Anda di halaman 1dari 7

Laboratorium Kimia Analisa

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NRP : 5008211004 Mulai : 2022-04-09 13:23:12


Naila Choirunisa Jafna
Nama : Selesai : 2022-04-10 18:53:01
Satriadi
Modul : SPM - Spektrofotometri

Hasil Percobaan

KMnO4 1 mL diencerkan menjadi 10 mL dan diambil 4 mL

Panjang gelombang = 450 Panjang gelombang = 520


ABS (Absorbansi) 0,106 0,409
%T (Transmitan) 78,40 39,20

K2CrO4 1 mL diencerkan menjadi 10 mL dan diambil 4 mL

Panjang gelombang = 450 Panjang gelombang = 520


ABS (Absorbansi) 0,051 -0,003
%T (Transmitan) 94,70 101,00

Campuran KMnO4 1 mL + K2CrO4 1 mL + NaOH 0,3 mL diencerkan menjadi 100 mL dan diambil 4mL

Panjang gelombang = 450 Panjang gelombang = 520


ABS (Absorbansi) 0,019 0,025
%T (Transmitan) 96,00 94,30

Jawaban Kuis

Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri?


Spektrofotometri adalah metode analisa yang digunakan untuk mengukur konsentrasi
Jawaban :
sampel secara kuantitatif dan harus didasari dari interaksi materi dengan cahaya
Pertanyaan : Jelaskan dengan singkat Hk. Dasar Absorptimetri?
a) Hukum Bouguer Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang lintasan melewati
medium yang menyerap mula-mula dirumuskan oleh Bouguer (1729), meskipun kadang
dianggap berasal dari Lambert (1768). Bila sebuah medium penyerap yang homogen
seperti larutan kimia dibagi menjadi lapisan-lapisan maya masing-masing dengan
ketebalan sama, maka tiap-tiap lapisan akan menyerap bagian yang sama dari suatu sinar
radiasi monokromatik yang diarahkan melewati medium tersebut atau tiap lapisan
mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama -dP/db = k1P Bila persamaan
tersebut diintegrasikan antara batas p0 dan p serta 0 dan b, menjadi logP0/P = k2b b)
Hukum Beer Hubungan antara konsentrasi macam-macam zat penyerap dan besarnya
Jawaban :
absorpsi dirumuskan Beer tahun 1959. Hukum Beer analog dengan Hukum Bouguer
dalam menguraikan pengurangan secara eksponen soal daya radiasi yang diteruskan,
dengan pertambahan secara aritmatik konsentrasi -dP/dc = k3P yang diubah oleh
integrasi dan pengubahan ke logaritma biasa menjadi logP0/P = k4c c) Hukum
Gabungan Bouger-Beer Hukum-hukum Bouger dan Beer bila digabung akan
menghasilkan suatu persamaan logP0/P = f(c)b = Kbc logP0/P = f(b)c = Kbc Istilah
log(P0/P) dinamakan absorbansi dan diberi tanda A. Sedangkan b, c, dan k berturut-turut
merupakan panjang lintasan melewati medium penyerap, konsentrasi zat penyerap, dan
tetapan.
Mengapa pada tiap pergantian panjang gelombang (?) harus dibuat kurva kalibrasi baru,
Pertanyaan :
jelaskan !
Dibuat kurva kalibrasi baru pada setiap pergantian panjang gelombang guna untuk
menyeimbangkan kembali ukuran dasar agar lebih akurat dengan kesetimbangan A = 0
Jawaban :
dan %T = 100% sehingga panjang gelombang dan sinar gelombang sebelumnya tidak
ikut terbaca pada pengukuran baru
Bagaimana cara mencari panjang gelombang (?) suatu contoh/zat/sampel dengan
Pertanyaan :
spektrofotometer?
Mencari panjang gelombang suatu sampel dengan spektrofotometer adalah dengan
mengukur transmitan atau absorbansi, kemudian menyatakannya sebagai fungsi lamda.
Jawaban :
Hasil absorbansi maksimum pada panjang gelombang yang diukur menandakan panjang
gelombang tersebut merupakan panjang gelombang maksimum
Pertanyaan : Apa yang disebut pita panjang gelombang, jelaskan!
Sebuah pita panjang gelombang adalah kisaran panjang gelombang, frekuensi, atau
Jawaban : energi di dalam spektrum elektromagnetik yang merupakan ciri-ciri dari transisi tertentu
dari keadaan awal ke kondisi akhir dalam suatu zat
Perhitungan

1. Percobaan KMnO4
a. Percobaan KMnO4 standart 10-3 M dengan λ = 450 nm
Diketahui:
M1 (C) = 10-3 M
V1 = 1 mL
V2 = 10 mL
λ = 450 nm
ABS (A) = 0,106
%T = 78,40
l = 1 cm (ketebalan kuvet)

Ditanya:
Absorbtivitas KMnO4 standart 10-3 M dengan λ = 450 nm?

Penyelesaian:
 KMnO4 diambil 1 mL dan diencerkan dengan aquades hingga mencapai volume
10 mL, maka
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10−3 × 1 = 𝑀2 × 10
𝑀2 (𝐶) = 10−4 𝑀
 Rumus umum
∑ 𝐶𝐴
𝐾=
∑ 𝐶2
10−4 . 0,106
𝐾=
(10−4 )2
10−4 . 0,106
𝐾=
(10−4 )2
𝐾 = 1060

𝐾
𝜀=
𝑙
1060
𝜀=
1
𝜀 = 1060

b. Percobaan KMnO4 standart 10-3 M dengan λ = 520 nm


Diketahui:
M1 (C) = 10-3 M
V1 = 1 mL
V2 = 10 mL
λ = 520 nm
ABS (A) = 0,409
%T = 39,20
l = 1 cm (ketebalan kuvet)

Ditanya:
Absorbtivitas KMnO4 standart 10-3 M dengan λ = 520 nm?

Penyelesaian:
 KMnO4 diambil 1 mL dan diencerkan dengan aquades hingga mencapai volume
10 mL, maka
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10−3 × 1 = 𝑀2 × 10
𝑀2 (𝐶) = 10−4 𝑀
l = 1 cm (ketebalan kuvet)
 Rumus umum
∑ 𝐶𝐴
𝐾=
∑ 𝐶2
10−4 . 0,409
𝐾=
(10−4 )2
𝐾 = 4090

𝐾
𝜀=
𝑙
4090
𝜀=
1
𝜀 = 4090

2. Percobaan K2CrO4
a. Percobaan K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 450 nm
Diketahui:
M1 (C) = 10-3 M
V1 = 1 mL
V2 = 10 mL
λ = 450 nm
ABS (A) = 0,051
%T = 94,70
l = 1 cm (ketebalan kuvet)

Ditanya:
Absorbtivitas K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 450 nm?

Penyelesaian:
 K2CrO4 diambil 1 mL dan diencerkan dengan aquades hingga mencapai volume
10 mL, maka
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10−3 × 1 = 𝑀2 × 10
𝑀2 (𝐶) = 10−4 𝑀
 Rumus umum
∑ 𝐶𝐴
𝐾=
∑ 𝐶2
10−4 . 0,051
𝐾=
(10−4 )2
𝐾 = 510

𝐾
𝜀=
𝑙
510
𝜀=
1
𝜀 = 510

b. Percobaan K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 520 nm


Diketahui:
M1 (C) = 10-3 M
V1 = 1 mL
V2 = 10 mL
λ = 520 nm
ABS (A) = -0,003
%T = 101,00
l = 1 cm (ketebalan kuvet)

Ditanya:
Absorbtivitas K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 520 nm?

Penyelesaian:
 K2CrO4 diambil 1 mL dan diencerkan dengan aquades hingga mencapai volume
10 mL, maka
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
10−3 × 1 = 𝑀2 × 10
𝑀2 (𝐶) = 10−4 𝑀
 Rumus umum
∑ 𝐶𝐴
𝐾=
∑ 𝐶2
10−4 . (−0,003)
𝐾=
(10−4 )2
𝐾 = −30

𝐾
𝜀=
𝑙
−30
𝜀=
1
𝜀 = −30

3. Percobaan Campuran KMnO4 dan K2CrO4


a. Percobaan campuran KMnO4 standart 10-3 M dan K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 450
nm
Diketahui:
Misal X = KMnO4 ; Y = K2CrO4
K1 = Kx, 450 = 1060
K2 = Kx, 520 = 4090
K3 = Ky, 450 = 510
K4 = Ky, 520 = -30
ABS (A) = A450 = 0,019
%T = 96,00

Ditanya:
Konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4?

Penyelesaian:
 Rumus umum
𝐴 = 𝜀. 𝑏. 𝐶
𝐴 = 𝐾. 𝐶, maka
A450 = (𝐾𝑥,450 . 𝐶𝑥 ) + (𝐾𝑦,450 . 𝐶𝑦 )
0,019 = (1060. 𝐶𝑥 ) + (510. 𝐶𝑦 )
0,019 − 510.𝐶𝑦
𝐶𝑥 = ………(1)
1060

b. Percobaan campuran KMnO4 standart 10-3 M dan K2CrO4 standart 10-3 M dengan λ = 520
nm
Diketahui:
Misal X = KMnO4 ; Y = K2CrO4
K1 = Kx, 450 = 1060
K2 = Kx, 520 = 4090
K3 = Ky, 450 = 510
K4 = Ky, 520 = -30
ABS (A) = A520 = 0,025
%T = 94,30
 Rumus umum
𝐴 = 𝜀. 𝑏. 𝐶
𝐴 = 𝐾. 𝐶, maka
A520 = (𝐾𝑥,520 . 𝐶𝑥 ) + (𝐾𝑦,520 . 𝐶𝑦 )
0,025 = (4090. 𝐶𝑥 ) + (−30. 𝐶𝑦 )…..(2)
 Subtitusi nilai Cx atau persamaan 1 ke persamaan 2
0,025 = (4090. 𝐶𝑥 ) + (−30. 𝐶𝑦 )
0,019 − 510. 𝐶𝑦
0,025 = 4090 ( ) + (−30. 𝐶𝑦 )
1060
569
𝐶𝑦 =
23530000
𝐶𝑦 = 2,41819 × 10−5
 Subtitusi nilai Cy ke dalam persamaan 1
0,019 − 510. 𝐶𝑦
𝐶𝑥 =
1060
0,019 − 510 (2,41819 × 10−5 )
𝐶𝑥 =
1060
𝐶𝑥 = 6,28984 × 10−6
 Maka, konsentrasi KMnO4 = 𝐶𝑥 = 6,28984 × 10−6 dan konsentrasi K2CrO4 =
𝐶𝑦 = 2,41819 × 10−5

Anda mungkin juga menyukai