KIMIA FISIKA
NAMA : FADLIAH
NIM : H31108264
KELOMPOK : VI(ENAM)
HARI/TGL.PERC : SENIN/ 29 MARET 2010
ASISITEN : BAKTI WIGUNA MOO
sebenarnya tidak berwarna. Warna air permukaan juga dapat disebabkan oleh air
limbah industri seperti pada proses dyeing di pabrik tekstil dan pulping di pabrik
dan kimia. Dye wastes atau dye stuff adalah penyebab warna yang sangat tinggi.
Bubur kayu (pulping wood) juga menghasilkan turunan (derivative) lignin yang
merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak
dengan zat lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di
permukaan media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras,
interface) cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan
Salah satu adsorban yang biasa diterapkan dalam pengolahan air minum
(juga air limbah) adalah karbon aktif atau arang aktif. Arang ini digunakan untuk
menghilangkan bau, warna, dan rasa air termasuk ion-ion logam berat. Karena
tinggilah efisiensi pengolahannya. Syarat ini dapat dipenuhi oleh arang yang
B dari larutan oleh karbon aktif, sehingga dengan melekukan percobaan ini kita
akan lebig memahami sifat adsorpsi karbon, serta dapat menentukan adsorpsi zat
warna Rhodamin B oleh karbon. Hal inilah yang meletarbelakangi sehingga
memahami penentuan adsorpsi zat warna dari laruan dengan menggunakan karbon
aktif.
1. Menemukan model yag sesuai untuk adsorpsi zat warna Rhodamin B oleh
karbon aktif.
oleh karbon aktif dengan konsentrasi awal yang bervariasi yang diaduk dengan
Dengan melakukan percobaan ini, kita akan lebih memahami sifat karbon
sebagai adsorban, mengetahui model yang sesuai untuk asorpsi Rhodamin B oleh
karbn aktif, dapat menentukan konsentrasi lartan Rhodamin B setelah adsorbansi,
serta lebih terampil dalam menggunakan alat-alat laboratorium.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
ppm, larutan Metilen blue 10 ppm, karbon aktif, aquadest, kertas saring,
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaaan ini adalah erlemeyer 500 mL, labu
ukur 50 mL, labu ukur 100 mL, cawan petri, gelas kimia 400 mL, gelas kimia
1000 mL, spektrometer spectronik 20 D+, buret 50 mL, magnetik stirrer, statif,
klem, pipet tetes, pompa vakum, corong Buchner, batang pengaduk magnetik, dan
sendok tanduk.
– Dibuat larutan standar dengan konsentasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, dan
590 nm.
100 ppm.
20 dan 25 ppm.
– Kelima erlemeyer ditutup menggunakan aluminium foil, kemudian diaduk
BAB IV
0 0
0,5 0,121
1 0,168
2 0,317
4 0,574
1 2 0,182
1 4 0,306
1 6 0,372
1 8 0,314
1 10 0,764
4.3 Perhitungan
x=
y − (−0,167)
0,134
x=
absorban− (−0,167)
0,134
x=
0,182 − (−0,167)
0,134
x = 2,6044
x=
absorban− (−0,167)
0,134
x=
0,306 − (−0,167)
0,134
x = 3,5299
x=
0,372 − (−0,167)
0,134
x = 4,0224
x=
absorban− (−0,167)
0,134
x=
0,314 − (−,167)
0,134
x = 3,5896
x=
absorban− (−0,167)
0,134
x=
0,764 − (−0,167)
0,134
x = 6,9478
3,589
6
6,947
8
1. Kurva isotermal adsorpsi Langmuir
y = -5,007 + 54,61
slope = -5,007
intercept = 54,61
R2 = 0.099
l/mg
y = 1,579x – 1,760
slope = 1,579
intercept = - 1,760
R2 = 0,327
maka;
4.5 Pembahasan
merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak
dengan zat lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di
permukaan media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras,
interface) cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan
udara dengan desiccant (penyerap), pemisahan zat yang tidak diinginkan dari
udara atau air menggunakan karbon aktif, ion exchanger untuk zat terlarut di
dalam larutan dengan ion dari media exchanger. Artinya, pengolahan air minum
Dalam percobaan ini, yang akan ditentukan adalah nilai kapasitas adsoprsi
zat warna oleh karbon aktif, dimana zat warna yang digunakan adalah Rodhamin
teliti, karbon aktif digunakan sebagai zat yang nantinya akan menyerap zat warna
dari suatu larutan berwarna. Perlakuan selanjutnya adalah membuat larutan zat
dengan menggunakan aquadest, hal ini dimaksudkan agar hasil adsorpsi yang
dilakukan oleh karbon aktif dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya.
aktif dimasukkan ke dalam larutan tadi dan Erlenmeyer ditutup dengan aluminium
foil agar selama pengadukan nantinya tidak ada larutan yang terpercik keluar labu.
waktu yang digunakan adalah 30 menit dengan menggunakan stopwatch, hal ini
dimaksudkan agar larutan zat warna dengan karbon aktif benar-benar tercampur
sempurna. Sementara larutan zat warna diauduk, dibuat larutan standar sebanyak
4 dengan konsentrasi 0.5; 1; 2; dan 4 ppm dengan cara pengenceran larutan warna
selama 10 menit agar karbon aktif mengendap ke dasar labu. Setelah itu, larutan
gelombang 590 nm. Dari data yang diperoleh kemudian dihitung konsentrasi
larutan setelah adsorpsi dan dibuat kurva standar, kurva isotermal adsorpsi
memiliki nilai R yang lebih mendekati 0,9 jadi dapat disimpulkan bahwa kurva
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Energi ptensial permukaan dan molekul
potensial dua atom sebagai fungsi jarak. Molekul yang teradsorpsi dapat dianggap
membentuk fasa dua dimensi. Dalam fasa dua dimensi molekul dapat
(adsorpsi kimia). Gaya yang menybabkan adsorpsi fisika adalah sama seperti yang
sebagai van der Waals. Banyaknya yang teradsorpsi dapat berupa beberapa
menurunkan tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut, dan banyaknya adsorpsi
akan makin kecil pada suhu yang menaik (Alberty dan Daniels, 1983).
dapat sedemikian kuatnya, sehingga spesies aslinya tak dapat lagi ditemukan
van der Waals ( contoh disperse atau antaraksi dipolar) antara adsorpat dan
subtrakt. Antaraksi van der Waals mempunyai jarak jauh tetapi lemah, dan energi
yang dilepaskan jika partikel terfisisorpsi mempunyai orde besaran yang sama
dengan entalpi kondensasi. Kuantitas energi sekecil ini dapat diadsorpsi sebagai
vibrasi kisi dan dihilangkan sebagai gerakan termal. Molekul yang melambung
pada permukaan seperti batuan itu, akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan
akhirnya teradsorpsi pada permukaan itu, dalam prose situ disebut akomodasi
(Atkins, 1997).
pada suhu tinggi. Selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan
sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel
dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut
dilakukan aktifasi dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan
menyerap logam dapat pula menarik warna dari suatu larutan. Arang aktif dapat
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya
serap arang aktif sangat besar, yaitu 25 - 1000% terhadap berat arang aktif
antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fasa ruah saat
kesetimbangan pada temperatur tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang
1. Isotermal Langmuir
2. Isotermal Freundlich
Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm
x/m = kC1/n
dengan,
diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada
koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersep k. Dari isoterm ini,
akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini akan
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat
homogen. Perbedaan isoterm ini dengan Langmuir adalah BET berasumsi bahwa
permukaannya. Pada isoterm ini, mekanisme adsoprsi untuk setiap proses adsorpsi
Langmuir biasanya lebih baik apabila diterapkan untuk adsorpsi kimia, sedangkan
isoterm BET akan lebih baik daripada isotherm Langmuir bila diterapkan untuk
adsoprsi fisik.
Penggunaan karbon aktif sebagai media adsorpsi gas CO dan NO2 pada
emisi gas buang kendaraan bermotor. Dari hasil penelitian diketahui bahwa media
dalam larutan (atau tekanan dalam kasus adsorpsi dari fase gas, suhu dan sifat
molekul yang terlibat. Dari pengukuran pada suhu tetap, kurva jumlah molekul
terlarut (c) diperoleh. Kurva ini disebut isotermal adsorpsi (Atkins, 1997).
Persyaratan absorben :
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif.
4. Tidak korosif.
7. Murah.
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa) (Endang, 2010).
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Model yang sesuai untuk adsorpsi zat warna Rhodamin B oleh karbon aktif
5.2 Saran
dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R. A., Danniels, F., 1983, Kimia Fisika versi S1 edisi kelima jilid 1,
diterjemahkan oleh N.M. Surdia, Erlangga, Jakarta.
Masykur, A., Pranoto, M., 2003, Penurunan Kadar Timbal dan Zat Warna Tekstil
dalam Larutan dengan Menggunakan Karbon Aktif Bagasse, ENVIRO
PPLH-Lemit UNS Surakarta, (online) 2(1), http://enviro.co.id, diakes 22
April 2009.
Sembiring, T. M. dan Sinaga, T. S., 2003, Arang Aktif Pengenalan dan Proses
Pembuatannya, USU Digital Library, (online), http://usudigitallibray.co.id,
diakses 21 April 2009.
Roda
- D
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan