Anda di halaman 1dari 44

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Penentuan Kurva Baku Piroxicam

NO Konsentrasi Luas Area

1 10 122.574

2 12 152.589

3 14 182.608

4 16 212.714

5 18 242.835

Tabel 4.1 Nilai Konsentrasi dan Luas Area Kalibrasi Piroxicam

R2 = 0.99998
Luas Area

Konsentrasi (µg/ml)
Gambar 4.1. Kurva Linearitas Baku Piroxicam

4.2 Penentuan Kurva Konsentrasi Obat Dalam Plasma


Waktu Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
0,5 0,4052 0,6241 0,7522
1 0,7057 0,8365 0,94156
1,5 0,8975 0,9257 1,1748
2 1,1022 1,3264 1,5346
4 0,9745 1,1142 1,3923
6 0,7251 0,8317 0,9158
8 0,2765 0,4521 0,6468
Tabel 4.2 Nilai Konsentrasi Setiap Perlakuan
28

Konsentrasi (µg/ml)

Waktu (jam)

Gambar 4.2 Kurva Konsentrasi Perlakuan I


Konsentrasi (µg/ml)

Waktu (jam)

Gambar 4.3 Kurva Konsentrasi Perlakuan II


Konsentrasi (µg/ml)

Waktu (jam)

Gambar 4.4 Kurva Konsentrasi Perlakuan III


29

Konsentrasi (µg/ml)

Waktu (jam)
Gambar 4.5 Kurva Konsentrasi Perlakuan I, II, III

Keterangan :

Perlakuan I : Pemberian piroxicam

Perlakuan II : Pemberian piroxicam 1 jam setelah pemberian lansoprazole

Perlakuan III : Pemberian piroxicam dan lansoprazole secara bersamaan

4.3 Nilai Parameter Farmakokinetik

Adapun hasil parameter profil fermakokinetik dari ketiga perlakuan sebagai

berikut:

NO Parameter Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III


Farmakokinetik
1 Ka 1,4377 2,7219 3,548
2 Kel 0,6047 0,4248 0,378
3 T1/2 1,146 1,631 1,833
4 Vd 6,8027 6,8010 4,9715
5 Cl 3,228 2,889 1,879
6 T maks 1,039 0,8082 0,7063
7 C maks 0,331 0,6876 0,8231
8 AUC 0-∞ 6,15895 7,19505 8,61553
9 AUMC 0-∞ 22,59198 27,09535 32,67883
10 MRT 4,1083 4,4404 4,4301
30

4.4 Nilai Hasil Uji Validasi


4.4.1 Nilai Uji LOD dan LOQ
Adapun hasil uji LOD dan LOQ di dapat sebagai berikut:
Uji Validasi

LOD 0,0097

LOQ 0,0296

4.4.2 Nilai Uji Akurasi


Hasil uji akurasi dari konsentrasi 10, 14, dan 18 mcg/ml sebagai berikut:

Konsentrasi % Recovery % diff


rata-rata rata-rata
10 mcg/ml 100,693 0,6936
14 mcg/ml 101,540 1,5407
18 mcg/ml 100,3985 0,3985

4.4.3 Nilai Uji Presisi


Hasil uji presisi dari konsentrasi 10, 14, dan 18 mcg/ml didapat nilai RSD
dan SD sebagai berikut:

Konsentrasi % Nilai RSD SD


10 mcg/ml 1,9742 0,1987
14 mcg/ml 2,7454 0,3902
18 mcg/ml 2,0763 0,3752

4.5 Uji Statistika


4.5.1 Nilai T Hitung
Dari uji statistik dari konsentrasi 10, 14, dan 18 mcg/ml didapat hasil nilai T
hitung sebagai berikut:
Konsentrasi T Hitung T Tabel
10 mcg/ml 0,4740
4,30265
14 mcg/ml 1,0213
18 mcg/ml 0,9711
31

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Penentuan Kurva Kalibrasi Piroxicam

Kurva kalibrasi menggambarkan hubungan antara respon alat dengan

konsentrasi analit yang diketahui. Kurva kalibrasi piroxicam diperoleh setelah

dilakukan penyuntikan Kemudian 20 µl baku piroxicam kedalam sistem KCKT

dengan menggunakan perbandingan fase gerak air : metanol (55:45). Selanjutnya

dilakukan penentuan kurva baku piroxicam dengan nilai konsentrasi dan luas area

seperti yang tertera pada hasil penelitian, maka diperoleh kadar piroxicam dengan

menggunakan persamaan Y= 15,03225x – 27,7875 dengan nilai r= 0,99998.

5.2 Penentuan Nilai Profil Farmakokinetik

Selanjutnya dilakukan penyuntikan dari plasma ketiga kelompok hewan

perlakuan dalam beberapa waktu tertentu yang masing-masing kelompok

menggunakan satu ekor hewan uji. 1 ekor untuk perlakuan pemberian piroxicam,

1 ekor untuk perlakuan pemberian piroxicam yang 1 jam setelahnya telah

diberikan lansoprazol dan 1 ekor untuk perlakuan pemberian piroxicam dan

lansoprazole secara bersamaan.

Dari hasil penyuntikan maka diperoleh kadar dari masing-masing perlakuan

yang selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai parameter farmakokinetik.

Pada nilai laju absorbsi atau ka mengalami peningkatan yaitu dari 1,4377 jam-1

pada perlakuan I menjadi 2,7219 jam-1 pada perlakuan II dan 3,548 jam-1 pada

perlakuan III. Dari nilai ka yang diperoleh tidak terdapat perbedaan secara

signifikan dari ketiga kelompok uji sehingga menunjukkan bahwa nilai dari ketiga

perlakuan tidak mempengaruhi nilai laju absorbsi.


32

Pada nilai t ½ mengalami peningkatan yang tidak signifikan yaitu 1,146 jam

pada perlakuan I menjadi 1, 631 jam pada perlakuan II dan perlakuan III menjadi

1,833 jam dan nilai Tmaks menurun dari 1,039 jam pada perlakuan I menjadi

0,8082 jam pada perlakuan II dan 0,7063 jam pada perlakuan III, nilai Cmaks

mengalami peningkatan dari 0,331 pada perlakuan I 0,6876 pada perlakuan II dan

0,8231 pada perlakuan III.

Dari hasil penelitian Mirakel 2007 djelaskan bahwa peningkatan nilai ka

berpengaruh pada nilai Tmaks yang menurun dan nilai Cmaks yang meningkat

dan juga berpengaruh terhadap peningkatan nilai profil AUC0-∞ yaitu data dari

penelitian ini adalah 6,43985 µg/L.jam pada perlakuan I menjadi 8,1497 µg/L.jam

pada perlakuan II dan 9,0226 µg/Ljam pada perlakuan III. Faktor yang dapat

mempengaruhi profil absorbsi adalah kecepatan pengosongan lambung , pH

medium absorbsi, koefisien partisi lemak-air juga fenomena first pass effect.

Pada profil distribusi ketiga perlakuan tidak menunjukkan perubahan yang

signifikan dan juga pengaruh terhadap Vd yaitu dengan nilai volume distribusi

atau Vd mengalami penurunan dari 6,8027 L pada perlakuan I menjadi 6,8010

pada perlakuan II dan 4,9715 pada perlakuan III. Pada nilai AUMC0-∞ yang

menunjukkan konsentrasi awal pada bawah kurva mengalami peningkatan yang

signifikan sejalan dengan nilai AUC0-∞ yaitu dari 22,59198 pada perlakuan I

menjadi 27,09535 pada perlakuan II dan perlakuan III 32,67883. Faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi nilai profil distribusi seperti ikatan antara obat dengan

protein darah, ikatan obat dengan jaringan dan partisi dalam lemak dan tidak

dipengaruhi oleh pemberian satu atau kombinasi obat sehingga nilai profil

distribusi tidak terpengaruh.


33

Inhibisi enzim menyebabkan obat (subtrat) kurang/ tidak termetabolisme

yaitu klirens metabolisme berkurang, sehingga terjadi kenaikan kadar obat

didalam darah. Kenaikan kadar obat didalam darah akan lebih besar jika volume

distribusi obat kecil (Hakim, 2012).

Pada profil eliminasi dapat dari nilai kecepatan eliminasi atau kel yang

mengalami penurunan namun tidak signifikan dari perlakuan I yaitu 0,6047 jam-1

menjadi 0,4248 jam-1 pada perlakuan II dan kemudian menurun menjadi 0,378

jam-1 pada perlakuan III dan juga sejalan dengan nilai Cl dari ketiga perlakuan

yang mengalami penurunan dari 3,228 L/jam pada perlakuan I menjadi 2,889

L/jam pada perlakuan II dan 1,879 L/jam pada perlakuan III. Nilai Cl

menggambarkan jumlah obat yang dibersihkan dan merupakan parameter

farmakokinetika primer sehingga faktor fisiologi berpengaruh terhadap perubahan

nilainya. Terlihat bahwa perlakuan II dan III menyebabkan penurunan nilai Cl

yang berarti terdapat dugaan bahwa penurunan Cl terjadi akibat penurunan

metabolisme oleh hati dan atau ekskreasi oleh ginjal. Klirens dapat didefinisikan

sebagai volume bersihan suatu obat dari tubuh per satuan waktu ( ml/ menit atau

L/jam) (Shargel, 2005).

Dan nilai MRT yaitu nilai yang menunjukkan waktu keberadaan obat didalam

tubuh mengalami peningkatan dari 4,1083 pada perlakuan I menjadi 4,4404 pada

perlakuan II dan menurun menjadi 4,4301 pada perlakuan III. Namun dari ketiga

perlakuan menunjukkan perbedaan nilai yang tidak signifikan sehingga tidak

menunjukkan pengaruh dari ketiga perlakuan terhadap eliminasi obat.

Dari data-data yang telah diperoleh dari masing-masing profil

farmakokinetik, tidak terlihat adanya perbedaan nilai yang signifikan dari masing-
34

masing perlakuan. Sehingga hal ini menunjukkan dari masing-masing perlakuan

tidak memberikan pengaruh yang berarti pada profil farmakokinetik.

5.3 Uji Validasi


5.3.1 Penentuan LOD dan LOQ

Pengukuran Limit Deteksi (LOD) dan Limit Kuantifikasi (LOQ) dengan

menggunakan data kalibrasi. LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel

yang masih memberikan respon signifikan oleh instrumen analisisnya. LOQ

adalah jumlah adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat

dianalisis secara akurat dan presisi. Nilai LOD yang diperoleh adalah 0.0097

µg/ml dan nilai LOQ 0,0296 µg/ml.

5.3.2 Uji Akurasi

Akurasi adalah ukuran yang menyatakan derajat kedekatan rata-rata hasil

analisis dengan hasil teoritis. Hasil teoritis ini adalah hasil yang sebenarnya atau

hasil yang diharapkan menurut teori yang digunakan.

Untuk uji akurasi digambarkan dengan %recovery dan %diff . Untuk

%recovery dengan konsentrasi 10, 14 dan 18 ppm secara berurutan yaitu

100,693%, 101,5407% dan 100,3985%. Pada %diff dengan konsentrasi yang

sama secara berurutan adalah 0,6936%, 1,5407% dan 0,3985%. Seluruh hasil

%recovery dan %diff dari masing-masing konsentrasi memenuhi persyaratan

yaitu 80-120% untuk %recovery dan kurang dari 15% untuk %diff (Hermita,

2004).

5.3.3 Uji Presisi

Uji presisi menggambarkan kedekatan hasil pengukuran individual analit

yang satu dengan yang lainnya. Uji presisi menyatakan keterulangan, yakni jika

analisis dilakukan berulang maka perbedaan hasil yang diperoleh tidak melebihi
35

syarat uji presisi.Dilakukan dengan menggunakan 3 konsentrasi yang sama yaitu

10, 14 dan 18 mcg/ml.

Presisi dinyatakan sebagai standar deviasi (SD) dan simpangan baku relatif

(RSD). Untuk nilai SD yang diperoleh secara berurutan adalah 0,1987, 0,3902 dan

0,3752. Dan nilai RSD yang diperoleh secara berurutan 1,9742%, 2,7454% dan

2,0763%. Nilai RSD yang diperoleh memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari

15%. Semakin kecil nilai SD dan RSD menunjukkan metode yang dipakai

semakin tepat (Huber, 2007).

5.4 Uji Statistik

Uji statistika yang digunakan pada penelitian ini adalh t hitung. Kriteria dari

nilai t hitung adalah jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Namun jika t hitung < t tabel maka hipotesis nol

(H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Nilai t hitung yang diperoleh dari konsentrasi 10, 14 dan 18 ppm secara

berurutan adalah 0,4740, 1,0213 dan 0,9711. Setelah diperoleh nilai t hitung maka

akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t tabel menggunakan = 0,05, maka

/2 = 0,05/2 = 0,025 dan nilai n=3, maka n-1= 3-1 = 2. Maka diperoleh nilai t

tabel 4,303.

Nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing konsentrasi lebih kecil dari

nilai t tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat dikatakan

rata-rata yang dibandingkan adalah sama atau tidak ada perbedaan yang

signifikan.
36

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan pembahasan selama penelitian dapat

disimpulkan :

a. Pemberian lansoprazole tidak mempengaruhi inhibisi enzim pemetabolisme

dari piroxicam dan juga tidak mempengaruhi parameter farmakokinetika pada

fase absorbsi dan juga ekskresi.

b. Kelompok perlakuan piroxicam yang terlebih dahulu diberi lansoprazole

selama 1 jam dibandingkan terhadap kelompok perlakuan piroxicam yang

diberikan bersamaan dengan lansoprazole menunjukkan tidak ada pengaruh

yang signifikan pada parameter farmakokinetika piroxicam.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian disarankan untuk peneliti selanjutnya melakukan

pengujian mengenai efek lansoprazole terhadap daya antiinflamasi piroxicam dan

juga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kombinasi obat

yang lebih banyak.


37

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1995). Ilmu Meracik Obat. Cetakan V. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Arsanti, dkk. (2017). Tingkat Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(AINS) Diapotek GS Kabupaten Kudus. Stikes Cendekia Utama Kudus.
Kudus.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Goodman & Gilman. (2012). Dasar Farmakologi Terapi, Editor Joel G.,
Hardman, Lee E., Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman,
Alih bahasa Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi 10, Volume 2,
Penerbit EGC, Jakarta.

Hakim, L. (2012). Farmakokinetik Klinik. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Hanani. (2007). Analisis Fitokimia. EGC. Jakarta.

Harmita. (2014). Analisis Fisikokimia. EGC. Jakarta.

Harvey, R. A. dan Champe, P.C. (2016). Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi


4, C. Ramadhani, Dian [et al], Tjahyanto, Adhi, Salim, ed., Jakarta, Buku
Kedokteran EGC.

Iersa, R. (2012). Pengaruh Vitamin C pada Profil Farmakokinetika Natrium


Diklofenak Terhadap Hewan Uji Kelinci. Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. E-USU Repository
.
Julaicha. (2016). Pengaruh Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Profil
Farmakokinetik Simetidin Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus).
Universitas Mulawarman. Samarinda.

Khrishna, M.B., Pallavi, S.S., Madhu.P., Kumar, S.S., Ramu, V., dan
Satyanarayana, D. (2011). Drug Interaction; Principles, Methodology and
Applications (General Aspects). Pharmanest.

Mirakel Agatha Devi. (2007). Pengaruh Pemberian Air Berkarbonasi Terhadap


Profil Farmakokinetika Parasetamol Pada Tikus Putih Jantan. Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Mozayani, Ashraf dan Lionel P. Raymon . (2012). Buku ajar interaksi obat
pedoman klinis dan forensik . EGC. Jakarta.

Nursakinah. (2016). Pengaruh pemberian ranitidin terhadap profil


farmakokinetik natrium diklofenak. Universitas Sumatra Utara. Medan
.
38

Philip, Wiffen Et Al. 2014. Farmasi Klinis Oxford. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Prakoso, 2015. Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gangguan Lambung


(Dispepsia, Gastritis, Tukak Peptik) Rawat Inap Di Rumah Sakit“X”
Tahun 2015. Univerrsitas Muhammadiyah. Surakarta .

Reddy, J., Ravi,k., Saleem,T.S., Mohammed,K.T., Ratna,C.C., Madhusudhara dan


Sumedha,V.M. (2010). Formulation and Evaluation of Diclofenac Sodium
Polymeric Buccoadhesive Film.

Sari, 2017. Tinjauan atas Pantoprazole - a Proton Pump Inhibitor. Medical


Department PT Kalbe Farma. Jakarta.

Shargel, L. (2005). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi II.


Penerjemah : Fasich dan Sjamsiah. Surabaya: Airlangga University Press.

USP (2007). The National Formulary. Edisi XXX. Rockville: The United States
Pharmacopoeial Convention.

Waldon, D.J. (2008). Pharmacokinetics and Drug Metabolism. Cambridge:


Amgen, Inc.

Wilmana, P.F. (2005). Analgesik-Antipiretik Analgesik-Inflamasi Nonsteroid dan


Obat Pirai. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi IV Editor: Sulistia G.
Ganiswara. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Winter, M. E. (2012). Farmakokinetika Klinis Dasar. Edisi 5. Penerjemah:


Setiawati, M.C.N. Mutiarawati. Keban, S. A. Judul buku asli: Basic
Clinical Pharmacokinetics. Edisi Kelima. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Yilmaz, B., Asci, A., dan Palabiyik,S.S. (2011). HPLC Method for Determination
of Diclofenac in Human Plasma and its Application to a Pharmacokinetic
Study in Turkey. Journal Of Chromatographic Science.
39

LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowsheet
a. Pembuatan suspensi CMC Na 0,5%

Serbuk CMC Na

Ditimbang 2,5 gr

Ditaburkan merata ke dalam


lumpang yang berisi 100 ml
aquadest panas

Didiamkan selama 30 menit

Diencerkan dengan aquadest


hingga 500 ml

Suspensi CMC Na 0,5%

b. Pembuatan Suspensi Piroxicam

Tablet proxicam 10 mg

Digerus perlahan didalam lumpang

Ditambah 50 ml suspensi CMC Na


0,5%, dihomogenkan.

Dipindahkan ke labu tentukur 50


ml

Dicukupkan dengan susupensi


CMC Na sampai tanda batas.

Suspensi piroxicam
40

c. Pembuatan Suspensi Lansoprazole

Tablet lansoprazole 30
mg
Digerus perlahan didalam lumpang

Ditambah 50 ml suspensi CMC Na


0,5%, dihomogenkan.

Dipindahkan ke labu tentukur 50


ml

Dicukupkan dengan susupensi


CMC Na sampai tanda batas.

Suspensi lansoprazole

d. Pembuatan LIB Piroxicam

Baku Piroxicam

Ditimbang 10 mg

Dimasukkan kedalam labu tentukur


100 ml

Dicukupkan dengan fase gerak


hinggagaris tanda.

Dikocok hingga homogen

LIB Piroxicam
41

e. Perlakuan Pada Hewan Percobaan Dengan Pemberian Piroxicam 0,7 mg


Tanpa Pemberian Lansoprazole.

Hewan Percobaan

Diberikan suspensi Piroxicam

Diambil darah dari vena marginal


pada waktu 0,5; 1; 1,5; 2; 4; 6
dan 8 jam

Ditambahkan 2 tetes heparin dan


divortex

Ditambahkan TCA 1 ml dan


disentrifuge

Diambil supernatan plasma

Supernatan

f. Pemberian Piroxicam 0,7 mg yang 1 Jam Sebelumnya Telah Diberikan


Lansoprazole 2,1 mg

Hewan Percobaan

Diberikan suspensi lansoprazole,


ditunggu selama 1 jam lalu
diberikan suspensi piroxicam

Diambil darah dari vena marginal


pada waktu 0,5; 1; 1,5; 2; 4; 6
dan 8 jam

Ditambahkan 2 tetes heparin dan


divortex

Ditambahkan TCA 1 ml dan


disentrifuge

Diambil supernatan plasma

Supernatan
42

g. Pemberian Piroxicam 0,7 mg dan Omeprazole 2,1 mg Secara Bersamaan

Hewan Percobaan

Diberikan suspensi piroxicam


bersamaan dengan suspensi
lansoprazole

Diambil darah dari vena marginal


pada waktu 0,5; 1; 1,5; 2; 4; 6
dan 8 jam

Ditambahkan 2 tetes heparin dan


divortex

Ditambahkan TCA 1 ml dan


disentrifuge

Diambil supernatan plasma

Supernatan
43

Lampiran 2. Sertifikat Analisis Standar Piroxikam


44

Lampiran 3. Sertifikat Analisis Standar Lansoprazole


45
46
47
48
49

Lampiran 4. . Kromatogram Kurva Kalibrasi 10 ppm


50

Lampiran 5. Kromatogram Kurva Kalibrasi 12 ppm


51

Lampiran 6. Kromatogram Kurva Kalibrasi 14 ppm


52

Lampiran 7. Kromatogram Kurva Kalibrasi 16 ppm


53

Lampiran 8. Kromatogram Kurva Kalibrasi 18 ppm


54

Lampiran 9. Kromatogram Perlakuan I waktu 30 menit


55

Lampiran 10. Kromatogram Perlakuan II waktu 30 menit


56

Lampiran 11. Kromatogram Perlakuan III waktu 30 menit


57

Lampiran 12. Perhitungan Dosis Hewan Percobaan

Tabel 6.1 Konversi Perhitungan Dosis Antar Jenis Hewan Percobaan (Laurence,
1964).
Dosis Piroxicam

Dosis piroxicam pada manusia = 10 mg

Dosis piroxicam pada kelinci = Dosis Manusia x Dosis Konfersi

10 mg x 0.07 mg = 0.7 mg/ 1500 grbb

Kelinci 1 : 1500 gram

- Dosis piroxicam = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 0,7 mg = 0,7 mg

- Volume pemberian = 0.7 mg/ 10 mg x 3 ml = 0,21 ml

Kelinci 2 : 1500 gram

- Dosis piroxicam = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 0,7 mg = 0,7 mg

- Volume pemberian = 0.7mg/ 10 mg x 3 ml = 0, 21 ml

Kelinci 3 : 1500 gram

- Dosis piroxicam = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 0,7 mg = 0,7 mg

- Volume pemberian = 0.7 mg/ 10 mg x 3 ml = 0,21 ml


58

Dosis Lansoprazole

Dosis lansoprazole pada manusia = 30 mg

Dosis lansoprazole pada kelinci = Dosis Manusia x Dosis Konfersi

= 30 mg x 0.07 mg = 2,1 mg/ 1500 grbb

Kelinci 1 : 1500 gr

- Dosis lansoprazole = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 2,1 = 2,1 mg

- Volume pemberian = 2,1 mg/ 30 mg x 3 ml = 0,21 ml

Kelinci 2 : 1500 gram

- Dosis lansprazole = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 2,1 mg = 2,1 mg

- Volume pemberian = 2,1 mg/ 30 mg x 3 ml = 0,21 ml

Kelinci 3 : 1500 gram

- Dosis lansoprazole = BB kelinci/1500 gram x Dosis

= 1500 gram/1500 gram x 2,1 mg = 2,1 mg

- Volume pemberian = 2,1 mg/ 30 mg x 3 ml = 0,21 ml


59

Lampiran 13. Penentuan Persamaan Regresi Dan Kurva Kalibrasi

No. X Y XY X2 Y2
1. 10 122.574 1225.74 100 15024.39
2. 12 152.589 1831.068 144 23283.4
3. 14 182.608 2556.512 196 33345.68
4. 16 212.714 3403.424 256 45247.25
5. 18 242.835 4371.03 324 58968.84
∑ 70 913.32 13387.77 1020 175869.6
Rata2 14 182.664 2677.555 204 35173.91

Tabel 6.2 Data Kurva Kalibrasi

Ῡ= aẋ+ b b =Ῡ-aẋ
𝒏 (∑𝒙𝒚)−(∑𝒙)(∑𝒚)
= b = 182.664 – 15,03225 (14)
𝒏 (∑𝒙𝟐 )−(∑𝒙)²

5(13387.77)−(70)(913.32)
= b = 182.664 – 210,45150
5(1020)−(70)²

66938,85−63932,40
= b = -27,7875
5100−4900

3006,45
= = 15,03225 Ῡ= 15,03225x - 27,7875
200

∑𝑦
∑𝑥𝑦−(∑𝑥. )
𝑛
𝑟=
√(𝑛(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)²−(𝑛(∑𝑦 2 −(∑𝑦)²)

5(13387,77)−(70)(913.32)
𝑟=
√(5)(1020)−(70)2 (5)(175869.6)−(913.32)²

66.938.85−63.932.4
𝑟=
√(5100−4900)(879.348−834.153.4224)

3.006.45
𝑟=
√(200)(45.195−5774)

3.006.45
𝑟=
√9.039.115.50
60

3.006.45
𝑟=
3.006.51

𝑟 = 0.99998

Lampiran 14. Perhitungan Parameter Farmakokinetika


Perlakuan 1 (Sampel 1)
a. AUC 0-∞

𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
AUC 0-t = (
2
)+( 2
)+(
2
)

(0,4052×0,5) (0,7057+0,4052)(1−0,5) (0,8975+0,7057)(1,5−1)


AUC 0-8 = (
2
)+ ( 2
)+ (
2
)+

(1,1022+0,8975)(2−1,5) (0,9745+1,1022)(4−2)
( )+ ( )+
2 2

(0,7251+0,9745)(6−4) (0,2765+0,7251)(8−6)
( )+ ( )
2 2

AUC 0-8 = 6,15895 mcg/L jam

𝐶𝑡𝑛
AUC 8-∞ =
𝐾𝑒𝑙

0,2765
AUC 8-∞ =
0,6047

= 0,4572 mcg/ Ljam

AUC 0-∞ = 6,15895 mcg/L jam + 0,4572 mcg/ Ljam

= 6,61615 mcg/ L jam

b. AUMC 0-∞

𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
AUMC 0-t = (
2
)+( 2
)+(
2
)
61

(0,2026×0,5) (0,7057+0,2026)(1−0,5)
AUMC 0-8 = (
2
)+ ( 2
)+

(1,34625+0,7057)(1,5−1) (2,2044+1,34625)(2−1,5)
( )+ ( )+
2 2

(3,898+2,2044)(4−2) (4,3506+3,898)(6−4)
( )+ ( )+
2 2

(2,212+4,3506)(8−6)
( )
2

AUMC 0-8 = 22,59198 mcg/L jam

2,3 0,2875
AUMC 8-∞ = (
0,6047
)+ ((0,6047)2 )

AUMC 8-∞ = 4,5898 mcg/L jam

AUMC 0-∞ = 22,59198 mcg/L jam + 4,5898 mcg/L jam

= 27,18178 mcg/ L jam

c. MRT

𝐴𝑈𝑀𝐶 0−∞
MRT =
𝐴𝑈𝐶 0−∞

27,18178
MRT =
6,61615

MRT = 4,1083 jam

𝐿𝑛𝐴2−𝐿𝑛𝐴1 0,7057− 0,4052


d. K = = = 0,6047 Jam -1
𝑡2−𝑡1 1−0,5

0,693 0,693
e. t1/2 = = =1,146 Jam
𝐾 0,6047

0,693 0,693
f. Kel = = = 0,6047 Jam -1
𝑡1/2 1,146
62

g. Lncpt = Lncp0 – K.t = 0,4052 – 0,6047 . 0,5 = 0,1028 mg/ml

h. Vd (Volume distribusi)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
Vd =
𝐶𝑝

0,7 𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
Vd =
0,1029 𝑚𝑔/𝑚𝑙

Vd = 6,8027 L

i. Cl (Klirens)
𝑉𝑑×0,693
Cl =
𝑡1/2

6,8027×0,693
Cl =
1,146

Cl = 3,228 L/jam

−𝐾 log 𝑦2−log 𝑦1
j. =
2,303 𝑡2−𝑡1

−𝐾 log 0,7057−log 0,4052


= = 1,110046
2,303 1−0,5

−𝐾 1,110046
Slope = = = 0,482
2,303 2,303

0,693 0,693
k. Ka = = = 1,4377
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,482

l. Cmaks (konsentrasi maksimum)


𝐾𝑎.𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
Cmaks = . 𝑒 −𝐾𝑒𝑙.𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑑(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙)

1,4377.0,7
Cmaks = . 𝑒 0,6047.1,039
6,8027(1,4377−0,6047)

1,8760
Cmaks =
5,6666

Cmaks = 0,3310 mcg/ml

m. Tmaks (waktu maksimum)


63

2,303 𝐾𝑎
Tmaks = 𝑙𝑜𝑔
(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙) 𝐾𝑒𝑙

2,303 1,4377
Tmaks =
(1,4377−0,6047)
𝑙𝑜𝑔
0,6047

Tmaks = 1,039 jam

Perlakuan II (Pemberian Piroxicam yang 1 jam Sebelumnya Telah Diberi


Lansoprazole)
𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
a. AUC 0-t = (
2
)+( 2
)+(
2
)
(0,6241×0,5) (0,8365+0,6241)(1−0,5)
AUC 0-8 = ( )+ ( )+
2 2
(0,9257+0,8365)(1,5−1) (1,3264+0,9257)(2−1,5)
( 2
) +( 2
)+
(1,1142+1,3264)(4−2) (0,8317+1,1142)(6−4)
( 2
)+ ( 2
)+
(0,4521+0,8317)(8−6)
( )
2
AUC 0-8 = 7,19505 mcg/L jam

𝐶𝑡𝑛
AUC 8-∞ =
𝐾𝑒𝑙

0,4521
AUC 8-∞ = = 1,0642 mcg/ Ljam
0,4248

AUC 0-∞ = AUC 0-8 + AUC 8-∞

= 7,19505 mcg/L jam + 1,0642 mcg/ Ljam

= 8,259 mcg/ L jam

b. AUMC 0-∞

𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
AUMC 0-t = ( )+( )+( )
2 2 2

(0,3120×0,5) (0,8365+0,3120)(1−0,5)
AUMC 0-8 = (
2
)+ ( 2
)+
(1,3885+0,8365)(1,5−1) (2,6528+1,3885)(2−1,5)
( )+ ( )+
2 2
64

(4,4568+2,6528)(4−2) (4,9902+4,4568)(6−4)
( )+ ( )+
2 2
(3,6168+4,9902)(8−6)
( )
2

AUMC 0-8 = 27,0953mcg/L jam

3,6168 0,4521
AUMC 8-∞ = (
0,4248
)+ (0,42482 )

AUMC 8-∞ = 9,5783 mcg/L jam

AUMC 0-∞ = 27,0953mcg/L jam + 9,5783 mcg/L jam

= 36,6736 mcg/ L jam


𝐴𝑈𝑀𝐶 0−∞ 36,6736
c. MRT = = = 4,4404 jam
𝐴𝑈𝐶 0−∞ 8,259

𝐿𝑛𝐴2−𝐿𝑛𝐴1 0,8365− 0,6241


d. K = = = 0,4248 Jam -1
𝑡2−𝑡1 1−0,5

0,693 0,693
e. t1/2 = = = Jam
𝐾 0,4248

0,693 0,693
f. Kel = = = 0,4248 Jam -1
𝑡1/2 1,631

g. Lncpt = Lncp0 – K.t = 0,6241 – 0,4248 . 0,5 = 0,4117 mg/ml

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 2,8
h. Vd = = = 6,8010 mg.L
𝑐𝑝 0,4117

𝑉𝑑 𝑥 0,693 6,8010 𝑥 0,693


i. Cl = = = 2,889 L/Jam
𝑡1/2 1,631

−𝐾 log 𝑦2−log 𝑦1
j. =
2,303 𝑡2−𝑡1

−𝐾 log 0,8365−log 0,6241


= = 0,5858
2,303 1−0,5

−𝐾 0,5858
Slope = = = 0,2543
2,303 2,303
65

0,693 0,693
k. Ka = = = 2,7219
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,2543

l. C maks (konsentrasi maksimum)


𝐾𝑎.𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
C maks = . 𝑒 −𝐾𝑒𝑙.𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑑(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙)

2,7219.2,8
C maks = = . 𝑒 0,4248.0,8082 = 0,6876 mcg/ml
6,880.(2,7219−0,4248)

m. Tmaks (waktu maksimum)


2,303 𝐾𝑎
Tmaks = 𝑙𝑜𝑔
(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙) 𝐾𝑒𝑙

2,303 2,7219
Tmaks =
(2,7219−0,4248)
𝑙𝑜𝑔
0,4248

Tmaks = 0,8082 jam

Perlakuan III (Pemberian Piroxicam dan Lansoprazole Secara Bersamaan)


𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
a. AUC 0-t = (
2
)+( 2
)+(
2
)

(0,7522×0,5) (0,94156+0,7522)(1−0,5)
AUC 0-8 = (
2
)+ ( 2
)+
(1,1748+0,94156)(1,5−1) (1,5346+1,1748)(2−1,5)
( )+ ( )+
2 2
(1,3923+1,5346)(4−2) (0,9158+1,3923)(6−4)
( )+ ( )+
2 2
(0,6468+0,9158)(8−6)
( )
2

AUC 0-8 = 8.61553 mcg/L jam

𝐶𝑡𝑛
AUC 8-∞ =
𝐾𝑒𝑙

0,6468
AUC 8-∞ = = 0,0750 mcg/ Ljam
8,61553

AUC 0-∞ = AUC 0-8 + AUC 8-∞

= 8.61553 mcg/L jam + 0,0750 mcg/ Ljam


66

= 8,69053 mcg/ L jam

a. AUMC 0-∞

𝐶1 𝑥 𝑡1 (𝐶2+𝐶1)(𝑡2−𝑡1) (𝐶𝑛+(𝑛−1)(𝑡𝑛−𝑡𝑛−1)
AUMC 0-t = ( )+( )+( )
2 2 2

(0,3761×0,5) (0,94156+0,3761)(1−0,5)
AUMC 0-8 = (
2
)+ ( 2
)+

(1,7622+0,94156)(1,5−1) (3,6092+1,7622)(2−1,5)
( 2
)+ ( 2
)+
(5,5692+3,6092)(4−2) (5,4948+5,5692)(6−4)
( )+ ( )+
2 2
(5,1744+5,4948)(8−6)
( )
2

AUMC 0-8 = 32,67883 mcg/L jam

5,1744 0,6468
AUMC 8-∞ = (
0,378
)+ ((0,378)2 )

AUMC 8-∞ = 5,8212 mcg/L jam

AUMC 0-∞ = 32,67883mcg/L jam + 5,8212 mcg/L jam

= 38,50003mcg/ L jam

𝐴𝑈𝑀𝐶 0−∞ 38,50003


b. MRT = = = 4.4301 jam
𝐴𝑈𝐶 0−∞ 8,69053

𝐿𝑛𝐴2−𝐿𝑛𝐴1 0,94156− 0,7522


c. K = = = 0,378 Jam -1
𝑡2−𝑡1 1−0,5

0,693 0,693
d. t1/2 = = = 1,833 Jam
𝐾 0,378

0,693 0,693
e. Kel = = = 0,378 Jam -1
𝑡1/2 1,833

f. Lncpt = Lncp0 – K.t = 0,7522 – 0,378. 0,5 = 0,5632 mg/ml

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 2,8
g. Vd = = = 4,9715 mg.L
𝑐𝑝 0,5632
67

𝑉𝑑 𝑥 0,693 4,9715 𝑥 0,693


h. Cl = = = 1,879 L/Jam
𝑡1/2 1,833

−𝐾 log 𝑦2−log 𝑦1
i. =
2,303 𝑡2−𝑡1

−𝐾 log 0,94156−log 0,7522


= = 0,4490
2,303 1−0,5

−𝐾 0,4490
Slope = = = 0,1949
2,303 2,303

0,693 0,693
j. Ka = = = 3,548
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,1949

k. C maks (konsentrasi maksimum)


𝐾𝑎.𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
C maks = . 𝑒 −𝐾𝑒𝑙.𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑑(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙)

3,548.2,1
C maks = = . = 0,8231 mcg/ml
4,9715.(3,548−0,378)

l. Tmaks (waktu maksimum)


2,303 𝐾𝑎
Tmaks = 𝑙𝑜𝑔
(𝐾𝑎−𝐾𝑒𝑙) 𝐾𝑒𝑙

2,303 3,548
Tmaks =
(3,548−0,378 )
𝑙𝑜𝑔
0,378

Tmaks = 0,7063 jam

Lampiran 15. Uji Akurasi

Konsentrasi Luas Area Konsentrasi %Recovery %diff


Terukur
10 ppm 122,571 10,0587 100,587 0,587
128,456 10,2346 102,346 2,346
118,842 9,9148 99,148 -0,852
Rata-rata 123,2897 10,06937 100,6936667 0,693667
14 ppm 189,368 14,5459 103,8992857 3,899286
176,425 13,785 98,46428571 -1,53571
68

185,917 14,3162 102,2585714 2,258571


Rata-rata 183,9033 14,2157 101,5407143 1,540714
18 ppm 247,7764 18,399 102,2166667 2,216667
246,1385 18,154 100,8555556 0,855556
237,1237 17,6622 98,12333333 -1,87667
Rata-rata 243,6795 18,07173 100,3985185 0,398519

Tabel 6.3 Data hasil uji akurasi

Persamaan regresi linier : Y = 15,03225x-27,7875

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
%Recovery = x 100%
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

𝐾𝑜𝑛.𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝐾𝑜𝑛.𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
%diff = x 100%
𝐾𝑜𝑛.𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

Lampiran 16. Penentuan Nilai LOD dan LOQ

Konsentrasi Luas Area Luas Area (Y-Y’) (Y-Y’)2


(ppm) Berdasarkan
Persamaan Regresi
10 122,574 122,545 0,029 0,000841
12 152,589 152,591 -0,0022 0,00000484
14 182,608 182,664 -0,056 0,003136
16 212,714 212,729 -0,0145 0,0002102
18 242,835 242,793 0,042 0,001764
=0,0059561

Tabel 6.4 Data hasil pengukuran kurva kalibrasi

Persamaan regresi linier : Y = 15,03225x-27,7875

(Y−Y’)2 0,0059
Sb = √ =√ = √0,0019 = 0,0445
𝑛−2 5−2
69

b = 15,03225

3,3 𝑥 𝑆𝑏 3,3 𝑥 0,0445


LOD = = = 0,0097
𝑏 15,03225

10 𝑥 𝑆𝑏 10 𝑥 0,0445
LOQ = = = 0,0296
𝑏 15,03225

Lampiran 17. Uji presisi

Konsentrasi X X- X (X- X )2 SD %RSD


10 ppm 10,0587 -0,01067 0,000114 0,1987 1,9742
10,2346 0,2346 0,055037
9,9148 -0,15457 0,023891
X = 10,0693  = 0,0790

14 ppm 14,5459 0,3302 0,109032 0,3902 2,7454


13,785 -0,4307 0,185502
14,3162 0,1005 0,0101
X = 14,2157  = 0,3046

18 ppm 18,399 0,327267 0,107103 0,3752 2,0763


18,154 0,082267 0,006768
17,6622 -0,40953 0,167718
X = 18,0717  = 0,2815

Tabel 6.5 Data hasil uji presisi

(X− X )2
SD = √ 𝑛−2

𝑆𝐷
%RSD = x 100%
X
70

Lampiran 18. Penentuan nilai t hitung

Tabel 6.6 Nilai t tabel

X −µ
t hitung = 𝑆𝐷
√𝑛

t tabel =  = 0,05/2 = 0,025

n = n-1 = 2

t tabel = 4,303

Anda mungkin juga menyukai