Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

PEMBERIAN OBAT SECARA INFUS INTRAVENA

Disusun oleh :

Kelompok 3

Kelas Praktikum A

Daffodil Murni Manirano (2006521995)

Dave Jason Satria (2006604461)

Jihan Zanira (2006485125)

Mellysia (2006524422)

Nadya Ayu Anandita (2006529120)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2022
DAFTAR ISI

I. TUJUAN 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
III. METODE 4
A. Alat dan Bahan 4
B. Prinsip Kerja 4
C. Prosedur Pelaksanaan 5
IV. HASIL PENGAMATAN 6
A. Data Kurva Kalibrasi 6
B. Pemberian larutan KMnO4 secara Infus IV 6
C. Data Sampel Plasma 7
V. ANALISIS DATA 8
A. Perhitungan Kurva Kalibrasi 8
B. Pemberian Larutan Infus KMnO4 8
C. Simulasi Model Pemberian Infus Sampel Plasma 8
VI. PEMBAHASAN 14
VII. KESIMPULAN 15
VIII. DAFTAR PUSTAKA 15
IX. LAMPIRAN 16

1
I. TUJUAN

Pada percobaan ini, tujuannya adalah :

a. mengetahui profil farmakokinetika infus pada tubuh


b. menganalisis hasil praktikum dengan perhitungan
c. Salah satu rubrik penilaian untuk praktikum farmakokinetika

II. TINJAUAN PUSTAKA


Infus adalah salah satu rute pemberian obat dari sekian banyak rute pemberian,
salah satunya intravena (IV), Biasanya, pemberian intravena digunakan bolus untuk
memasukkan obat ke dalam darah, namun tidak jarang juga menggunakan infus.
Pemberian infus dilakukan secara pelan-pelan dengan kecepatan tetesan tertentu yang
sudah ditentukan. Perlakuan ini dilakukan demi menghasilkan konsentrasi kadar obat
dalam darah yang konstan dan sebagai hasil dari perlakuan ini, kinetika dari infus ini
adalah orde 0. Oleh karena itu, salah satu kelebihan dari metode ini adalah dapat
menyesuaikan untuk obat dengan jendela terapetik yang sempit.
Model satu kompartemen pada infus menggunakan dua order pada
input/masuknya obat dan eliminasi obat. Pada input, masuknya obat mengikuti orde 0
yang berarti lajunya konstan. Sedangkan pada eliminasinya, keluarnya obat mengikuti
orde 1. Persamaan Cpnya adalah sebagai berikut.
𝑅 −𝑘𝑡
𝐶𝑝 = 𝑉𝑑 𝐾
(1 − 𝑒 )

Css adalah konsentrasi obat dalam plasma yang dicapai dalam kondisi tunak, yang
berarti, konsentrasi obat tidak akan berubah dalam rentang waktu tertentu. Kondisi
tunak atau steady state dapat dicari dengan rumus berikut.
𝑅 𝑅
𝐶𝑠𝑠 = 𝑉𝑑 𝐾
= 𝐶𝑙

Pada kondisi tunak, grafik dari kurva kadar obat dalam plasma dibanding dengan
waktu akan terlihat sebagai berikut.

2
Gambar 1.1 Grafik Kondisi Tunak
Sumber : Shargel (2016)

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat:
● Alat simulasi model satu kompartemen
● Magnetic stirrer
● Buret 50 mL
● Buret 10 mL
● Standard disertai statif
● Stopwatch
● Pipet ukur
● Labu takar
● Beaker glass
● Tabung reaksi
Bahan:
● Aquadest
● KMnO4

B. Prinsip Kerja
Pada percobaan ini alat simulasi yang digunakan mirip dengan model
simulasi satu kompartemen, tetapi ada penambahan satu buret lagi yang
berfungsi sebagai reservoir larutan infus. Pengeluaran air melalui buret
konstan dan setimbang dengan air yang dikeluarkan kran gelas piala. Sistem
dilusi obat dalam percobaan ini menggunakan KMnO4 sebagai model sampel

3
diambil secara periodik dan data yang diperoleh dianalisis dengan persamaan
farmakokinetika yang sesuai.

C. Prosedur Pelaksanaan
Pembuatan Kurva Kalibrasi KMnO4

1. Menyiapkan larutan baku 100 ppm dengan cara melarutkan 10 mg


baku KMnO4 dalam 100 mL aquadest pada labu takar
2. Memipet 0,5 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 5 ppm
3. Memipet 1 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 10 ppm
4. Memipet 2 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 20 ppm
5. Memipet 3 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 30 ppm
6. Memipet 4 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 40 ppm
7. Memipet 5 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 50 ppm
8. Memipet 6 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 60 ppm
9. Memipet 7 mL larutan baku 100 ppm dan larutkan dalam 10 mL
aquades di dalam labu ukur. Didapat konsentrasi 70 ppm
10. Tentukan kadar setiap larutan dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum sekitar 525 nm. Gunakan
aquadesr sebagai blanko

Penentuan Kadar KMnO4

1. Aquadest dimasukkan ke dalam buret reservoir


2. Pada gelas piala, masukkan 500 mL aquadest sebagai volume distribus
sambil putar magnetic stirrer dalam plasma
3. Buka kran buret dan kran gelas piala hingga mencapai kesetimbangan
kecepatan aliran sebesar 士 20 mL/ menit

4
4. Mengambil larutan KMnO4 2000 ppm dan dimasukkan ke dalam buret
sebagai reservoir obat infus
5. Buka kran buret larutan infus, jaga kecepatan larutan ini 10 tetes/ menit
dan atur laju aliran buret yang berfungsi sebagai reservoir berisi
aquadest. Usahakan jumlah cairan yang masuk dari kedua buret
diusahakan sama dengan jumlah cairan yang keluar dari kran gelas
piala.
6. Hentikan aliran larutan infus dari buret pada menit ke-45 setelah
pemberian infus
7. Pipet 5,0 mL sampel plasma dari gelas piala pada menit ke-5, 10, 15,
t1/2, 20, 25, 30, 45, 50, dan 60 setelah pemberian infus
8. Tentukan kadar KMnO4 pada setiap sampel dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum sekitar 525 nm.
Gunakan aquadesr sebagai blanko

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Data Kurva Kalibrasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

5 0,030

10 0,074

20 0,282

30 0,352

40 0,456

50 0,570

60 0,724

70 0,781
Tabel 4.1. Data Kurva Kalibrasi Larutan Standar KMnO4 pada λ = 526 nm

B. Pemberian larutan KMnO4 secara Infus IV


● Larutan induk sampel KMnO4 = 2000 ppm

5
● Laju infus KMnO4 (R) = 10 tetes/menit
● Setelah 45 menit, pemberian infus dihentikan

C. Data Sampel Plasma

Waktu (menit) Absorbansi (A)

5 0,092

10 0,174

15 0,267

t1/2 0,293

20 0,375

25 0,404

30 0,417

45 0,448

50 0,359

60 0,237
Tabel 4.2. Data serapan sampel plasma setelah waktu-waktu tertentu diukur
pada λ = 526 nm

6
V. ANALISIS DATA
A. Perhitungan Kurva Kalibrasi

Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar KMnO4 pada λ = 526 nm

Persamaan Regresi Linear:


y = 0,0117x + 0,0099
Dengan nilai R2 = 0,9876 dan Koefisien Korelasi (r) = 0,9937

B. Pemberian Larutan Infus KMnO4


Larutan KMnO4 dengan konsentrasi 2000 ppm diberikan
menggunakan infus dalam 10 tpm (tetes per menit) pada buret. Maka:
● Laju alir infus KMnO4 = 10 tpm = 0,5 ml/menit
● Konsentrasi KMnO4 = 2000 ppm

C. Simulasi Model Pemberian Infus Sampel Plasma


a. Perhitungan Cp Analisis dari Data Sampel Plasma

Waktu (menit) Absorbansi (A) Cp (μg/mL)

Konsentrasi Plasma Selama Proses Pemberian Infus

5 0,092 7,107

10 0,174 14,026

15 0,267 21,974

t1/2 = 17,325 0,293 24,197

7
20 0,375 31,205

25 0,404 33,684

30 0,417 34,795

45 0,448 37,444

Konsentrasi Plasma Setelah Proses Pemberian Infus Dihentikan

50 0,359 29,838

60 0,237 19,410
Tabel 5.1. Data Konsentrasi Obat (Cp) Sampel Plasma Berdasarkan
Serapan Sampel Plasma pada Waktu Tertentu untuk Perhitungan
Analisis

Harga Cp didapatkan dengan memasukkan harga serapan (A)


ke dalam persamaan regresi dari kurva kalibrasi y = 0,0117x + 0,0099.
Berdasarkan persamaan tersebut, nilai Cp dinyatakan dalam x
dan Absorbansi dinyatakan dalam y, sehingga didapatkan perhitungan
Cp pada setiap t (menit) sebagai berikut.
y = 0,0117x + 0,0099
𝑦 − 0,0099
𝑥= 0,0117

Berikut perhitungan Cp pada tiap waktunya:


1. t = 5 menit
0,092 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 7, 017 µ𝑔/𝑚𝐿

2. t = 10 menit
0,174 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 14, 026 µ𝑔/𝑚𝐿

3. t = 15 menit
0,267 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 21, 974 µ𝑔/𝑚𝐿

4. t = t1/2 = 17,325 menit


0,293 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 24, 197 µ𝑔/𝑚𝐿

5. t = 20 menit
0,375 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 31, 205 µ𝑔/𝑚𝐿

6. t = 25 menit

8
0,404 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 33, 684 µ𝑔/𝑚𝐿

7. t = 30 menit
0,417 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 34, 795 µ𝑔/𝑚𝐿

8. t = 45 menit
0,448 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 37, 444 µ𝑔/𝑚𝐿

9. t = 50 menit
0,359 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 29, 838 µ𝑔/𝑚𝐿

10. t = 60 menit
0,237 − 0,0099
𝑥= 0,0117
= 19, 410 µ𝑔/𝑚𝐿

b. Perhitungan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan Hasil


Analisis
1. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 500 𝑚𝐿
2. 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑒𝑙𝑖𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘)
𝑙𝑛𝐶𝑝2 − 𝑙𝑛𝐶𝑝1 𝑙𝑛19,410 − 𝑙𝑛37,444
− 𝑘= 𝑡2−𝑡1
= 60−45
= − 0, 0438 / 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑘 = 0, 0438 / 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. 𝐾𝑙𝑖𝑟𝑒𝑛𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐶𝑙𝑡) = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
𝐾𝑙𝑖𝑟𝑒𝑛𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐶𝑙𝑡) = 500 𝑚𝐿 𝑥 0, 0438/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑙𝑖𝑟𝑒𝑛𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐶𝑙𝑡) = 21, 9 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,693 0,693
4. 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ (𝑡1/2) = 𝑘
= 0,0438
= 15, 822 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

5. 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 10 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 0, 5 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 2. 000 μ𝑔/𝑚𝐿
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 1. 000 μ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑅
6. 𝐶𝑠𝑠 = 𝑘 𝑥 𝑉𝑑

1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑠𝑠 = 0,0438 𝑥 500 𝑚𝐿

𝐶𝑠𝑠 = 0, 0457 𝑚𝑔/𝑚𝐿


𝐶𝑠𝑠 = 45, 7 μ𝑔/𝑚𝐿
𝑅 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7. 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝐷𝐿) = 𝑘
= 0,0438 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 22, 831 𝑚𝑔

9
8. Persamaan Farmakokinetika
● Persamaan Farmakokinetika Selama Proses Pemberian
Infus
Cp = Css x (1-e-k x t)
Cp = 45,7 μg/mL x (1-e -0,0438 x t)
● Persamaan Farmakokinetika Setelah Pemberian Infus
Dihentikan
Cp = Css x (1-e-k x b) x e-k ( t - b)
Cp = 45,7 μg/mL x (1-e -0,0438 x b) x e-0,0438 (t - b)

c. Perhitungan Cp Teoritis dari Data Sampel Plasma


Perhitungan Cp pada tiap waktunya seiring waktu pemberian infus
menggunakan persamaan:
𝑅
Cp = 𝑘 𝑥 𝑉𝑑
(1-e-k x t)

Sedangkan perhitungan Cp pada tiap waktunya ketika pemberian infus


dihentikan menggunakan persamaan:
𝑅
Cp = 𝑘 𝑥 𝑉𝑑
(1 - e-k x b) x e-k (t - b)

1. t = 5 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 5 menit) = 9,063 μg/mL

2. t = 10 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 10 menit) = 16,484 μg/mL

3. t = 15 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 15 menit) = 22,559 μg/mL

4. t = t1/2 = 17,325 menit


1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 17,325 menit)

= 24,996 μg/mL
5. t = 20 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 20 menit) = 27,533 μg/mL

6. t = 25 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 25 menit) = 31,606 μg/mL

7. t = 30 menit

10
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 30 menit) = 34,940 μg/mL

8. t = 45 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 45 menit) = 41,735μg/mL

9. t = 50 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 45 menit)

x e-0,04/menit (50 menit - 45 menit) = 34,182 μg/mL


10. t = 60 menit
1.000 µ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝 = 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 500 𝑚𝐿
𝑥 (1 - e-0,04/menit x 45 menit)

x e-0,04/menit (60 menit - 45 menit) = 22,921 μg/mL

d. Perhitungan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan Hasil


Teoritis
1. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 500 𝑚𝐿
2. 𝐾𝑙𝑖𝑟𝑒𝑛𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐶𝑙𝑡) = 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑙 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑒𝑙𝑖𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 (𝑘) = 𝑉𝑑
= 500 𝑚𝐿
= 0, 04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,693 0,693
4. 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ (𝑡1/2) = 𝑘
= 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 17, 325 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

5. 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 10 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 0, 5 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 2. 000 μ𝑔/𝑚𝐿
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 1. 000 μ𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (𝑅) = 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑅
6. 𝐶𝑠𝑠 = 𝑘 𝑥 𝑉𝑑

1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑠𝑠 = 0,04 𝑥 500 𝑚𝐿

𝐶𝑠𝑠 = 0, 05 𝑚𝑔/𝑚𝐿
𝐶𝑠𝑠 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿
𝑅 1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7. 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝐷𝐿) = 𝑘
= 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 25 𝑚𝑔

8. Persamaan Farmakokinetika
● Persamaan Farmakokinetika Selama Proses Pemberian
Infus
Cp = Css x (1-e-k x t)
Cp = 50 μg/mL x (1-e -0,04 x t)

11
● Persamaan Farmakokinetika Setelah Pemberian Infus
Dihentikan
Cp = Css x (1-e-k x b) x e-k ( t - b)
Cp = 50 μg/mL x (1-e -0,04 x b) x e-0,04 ( t - b)

e. Perbandingan Konsentrasi Plasma (Cp) Berdasarkan Perhitungan


Analisis dan Teoritis

Waktu (menit) Cp Analisis (μg/mL) Cp Teoritis (μg/mL)

Konsentrasi Plasma Selama Proses Pemberian Infus

5 7,107 9,063

10 14,026 16,484

15 21,974 22,559

t1/2 = 17,325 24,197 24,996

20 31,205 27,533

25 33,684 31,606

30 34,795 34,940

45 37,444 41,735

Konsentrasi Plasma Setelah Proses Pemberian Infus Dihentikan

50 29,838 34,182

60 19,410 22,921
Tabel 5.2. Perbandingan Konsentrasi Plasma (Cp) Berdasarkan
Perhitungan Analisis dan Teoritis

f. Perbandingan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan


Perhitungan Analisis dan Teoritis

Parameter Analisis Teoritis

Volume Distribusi (Vd) 500 mL

Konstanta Eliminasi (k) 0,0438/menit 0,04/menit

Klirens Total (ClT) 21,9 mL/menit 20 mL/menit

12
Waktu Paruh (t1/2) 15,822 menit 17,325 menit

Laju Infus (R) 1 mg/menit

Konsentrasi Tunak (Css) 45,7 μg/mL 50 µg/mL

Dosis Muatan (DL) 22,831 mg 25 mg


Tabel 5.3. Perbandingan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan
Perhitungan Analisis dan Teoritis

g. Kurva Plotting Cp (μg/mL) vs t (menit)

Gambar 5.1. Kurva Cp vs t Data Teoritis dan Analisis

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum simulasi pemberian obat secara infus intravena, digunakan
alat simulasi yang digunakan menyerupai model simulasi satu kompartemen dengan
tambahan satu buret yang berfungsi sebagai reservoir larutan infus. Kemudian,
terdapat kran air yang keluar melalui gelas piala diasumsikan sebagai klirens dan
diatur lajunya sebesar 20 mL/menit. Untuk menjaga volume distribusi percobaan tetap
konstan, aquades ditambahkan secara kontinu melalui buret yang dipasang di atas
gelas piala dengan laju yang sama dengan aliran klirens. Untuk sistem disolusi obat
digunakan KMnO4 digunakan sebagai model obat yang diberikan secara infus. Hal
pertama yang dilakukan ialah melakukan kurva kalibrasi terhadap KMnO4 yang

13
dilakukan dengan berbagai konsentrasi (ppm) 5,10,20,30,40,50,60,70; dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 526 nm. Sehingga didapatkan
hasil persamaan regresi linear y = 0,0117x + 0,0099 dan nilai R sebesar 0,9937 yang
dapat menyatakan bahwa persamaan tersebut sudah baik.

Kemudian, dilakukan simulasi pemberian obat secara intravena dimana


pemberian obat secara infus intravena disimulasikan diberikan dari menit ke-0 sampai
ke-45. Kemudian, dilakukan pengambilan sampel obat dalam plasma darah
menggunakan pipet volume pada waktu menit ke-5;10;15;17,2 (T1/2); 20; 25; 30; 45;
dan pasca infus dihentikan yaitu pada menit ke-50 dan 60. Dengan persamaan regresi
linear yang telah diperoleh dari kurva kalibrasi dilakukan perhitungan konsentrasi
terhadap hasil absorbansi yang diperoleh pada masing-masing sampel.

Berdasarkan perhitungan teoritis dan analisis yang telah dilakukan,


konsentrasi tunak (Css) pada simulasi ini secara berturut-turut ialah
𝐶𝑠𝑠 = 50 μ𝑔/𝑚𝐿 dan 𝐶𝑠𝑠 = 45, 7 μ𝑔/𝑚𝐿 . Adapun pada praktikum kali ini,
pemberian obat dihentikan pada menit ke-45 sehingga kadar konsentrasi tertinggi
terjadi pada titik ini,yaitu 37,444 µg/mL, berdasarkan sampel yang telah didapatkan
dan belum mencapai kondisi konsentrasi tunak. Kemudian, terjadi penurunan
konsentrasi pada menit ke-50 dan 60. Hal ini menunjukkan penurunan obat dalam
darah setelah infus dihentikan mengikuti tetapan eliminasi orde satu. Adapun
dilakukan perbandingan antara perhitungan analisis dan perhitungan teoritis pada
percobaan yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan yang tidak
signifikan, sehingga dapat dinyatakan proses simulasi yang terjadi saat praktikum
menunjukkan profil yang sesuai. Meskipun demikian, pada praktikum pemberian
infus kali ini belum mencapai konsentrasi steady-state sehingga profil grafik yang
diperoleh tidak menggambarkan grafik infus yang sebenarnya disaat konsentrasi obat
konstan dalam darah.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil ploting dan perhitungan konsentrasi plasma, pemberian
infus pada praktikum ini belum mencapai steady state. Perbandingan parameter
farmakokinetik berdasarkan perhitungan analisis dan teoritis sebagai berikut.

Parameter Analisis Teoritis

14
Volume Distribusi (Vd) 500 mL

Konstanta Eliminasi (k) 0,0438/menit 0,04/menit

Klirens Total (ClT) 21,9 mL/menit 20 mL/menit

Waktu Paruh (t1/2) 15,822 menit 17,325 menit

Laju Infus (R) 1 mg/menit

Konsentrasi Tunak (Css) 45,7 μg/mL 50 µg/mL

Dosis Muatan (DL) 22,831 mg 25 mg


Tabel 7.1. Perbandingan Parameter Farmakokinetika Berdasarkan
Perhitungan Analisis dan Teoritis
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Sari, Santi, Atika W. Puspitasari, Larasati A.K. (2022). Penuntun Praktikum
Farmakokinetika. Depok: Laboratorium Farmakologi dan Farmakokinetika
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
Shargel, L. & Yu, Andrew B.C. (2012). Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics 7th Edition. New York: McGraw Hill Education.

15
IX. LAMPIRAN

16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai