Anda di halaman 1dari 4

I.

JUDUL PERCOBAAN : Elektrogravimetri Penentuan Kadar Tembaga

II.TUJUAN PERCOBAAN :
2.1. Menentukan kadar tembaga dalam sampel dengan metode elektrolisis
2.2. Menentukan kadar tembaga dalam sampel dengan metode titrasi kompleksometri

III. DASAR TEORI :


Elektrogravimetri adalah metode penentuan kadar ion/unsur berdasarkan hasil
penimbangan berat zat yang mengendap pada salah satu elektroda pada reaksi elektrolisis
terhadap larutan cuplikan atau metode yang menggunakan pemisahan dan pengukuran ion
dari sampel, biasanya dari logam (Khopkar,1990). Teknik elektrogravimetri yaitu menganalisis
berat elektroda kerja sebelum dan sesudah elektrolisis analit selesai dengan perbedaan massa
menyatakan berat massa analit (Harvey,2000).
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik.
Elektrolisis memiliki ke anoda yang dapat menimbulkan overpotensial sehingga reaksi redoks
yang tidak spontan dapat berlangsung (Atkins,1996). Elektron mengalir dari katoda ke anoda,
ion positif akan tereduksi di elektroda katoda. Pada elektrolisis tembaga, terjadi pengendapan
Cu2+(aq) + 2e- -> Cu(s) yang berada di permukaan elektroda.
EDTA yang dapat bereaksi dengan logam membentuk kompleks. Logam yang
membentuk kompleks dengan EDTA harus berada pada rentang pH 8-10 (Harvey,2000).

IV.CARA KERJA
a. Penyiapan larutan sampel
Ditimbang dengan teliti 1.5 gram sampel tembaga dan dimasukkan ke dalam gelas kimia
100 mL. Sampel dilarutkan dengan asam sulfat encer dan dipindahkan secara kuantitatif ke
dalam labu takar 100 mL, lalu diencerkan hingga tanda batas.

b. Elektrolisis
Penyiapan Elektroda Kerja
Elektroda kasa tembaga dicuci dengan asam nitrat 1:1 dan dibilas ini diulang hingga berat
dari elektroda konstan.
Elektrolisis
Larutan sampel dipipet 25 mL ke dalam gelas piala 100 mL dan ditambahkan 2 mL asam
sulfat pekat dan 1 mL larutan asam nitrat ke dalam gelas kimia, lalu ditambahkan 1 gram
ureum. Air bebas mineral ditambakan hingga elektroda terendam. Elektrolisis dijalankan
dengan potensial antara 3-4 V dengan arus 2-4 hingga larutan menjadi bening. Katoda
dikeluarkan dari dalam larutan, dibilas dengan aqua dm lalu dicuci dengan alkohol dan aseton.
Elektroda dikeringkan dan ditimbang hingga berat elektroda menjadi konstan.
c. Titrasi Kompleksometri
Pembakuan larutan EDTA
Larutan DTA 0,05 M diencerkan lima kali di dalam gelas kimia 250 mL menjadi larutan
baku 0 indikator EBT/NaCl dan buffer pH 10. Titrasi dilakukan secara duplo.
Penentuan kadar tembaga dalam larutan sampel
10 mL larutan sampel tembaga dipipet ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan
hingga tanda batas. Larutan yang telah diencerkan ini dipipet 25 mL ke dalam erlenmeyer 250
mL dan ditambahkan basa ammonia, 25 mL aqua dm, dan sedikit indikator murexide. Larutan
ini dititrasi dengan larutan baku EDTA 0,01 M hingga berwarna biru ungu. Titrasi dilakukan
secara duplo.

V. DATA PENGAMATAN
1. Penentuan Kadar Arsen Dalam Sampel Metode Elektrolisis
-Penyiapan larutan Sampel
Wsampel tembaga 1.5067 gram

-Penyiapan Elektroda Kerja dan Elektrolisis


Welektroda sebelum elektrolisis 17.5759 gram 17.5760 gram
Welektroda setelah elektrolisis 17.6156 gram 17.6157 gram

2. Penentuan Kadar Arsen Dalam Sampel Metode Titrasi Kompleksometri


-Pembakuan larutan EDTA
WMgSO4.7H2O 0.2409 Volume EDTA 1 15.91 mL
MrMgSO4.7H2O 246.48 Volume EDTA 2 16.01 mL

-Penentuan kadar tembaga dalam larutan sampel


Volume EDTA 1 Volume EDTA 2
4.61 4.59
VI. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Kadar Arsen Dalam Sampel Metode Elektrolisis
Persamaan Reaksi :
Katoda : Cu2+(aq) + 2e- -> Cu(s)
Anoda : 2H2O(l) -> 4H+(aq} + O2(g) + 4e-
Perhitungan :
17.5759 g + 17.5760 g
m
̅ elektroda kosong = = 17.57595 gram
2
17.6156 g+17.6157 g
m
̅ elektroda dan sampel = = 17.61565 gram
2

massa Cu = m
̅ elektroda dan sampel − m
̅ elektroda kosong = 0.0397 g
massa Cu 0,0397 g 100
% Kadar Cu = × fp × 100% = × × 100% = 10.54%
massa sampel 1,5067 25

2. Penentuan Kadar arse Dalam Sampel Metode Titrasi Kompleksometri


a. Pembakuan larutan EDTA
Persamaan Reaksi :Mg2+ (aq) + H2Y2-(aq) -> MgH2Y
Perhitungan :
15.91 mL + 16.01 mL
v̅ EDTA = = 15.96 mL
2
0,2409 gram
mol Mg2+ = 246.48 gram/mol = 9.7736 × 10−4 mol

mol EDTA = mol Mg2+ = 9.7736 × 10−4 mol


mol EDTA 9.7736 ×10−4 mol 25
[EDTA] = Volume Titran x fp = × = 0,01531 M
15.96 ×10−3 L 100

b. Penentuan kadar arse dalam larutan sampel


Persamaan Reaksi :Cu(NH3)42+ (aq) + H2Y2-(aq) -> Cu(NH3)4H2Y(aq)
Perhitungan :
4.61 mL + 4.59 mL
v̅ EDTA = = 4.60 mL
2
mol
mol EDTA = 0,01531 × 4.60 × 10−3 L = 7.0426 × 10−5 mol
L

mol Cu titrasi = mol EDTA = 7.0426 × 10−5 mol


100 100
mol Cu dalam sampel = 7.0426 × 10−5 mol × × = 2.8174 × 10−3 mol
25 10
gram
massa Cu dalam sampel = 2.8174 × 10−3 mol × 63,5 = 0.1789 g
mol
massa Cu 0,1789 g
% Kadar Cu = massa sampel
× 100% = 1,5067
× 100% = 11.87%

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan kadar tembaga dalam sampel dengan metode
elektrogravimetri dan titrasi kompleksometri. Pada metode elektrogravimetri terdapat beberapa
perlakuan dan penggunaan reagen yang memiliki tujuan atau fungsinya tersendiri.

VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan elektrogravimetri penentuan kadar tembaga, dapat menentukan % kadar
tembaga metode elektrogravimetri sebesar 10.54%. Dapat menentukan % kadar tembaga
metode titrasi kompleksometri sebesar 11.87%.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Itodo,U Adams. 2018. Journal of Electrogravimetric Determination of Copper Using a
Constructed Compact Electrolytic Cell. Federal University : Nigeria.
Schwarzenbach, Gerold. 1958. Complexometric Titrations. Journal of Chemical Education :
America
Tyner, Tom. 2017. Direct Electrometric Methods. Journal of American Chemical Society :
America

Anda mungkin juga menyukai