FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2021
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan lni mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Menerangkan pengertian difusi
2. Menentukan kecepatan difusi suatu zat melalui suatu perintang (membran)
3. Menggunakan alat untuk menentukan kecepatan difusi
4. Menentukan kecepatan disolusi suatu zat
5. Menggunakan alat penentuan kecepatan disolusi suatu zat
6. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keepatan disolusi suatu zat.
II. Data Pengamatan dan Perhitungan
2.1 Data absorbansi Natrium diklofenak
c
Absorbansi
(g/ml)
5 0,138
10 0,431
15 0,589
20 0,798
25 0,972
30 1,285
Perhitungan:
• Y10 = 0,1994
Y = 0,0432X - 0,0545
0,1994 = 0,0432X - 0,0545
0,2539 = 0,0432X
X10 = 5,87
• Y20 = 0,3223
Y = 0,0432x - 0,0545
0,3223 = 0,0432x - 0,0545
0,3768 = 0,0432x
X20 = 8,72
• Y30 = 0,51
Y = 0,0432x - 0,0545
0,51 = 0,0432x - 0,0545
0,5645 = 0,0432x
X30 = 13,06
• Y40 = 0,739
Y = 0,0432X - 0,0545
0,739 = 0,0432X - 0,0545
0,7935 = 0,0432X
X40 = 18,36
• Y50 = 0,983
Y = 0,0432x - 0,0545
0,983 = 0,0432x - 0,0545
1,0375 = 0,0432x
X50 = 24,01
2.3 Data Jumlah Kumulatif Zat Aktif yang Menembus per Area
Cn
Time Absorbansi Ci Q
(𝛍g/ml)
A = 2,545 cm2
V kompartemen reseptor = 10 ml
Volume sampling = 1 ml
2.4 Kurva Jumlah Kumulatif Zat Aktif yang Menembus per Area
Perhitungan :
S = Volume Sampling
A = luas membran
• Sigma Ci = 0
Q = ( 5,87 x 10 ) + (0 x 1 ) / 2,545
Q = 58,7 + 0 / 2,545
Q = 58,7/2,545
Q = 23,06
• Sigma Ci = 0 + 5,87 = 5,87
Q = (8,72 x 10) + (5,87 x 1) / 2,545
Q = 87,2 + 5,87 / 2,545
Q = 93,07 / 2,545
Q = 36,57
• Sigma Ci = 5,87 + 8,72= 14,59
Q = (13,06 x 10) + (14,59x1) / 2,545
Q = 130,6 + 14,59 / 2,545
Q = 145,19 / 2,545
Q = 57,04
• Sigma Ci = 14,59 + 13,06 = 27,65
Q = (18,36 x 10) + (27,65 x 1)/ 2,545
Q = (183,6 + 27,65) / 2,545
Q = 211,25/2,545
Q = 83,01
• Sigma Ci = 27,65 + 18,36 = 46,01
Q = ((24,01 x 10) + (46,01x1) / 2,545
Q = (240,1 + 46,01) / 2,545
Q = 286,11 / 2,545
Q = 112,42
III. Pembahasan
Praktikum ini dilakan untuk menentukan kecepatan difusi suatu zat melalui
suatu perintang dan menentukan kecepatan disolusi suatu zat. Difusi merupakan
perpindahan massa molekular secara acak yang disebabkan perbedaan konsentrasai
aliran molekul melelui suatu pembatas (Martin et al, 2008). Sementara disolusi
merupakan proses zat padat memasuki fasa pelarut melalui proses multistep yang
melibatkan berbagai reaksi heterogen antara fasa solut-solut dan fasa pelarut pada
antarmuka solut dan pelarut (Kurniawaan, 2013).
Namun dalam praktikum ini kelompok kami hanya akan melakukan uji difusi.
Proses difusi dapat diamati dengan perpindahan zat melalui membran polimer.
Suatu zat dapat menembus membran dengan penetrasi atau melalui gerakan
molekul. Selain disebabkan oleh perbedaan konsentrasi, perpindahan zat dapat
dipengaruhi beberapa fakator seperti bahan material diolesir dan permeabilitas
membran, ukuran molekul, kecepatan aliran, dan koefisien ultra filtrasi (Van Stone,
1983).
Natrium diklofenak memiliki indikasi sebagai terapi awal dan akut untuk
rematik yang disertai inflamasi dan degeneratif (artritis rematoid, ankylosing
spondylitis, osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri dan kolumna
vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout; dan nyeri pascabedah
(PIONAS, 2015).
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melaukan uji difusi pada natrium
diklofenak adalah membuat larutan donor dan reseptor. Pertama-tama dibuat
larutan donor berupa larutan dapar fosfat dengan pH 7,0. Sebanyak 500 mL larutan
kalium dihidrogen fosfat 0,1 M dicampurkan dengan 291 mL larutan NaOH 0,1 N.
Selanjutnya ditambahkan aquades bebas CO2 hingga didapatkan larutan tepat 1
liter. Larutan reseptor berupa larutan dapar fosfat dengan pH 7,4. Sebanyak 500 ml
larutan kalium dihidrogen fosfat 0,1 M dan 391 mL larutan NaOH 0,1 N.
selanjutnya ditambahkan aquades bebas CO2 hingga didapatkan larutan tepat 1 liter.
Digunakan aquades bebas CO2 karena CO2 dapat berekasi dengan NaOH sehingga
mengurangi keakuratan hasil pengujian.
Kedua kompartemen ditututp dan diaduk dengan gerakan 140 rpm. Pengadukan
pada media reseptor sangat berperan untuk mencegah kejenuhan lapisan difusi yang
kontak dengan membran. Sel difusi dimasukkan ke dalam air 37oC karena suhu ini
menyerupai suhu normal manusia. Obat akan berdifusi dari kompartemen donor ke
dalam kompartemen reseptor.
Setelah dilakukan pengamatan pada konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm
didapat absorbansi berturut turut sebesar 0,138 ; 0,431 ; 0,589 ; 0,798 ; 0,972 dan
1,285. Kemudian dibuat kurva kalibrasi dan didapatkan persamaan kurva dengan
persamaan y = 0,0432x - 0,0545 dengan R² = 0.9899. Dari hasil dari pengujian
tersebut, dapat dibuktikan bahwa absorbansi dari suatu larutan sampel akan
semakin meningkat jika konsentrasi larutan sampel juga meningkat.
IV. Simpulan
4.1. Dapat diterangkan pengertian difusi, yaitu proses perpindahannya molekul zat
dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
4.2. Telah diketahui bahwa konsentrasi suatu sampel mempengaruhi kecepatan
difusi, semakin kecil ukuran partikel, semakin luas permukaan, dan semakin
tipis suatu membran yang dilalui, maka akan semakin cepat partikel itu
bergerak sehingga kecepatan difusi akan semakin tinggi.
4.3. Telah diketahui prinsip kerja alat yang digunakan dalam menentukan
kecepatan difusi.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, B. 2008. Pengaruh Pemilihan Kondisi Batas, Langkah Ruang, Langkah Waktu dan
Koefisien Difusi pada Model Difusi. Jurnal APLIKA. Vol. 8.
Kuntari, Fransiska., Susatyo Pranoto, dan Adita Sutresno. 2019. Studi Proses Difusi melalui
Membran dengan Pendekatan Kompartemen. Jurnal Fisika dan Aplikasinya .Vol. 15
(2)
Kurniawan, Fajar. 2013. Manajemen Perawatan Industri : Teknik dan Aplikasi Implementasi
Total Productive Maintenance (TPM), Preventive Maintenance dan Reability Centered
Maintenance (RCM). Yogyakarta : Graha Ilmu.
Martin, Alfred, James Swarbrick, dan Arthur Commarata. 2008. Farmasi Fisik Edisi 3.
National Center for Biotechnology Information. 2021. Diclofenac Sodium. Tersedia online
di: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diclofenac-sodium [Diakses pada 23
April 2021].
Van Stone, J. 1983. Principles and Mechanics of Dialysis. London: Grune& Stralon lnc.