Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas A2 (Senin 08.00 - 10.50)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2022
I. Judul Praktikum
Pemberian Obat Secara Infus
Selain itu, konsentrasi keadaan tunak dapat diperoleh melalui persamaan berikut.
𝑅 𝑅
𝐶𝑠𝑠 = 𝑉𝐷.𝑘
= 𝐶𝑙
IV. Metode
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Berikut merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini:
No Alat Gambar
5 Stopwatch
8 Beaker glass
10 Buret 10 mL
11 Pipet tetes
12 Gelas ukur
13 Spektrofotometer UV Vis
14 Kuvet
Tabel 1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Pemberian Obat Secara Infus
b. Bahan
1. Aquades
2. KMnO4
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Larutan standar KMnO4 dibuat hingga konsentrasi 100 ppm
dari larutan induk KMnO4 dengan konsentrasi 5000 ppm.
2. Larutan KMnO4 dilakukan pengenceran hingga diperoleh
konsentrasi 8 konsentrasi yang berbeda, yaitu 5; 10; 20; 30; 40;
50; 60; dan 70 ppm.
3. Panjang gelombang yang ditentukan yaitu 526 nm
4. Serapan diukur segera pada panjang gelombang maksimum 526
nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan blanko
aquades.
5. Kurva kalibrasi dibuat menggunakan data serapan dan
konsentrasi.
b. Simulasi Model Pemberian Obat Secara Infus
1. Aquades sebanyak 500 mL dimasukkan ke dalam gelas piala
sebagai volume distribusi dan putar pengaduk magnetik
(magnetic stirrer) dalam plasma.
2. Kran buret dan kran gelas piala dibuka sehingga tercapai
kesetimbangan kecepatan aliran sebesar + 20 mL/menit.
3. KMnO4 sebanyak 200 mg ditimbang secara seksama dan
dilarutkan dalam aquades, lalu diencerkan sampai 100.0 mL
agar diperoleh konsentrasi 2000 ppm.
4. Larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam buret yang berfungsi
sebagai reservoir larutan infus.
5. Kran buret larutan infus dibuka dan dijaga agar kecepatan
alirannya 10 tetes/menit, dan atur laju aliran buret yang
berfungsi sebagai reservoir berisi aquades. Jumlah cairan yang
masuk dari kedua buret diusahakan sama dengan jumlah cairan
yang keluar dari keran gelas piala.
6. Aliran larutan infus dari buret dihentikan pada menit ke-45
setelah pemberian infus.
7. Sebanyak 5.0 mL sampel plasma dipipet dari gelas piala pada
menit ke-5, 10, 15, t1/2, 20, 25, 30, 45, 50, dan 60 setelah
pemberian infus.
8. Kadar KMnO4 dari setiap sampel ditentukan dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum
526 nm. Aquades digunakan sebagai blanko.
9. Kurva Cp vs t diplot pada kertas semilog.
10. Parameter farmakokinetika meliputi volume distribusi (Vd),
laju infus (R), konstanta eliminasi (k), klirens (Cl), waktu paruh
(t1/2), konsentrasi tunak (Css), dan Cp pada t1/2 dihitung.
11. Kadar C90 dihitung berdasarkan data dan dibandingkan dengan
hasil analisis sampel.
V. Hasil Pengamatan
A. Data Kurva Kalibrasi
5 0,030
10 0.074
20 0,282
30 0,352
40 0,456
50 0,570
60 0,724
70 0,781
Tabel 2. Data kurva kalibrasi larutan standar 𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang diukur pada λ =
526 nm
B. Pemberian Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 secara Infus IV
5 0,156
10 0,315
15 0,421
t ½ (17,325) 0,469
20 0,473
25 0,591
30 0,722
45 0,778
50 0,717
60 0,551
Tabel 3. Data serapan sampel darah setelah waktu tertentu diukur pada λ =
526 nm
VI. Perhitungan
A. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar
5 0,030
10 0.074
20 0,282
30 0,352
40 0,456
50 0,570
60 0,724
70 0,781
Tabel 4. Data kurva kalibrasi larutan standar 𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang diukur pada λ =
526 nm
5 0,156 9,373
10 0,315 27,769
15 0,421 36,829
20 0,473 41,274
25 0,591 51,359
30 0,722 62,556
45 0,778 67,342
50 0,717 62,128
60 0,551 47,940
𝑙𝑛(67,342)−𝑙𝑛(47,940)
= 60 − 45
= 0,023/menit
4. Klirens (Cl) = Vd x k
= 500 mL x 0,023/menit
= 11,5 mL/menit
0,693
5. Waktu Paruh (t ½ ) = 𝑘
0,693
= 0,023/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 30,130 menit
𝑅
6. Konsentrasi Tunak (Css) = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 500 𝑚𝐿 𝑥 0,023/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 500 𝑚𝐿
= 0,04/menit
0,693
6. Waktu paruh (t1/2) = 𝑘
0,693
