LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA II
ANGKA ANGKUT
Oleh :
JURUSAN KIMIA
OKTOBER 2019
ANGKA ANGKUT
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Bagian arus yang diangkut oleh kation yang bergerak ke katoda dan oleh anion
yang bergerak ke anoda disebut angka angkut. Banyaknya bagian arus yang diangkut
oleh kation dan anion pun tidak sama. Ion yang bergerak lebih cepat akan
mengangkut jumlah listrik yang lebih banyak melalui larutan dalam satuan waktu
tertentu atau ion tersebut mengangkut bagian arus yang lebih banyak.
nc = uc / ( uc + ua ) dan na = ua / ( uc + ua )
uc = mobilitas kation
ua = mobilitas anion
nc + na = 1
Ada beberapa cara untuk menentukan angka angkut anion dan angka angkut
kation, antara lain dengan cara batas gerak dan cara Hittorf. Pada percobaan berikut
akan dilakukan penentuan angka angkut Hittorf. Pada cara Hittorf digunakan sel
elektrolisis yang dibagi menjadi tiga bagian dengan menggunakan penyekat berpori.
Tiga bagian tersebut adalah ruang anoda, ruang katoda, dan ruang penghubung.
Metode Hittorf didasarkan pada perubahan konsentrasi elektrolit di sekitar elektroda-
elektroda yang disebabkan oleh aliran listrik melalui elektrolit. Pada proses
elektrolisis, jumlah ekivalen kation yang terbentuk di anoda sama dengan jumlah
ekuivalen atom yang terbentuk di katoda, tetapi konsentrasi kation di sekitar elektroda
tidaklah tepat sama.
nc = ( x - z) / x
Gambar 1. Rangkaian alat elektrolisis untuk menentukan angka angkut cara Hittorf.
Alat:
1. Sumber arus DC
2. Stopwatch
3. Buret
4. Corong
5. Pipet takar 5 mL
6. Erlenmeyer 100 mL
7. Wadah elektrolisis
Bahan:
1. Elektroda Cu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Elektroda Cu
Hasil
E. DATA PENGAMATAN
No Data Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Berat anoda awal 9,0676 gram
2. Berat anoda akhir 9,0666 gram
3. Volume CuSO4 sebelum 5 mL
elektrolisis
4. Volume Na2S2O3 0,1 M 1,7 mL
5. Volume CuSO4 setelah 5 mL
elektrolisis
6. Volume Na2S2O3 0,1 M 1,8667 mL
7. Tinggi larutan ruang anoda 2,8 cm
8. Panjang larutan ruang anoda 4,3 cm
9. Lebar larutan ruang anoda 3 cm
10. Kuat arus rata-rata 2 mA
11. Lama elektrolisis 30 menit (1800 s)
F. ANALISA DATA
1. Menghitung nilai x
a) Cara pertama
= 0,001 g
0,001 g
mol Cu yang teroksidasi =
63,55 g/mol
x = mol × ekv
b) Cara kedua
Q =I×t
= 2 mA × 1800 detik
= 3,6 C
x = F
Q
F=
C
96500 F
3,6 C
F=
C
96500 F
NI2 = 0,1 N × 2
NI2 = 0,2 N
ekivalen CuSO4
NCuSO4 =
VCuSO4
NI2 = 0,1 N × 2
NI2 = 0,2 N
ekivalen CuSO4
NCuSO4 =
VCuSO4
x−z
nc =
x
(3,15 × 10−5 ekv) − (2,1 × 10−4 ekv)
nc =
3,15 × 10−5 ekv
nc = −5,667
na = 1 ― nc
na = 1 ― (−5,667)
na = 6,667
x−z
nc =
x
(3,7 × 10−5 ekv) − (2,1 × 10−4 ekv)
nc =
3,7 × 10−5 ekv
(3,7 × 10−5 ekv) − (21 × 10−5 ekv)
nc =
3,7 × 10−5 ekv
nc = −4,67
na = 1 ― nc
na = 1 ― (−4,67)
na = 5,67
G. PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan kali ini berjudul “Angka Angkut” yang bertujuan
untuk menentukan angka angkut kation dan anion dengan cara Hittorf. Penentuan
angka angkut dengan cara Hittorf didasarkan pada perubahan konsentrasi elektrolit di
sekitar katoda maupun anoda. Elektroda yang digunakan dalam percobaan yaitu
elektroda tembaga, sedangkan larutan elektrolit yang digunakan yaitu larutan CuSO4.
Sepasang elektroda Cu yang dijadikan katoda dan anoda dibersihkan terlebih dahulu
dengan kertas gosok, agar zat-zat kontaminan tidak mempengaruhi penimbangan dan
proses elektrolisis. Selanjutnya, sepasang elektroda Cu tersebut dicuci dengan
aquades, kemudian dicuci dengan alkohol. Elektroda yang akan dijadikan sebagai
anoda ditimbang terlebih dahulu. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan
berat anoda sebelum dan setelah elektrolisis dilakukan, sehingga dapat diketahui
reaksi yang terjadi pada anoda. Berdasarkan hasil pengamatan, berat anoda sebelum
elektrolisis sebesar 9,0676 gram.
Selanjutnya wadah elektrolisis diisi dengan larutan CuSO4 0,01 M. Sebelum
dilakukan elektrolisis, diambil 5 mL larutan CuSO4 untuk dititrasi. Ditambahkan KI
0,1 M sebanyak 15 mL kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M hingga
larutan berwarna kuning pucat lalu ditambahkan indikator amilum. Dilanjutkan titrasi
hingga warna biru dari amilum hilang. Jumlah larutan Na2S2O3 yang dibutuhkan
untuk menitrasi 5 mL larutan CuSO4 sebelum elektrolisis yaitu sebanyak 1,7 mL.
Sehingga diperoleh konsentrasi larutan CuSO4 sebelum elektrolisis adalah 0,068 N.
Sepasang elektroda Cu yang sebelumnya telah dibersihkan, dimasukkan ke
dalam wadah elektrolisis yang berisi larutan CuSO4. Wadah elektrolisis pada ruang
anoda yang berisi larutan CuSO4 dihitung terlebih dahulu volumenya, dengan cara
mengukur tinggi, panjang, dan lebar dari wadah elektrolisis tersebut. Didapatkan
tinggi, panjang dan lebar berturut-turut 2,8 cm, 4,3 cm, dan 3 cm sehingga volume
larutan di ruang anoda yaitu sebesar 3,61 × 10–2 L. Logam Cu di ruang anoda dan
katoda dihubungkan dengan sumber arus DC dan dialiri listrik selama 30 menit.
Setiap satu menit dicatat kuat arusnya dan diperoleh kuat arus rata-rata yang
digunakan dalam proses elektrolisis sebesar 2 mA.
Elektroda Cu yang dijadikan sebagai anoda dicuci dengan air dan kemudian
dicuci dengan alkohol. Setelah kering, elektroda Cu ditimbang beratnya. Didapatkan
berat elektroda Cu setelah elektrolisis sebesar 9,0666 gram. Sehingga sejumlah 0,001
g anoda hilang selama proses elektrolisis. Elektroda Cu yang dijadikan anoda
beratnya berkurang karena elektroda Cu yang berada di anoda mengalami reaksi
oksidasi menjadi Cu2+, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
3. Angka angkut kation dengan cara pertama diperoleh sebesar −5,667 dan cara
kedua diperoleh sebesar −4,67
4. Angka angkut anion dengan cara pertama diperoleh sebesar 6,667 dan cara kedua
diperoleh sebesar 5,67
I. DAFTAR PUSTAKA
Sumari, dkk. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: Jurusan Kimia,
FMIPA UM
Hasanah, Miftahul, dkk. 2017. Angka Angkut. (Online),
(https://www.scribd.com/document/365786717/Angka-Angkut) diakses 6 Oktober
2019
Nihayah, Ulinl, dkk. 2016. Angka Angkut. (Online),
(https://www.scribd.com/document/333376997/Angka-Angkut) diakses 6 Oktober
2019
JAWABAN PERTANYAAN
Jawab: