Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

Analisis Pemberian Obat Secara Infus

Tanggal Pengolahan Data: 09 November 2023

Disusun Oleh:
Kelompok 5 Praktikum Farmakokinetika B2

Angie Yulianty Sianipar 2106757414


Alifa Nuramalia Putri 2006604234
Diana Andara Prastika 2106757704
Faza Afifa Muttaqiya 2106757616
Fatimah Azka Aymannisa 2106758045
Najmi Nirmala 2106757925
Ni Putu Vidya Savitri 2006604644

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2023
Tanggal Praktikum : Jumat, 03 November 2023
Responser : apt. Nisa Maria, M.Farm.
Dr. apt. Santi Purna Sari, M.Si.

I. JUDUL PRAKTIKUM
Praktikum Farmakokinetika Pemberian Obat Secara Infus
II. TUJUAN
Mampu menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan persamaan
farmakokinetika untuk pemberian infus secara IV
III. TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan dengan berberapa rute
administrasi, termasuk melalui mulut (oral), aplikasi topikal, metode parenteral, dan
variasi rute lainnya. Pada pemberian rute parenteral adalah dengan penyuntikan
intravena, subkutan, dan intramuskular. Ketika obat disampaikan melalui infus
intravena (IV), ada opsi untuk memberikannya sebagai dosis tunggal (bolus) atau
sebagai infus yang diberikan secara perlahan melalui vena, dengan laju yang tetap (orde
nol). Pada pemberian obat melalui infus intravena memiliki kelebihan, yaitu
kemampuan untuk mengontrol konsentrasi obat dengan sangat tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien. Ini sangat bermanfaat untuk obat-obatan dengan jendela terapeutik
yang sangat ketat, seperti heparin, karena infus intravena memungkinkan untuk
menjaga konsentrasi obat dalam plasma tetap konstan, sehingga menghindari fluktuasi
yang signifikan antara puncak dan palung konsentrasi obat dalam plasma. Penggunaan
infus intravena juga memberikan fleksibilitas dalam menjaga atau menghentikan terapi
obat sesuai dengan kebutuhan medis.
Pada gambar 1.1 menunjukkan konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu
selama pemberian obat melalui infus. Pada awalnya, tidak ada obat yang hadir pada saat
mulai (waktu ke-0), yang menyebabkan konsentrasi obat naik secara perlahan hingga
mencapai tingkat yang stabil atau plateau ketika obat mencapai konsentrasi tunak
Gambar 1.1. Kurva konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu dari administrasi
obat secara infus (Shargel, 2016).

Dalam pemberian obat melalui infus intravena, farmakokinetika mengikuti orde


pertama ketika masuknya obat, sementara eliminasi obat atau keluarnya obat mengikuti
orde nol. Karena itu, perubahan konsentrasi dalam plasma pada setiap titik waktu
(dDb/dt) selama infus obat adalah hasil dari mengurangkan kecepatan infus dengan
kecepatan eliminasi obat, dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan persamaan tersebut, DB merupakan jumlah obat dalam darah, dan


R merupakan kecepatan adalah kecepatan infus (mengikuti orde nol), dan k adalah
eliminasi obat. Kemudian persamaan tersebut diintegrasikan dan disubstitusikan dengan
persamaan DB = CP VD sehingga dapat didapatkan persamaan sebagai berikut :

Kecepatan obat yang keluar dari tubuh akan setara dengan kecepatan obat yang
masuk ke dalam tubuh pada saat kondisi tunak, dapat diperoleh melalui persamaan
sebagai berikut :

Beberapa parameter yang dapat ditentukan dalam analis data farmakokinetika


administrasi obat secara infus, yaitu waktu paruh obat yang mana dapat secara tidak
langsung ditentukan dengan menentukan nilai k atau konstanta eliminasi obat. Untuk
formula yang dapat digunakan dalam menentukan nilai k adalah sebagai berikut :
IV. METODE
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
- Alat simulasi model satu kompartemen
- Pengaduk magnet (magnetic stirrer)
- Buret 50 mL
- Spektrofotometer
- Standar dan statif
- Pipet ukur
- Labu takar
- Beaker glass
- Tabung reaksi
- Buret 10 mL
- Stopwatch
4.1.2. Bahan
- Aquades
- KMnO4
4.2. Prosedur Pelaksanaan
1. Memasukkan aquades ke dalam buret reservoir. Memasukkan 500 mL
500 mL aquades pada gelas piala sebagai volume distribusi dan memutar
pengaduk magnet (magnetic stirrer) dalam piala. Membuka kran buret
dan kran gelas piala sehingga tercapai kesetimbangan kecepatan aliran
masing-masing sebesar ± 20 mL/menit.
2. Menimbang secara seksama 200 mg KMnO4, melarutkan dalam aquades
dan mengencerkan sampai 100 mL sehingga diperoleh konsentrasi 2000 rpm.
Memasukkan larutan ini ke dalam buret yang berfungsi sebagai reservoir
larutan infus.
3. Membuka kran buret larutan infus, jaga kecepatan aliran larutan ini 10
tetes/menit, dan antar laju aliran buret yang berfungsi sebagai reservoir berisi
aquades. Jumlah cairan yang masuk dari kedua buret diusahakan sama dengan
jumlah cairan yang keluar dari keran gelas piala.
4. Menghentikan aliran larutan infus dari buret pada menit ke-45 setelah
pemberian infus.
5. Memipet 5,0 mL sampel plasma dari gelas piala pada menit ke-5, 10, 15, t1/2,
20, 25, 30, 45, 50, dan 60 setelah pemberian infus.
6. Menentukan kadar KMnO4 pada tiap sampel dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum sekitar 525 nm.
Gunakan aquades sebagai blanko.
7. Menghitung paramater farmakokinetika berdasarkan data yang diperoleh,
sebagai berikut :
a. Plot Cp vs t
b. Menghitung parameter-parameter farmakokinetika
c. Menghitung C90 berdasarkan data dan bandingkan dengan hasil analisis
sampel
V. HASIL PENGAMATAN
5.1. Data Kurva Kalibrasi Standar KMnO4
Pembuatan kurva kalibrasi standar parasetamol diukur pada λ = 527 nm.
Tabel 5.1. Data Kurva Kalibrasi Larutan Stok KMnO4 yang diukur pada λ = 527
nm

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

5 0,038

10 0,121

20 0,257

30 0,348

40 0,461

50 0,605

60 0,718
Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi Larutan KMnO4

Persamaan Regresi Linier:

𝑦 = 0, 0121𝑥 − 0, 0074

a = 0,0074
b = 0,0121
r = 0,9984

5.2. Pemberian KMnO4 dalam Bentuk Infus


Pemberian KMnO4 dalam bentuk infus disimulasikan dalam tetes per menit
(tpm) pada buret mikro.
Laju alir infus KMnO4 : 10 tetes/menit (1 tetes ̴ 0,05 mL)
Larutan induk sampel KMnO4 : 2000 ppm = 2 mg/mL
Sehingga laju infus (R)
R = 0,5 mL/menit x 2 mg/mL = 1 mg/menit

5.3. Data Serapan Sampel


Tabel 5.2. Data Serapan Sampel Plasma ditambah dengan Larutan KMnO4 yang
diukur pada λ = 527 nm

Waktu (menit) Absorbansi (A) Cp (μg/mL)

5 0,026 2,7603

10 0,068 6,2134

15 0,132 11,5206

t1/2 = 17,325 0,152 13,1735

20 0,203 17,3884

25 0,338 28,5454

30 0,412 34,6611

45 0,689 57,5537

50 0,615 51,4380

60 0,459 38,5454
Konsentrasi obat dalam plasma (Cp) didapatkan dengan cara mensubstitusikan
absorbansi (A) pada persamaan kurva kalibrasi standar KMnO4
y = 0,0121x - 0,0074
Maka didapatkan harga Cp (x) dalam ppm atau μg/mL.

VI. DATA PERHITUNGAN


6.1. Perhitungan Analisis Data Sampel Plasma
● Vd = 500 mL
𝑙𝑛 𝐶1 − 𝑙𝑛 𝐶2 𝑙𝑛 57,5537 − 𝑙𝑛 38,5454
● 𝑘= 𝑡2 − 𝑡2
= 60 − 45
= 0, 0267 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 × 𝑉𝑑 × 𝑘 13,1735 × 500 × 0,0267
● 𝑅= −𝑘 × 𝑡 = −0,0267 × 17,325 = 474, 875 μ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(1 − 𝑒 ) (1 − 𝑒 )

𝑅 0,474875 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● 𝐶𝑠𝑠 = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
= 500 𝑚𝐿 𝑥 0,0267 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0, 0355 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 35, 5 μ𝑔/𝑚𝐿

● 𝐶𝑙 = 𝑉𝑑 × 𝑘 = 500 𝑚𝐿 × 0, 0267 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 13, 35 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


0,693 0,693
● 𝑡1/2 = 𝑘
= 0,0267
= 25, 95 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Perhitungan Cp Analisis
Dengan persamaan y = 0,0121x - 0,0074
● t = 5 menit
𝑦 − 0,0074 0,026 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 2, 7603 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 10 menit
𝑦 − 0,0074 0,068 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 6, 2314 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 15 menit
𝑦 − 0,0074 0,132 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 11, 5206 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 17,325 menit
𝑦 − 0,0074 0,152 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 13, 1735 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 20 menit
𝑦 − 0,0074 0,203 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 17, 3884 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 25 menit
𝑦 − 0,0074 0,338 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 28, 5454 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 30 menit
𝑦 − 0,0074 0,412 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 34, 6611 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 45 menit
𝑦 − 0,0074 0,689 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 57, 5537 μ𝑔/𝑚𝐿
● t = 50 menit
𝑦 − 0,0074 0,615 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 51, 4380 μ𝑔/𝑚𝐿

● t = 60 menit
𝑦 − 0,0074 0,459 + 0,0074
𝑥= 0,0121
= 0,0121
= 38, 5454 μ𝑔/𝑚𝐿

6.2. Perhitungan Teoritis Data Sampel Plasma


● Vd (volume pada beaker glass) = 500 mL
● R (kecepatan aliran infus) = 10 tetes/menit = 0,5 mL/menit = 1 mg/menit
● Cl (klirens) = 20 mL/menit
𝐶𝑙 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● 𝑘= 𝑉𝑑
= 500 𝑚𝐿
= 0, 04 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,693 0,693
● 𝑡1/2 = 𝑘
= 0,04 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 17, 325 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑅 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● 𝐶𝑠𝑠 = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
= 500 𝑚𝐿 𝑥 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0, 05 𝑚𝑔/𝑚𝐿 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿
𝑅 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● 𝐷𝐿 = 𝑘
= 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 25 𝑚𝑔 = 25000 μ𝑔

● Persamaan farmakokinetika saat pemberian obat secara infus


−𝑘𝑡 −0,04𝑡
𝐶𝑝 = 𝐶𝑠𝑠 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 )
● Persamaan farmakokinetika saat mencapai konsentrasi steady state
𝑅 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 𝐶𝑠𝑠 = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
= 500 𝑚𝐿 𝑥 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0, 05 𝑚𝑔/𝑚𝐿 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿

● Persamaan farmakokinetika setelah infus dihentikan


−𝑘𝑡 −𝑘𝑡𝑏 −0,04𝑡 −0,04𝑡𝑏
𝐶𝑝 = 𝐶𝑠𝑠 𝑥 (1 − 𝑒 ) 𝑥 (𝑒 ) = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) 𝑥 (𝑒 )
tb = lama waktu setelah infus dihentikan
● Perhitungan Cp obat pada menit ke-0 – 45 dengan kecepatan aliran infus
10 tetes/menit atau 1 mg/menit. Dengan menggunakan persamaan:
−0,04𝑡
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 )
a. Pada saat t = 5 menit
−0,04 𝑥 5
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 9, 0634 μ𝑔/𝑚𝐿
b. Pada saat t = 10 menit
−0,04 𝑥 10
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 16, 4839 μ𝑔/𝑚𝐿
c. Pada saat t = 15 menit
−0,04 𝑥 15
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 22, 5594 μ𝑔/𝑚𝐿
d. Pada saat t ½ = 17,325 menit ~ 17,3 menit
−0,04 𝑥 17,3
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 24, 9713 μ𝑔/𝑚𝐿
e. Pada saat t = 20 menit
−0,04 𝑥 20
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 27, 5335 μ𝑔/𝑚𝐿
f. Pada saat t = 25 menit
−0,04 𝑥 25
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 31, 6060 μ𝑔/𝑚𝐿
g. Pada saat t = 30 menit
−0,04 𝑥 30
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 34, 9402 μ𝑔/𝑚𝐿
h. Pada saat t = 45 menit
−0,04 𝑥 45
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) = 41, 7350 μ𝑔/𝑚𝐿
● Perhitungan Cp obat pada menit ke-50 – 60, yaitu setelah infus
dihentikan pada menit ke-45. Dengan menggunakan persamaan:
−0,04𝑡 −0,04𝑡𝑏
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) 𝑥 (𝑒 )
a. Pada saat t = 50 menit (t = 45 menit, tb = 50-45 = 5 menit)
−0,04 𝑥 45 −0,04 𝑥 5
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) 𝑥 (𝑒 ) = 34, 1697 μ𝑔/𝑚𝐿
b. Pada saat t = 60 menit (t = 45 menit, tb = 60-45 = 15 menit)
−0,04 𝑥 45 −0,04 𝑥 15
𝐶𝑝 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 (1 − 𝑒 ) 𝑥 (𝑒 ) = 22, 9046 μ𝑔/𝑚𝐿

Perbandingan Hasil Perhitungan Konsentrasi Obat dalam Plasma


Berdasarkan Analisis dan Teoritis
Tabel 6.1. Perbandingan Konsentrasi Obat dalam Plasma Berdasarkan Analisis
dan Teoritis

Waktu (menit) Cp Analisis (μg/mL) Cp Teoritis μg/mL

5 2,7603 9,0634

10 6,2134 16,4839

15 11,5206 22,5594

t1/2 = 17,325 13,1735 24,9713

20 17,3884 27,5335

25 28,5454 31,6060

30 34,6611 34,9402

45 → stop 57,5537 41,7350

50 51,4380 34,1697
60 37.3223 22,9046

Perbandingan Hasil Perhitungan Parameter Farmakokinetika


Berdasarkan Analisis dan Teoritis
Tabel 6.2. Perbandingan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan Analisis dan
Teoritis

Parameter Hasil Analisis Hasil Teoritis

Vd (mL) 500,0 500,0

Css (μg/ml) 35,5 50

Cp pada t½ (μg/ml) 13,1735 24,9713

k (/menit) 0,0267 0,04

t1/2 (menit) 25,95 17,325

Cl (mL/menit) 13,35 20

R (mg/menit) 0,4748 1,0


Gambar 6.1. Perbandingan Kurva Konsentrasi Plasma vs waktu pada Data Hasil Analisis dan
Teoritis

VII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan simulasi pemberian obat secara
infus intravena. Alat simulasi yang digunakan menyerupai alat simulasi satu
kompartemen dengan tambahan satu buret sebagai reservoir larutan infus yang
tetesannya diatur menjadi 10 tetes/menit. Air yang keluar melalui gelas piala
diasumsikan sebagai klirens dan lajunya diatur secara manual menjadi 20 mL/menit.
Aquades ditambahkan secara kontinu melalui buret yang dipasang di atas gelas piala
dengan laju 20 mL/menit, serupa dengan laju klirens untuk menjaga volume distribusi
percobaan tetap konstan. Adapun model obat yang digunakan dalam percobaan
pemberian obat secara infus intravena ini adalah KMnO4.
Sebelum pengujian dilakukan, dilakukan pembuatan kurva kalibrasi terlebih
dahulu dengan mengukur absorbansi larutan KMnO4 dengan konsentrasi 5, 10, 20, 30,
40, 50, dan 60 ppm menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 527 nm
sehingga didapatkan persamaan regresi y = 0,0121x - 0,0074. Persamaan tersebut
selanjutnya digunakan untuk menghitung konsentrasi plasma secara analisis pada menit
ke-5, 10, 15, t1/2 (17,325), 20, 25, 30, 45, 50, dan 60. Selanjutnya dibuat grafik Cp
terhadap waktu sehingga didapatkan grafik yang menunjukkan peningkatan konsentrasi
obat dari menit ke-5 hingga menit ke-45 dan penurunan konsentrasi dari menit ke-45
hingga menit ke-60 karena pemberian obat diberhentikan pada menit ke-45. Setelah itu,
seluruh sampel diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 527
nm. Praktikan mendapat absorbansi pada menit ke-5 sebesar 0,026, lebih rendah
dibandingkan dengan hasil absorbansi kurva kalibrasi. Hal ini disebabkan oleh
ketidakakuratan laju infus dari buret. Sebelum memasukkan KMnO4, kami mengatur
laju infus menggunakan aquades. Aquades lebih mudah mengalir dibandingkan KMnO4
yang lebih kental sehingga tetesan KMnO4 lebih lambat dibandingkan dengan
seharusnya (10 tetes/menit). Hal ini menyebabkan praktikan perlu menyesuaikan
kecepatan buret pada waktu-waktu tertentu.
Secara teoritis, Css pada percobaan ini belum tercapai. Sebesar 95% Css
diasumsikan tercapai pada menit ke-4,32 t1/2 atau pada menit ke-74,844, sedangkan
percobaan hanya berlangsung selama 60 menit. Selain itu, berdasarkan plotting data,
didapatkan nilai parameter-parameter farmakokinetika secara analisis, yaitu k
0,0267/menit; t1/2 25,95 menit; dan Cl 13,35 mL/menit. Didapatkan hasil yang berbeda
antara perhitungan kadar obat dalam plasma yang diperoleh dari percobaan dengan
perhitungan kadar obat dalam plasma yang diperoleh dari hasil perhitungan secara
teoritis. Perbedaan hasil perhitungan dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a. Buret yang digunakan tidak dapat berfungsi dengan baik;
b. Kelalaian praktikan dalam mengatur penetesan buret KMnO4, klirens melalui
keran, ataupun laju penetesan aquades; dan
c. KMnO4 merupakan senyawa yang mudah teroksidasi di udara terbuka sehingga
kadar KMnO4 dalam larutan berkurang.

VIII. KESIMPULAN

Parameter Data Analisis Data Teoritis


Farmakokinetika
Vd (mL) 500 500

Css (μg/ml) 35,5 50

Dl (mg) - 25

Cp pada t½ (μg/ml) 13,1735 24,9713

k (/menit) 0,0267 0,04

t1/2 (menit) 25,95 17,325

Cl (mL/menit) 13,35 20

R (mg/menit) 0,4748 1,0


IX. DAFTAR PUSTAKA
Burriel, F.; Lucena, F.; Arribas, S. and Hernández, J. (1985), Química Analítica
Cualitativa, p. 688
Harmita. (2015). Analisis Fisikokimia Kromatografi Volume 2. Jakarta : EGC.
Sari, S. P., Farhanah, N., & Arrum, L. (2021). Penuntun Praktikum Farmakokinetika.
Laboratorium Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
Shargel, L., Yu Andrew B. C. (2016). Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics
7th Ed. US: McGraw-Hill.
LAMPIRAN

1. Data Kurva Kalibrasi


2. Data Hasil Analisis Sampel

Anda mungkin juga menyukai