= 0,04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 17,325 menit
𝑅
7. Css = 𝐶𝑙
1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,05 mg/mL = 50 μg/mL
𝑅
8. Loading dose (DL) = 𝑘
1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,04 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 25 mg
● Perhitungan Cp teoritis
Perhitungan Cp pada menit ke-5 hingga menit ke-45 menggunakan rumus:
𝑅 −𝑘𝑡
Cp = 𝑉𝑑 𝑥 𝑘
(1 − 𝑒 )
Cp = 9,063 μg/mL
Cp = 16,484 μg/mL
Cp = 22,559 μg/mL
Cp = 24,996 μg/mL
Cp = 27,534 μg/mL
Cp = 31,606 μg/mL
7. Cp pada menit ke-30
1 𝑚𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 −0,04×30
Cp = 500 𝑚𝐿 𝑥 0.04/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(1 − 𝑒 )
Cp = 34,940 μg/mL
Cp = 41,735 μg/mL
Cp = 34,170 μg/mL
Cp = 22,905 μg/mL
Gambar 5. Kurva Konsentrasi Plasma Hasil Perhitungan Analisis dan Teoritis
Css (μg/mL) 87 50
Cp pada t ½ 43 24,996
Cl (mL/menit) 11,5 20
VII. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan simulasi pemberian obat secara infus intravena
(IV). Infus merupakan pemberian obat secara terus-menerus dan konstan dalam waktu
yang relatif lama dengan pemberian yang perlahan. Keuntungan utama pemberian
obat dengan infus IV adalah memungkinkan pengendalian yang tepat dari konsentrasi
obat dalam plasma yang cocok dengan kebutuhan pasien, dapat digunakan untuk obat
dengan indeks terapeutik yang sempit, dan infus intravena mempertahankan
konsentrasi obat efektif dalam plasma yang tetap dengan menghilangkan fluktuasi
yang lebar.
Pada praktikum simulasi obat secara infus ini menggunakan alat yang mirip
dengan alat model simulasi satu kompartemen dengan penambahan buret sebagai
reservoir larutan infus. Pada percobaan ini, digunakan KMnO4 sebagai obat yang
diberikan. Pemberian obat dilakukan dengan meneteskan 2000 ppm KMnO4 melalui
buret reservoir larutan infus dengan kecepatan aliran 10 tetes/menit. Sama seperti
praktikum-praktikum sebelumnya, dilakukan pengaturan pada keran klirens dan buret
reservoir air dibuat agar konstan setiap waktu. Pemberian infus dilakukan selama 45
menit dan diberhentikan pada menit ke-45. Sampel diambil pada menit ke 5, 10, 15,
t1/2, 20, 25, 30, 45, 50, dan 60.
Sebelum dilakukan pengambilan dan pengukuran sampel, terlebih dahulu
dilakukan pembuatan kurva kalibrasi larutan KMnO4. Prosedur ini penting untuk
menentukan kadar KMnO4 dari sampel dengan cara memasukkan data serapan
sampel yang diperoleh ke persamaan kurva kalibrasi. Dilakukan pengukuran
absorbansi larutan standar KMnO4 pada berbagai konsentrasi menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm. Hasil absorbansi yang didapat di
plot sehingga didapatkan kurva kalibrasi dan persamaan regresi linear, yaitu y =
0,0117 x - 0,0099.
Setelah pembuatan kurva kalibrasi, dilakukan pengukuran absorbansi sampel
pada menit ke 5, 10, 15, t1/2, 20, 25, 30, 45, 50, dan 60. Selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan-perhitungan parameter farmakokinetika yang dapat dihitung secara
analisis dari data hasil percobaan dan perhitungan teoritis. Parameter farmakokinetika
yang dapat dihitung secara analisis adalah konsentrasi plasma (Cp), konstanta
eliminasi (k), waktu paruh (𝑡1/2), klirens (Cl), konsentrasi pada waktu paruh (C pada
𝑡1/2), dan konsentrasi tunak atau steady state (Css). Berdasarkan perhitungan analisis
didapatkan nilai k sebesar 0,023/menit, waktu paruh 30,130 menit, klirens 11,5
mL/menit, dan konsentrasi pada keadaan tunak (Css) sebesar 87 μg/mL.
Pada perhitungan teoritis, parameter farmakokinetika yang dapat dihitung
berdasarkan data volume distribusi, klirens total, dan kecepatan aliran infus antara
lain konsentrasi plasma (Cp), konstanta eliminasi (k), waktu paruh (𝑡1/2), konsentrasi
pada waktu paruh (C pada 𝑡1/2), dan konsentrasi tunak atau steady state (Css).
VIII. Kesimpulan
a. Persamaan Kurva Kalibrasi
● y = 0,0117x - 0,0099
● r = 0,9938
Berdasarkan percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil
analisis dan teoritis sebagai berikut.
b. Perbandingan Perhitungan Konsentrasi Obat di dalam Plasma (Cp)
Secara Analisis dan Teoritis
Css (μg/mL) 87 50
Cp pada t ½ 43 24,996
Cl (mL/menit) 11,5 20