Anda di halaman 1dari 31

MODUL PRAKTIKUM

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

Oleh :

Tim Dosen

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya Buku Petunjuk Praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika dapat
diselesaikan dengan baik.
Buku petunjuk praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika ditujukan
khusus untuk mahasiswa Jurusan Farmasi Klinis Universitas Bali Internasional
dengan sasaran :
1. Membekali mahasiswa Jurusan Farmasi Klinis dengan segala pengetahuan
praktis dan teoritis tentang konsep Biofarmasetika dan Farmakokinetika
sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam penatalaksanaan terapi
penyakit tersebut.
2. Memberi panduan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dengan
baik dalam waktu yang relatif singkat.
Demi tercapainya sasaran diatas, dalam petunjuk praktikum ini pada setiap
percobaan sudah dilengkapi dengan prinsip dan teori yang melandasinya.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu terselesaikannya Buku Petunjuk Praktikum Biofarmasetika dan
Farmakokinetika, semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan Praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika.
Kami menyadari bahwa Buku Petunjuk Praktikum Biofarmasetika dan
Farmakokinetika masih jauh dari sempurna, untuk hal ini kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penyusunan buku ini di
masa mendatang sehingga nantinya dapat mendukung terselenggaranya Praktikum
Biofarmasetika dan Farmakokinetika dengan lebih baik.

Denpasar, 20 Januari 2020


DESAIN PRAKTIKUM

1. Tujuan Pembelajaran (Learning Outcome)


Materi praktikum ini merupakan penerapan materi kuliah
Biofarmasetika dan Farmakokinetika yang meliputi farmakokinetika IV,
farmakokinetika oral, farmakokinetika obat pada kondisi inhibisi enzim,
bioavailabilitas dan bioekivalensi obat.
2. Desain Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
(conditional). Kelompok ditampilkan pada Tabel Kelompok Mahasiswa
Gelombang I dan Tabel Kelompok Mahasiswa Gelombang II.
KELOMPOK PRAKTIKUM

Tabel Kelompok Mahasiswa Gelombang I

NO NIM NAMA MAHASISWA KELAS KELOMPOK

3 1

8 2

10

11

12

13 3

14

15

16

17
4
18

19
20

21

22

23 5

24

25
Tabel Kelompok Mahasiswa Gelombang II

NO NIM NAMA MAHASISWA KELAS KELOMPOK

3 1

8 2

10

11

12

13 3

14

15

16

17

18 4

19

20
21

22

23 5

24

25
3. Desain Penilaian
Penilaian praktikum sterilisasi meliputi semua aspek, dari mulai jurnal praktikum, test
sebelum praktikum (pretest), ketepatan bekerja, laporan hasil, sampai dengan pelaksanaan
responsi. Sistem yang digunakan adalah sistem standard mutlak dengan nilai akhir dalam bentuk
huruf. Berikut adalah alokasi serta standar penilaian praktikum.
Alokasi Penilaian :
1. Pretest (30%)
2. Praktikum (30%)
a. Jurnal Praktikum (10%)
b. Team Work /ketepatan bekerja (10%)
c. Laporan (10%)
3. Responsi (40%)
Standard Penilaian :
• 100 – 81 : A
• 80 – 71 : AB
• 70 – 66 : B
• 65 – 61 : BC
• 60 – 55 : C
• 54 – 41 : D
• 41 – 0 : E

4. Tata Tertib Praktikum


a. Sebelum menjalankan praktikum para mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri,
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan latihan yang akan dihadapi.
b. Para mahasiswa harus datang tepat waktu, sehingga praktikum dimulai semua mahasiswa
sudah hadir di dalam ruangan praktikum. Mereka yang terlambat lebih dari 15 menit
tidak diijinkan mengikuti praktikum
c. Para mahasiswa dan/atau kelompok mahasiswa harus membawa semua alat dan bahan
yang dibutuhkan pada saat praktikum sebagai persyaratan mengikuti praktikum.
d. Para mahasiwa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua penjelasan yang
diberikan oleh koordinator/asisten praktikum mengenai latihan yang akan dihadapi
sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam menjalankan praktikum.
e. Sebelum praktikum pertama dimulai, setiap mahasiswa harus menyiapkan :
1) Buku petunjuk praktikum yang diberikan oleh kampus Universitas Bali Internasional
harus dibawa setiap menjalankan praktikum
2) Laporan praktikum (contoh akan diberikan)
f. Mahasiswa yang tidak hadir diharuskan untuk menyerahkan surat keterangan dari dokter
atau orang tua/wali yang menerangkan tentang ketidakhadirannya. Mahasiswa yang 1
kali tidak hadir TANPA keterangan dianggap tidak mengikuti praktikum pada hari itu.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
I. FARMAKOKINETIKA IV KOMPARTEMEN TERBUKA....................................... 3
II. FARMAKOKINETIKA ORAL KOMPARTEMEN TERBUKA................................. 6
III. FARMAKOKINETIKA OBAT PADA FENOMENA INHIBISI ENZIM.................. 12
IV. HUBUNGAN RUTE PEMBERIAN OBAT DENGAN BIOAVAILABILITAS
OBAT............................................................................................................................ 17
V. STUDI BIOEQUIVALEN
PROFIL FARMAKOKINETIK DAN KETERSEDIAAN HAYATI TIGA
SEDIAAN TABLET NATRIUM DIKLOFENAK SALUT ENTERIK....................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 23

2
I. FARMAKOKINETIKA IV KOMPARTEMEN TERBUKA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika IV kompartemen terbuka.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika IV kompartemen terbuka.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika obat yang diberikan
melalui rute IV kompartemen terbuka.

B. DASAR TEORI
Ada model satu kompartemen tubuh dianggap sebagai satu kesatuan. Jadi obat masuk
dan secara cepat terdistribusi ke semua bagian lalu obat juga dapat keluar dari tubuh karena
merupakan kompartemen terbuka.
Selain itu model kompartemen satu terbuka tidak menghitung kadar obat yang
sebenarnya dalam jaringan, tapi menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam
plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan.
Jadi saat kita analisis kadar obat dalam darah, maka nilai yg kita dapat dianggap
sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tapi konsentrasi obat dalam berbagai
jaringan tidak sama pada berbagai waktu.

Model satu kompartemen terbuka intravena

3
C. ALAT DAN BAHAN
2. ALAT
 Kalulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogaritmik
 Alat Tulis
 Penggaris

3. BAHAN
 Text Book

D. KASUS
Suatu antibiotika golongan beta laktam diberikan melalui rute I.V, dengan dosis 1500 mg. Profil
konsentrasi obat yang dihasilkan pada setiap pengambilan cuplikan darah dalam 24 jam adalah
sebagai berikut:
t (jam) C (µg/mL)
0.5 19.30
1 17.57
1.8 15.11
4 9.99
5.8 7.13
8 4.71
12 2.22
18 0.719
24 0.23

Tentukan :
1. Mengikuti model farmakokinetika apakah data tersebut?
2. Persamaan farmakokinetika data tersebut!
3. Tentukan seluruh parameter farmakokinetika yang anda ketahui!

4
Pasien ini juga diberikan obat anti-nyeri dengan dosis 65 mg secara intravena. Profil konsentrasi
obat yang teramati dalam 1 jam adalah sebagai berikut :
t (jam) Cp (mg/L)
0 54.05
0.05 31.01
0.1 19.47
0.15 13.61
0.2 10.59
0.25 8.96
0.3 8.03
0.35 7.45
0.4 7.04
0.45 6.73
0.5 6.47
0.55 6.23
0.6 6.01
0.65 5.81
0.7 5.61
0.75 5.42
0.8 5.24
0.85 5.06
0.9 4.89
0.95 4.73
1 4.57

Tentukan :
1. Mengikuti model farmakokinetika apakah data tersebut?
2. Persamaan farmakokinetika data tersebut!
3. Tentukan seluruh parameter farmakokinetika yang anda ketahui!
4. Bandingkan parameter farmakokinetika dua data tersebut dan buat pembahasannya!

5
II. FARMAKOKINETIKA ORAL KOMPARTEMEN TERBUKA
(PEMBERIAN PARASETAMOL TUNGGAL DAN KOMBINASI DENGAN
FENILPROPANOLAMIN)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika oral kompartemen terbuka.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika oral kompartemen terbuka.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika obat yang diberikan
melalui rute oral kompartemen terbuka.

B. DASAR TEORI
Paracetamol siap diabsorpsi dari saluran gastrointestinal dengan konsentrasi puncak plasma
mencapai sekitar 10-60 menit dengan dosis per oral. Paracetamol didistribusikan ke hampir
semua jaringan tubuh. Melewati plasenta dan mengalir melalui air susu. Ikatan protein plasma
dapat diabaikan pada konsentrasi terapeutik normal, namun dapat meningkat dengan peningkatan
konsentrasi. Waktu paruh eliminasi dari paracetamol bervariasi antara 1 hingga 3 jam
(Sweetman, 2009). Paracetamol dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui urin sebagai
glukoronide dan sulfat konjugasi. Kurang dari 5% diekskresi sebagai paracetamol. Eliminasi
terjadi kira-kira 1-4 jam (Reynolds, 1989).
Fenilpropanolamin hidroklorida adalah senyawa yang termasuk dalam obat simpatomimetis
yang secara struktur berkaitan dengan efedrin hidroklorida. Nama kimia dari Fenilpropanolamin
hidroklorida (dl- norefedrin) adalah α-(1-aminoetil) benzyl alkohol hidroklorida atau 1-fenil-1-
amino-1-propanol hidroklorida. Senyawa ini mempunyai berat molekul 187,67 g/mol.
fenilpropanolamin hidroklorida memiliki waktu paruh eliminasi antara 3–6 jam (Rusdiana dkk).
Penelitian pengaruh pemberian kombinasi obat parasetamol 500mg dan fenilpropanolamin
HCl 50 mg secara oral terhadap profil farmakokinetik masing-masing obat tersebut dalam
plasma menunjukkan hasil bahwa nilai tetapan absorbsi (Ka), laju eliminasi dari kompartemen
sentral (Ke), dan waktu tercapainya konsentrasi puncak (t maks) masing-masing obat tidak berbeda
secara bermakna baik pemberian tunggal maupun kombinasi. Perbedaan waktu paruh eliminasi
dari seluruh tubuh (t½β) untuk parasetamol antara pemberian tunggal dan kombinasi, tidak
bermakna secara statistik. Akan tetapi untuk nilai t½β dari fenilpropanolamin hidroklorida

6
berbeda secara bermakna antara nilai t½β fenilpropanolamin hidroklorida yang diberikan secara
tunggal (rata-rata 6,99 jam) dan yang diberikan secara kombinasi dengan pemberian parasetamol
(rata-rata 10,60 jam). Nilai AUC0-∞ (luas daerah di bawah kurva) dan Cmaks (konsentrasi
puncak) dari kedua obat memiliki perbedaan bermakna baik nilai AUC0-∞dan Cmaks untuk
parasetamol maupun fenilpropanolamin hidroklorida antara obat yang diberikan secara tunggal
dan kombinasi (Rusdiana dkk).
1. Model Farmakokinetika Peroral
a. Model absorpsi orde kesatu.
Pada model ini obat dalam saluran cerna D GI diabsorpsi secara sistemik pada suatu
tetapan laju reaksi, K0. Obat dieliminasi dari tubuh oleh suatu proses orde kesatu dengan
suatu tetapan laju orde kesatu, K. model ini analog dengan pemberian obat secara infuse
intravena. Model farmakokinetik yang mengangga absorpsi orde nol digambarkan dalam
Gambar 1 (Shargel and Yu, 2005).

Ka DB . Vd K
DGI

Gambar 1. Model farmakokinetik kompartemen-satu untuk absorpsi obat orde nol dan
eliminasi obat orde kesatu.
Laju eliminasi pada setiap waktu, dengan proses orde kesatu adalah sama dengan DBK.
laju masukan adalah K0. Oleh karena itu, perubahan per satuan waktu dalam tubuh dapat
dinyatakan sebagai berikut :

Integrasi dari persamaan ini dengan substitusi VdCp untuk DB :

Laju absorpsi obat adalah konstan dan berlanjut sampai jumlah obat dalam dinding usus,
DGI habis. Waktu dimana absorpsi obat berlangsung sama dengan D GI/K0. Setelah waktu ini
obat tidak, tersedia lagi untuk absorpsi dari dinding usus dan persamaan 7.7 tidak, lagi
berlaku. Konsentrasi obat dalam plasma akan menurun menurut suatu proses laju eliminasi
orde kesatu (Gambar 2) (Shargel and Yu, 2005).
7
b. Model Absorpsi Orde Kesatu.
Model ini menganggap bahwa masukan adalah orde kesatu dan suatu eliminasi juga
orde kesatu (Gambar 3). Persamaan diferensial yang menggambarkan laju perubahan obat
dalam tubuh:

F adalah fraksi obat terabsopsi secara sistemik. Oleh karena obat dalam saluran
cerna juga mengikuti suatu proses penurunan orde kesatu (yakni absorpsi melintasi dinding
saluran cerna), jumlah obat dalam saluran cerna sama dengan D 0e -Kat

Persamaan ini dapat diintegrasikan untuk memberikan persamaan absorpsi oral


secara umum, untuk perhitungan konsentrasi obat (Cp) dalam plasma pada setiap waktu(t):

Gambar yang khas dari konsentrasi obat dalam tubuh setelah dosis oral disajikan
dalam Gambar 4

Ka DB . Vd K
DGI

Gambar 3. Model farmakokinetik kompartemen-satu untuk absorpsi obat orde kesatu dan
eliminasi obat orde kesatu.

8
Gambar 4 Jenis kurva kadar dalam plasma-waktu untuk obat yang diberikan secara oral
dosis tunggal (Shargel and Yu, 2005).

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
 Kalulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogaritmik
 Alat Tulis
 Penggaris

2. BAHAN
 Text Book

3. KASUS
Kadar parasetamol dalam plasma darah sukarelawan setelah pemberian dosis tunggal 500 mg
parasetamol secara oral.

9
Kadar parasetamol dalam plasma darah enam sukarelawan setelah pemberian kombinasi
parasetamol 500 mg dan fenilpropanolamin hidroklorida 50 mg secara oral.

Kadar fenilpropanolamin hidroklorida dalam plasma pada enam sukarelawan setelah


pemberian fenilpropanolamin hidroklorida 50 mg secara oral.

10
Kadar fenilpropanolamin hidroklorida dalam plasma pada enam sukarelawan setelah
pemberian kombinasi fenilpropanolamin hidroklorida 50 mg dan parasetamol 500 mg
secara oral.

Tentukan :
a. Persamaan farmakokinetik masing-masing data tersebut!
b. Parameter farmakokinetika apa saja yang mengalami perubahan?
c. Jelaskan makna perubahan masing-masing parameter tersebut!

11
III. FARMAKOKINETIKA OBAT PADA FENOMENA INHIBISI ENZIM

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika obat pada fenomena inhibisi enzim.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika obat pada fenomena inhibisi
enzim.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika obat pada fenomena
inhibisi enzim.

B. DASAR TEORI
Inhibisi enzim merupakan suatu proses penonaktifan enzim oleh oleh suatu molekul yang
disebut dengan inhibitor seperti yang diilustrasiukan pada gambar berikut.

Gambar 1. Inhibisi Enzim

Berdasarkan proses terjadinya, inhibisi dapat dibagi menjadi 4 proses utama, yaitu :
1. Inhibisi kompetitif
Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan
enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan
substrat asli enzim.
2. Inhibisi tak kompetitif (Uncompetitive)
Pada inhibisi tak kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim bebas,
namun hanya dapat dengan komples ES. Kompleks EIS yang terbentuk kemudian
menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun dapat terjadi pada enzim-
enzim multimerik.

12
3. Inhibisi non-kompetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat
berikatan dengan enzim.
4. Inhibisi campuran
Inhibisis jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali kompleks EIS
memiliki aktivitas enzimatik residual.
Secara sederhana keempat jenis inhibisi tersebut dapat dirangkum dalam skema
sederhana seperti berikut :

Gambar 2. Jenis-jenis Inhibisi Enzim

13
C. ALAT DAN BAHAN
4. ALAT
 Kalulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogaritmik
 Alat Tulis
 Penggaris

5. BAHAN
 Text Book

D. KASUS
Dalam jurnal yang berjudul “The Differential Effects of Steady-State Fluvoxamine on the
Pharmacokinetics of Olanzapine and Clozapine in Healthy Volunteers” dilakukan sebuah
penelitian, dimana dilakukan uji farmakokinetika interaksi antara clozapine dan fluvoxamine
secara in vivo. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien yang sehat, laki-laki 26 tahun dengan
berat badan 63,1kg. Dilakukannya monitoring dosis antara pemberian secara tunggal clozapine
dengan dosis 10mg/hari. Dan monitoring konsentrasi juga dilakukan terhadap pasien sehat yang
diberikan clozapine 10mg/hari dan 100mg/hari fluvoxamine secara oral. Dimana hasil profil
konsentrasi clozapine diberikan secara tunggal dan ketika diberikan secara kombinasi dapat
dilihat dalam kurva berikut : (Chuan-Yue Wang. Et al, 2004)

14
Gambar. Profil konsentrasi Clozapine tunggal dan kombinasi

Berdasarkan data sekunder yaitu konsentrasi plasma dan waktu yang dapat diambil pada
kurva tersebut, dapat dilakukan penentuan persamaan farmakokinetika dengan melakukan fitting
dengan software scientis. Dilihat dari kurva profil konsentrasi, nilai Tmax clozapine tunggal dan
Tmax clozapine kombinasi dengan fluvoxamine tidak memiliki perbedaan waktu yang signifikan
sehingga dapat diasumsikan bahwa konstanta laju absorbsi (Ka) tidak memiliki perbedaan nilai
yang signifikan, oleh karena itu pada saat Fitting Variabel Ka, dan Dosis di fix. Adapun hasil
fitting yang diperoleh, adalah sebagai berikut :

15
Data Konsentrasi Plasma Clozapine

Waktu (t) Konsentrasi Plasma (Cp) µg/ml


0.5 6.3
1 16.45
1.5 22.21
2 22.3
3 21.5
12 14.6
18 11.25
22 10.06
55 4.45
78 3.35

Data Konsentrasi Plasma Clozapine + Flufoxamine


Waktu (t) Konsentrasi (CP)
0.5 13.48
1 22.001
2 28.888
5 29.766
6 23.14
12 18.24
24 16.12
48 12.77
72 10.56
120 6.9978

Tentukan :
1. Persamaan farmakokinetik masing-masing data tersebut!
2. Parameter farmakokinetika apa saja yang mengalami perubahan?
3. Jelaskan makna perubahan masing-masing parameter tersebut!

16
IV. HUBUNGAN RUTE PEMBERIAN OBAT DENGAN BIOAVAILABILITAS OBAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui prinsip rute pemberian obat dengan bioavailabilitas obat.

B. DASAR TEORI
1. Model Kompartemen Satu Pemberian Intravena
Pemberian obat melalui intravena juga dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui
injeksi dan infusi. Jika obat diberikan melalui intravena (IV) dengan cara injeksi, maka seluruh
dosis obat diasumsikan akan langsung masuk ke dalam sistem peredaran darah dan laju absorbsi.
obat dapat diabaikan dalam perhitungan. Setelah itu, obat akan mengalami proses eliminasi.
Eliminasi yang terjadi diasumsikan berlangsung menurut proses order satu, yaitu banyaknya obat
yang tereliminasi sebanding dengan banyaknya obat yang ada dalam tubuh. Gambaran tentang
model kompartemen satu pemberian intravena dapat diilustrasikan dalam gambar berikut :

Laju eleminasi (Ke)


Db, Vd
Kompartemen (Ruang)

Gambar 1. Model farmakokinetik satu kompartemen pemberian intravena. Db = Jumlah obat


dalam tubuh ; Vd = Volume distribusi obat

Jika suatu obat sibrikan secara intravena bolus dosis tunggal dan obat tersebut terdistribusi
sangat cepat dalam tubuh menurut model kompartemen 1. (Gambar 1), serta dieleminasi dengan
proses orde pertama, hilangnya obat dalam tubuh per satuan waktu diterangkan sebagai berikut :
dDb/dt = -k. Db
Db adalah jumlah obat yang berada di dalam tubuh pada waktu (t) setelah pemberian intravena, k
adalah tetapan kecepatan eleminasi orde pertama obat melalui metabolism urine, empedu, dan
proses lainnya.
Selanjutnya untuk menerangkan perubahan jumlah obat dalam tubuh pada setiap waktu,
persamaan dapat diintegralkan menjadi :
Dbt = Div . e-k.t

17
Dimana Dbt adalah perubahan jumlah obat dalam tubuh pada tiap waktu, Div (dosis
intravena) adalah jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh pada waktu t = 0, dan e adalah dasar
logaritma natural. Berdasarkan persamaan dapat dirubah menjadi persamaan yang kemudian
akan dapat menerangkan kadar obat dalam darah terhadap waktu dalam persamaan berikut :
Ct = Co . e-k.t
Dimana Ct adalah perubahan konsentrasi obat dalam tubuh tiap waktu, Co adalah konsentrasi
obat yang ada dalam tubuh pada saat waktu t = 0, k adalah konstanta laju eleminasi dan e adalah
dasar logaritma natural.

2. Model Kompartemen Satu Pemberian Oral


Jika obat diberikan melalui oral, maka obat tersebut akan mengalami proses absorbsi lebih
dahulu dengan laju yang tetap sebelum masuk ke dalam sistem peredaran darah. Oleh karena itu,
laju absorbsi tidak dapat diabaikan. Ilustrasi dari model farmakokinetik satu kompartemen dapat
dilihat pada Gambar 2.

Ka Kompartemen 1 Ke (Laju eleminasi)


Dev
Gambar 2. Model farmakokinetik satu kompartemen pemberian intravena. Dev = Jumlah obat
dalam tubuh ; Ka = Laju 18bsorbs obat

Untuk obat-obat yang kinetikanya diterangkan dengan model 1-kompartemen terbuka dengan
kecepatan absorbs dan eleminasi orde pertama berlaku persamaan difrensial sebagai berikut :
dDb/dt = ka. Dab – k.Db
Dimana dDb/dt adalah perubahan jumlah obat dalam tubuh setiap saat, Dab adalah jumlah obat
di tempat absorbs, ka dan k berturut-turut adalah tetapan kecepatan absorbs dan eleminasi (orde-
pertama) obat dari tubuh.
Selanjutnya dengan rekayasa matematis, dari persamaan diturunkan rumus baru yang
digunakan untuk menerangkan perubahan konsentrasi obat di dalam tubuh sebagai fungsi waktu :
Ct = -

Dimana F merupakan ketersediaan hayati (bioavailabilitas) dan Vd merupakan volume distribusi


obat.

18
C. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
 Kalulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogaritmik
 Alat Tulis
 Penggaris

2. BAHAN
 Text Book

D. KASUS
Sulfametoksasol diberikan dalam rute yang berbeda kepada hewan uji, yaitu melalui rute
intravena, intramuscular, dan peroral. Profil konsenttrasi obat yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:

Waktu Pengambilan Konsentrasi Plasma Konsentrasi Plasma Konsentrasi Plasma


Darah (mcg/mL) (mcg/mL) (mcg/mL)
(Menit) Intravena Intramuskular Peroral
0 56,12 0 0
5 53,73 0,16 11,26
10 50,51 3,36 21,56
20 45,81 5,71 37,29
30 37,86 7,42 20,41
60 35,71 8,96 25,39
120 31,35 14,02 17,05
180 29,61 10,17 13,67
210 28,18 8,42 5,78
240 15,32 6,12 4,49

Hitunglah parameter farmakokinetika pada masing-masing rute pemberian :


1. Kecepatan eliminasi obat, konsentrasi obat mula-mula, volume distribusi, dan AUC pada
pemberian obat melalui IV jika diketahui BB kelinci (hewan uji) 2,96 kg dan dosis
sulfametokasol yang diberikan 20 mg/kg!

19
2. Kecepatan eliminasi obat, konsentrasi obat maksimum, waktu maksimum dan AUC (0-
240) pada pemberian obat melalui I.M jika diketahui BB kelinci (hewan uji) 2,86 kg dan
dosis sulfametokasol yang diberikan 50 mg/kg!
3. Kecepatan eliminasi obat, konsentrasi obat maksimum, waktu maksimum dan AUC (0-
240) pada pemberian obat melalui rute oral jika diketahui BB kelinci (hewan uji) 3,01 kg
dan dosis sulfametokasol yang diberikan 50 mg/kg!
4. Setelah menghitung parameter farmakokinetika dari masing-masing rute pemberian
tersebut, selanjutnya hitunglah:
A. Bioavailabilitas Relatif!
B. Bioavailabilitas Absolut!
5. Jelaskan perbedaan parameter farmakokinetika yang terjadi pada pemberian melalui 3
rute terseut!

20
V. STUDI BIOEKUIVALEN PRODUK OBAT
PROFIL FARMAKOKINETIK DAN KETERSEDIAAN HAYATI TIGA
SEDIAAN TABLET NATRIUM DIKLOFENAK SALUT ENTERIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika dan ketersediaan hayati produk obat yang berbeda.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika dan ketersediaan hayati produk
obat yang berbeda.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika dan ketersediaan hayati
produk obat yang berbeda.

B. DASAR TEORI
1. Bioavailabilitas (ketersediaan hayati)
Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai/tersedia dalam
sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur
dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
 Bioavailabilitas absolut : bila dibandingkan dengan sediaan intravena yang
bioavailabilitasnya 100 %.
 Bioavailabilitas relatif : Bila dibandingkan dengan sediaan bukan intravena.
2. Ekivalensi farmaseutik
Dua produk obat mempunyai ekivalensi farmaseutik jika keduanya mengandung zat aktif
yang sama dalam jumlah yang sama dan bentuk sediaan yang sama.
3. Alternatif farmaseutik
Dua produk obat merupakan alternatif farmaseutik jika keduanya mengandung zat aktif yang
sama tetapi berbeda dalam bentuk kimia (garam, ester, dsb) atau bentuk sediaan atau
kekuatan.
4. Bioekivalensi
Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis molar yang sama akan
menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi
maupun keamanan.

21
C. ALAT DAN BAHAN
4. ALAT
 Kalulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogaritmik
 Alat Tulis
 Penggaris

5. BAHAN
 Text Book

D. KASUS
Suatu sediaan NSAID Diklofenak dari 3 pabrik yang berbeda memberikan profil konsentrasi
obat rata-rata yang dibandingkan dengan produk standar, diberikan melalui rute oral pada 10
subjek pengujian sebagi berikut:
Waktu (Jam) Produk Standar Formula A Formula B Formula C
0,5 0,32 0,19 0,09 0,22
1 0,66 0,61 0,44 0,70
1,5 1,25 1,26 0,98 1,11
2 0,40 0,34 0,44 0,28
3 0,29 0,20 0,30 0,17
4 0,20 0,13 0,20 0,11
6 0,16 0,10 0,17 0,09

Tentukan :
1. Tentukan parameter farmakokinetika masing-masing produk!
2. Apakah produk A, B, dan C bioekuivalen dengan produk standar?

22
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana Taofik, Fauzi Sjuib, Sukmadjaja Asyarie. Interaksi Farmakokinetik Kombinasi Obat
Parasetamol dan Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Komponen Obat Flu.
Available at: www.pustaka.unpad.ac.id
Opened at: 06 November 2011
Shargel, Leon dan Andrew B.C.Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.
Surabaya: Airlangga University Press.
Staff Pengajar Statistika Dasar. 2010. Penuntun Praktikum Satistika Komputasi. Bukit
Jimabaran: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth edition.
London: Pharmaceutical Press.
Weiss, M. 1998. Analysis of Metabolite Formation Pharmacokinetics after Intravenous and Oral
Administration of the Parent Drug using Inverse Laplace-Transformation. Drug Metab.
Dispos., 26: 562-565.

23

Anda mungkin juga menyukai