamaan kurva baku diperoleh dari data yang diperoleh dan dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi serapan.pada hasil praktikum menunjukan terjadi
penurunan absorbansi pada nilai konsentrasi yang semakin tinggi. Seharusnya data
dapat menunjukan bahwa makin besar konsentrasi maka serapannya makin besar.
Uji ini menggambarkan kemampuan pada rentang tertentu untuk mendapatkan
hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit
dalam sampel (Andriyani et al., 2010). Menurut hukum Beer, suatu grafik dari
absorbsi terhadap kadar zat pengabsorbsian merupakan garis lurus dengan slope
sebesar b. Tetapi sering kali dijumpai bahwa hasilnya tidak berupa garis lurus
tetapi suatu garis lengkung, ini berarti terjadinya penyimpangan positif/negatif
(Elizabeth, 2010).
KURVA BAKU PIROXICAM
0.8 f(x) = 0.05 x + 0.09
R² = 0.97
0.7
0.6
0.5
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 3 6 9 12 15
Konsentrasi
E. Kesimpulan
Nilai absorbansi yang didapatkan pada praktikum yang diukur pada panjang
gelombang 336 nm dengan kadar piroksikam 2 ; 4 ; 5 ; 7,5 ; 8 ; 10 ; dan 15 secara
berurutan yaitu 0,192 ; 0,305 ; 0,348 ; 0,492 ; 0,458 ; 0,691 ; dan 0,868. Diperoleh
nilai persamaan regresi linier y = 0,0535x + 0,0859 dengan nilai koefisien relasi (r)
0,973. Kurva baku yang dihasilkan belum baik karena terjadi sedikit penyimpangan
berupa penurunan nilai absorbansi pada konsentrasi 8 dan 10 ppm yang menyebabkan
kurva bakunya menjadi tidak linear.
Daftar Pustaka
Andriyani, Dewi., Pri Iswati Utami., Binar Asrining Dhiani. 2010. Penetapan Kadar
Tanin Daun Rambutan (Nephelium lappaceum. L) Secara Spektrofotometri
Ultraviolet Visibel.Pharmacy.Volume 7(2). PP: 1-11.
Binarjo, A. 2015. Stabilitas Fisika dan Kimia Rekristal dan Dispersi Padat Piroksikam-
PEG 6000. Pharmaciana.Vol 5(1). Hal: 63-68
Binarjo, Annas., & Husnul K. 2017. Disolusi Kapsul Dispersi Padat Piroksikam-PEG
6000 Selama Penyimpanan. IJPST, 4(1), PP : 18-26.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Drugs. 2020. Piroksikam. Tersedia dari https://www.drugs.com/ppa/piroxicam-
systemic.html (Diakses pada 17 september 2020).
Elizabeth, J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Gandjar, I. & Rohman, A. 2017. Kimia Farmasi Analisis edisi 1. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Islami, A., Iyan, S., Dolih, G., Hairunnisa. 2020. Review Modifikasi Kelarutan
Piroksikam. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari. Vol 11(1). Hal : 89-102
Watson, G David. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Buku Kedokteran EGC.
Zulkarnain, A.K., Kusumawida, A. and Kurniawati, T., 2010. Pengaruh penambahan
tween 80 dan polietilen glikol 400 terhadap absorpsi piroksikam melalui lumen
usus in situ. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), pp.25-31.